16. Nahan pipis

Sudah tiga hari Viona berada di rumah neneknya di kota Malang. Dia dan semua para sepupunya sudah bertemu dengan sang nenek yang kondisinya semakin hari semakin memprihatinkan. Tapi sang nenek merasa bahagia ketika semua cucunya kecuali Karin datang menemuinya. Dia bilang akan pergi dengan tenang setelah bisa bertemu dengan para cucu kesayangannya.

Pagi ini ketika bagun tidur Viona dikagetkan dengan ketukan keras di pintu kamarnya. Viona segera membuka pintu kamarnya, dan di sana ada salah satu sepupu Viona yang memberitahu bahwa nenek meninggal. Viona dan sepupunya tersebut lari ke kamar sang nenek. Iya, nenek mereka memang di rawat di rumah sejak seminggu lalu.

Nenek tidak ingin meninggal di rumah sakit. Dia ingin meninggal dengan tenang di dalam rumahnya sendiri. Anak, menantu dan cucu nenek tak kuasa menahan kesedihan ditinggalkan oleh nenek. Bagaimana tidak, semasa hidupnya nenek adalah orang yang sangat baik dan penyayang kepada semua orang.Mereka pun segera mempersiapkan pemakaman untuk nenek. Para pelayat pun datang untuk mengucapkan bela sungkawa.

Tak lama kemudian mereka membawa jenazah nenek ke pemakaman. Di tempat pemakaman seluruh keluarga tak kuat menahan tangis mengiringi proses pemakaman nenek. Tapi mereka harus ikhlas, bahwa semua yang hidup akan kembali pada sang pencipta.Setelah acara pemakaman selesai , seluruh keluarga pun kembali ke rumah nenek untuk mempersiapkan acara tahlilan nanti malam.

"Viona, kamu sudah kasih tahu Karin apa belum kalau nenek meninggal...?" tanya bu Rika yang sedang menyiapkan makanan untuk para tetangga yang akan ikut acara tahlilan.

"Belum bu..." jawab Viona.

"Ya sudah kamu kasih tahu sana, kasihan dia belum dikasih tahu dari tadi, pasti Karin sedih mendengar kabar duka ini..." ucap bu Rika.

"Iya bu..." jawab Karin lalu masuk ke dalam kamar untuk menghubungi Karin.

Sudah beberapa kali Viona menelpon Karin tapi nomornya tidak aktif.

"Ih Kenapa sih Karin susah banget kalau dihubungi..." gumam Viona.

"Ah, apa aku hubungi mas Bara saja deh, mungkin saja Karin sedang bersama mas Bara di kantor masih lembur...." ucap Viona lalu dia menghubungi sang suami.

Pada dering ke tiga akhirnya Bara menjawab telpon darinya.

"Ha...halloooo.. Sa... Sayang..." ucap Bara dengan tersendat- sendat.

"Hallo mas, kamu lagi di mana...? Apa masih di kantor..." tanya Viona.

"Ssstthhhh...aaahhhh....." terdengar suara aneh dari Bara.

"Mas kamu lagi ngapain sih...?" tanya Viona.

"Oh.. Ak..aku lagi di kamar mandi sayang.. Iya di kamar mandi lagi pip...pipisss... Ahhhhh...." jawab Bara.

"Ya ampun mas, pipis kok sampai kayak gitu suaranya...." sahut Viona.

"Iya sayang aku tadi kebelet banget ini tadi nahan pipis lumayan lama... Sttttthhhh... Ahhhh...." jawab Bara.

"Mas, lain kali jangan suka nahan- nahan pipis dong, nggak baik, nanti bisa jadi penyakit..." ucap Viona.

"Aaahhh... Iya sayang...." jawab Bara.

"Kamu lama banget sih mas pipisnya..." ucap Viona.

"Iya sayang, pipisnya kan banyak... Ahhhh...." jawab Bara.

"Ya ampun mas, kamu ini..." ucap Viona sambil tertawa.

"Mas, kamu lihat Karin nggak, ditelpon nggak aktif terus dari tadi....? Dia nggak lagi sama kamu...?" tanya Viona.

"Iya dia sedang bersamaku dia ada di bawah...sssttthhh..." jawab Bara.

"Di bawah mana maksud kamu mas...?" tanya Viona tidak mengerti maksud Bara.

"Mak..maksudnya dia lagi di lantai bawah di kamaranya..." jawab Bara.

"Oh gitu..." ucap Viona.

"Aaaaahhh sayang udah dulu ya aku sudah tidak tahan nih mau keee..luar...." ucap Bara.

"Tutttt....tuttuuutt....." sambungan telpon pun terputus.

"Mas Bara kenapa sih...? Dia bilang sudah tidak tahan ingin keluar...? Apa nya yang keluar...? Keluar ke mana...? Dia mau ngapain sih , aneh banget suaranya..? Apa dia kebelet pup setelah tadi dia kebelet pipis...? " gumam Viona merasa bingung.

"Ih mas Bara ini ada- ada aja deh..." sambung Viona sambil tertawa sendiri.

"Oh ya ampun aku bahkan belum memberitahunya kalau nenek meninggal. Aduh Viona kamu gimana sih.." ucap Viona sambil menepuk dahinya.

Lalu Viona mencoba untuk menelpon Karin, siapa tahu nomornya sudah kembali aktif.

"Tuuttt...tuuttt...."

"Ah akhirnya tersambung juga..." guman Viona.

"Hallo kak..." ucap Karin dengan lirih.

"Karin, kamu lagi ngapain...? Apa kamu sudah tidur...?" tanya Viona.

"Baru mau tidur kak, aku lagi capek banget ini. Badanku rasanya remuk ..." jawab Karin.

"Kamu habis lembur lagi ya...?" tanya Viona.

"Iya kak..." jawab Karin suaranya memang terdengar seperti orang yang sedang kecapekan.

"Maaf ya, kakak ganggu kamu malam- malam, kakak cuma mau ngabari kamu soal nenek. Tadi pagi nenek meninggal..." ucap Viona.

"Nenek meninggal...?" tanya Karin yang terlihat biasa- biasa saja.

"Iya Karin, meninggalnya tadi pagi jam enam. Maaf ya kakak baru ngabari kamu sekarang..." jawab Viona.

"Ya udah kalau memang sudah saat nya nenek harus meninggal. Lagian dia sudah tua ini ya wajar saja kalau dia meninggal...." jawab Karin.

"Ya ampun Karin, kok kamu ngomong kayak gitu sih..? Apa kamu nggak sedih dengar nenek meninggal...?" tanya Viona.

"Ya sedih dong kak, ya tapi mau bagaimana lagi ini sudah takdirnya. Kita bisa apa..? Mau nangis darah pun percuma nenek nggak akan kembali. Lagian kasihan juga kalau nenek terlalu lama sakitnya. Itu hanya akan menyiksanya saja..." sahut Karin.

"Iya sih, kemarin kakak lihat nenek begitu menderita karena penyakitnya..." ucap Viona.

"Ya sudah nggak usah pada sedih terus, nenek sudah tenang di alam sana..." sahut Karin.

"Iya... Ya udah kamu istirahat aja Karin kamu capek kan abis lembur..." ucap Viona.

"Auwwwsshhhhtttt....."

"Karin kamu kenapa...?" tanya Viona panik takut Karin kenapa- napa.

"Ehmm... Nggak kok kak ,ini ada yang nakal..." jawab Karin.

"Ada yang nakal..? Siapa...?" tanya Viona.

"Ini nyamuk gigit leher aku sampai merah..." jawab Karin.

"Oh ya ampun kamu ini ada- ada saja, bikin kakak khawatir aja kamu...." ucap Viona.

"Ya udah selamat istirahat ya Karin..." ucap Viona.

"Iya kak..." jawab Karin. Viona pun lalu mematikan sambungan telponnya.

"Oya aku mau telpon bi Yuni ah..." ucap Viona lalu dia mencari kontak bi Yuni.

"Hallo bu Viona..." ucap bi Yuni dari ujung telpon sana.

"Hallo bi Yuni, bi Yuni belum tidur...?" tanya Viona.

"Belum bu, ini baru saja selesai mengunci pintu..." jawab bi Yuni.

"Oh, ini bi saya cuma mau memastikan aja, Tiap hari bibi masak kan..? Untuk sarapan dan makan malam bapak sama Karin...?" tanya Viona.

"Iya bu saya masak, tadi juga bapak sama non Karin makan malam di rumah..." jawab bi Yuni.

"Mereka pulang malam terus ya bi...?" tanya Viona.

"Nggak kok bu, semenjak ibu pergi mereka pulangnya sore terus nggak pernah pulang malam...." jawab bi Yuni.

"Beneran bi..? Tapi tadi kata Karin dan mas Bara mereka habis lembur..." ucap Viona.

"Nggak kok bu, tadi mereka pulang pukul lima lalu masuk ke kamar. Tadi jam sembilan baru pada makan malam, kemudian masuk ke kamar lagi..." sahut bi Yuni.

"Oh gitu, baguslah kalau mereka tidak lembur lagi. Kasihan mereka kecapekan kalau lembur terus tiap hari..." ucap Viona.

"Iya bu, apa lagi akhir- akhir ini non Karin wajahnya terlihat letih dan pucat bu, mungkin kecapekan karena lembur terus kemarin..." sahut bi Yuni.

"Karin masih sakit bi ? Kemarin juga dia ngeluh pusing dan wajahnya pucat, ...?" tanya Viona.

"Iya bu, mungkin karena kecapekan..." jawab bi Yuni.

"Bi besok kalau Karin masih sakit suruh ke dokter saja takutnya dia beneran sakit..." ucap bi Yuni.

"Iya bu..." jawab bi Yuni.

"Oya bi besok tolong sampaikan pada mas Bara kalau saya di rumah nenek masih satu minggu lagi ya, soalnya tadi pagi nenek meninggal. Jadi saya mau nunggu sampai tujuh hari lagi di sini.." ucap Viona.

""Innalilahi....saya turut berduka ya bu semoga neneknya ibu di terima di sisi Alloh..." ucap bi Yuni.

"Iya bi makasih... inget pesan saya ya bi...." ucap Viona.

"Baik bu, nanti saya sampaikan pada pak Bara...." jawab Bi Yuni.

"Ya udah bi, bibi istirahat saja sudah malam..." ucap Viona.

"Baik bu...'' jawab bi Yuni.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Isnay Jelita Subakir

Isnay Jelita Subakir

Karin lagi hamidun, karna istri tolol

2025-01-04

0

Uthie

Uthie

istri bodoh 😤

2024-11-05

1

Asmara

Asmara

Bara lagi main pipis- pilihan sama Karin. viona bloon apa gimana sih, ky gitu aja nggak paham hadeh....

2024-10-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang larut malam
2 2. Berani membentak
3 3. Kedatangan Karin
4 4. Belum hamil juga
5 5. Hampir ketahuan
6 6. Pergi menemui ayah ibu
7 7. Dan Terjadi lagi
8 8. Antara menyesal dan menikmati
9 9.Mendapat Hadiah
10 10. Kalung yang sama
11 11. Kembali diacuhkan
12 12. Bertemu Bara
13 13. Tak dapat mengendalikan diri
14 14. Merasa Konyol
15 15. Aku kerja demi kamu
16 16. Nahan pipis
17 17. Mulai merasa curiga
18 18. Ingin membuat kejutan
19 19. Tega kamu mas
20 20. Apartemen Brian
21 21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22 22. Pengkhianat
23 23. Percayalah padaku Kak...
24 24. Ada saja gangguannya
25 25. Bertemu Karin
26 26. Mediasi
27 27.Pergi ke Kantor Brian
28 28. Makan Malam bersama Brian
29 29. Babak belur
30 30. Dimarahi
31 31. Lakukanlah Brian....
32 32. Menyatu
33 33. Bekas
34 34. Imbalan
35 35. Bertemu Robby
36 36. Mulai meras cemas
37 37. Pantai
38 38. Pengalaman pertama Viona
39 39. Pendarahan
40 40. Golongan darah yang berbeda
41 41. Masa kecil Viona dan Karin
42 42. Tes DNA
43 43. Frustrasi
44 44. Mulai terungkap
45 45. Datang di saat yang tidak tepat
46 46. Kembalilah pada Bara
47 47. Kenyaataan pahit
48 48. Hanya ingin Viona
49 49. Masa lalu 1
50 50. Masa lalu 2
51 51. Munafik...?
52 52. Kita salah
53 53. Orang gila
54 54. Keguguran
55 55. Jangan temui aku lagi
56 56. Ditangkap polisi
57 57. Keluar dari penjara
58 58. Kamu mirip teman saya
59 59. Babak Belur
60 60. Anaknya Wandan
61 61. Dijenguk oleh Angga
62 62. Menyusahkan orang tua
63 63. Kecurigaan Angga
64 64. Kecurigaan Angga 2
65 65. Kedatangan tuan Bobby
66 66. Melamar pekerjaan
67 67. Pergi ke Surabaya
68 68. Tinggal kenangan
69 69. Terjerat Hutang
70 70. Kanti dan Yoko
71 71. Pekerjaan Baru Brian
72 72. Kamar hotel
73 73. Mabuk
74 74. Hasrat menggebu Brian
75 75. Foto editan
76 76. Pendirian Brian
77 77. Di mana Viona...?
78 78. Rentenir
79 79. Kecelakaan
80 80. Kecelakaan 2
81 81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82 82. Kondisi tuan Bobby
83 83. Laki- laki misterius
84 84. Curiga
85 85. Kangen
86 86. Istri muda...?
87 87. Rencana bu Rima
88 88. Sah
89 89. Malam pertama
90 90. Pengantin Baru
91 91. Kembali ke kantor
92 92. Mulai membaik
93 93. Pergi ke kantor Brian
94 94. Operasi Caesar
95 95. Dihasut
96 96. Baby Vino
97 97. Resign
98 98. Rumah kecil
99 99. Kedatangan Bara
100 100. Kejutan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pulang larut malam
2
2. Berani membentak
3
3. Kedatangan Karin
4
4. Belum hamil juga
5
5. Hampir ketahuan
6
6. Pergi menemui ayah ibu
7
7. Dan Terjadi lagi
8
8. Antara menyesal dan menikmati
9
9.Mendapat Hadiah
10
10. Kalung yang sama
11
11. Kembali diacuhkan
12
12. Bertemu Bara
13
13. Tak dapat mengendalikan diri
14
14. Merasa Konyol
15
15. Aku kerja demi kamu
16
16. Nahan pipis
17
17. Mulai merasa curiga
18
18. Ingin membuat kejutan
19
19. Tega kamu mas
20
20. Apartemen Brian
21
21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22
22. Pengkhianat
23
23. Percayalah padaku Kak...
24
24. Ada saja gangguannya
25
25. Bertemu Karin
26
26. Mediasi
27
27.Pergi ke Kantor Brian
28
28. Makan Malam bersama Brian
29
29. Babak belur
30
30. Dimarahi
31
31. Lakukanlah Brian....
32
32. Menyatu
33
33. Bekas
34
34. Imbalan
35
35. Bertemu Robby
36
36. Mulai meras cemas
37
37. Pantai
38
38. Pengalaman pertama Viona
39
39. Pendarahan
40
40. Golongan darah yang berbeda
41
41. Masa kecil Viona dan Karin
42
42. Tes DNA
43
43. Frustrasi
44
44. Mulai terungkap
45
45. Datang di saat yang tidak tepat
46
46. Kembalilah pada Bara
47
47. Kenyaataan pahit
48
48. Hanya ingin Viona
49
49. Masa lalu 1
50
50. Masa lalu 2
51
51. Munafik...?
52
52. Kita salah
53
53. Orang gila
54
54. Keguguran
55
55. Jangan temui aku lagi
56
56. Ditangkap polisi
57
57. Keluar dari penjara
58
58. Kamu mirip teman saya
59
59. Babak Belur
60
60. Anaknya Wandan
61
61. Dijenguk oleh Angga
62
62. Menyusahkan orang tua
63
63. Kecurigaan Angga
64
64. Kecurigaan Angga 2
65
65. Kedatangan tuan Bobby
66
66. Melamar pekerjaan
67
67. Pergi ke Surabaya
68
68. Tinggal kenangan
69
69. Terjerat Hutang
70
70. Kanti dan Yoko
71
71. Pekerjaan Baru Brian
72
72. Kamar hotel
73
73. Mabuk
74
74. Hasrat menggebu Brian
75
75. Foto editan
76
76. Pendirian Brian
77
77. Di mana Viona...?
78
78. Rentenir
79
79. Kecelakaan
80
80. Kecelakaan 2
81
81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82
82. Kondisi tuan Bobby
83
83. Laki- laki misterius
84
84. Curiga
85
85. Kangen
86
86. Istri muda...?
87
87. Rencana bu Rima
88
88. Sah
89
89. Malam pertama
90
90. Pengantin Baru
91
91. Kembali ke kantor
92
92. Mulai membaik
93
93. Pergi ke kantor Brian
94
94. Operasi Caesar
95
95. Dihasut
96
96. Baby Vino
97
97. Resign
98
98. Rumah kecil
99
99. Kedatangan Bara
100
100. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!