2. Berani membentak

Malam harinya Bara kembali pulang larut malam.Begitu masuk ke rumahnya dia langsung menuju kamarnya. Sampai di dalam kamar dia membuka pakaiannya lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu dia kembali ke kamar merebahkan tubuhnya di samping Viola yang sudah tidur dengan pulas.

Merasakan ada pergerakan di sampingnya, Viona pun terbangun. Begitu membuka matanya dia melihat sang suami sudah berbaring di sampingnya.

"Mas Bara baru pulang...?" tanya Viona.

"Iya..." jawab Bara.

Viona lalu memiringkan tubuhnya menghadap Bara lalu memeluknya dengan erat. Sementara Bara hanya diam saja tanpa mau membalas pelukan sang istri.

"Mas..."

"Hem..."

"Kamu sudah lama nggak menyentuhku, apa kau tidak kangen denganku...?" tanya Viona sambil memainkan jarinya di dada bidang milik Raka.

"Aku capek sayang, mau istirahat..." ucap Bara lalu menyingkirkan tangan Viola dari dadanya kemudian dia memiringkan tubuhnya membelakangi Viona.

Viona pun merasa sedih atas sikap Bara. Padahal dia sudah menantikan kepulangan suaminya sejak tadi. Bahkan dia sudah memakai baju tidur tipis dan seksi kesukaan suaminya. Dia berharap malam ini Bara akan menyentuhnya. Tapi ternyata malam ini Bara bersikap seperti malam- malam sebelumnya , yaitu cuek.

"Mas, ada apa denganmu ...? Apa benar hanya karena capek lalu kamu menjadi tidak mau menyentuhku..? Atau ada hal lain..? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi karena aku belum bisa memberimu anak...?" tanya Viona dalam hati.Viona pun kembali meneteskan air matanya hingga lama- kelamaan Viona pun tertidur.

Keesokan harinya seperti biasa Viona menyiapkan sarapan untuk Bara. Ketika sedang menata sarapan di meja makan tiba- tiba bel pintu berbunyi. Bi Yuni lalu bergegas hendak membukakan pintu.

"Bi, biar saya saja yang membuka pintu, bibi lanjutkan pekerjaan saja..." ucap Viona.

"Oh, baik bu Viona..." jawab bi Yuni lalu kembali ke dapur.

Viona pun lalu berjalan menuju pintu ruang tamu lalu membukanya. Ternyata yang datang adalah Brian adiknya bara.

"Bri.. Brian..." ucap Viona kaget melihat Brian yang berdiri di depan pintu. Tidak biasanya Brian datang pagi- pagi begini.

Iya ,Viona memang selalu dibuat grogi setiap kali bertemu dengan Brian. Dia begitu tampan dan mempesona. Tapi sebenarnya bukan itu yang membuat Viona grogi, tapi karena sikap cuek, dan dingin Brian yang membuat Viona selalu dibuat bingung mau mulai bicara apa dengan adik iparnya itu.

Seperti kali ini Brian menatap mata Viona begitu dalam. Entah apa yang dipikirkan oleh Brian hingga menatap Viona seperti itu. Kinan pun kembali dibuat bingung dan salah tingkah. Pandangan mata Brian lalu turun ke dada Viona. Menyadari dadanya sedang ditatap oleh Brian, Viona pun melihat ke dadanya sendiri.

Oh Ya ampun Viona benar- benar lupa kalau dia masih memakai baju tidur yang sangat seksi. Sebenarnya Viona melapisi baju tidurnya dengan menggunakan sweter berbahan wol. Tapi itu hanya menutupi bagian lengannya saja. Sedangkan bagian dadanya tetap menampilkan dua benda kenyal yang berukuran besar milik Viona. Karena dia tidak menutup kancing sweter tersebut.

Viona pun merutuki kelalaiannya. Dia segera menutup bagian dadanya dengan memasang kancing sweternya.

"Ehm.. silahkan masuk Brian, kamu mau ketemu mas Bara ya...?" ucap Viona berusaha membuang rasa malu pada Brian.

"Iya, apa kak Bara ada ...?" tanya Brian dengan ekspresi dingin.

"I..iya a..ada..." jawab Viona.

"Ayo masuk Brian..." ucap Viona. Lalu Brian pun masuk ke dalam rumah mengikuti Viona.

Lalu Viona mempersilahkan Brian duduk di sofa ruang tengah. Tak lama kemudian Bara keluar dari dalam kamarnya dan menuruni tangga. Melihat sang adik duduk di sofa Bara pun menyapanya.

"Kau sudah datang Brian..." ucap Bara.

"Iya kak, aku mau ambil berkas yang ada di kakak. Setelah ini aku langsung berangkat ke Surabaya.." sahut Brian.

Iya, hari ini Brian akan kunjungan kerja ke kantor cabang di Surabaya. Ada beberapa masalah yang harus segera diselesaikan di sana. Bara adalah Direktur Utama PT Angkasa Jaya. Sedangkan Brian adalah wakil direktur.Iya, mereka memang bersama- sama mengelola perusahaan keluarga.

"Iya sebentar ya..." ucap Brian.

"Sayang, tolong ambilkan berkas dalam map warna merah di meja kerjaku..." ucap Brian pada Viona.

"Iya mas..." jawab Viona lalu naik ke lantai atas ke ruang kerja untuk mengambil berkas yang Bara minta.

Beberapa menit kemudian Viona pun kembali turun dengan membawa berkas di tangannya. Kemudian dia memberikan berkas itu pada sang suami.

"Mas ,ini berkasnya..." ucap Viona memberikan berkas itu pada Bara yang sedang mengobrol dengan sang adik sambil duduk di sofa ruang tengah.

"Kok yang ini, kan aku bilang berkas warna merah..." ucap Bara merasa kesal.

"I...iya itu merah kan mas...?" sahut Viona takut melihat ekspresi wajah Bara.

"Ini bukan merah tapi merah marun, apa kau buta warna sehingga tidak bisa membedakan warna merah dengan merah marun, hah..!!" bentak Bara.

Viona pun kaget karena baru kali ini dia dibentak oleh sang suami. Selama ini jangankan membentak, berkata kasar pun Bara tidak pernah.

"Ma..maaf mas, aku salah, nanti aku akan ambilkan lagi..." ucap Viona.

"Tidak perlu, biar saya saja, kau ini memang tidak bisa diandalkan..." sahut Bara sambil merebut map yang ada di tangan Viona lalu dia segera naik ke tangga menuju ruang kerjanya.

Viona hanya menatap sang suami yang sedang berjalan menaiki tangga. Dia merasa sedih karena baru saja sang suami membentaknya di hadapan adik iparnya. Padahal selama ini Bara selalu bersikap lembut padanya. Dia tidak pernah marah apalagi membentaknya.

Brian yang melihat sang kakak membentak kakak iparnya pun hanya bisa diam. Melihat sang kakak ipar yang berdiri di dekat tangga dengan memasang muka sedih Brian hanya menatap dingin padanya. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

Pelahan Brian melangkah mendekati Viona sambil menatapnya begitu dalam. Viona yang menyadarinya pun hanya diam di tempatnya. Brian semakin mendekatkan dirinya ke arah Viona.Viona pun dibuat bingung kenapa Brian mendekatinya hingga jarak mereka tinggal beberapa centi saja.

Jantung Viona pun berdebar dengan kencang melihat Brian yang semakin dekat dengannya. Tiba- tiba tangan Brian mengarah pada ke dua benda kenyal di dada Viona. Viona pun dibuat panik. Dia takut Brian akan melakukan hal yang tidak pantas terhadapnya. Apa lagi mata Brian ikut berpindah menatap kedua benda kenyal miliknya yang ukurannya cukup besar tersebut.

"Bri..Brian apa yang akan kau...la...kukan...?" tanya Viona dadanya semakin bergetar.

"Kancing sweternya lepas...." jawab Brian sambil memasangkan kancing sweter bagian atas. Iya, kancing sweter bagian atas tersebut lubangnya memang sudah longgar jadi kancingnya bisa lepas kapan saja.

"Oh..i..iya, maaf kancingnya terlepas..." jawab Viona gugup.

"Kancingnya terlepas sendiri atau kau sengaja menggodaku membiarkan kancingnya terlepas agar aku bisa melihat benda milikmu ini...?" tanya Brian.

"Ti..tidak Brian, bu..bukan begitu..." jawab Viona semakin gugup. Sementara bibir Brian tersenyum tipis melihat kegugupan sang kakak ipar yang menurutnya lucu.

Iya, sebagian benda kenyal milik Viona terlihat dengan jelas di mata Brian. Oh Ya ampun Viona kembali merasa bodoh, bagaimana mungkin dia tidak menyadari kalau kancing sweternya lepas. Dia benar- benar malu sekali sama Brian.

Tak lama Bara pun turun dari lantai satu sambil membawa berkas yang Brian butuhkan.

"Ini berkasnya Brian..." ucap Bara pada sang adik. Dan Brian pun menerima berkas tersebut dari sang kakak.

"Baiklah aku langsung berangkat saja..." ucap Brian.

"Tunggu dulu, kita sarapan dulu ya, kakak iparmu tadi masak banyak, ayo ikut sarapan, lagian penerbangan masih dua jam lagi kan...'' ucap Bara pada sang adik.

"Iya Brian kamu sarapan dulu di sini..." sahut Viona untuk menghilangkan rasa canggungnya pada Brian.

"Ayolah..." ucap Bara mendorong tubuh adiknya. Mereka bertiga pun akhirnya sarapan bersama di meja makan.

Mereka fokus dengan makanan masing - masing. Brian nampak lahap makan makanan buatan Viona.

"Kau suka dengan makanannya Brian..?" tanya Bara.

"Iya suka, makanannya enak..." jawab Brian.

"Itu kakak iparmu yang masak. Dia memang jago kalau disuruh masak. Tapi kalau untuk hal lain hahaahaaaa.... Nol..." ucap Bara mentertawakan Viona.

Merasa diejak oleh sang suami di depan adik iparnya, Viona pun merasa sedih dan malu. Bisa- bisanya dia mengatakan hal itu pada adiknya. Apa dia tidak memikirkan bagaimana perasaan istrinya.

"Baguslah. Kalau pintar memasak, keahliannya bisa dikembangakan, dan siapa tahu suatu hari nanti kakak ipar bisa membuka restauran...'' sahut Brian.

"Hahahaaa... Mana mungkin kakak iparmu bisa membuka bisnis restauran.Kakak iparmu itu pemalu, dan tidak punya rasa percaya diri, mana berani dia membuka usaha seperti itu..." jawab Bara.

"Kakak bantu lah..." ucap Brian.

"Ah sudah lah Brian tidak perlu berpikir berlebihan, jangankan berbisnis yang harus punya keberanian dan mental yang kuat, kakak ipar kamu memberiku seorang anak saja tidak mampu..." sahut Bara sambil melirik sang suami.

"Dia itu memang payah dan tidak bisa berbuat apa- apa selain memasak dan bersantai di rumah. Payah sekali kan ..." ucap Bara.

Sementara Brian menatap Viona dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Merasa ditatap begitu lekat oleh Brian, Viona pun hanya bisa menunduk. Dia begitu malu pada Brian atas ucapan sang suami yang menurutnya begitu merendahkannya.

Bersambung...

Brian

Terpopuler

Comments

cinta semu

cinta semu

beruntung viona perempuan lemah lembut ...beda sm q 😛😜di hina & di ejek seperti itu hemm jgn tanya mulut q pun bisa meledak kayak mercon petasan ...greget punya laki kok bisa merendahkan istri ...

2024-12-03

0

May Keisya

May Keisya

ga ada yg nyemangatin,ga ada yg support dibiarkan sendri...😭

2024-11-08

0

May Keisya

May Keisya

ajarin dong bukannya malah lari ke wanita lain👊

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang larut malam
2 2. Berani membentak
3 3. Kedatangan Karin
4 4. Belum hamil juga
5 5. Hampir ketahuan
6 6. Pergi menemui ayah ibu
7 7. Dan Terjadi lagi
8 8. Antara menyesal dan menikmati
9 9.Mendapat Hadiah
10 10. Kalung yang sama
11 11. Kembali diacuhkan
12 12. Bertemu Bara
13 13. Tak dapat mengendalikan diri
14 14. Merasa Konyol
15 15. Aku kerja demi kamu
16 16. Nahan pipis
17 17. Mulai merasa curiga
18 18. Ingin membuat kejutan
19 19. Tega kamu mas
20 20. Apartemen Brian
21 21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22 22. Pengkhianat
23 23. Percayalah padaku Kak...
24 24. Ada saja gangguannya
25 25. Bertemu Karin
26 26. Mediasi
27 27.Pergi ke Kantor Brian
28 28. Makan Malam bersama Brian
29 29. Babak belur
30 30. Dimarahi
31 31. Lakukanlah Brian....
32 32. Menyatu
33 33. Bekas
34 34. Imbalan
35 35. Bertemu Robby
36 36. Mulai meras cemas
37 37. Pantai
38 38. Pengalaman pertama Viona
39 39. Pendarahan
40 40. Golongan darah yang berbeda
41 41. Masa kecil Viona dan Karin
42 42. Tes DNA
43 43. Frustrasi
44 44. Mulai terungkap
45 45. Datang di saat yang tidak tepat
46 46. Kembalilah pada Bara
47 47. Kenyaataan pahit
48 48. Hanya ingin Viona
49 49. Masa lalu 1
50 50. Masa lalu 2
51 51. Munafik...?
52 52. Kita salah
53 53. Orang gila
54 54. Keguguran
55 55. Jangan temui aku lagi
56 56. Ditangkap polisi
57 57. Keluar dari penjara
58 58. Kamu mirip teman saya
59 59. Babak Belur
60 60. Anaknya Wandan
61 61. Dijenguk oleh Angga
62 62. Menyusahkan orang tua
63 63. Kecurigaan Angga
64 64. Kecurigaan Angga 2
65 65. Kedatangan tuan Bobby
66 66. Melamar pekerjaan
67 67. Pergi ke Surabaya
68 68. Tinggal kenangan
69 69. Terjerat Hutang
70 70. Kanti dan Yoko
71 71. Pekerjaan Baru Brian
72 72. Kamar hotel
73 73. Mabuk
74 74. Hasrat menggebu Brian
75 75. Foto editan
76 76. Pendirian Brian
77 77. Di mana Viona...?
78 78. Rentenir
79 79. Kecelakaan
80 80. Kecelakaan 2
81 81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82 82. Kondisi tuan Bobby
83 83. Laki- laki misterius
84 84. Curiga
85 85. Kangen
86 86. Istri muda...?
87 87. Rencana bu Rima
88 88. Sah
89 89. Malam pertama
90 90. Pengantin Baru
91 91. Kembali ke kantor
92 92. Mulai membaik
93 93. Pergi ke kantor Brian
94 94. Operasi Caesar
95 95. Dihasut
96 96. Baby Vino
97 97. Resign
98 98. Rumah kecil
99 99. Kedatangan Bara
100 100. Kejutan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pulang larut malam
2
2. Berani membentak
3
3. Kedatangan Karin
4
4. Belum hamil juga
5
5. Hampir ketahuan
6
6. Pergi menemui ayah ibu
7
7. Dan Terjadi lagi
8
8. Antara menyesal dan menikmati
9
9.Mendapat Hadiah
10
10. Kalung yang sama
11
11. Kembali diacuhkan
12
12. Bertemu Bara
13
13. Tak dapat mengendalikan diri
14
14. Merasa Konyol
15
15. Aku kerja demi kamu
16
16. Nahan pipis
17
17. Mulai merasa curiga
18
18. Ingin membuat kejutan
19
19. Tega kamu mas
20
20. Apartemen Brian
21
21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22
22. Pengkhianat
23
23. Percayalah padaku Kak...
24
24. Ada saja gangguannya
25
25. Bertemu Karin
26
26. Mediasi
27
27.Pergi ke Kantor Brian
28
28. Makan Malam bersama Brian
29
29. Babak belur
30
30. Dimarahi
31
31. Lakukanlah Brian....
32
32. Menyatu
33
33. Bekas
34
34. Imbalan
35
35. Bertemu Robby
36
36. Mulai meras cemas
37
37. Pantai
38
38. Pengalaman pertama Viona
39
39. Pendarahan
40
40. Golongan darah yang berbeda
41
41. Masa kecil Viona dan Karin
42
42. Tes DNA
43
43. Frustrasi
44
44. Mulai terungkap
45
45. Datang di saat yang tidak tepat
46
46. Kembalilah pada Bara
47
47. Kenyaataan pahit
48
48. Hanya ingin Viona
49
49. Masa lalu 1
50
50. Masa lalu 2
51
51. Munafik...?
52
52. Kita salah
53
53. Orang gila
54
54. Keguguran
55
55. Jangan temui aku lagi
56
56. Ditangkap polisi
57
57. Keluar dari penjara
58
58. Kamu mirip teman saya
59
59. Babak Belur
60
60. Anaknya Wandan
61
61. Dijenguk oleh Angga
62
62. Menyusahkan orang tua
63
63. Kecurigaan Angga
64
64. Kecurigaan Angga 2
65
65. Kedatangan tuan Bobby
66
66. Melamar pekerjaan
67
67. Pergi ke Surabaya
68
68. Tinggal kenangan
69
69. Terjerat Hutang
70
70. Kanti dan Yoko
71
71. Pekerjaan Baru Brian
72
72. Kamar hotel
73
73. Mabuk
74
74. Hasrat menggebu Brian
75
75. Foto editan
76
76. Pendirian Brian
77
77. Di mana Viona...?
78
78. Rentenir
79
79. Kecelakaan
80
80. Kecelakaan 2
81
81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82
82. Kondisi tuan Bobby
83
83. Laki- laki misterius
84
84. Curiga
85
85. Kangen
86
86. Istri muda...?
87
87. Rencana bu Rima
88
88. Sah
89
89. Malam pertama
90
90. Pengantin Baru
91
91. Kembali ke kantor
92
92. Mulai membaik
93
93. Pergi ke kantor Brian
94
94. Operasi Caesar
95
95. Dihasut
96
96. Baby Vino
97
97. Resign
98
98. Rumah kecil
99
99. Kedatangan Bara
100
100. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!