3. Kedatangan Karin

Setelah Brian pergi, Bara dan Viona pun mengobrol di ruang tengah. Tepatnya sih Viona yang mengajak ngobrol, sedangkan Bara sibuk dengan ponselnya. Entahlah dia sedang berbalas pesan dengan siapa. Yang jelas Bara terlihat senyum- senyum sendiri sejak tadi. Ucapan Viona pun hanya dijawab dengan kata 'iya' ,'hem' , 'tidak' dan menggelangkan kepala setiap Viona bertanya ataupun mengungkapkan sesuatu.

"Mas, kamu dengar nggak sih aku ngomong..?" tanya Viona mulai kesal dengan sikap sang suami yang sepertinya mengacuhkannya.

"Hem.. Oh iya kenapa...?" tanya Bara.

"Ya udah deh mas, kalau mas Bara lagi sibuk, lanjutkan saja main ponselnya, aku mau ke kamar..." ucap Viona hendak bangun dari duduknya.

Tapi tiba- tiba Bara menarik tangan Viona sehingga Viona kembali duduk di sampingnya.

"Maaf sayang, aku nggak bermaksud mengacuhkanmu, tadi aku hanya sedang sibuk membalas pesan dari klien saja. Maaf ya..." ucap Bara sambil mengusap rambut Viona lalu mengecup pipinya.

Viona pun hanya diam tidak menyahut ucapan Bara.

"Ada apa sayang...? Kamu mau bicara apa tadi...?" tanya Bara.

"Mas, aku hanya ingin waktu berdua sama kamu. Akhir- akhir ini mas nggak ada waktu buat aku..." ucap Viona.

"Lho, kita kan lagi berdua sekarang. Hari ini aku berangkat kantor agak siangan..." sahut Bara.

"Tapi bukan itu maksudnya mas, aku ingin kita seperti dulu, ada waktu buat pergi berduan, jalan berdua..."

"Sayang, aku kan sudah bilang sama kamu, kalau sekarang ini aku lagi sibuk banget di kantor. Apa lagi kamu tadi lihat kan Brian lagi kunjungan kerja ke Surabaya, otomatis kerjaan dia di kantor aku yang harus mengerjakan..." ucap Bara.

"Kamu sabar ya, nanti kalau aku sudah tidak sibuk kita akan jalan- jalan seperti dulu..." sambung Bara.

"Iya mas..." jawab Viona.

"Ya udah aku ganti baju dulu ya, mau siap- siap ke kantor..." ucap Bara lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke menaiki tangga menuju lantai.

Tak lama kemudian bel pintu kembali berbunyi. Bi Yuni segera membukakan pintu.

"Hallo kak..." ucap Karin adik Viona.

Viona menoleh ke arah Karin lalu tersenyum melihat kehadiran adiknya.

"Hei.. Ternyata kamu yang datang, apa kabar..?" Viona lalu memeluk sang adik.

"Baik kak, kak Viona sendiri gimana..? Sehat..?" tanya Karin mencium pipi kanan dan pipi kiri sang kakak.

"Kakak sehat..." jawab Viona.

"Kamu mau berangkat kerja..?" tanya Viona sambil menelisik penampilan sang adik dari atas sampai bawah.

"Iya dong kak, mau ke mana lagi memangnya..?" sahut Karin.

"Kata kak Bara hari ini Karin boleh datang ke kantor agak siang , ya udah aku mampir ke sini dulu, aku kangen pengin ngobrol sebentar sama kakak..." sambung Karin lalu duduk di sofa bersebelahan dengan sang kakak.

"Iya Karin , makasih ya sudah datang, kakak senang bisa ketemu kamu..." sahut Viona.

"Tapi Karin, alangkah baiknya pakaian kamu jangan terlalu terbuka seperti ini dong..." ucap Viona.

Iya, hari Ini Karin memakai rok yang sangat pendek menampilkan pahanya yang mulus, sedangkan bajunya ,kemeja lengan panjang tapi belahan dadanya menampilkan sebagian dua benda kenyal miliknya begitu terpampang nyata di depan dadanya.

"Kakak tahu kamu ini cantik, tapi jangan seperti ini dong pakaiannya, agak tertutup sedikit dong. Kamu kan juga harus menjaga wibawa kak Bara. Kamu kan sekertarisnya, ketika di kantor ataupun sedang rapat di luar kamu selalu mendampinginya. Jadi kamu harus menjaga wibawa kak Bara dong dengan berpakaian lebih sopan..." ucap Viona.

"Ih kak Viona ini kampungan banget sih, di mana- mana yang namanya sekertaris ya harus berpenampilan menarik kak... Penampilan kayak aku gini mah sudah biasa kali kak. Bahkan ada yang penampilannya lebih seksi dari pada Karin..." jawab Karin.

"Tapi kakak khawatir kalau penampilan kamu seperti ini nanti ada yang bersikap tidak sopan sama kamu..." ucap Viona.

"Kakak tenang aja kan ada kak Bara. Pokoknya selama ada kak Bara, tidak akan ada yang berani macam- macam sama Karin..." sahut Karin.

Viona pun hanya bisa menarik nafas panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan.

"Udah kak, kita nggak usah bahas penampilan aku. Mending kita ngobrol yang lain aja..." ucap Karin.

"Kakak acaranya hari ini mau ngapain aja...?" tanya Karin.

"Ya di rumah aja, nggak ada acara apapun, paling bantuin bi Yuni masak, nonton Tv, trus santai di kamar..." jawab Viona.

"Udah gitu aja..? Memangnya kakak nggak bosan apa, kayak gitu terus setiap hari...?" tanya Karin.

"Ya bosan sih, tapi ya mau bagaimana lagi. Kakak nggak ada kegiatan..." sahut Viona.

"Aduh kak, jaman sekarang perempuan kalau hanya berdiam diri di rumah itu namanya perempuan nggak gaul. Perempuan yang nggak bermutu..." ucap Karin.

"Tapi ya aku ngerti sih, kan kakak dari dulu emang nggak bisa bergaul, kuper , pemalu lagi..." sambung Karin.

Iya, dari kecil Viona memang memiliki sifat pe diam, pemalu dan jarang bergaul. Dia benar- benar anak rumahan. Bisa dibilang dia itu introvert. Dia mudah gugup jika ketemu dengan orang yang baru dia kenal. Dia juga tidak suka dengan keramaian.

Sebenarnya dalam hati kecilnya Viona juga ingin menjadi seperti teman- temannya yang selalu percaya diri tampil di depan orang banyak . Tapi entah kenapa rasa malunya itu selalu menghambat Viona untuk selalu bersikap percaya diri.

"Kak, kakak kenapa kok diam..? Kakak tersinggung ya dengan ucapan aku..?" tanya Karin.

"Ah, nggak kok , apa yang kamu katakan memang benar kok kalau kakak ini orangnya selalu tidak percaya diri...'' jawab Viona.

"Hai kak Bara..." ucap Karin yang melihat Bara turun dari tangga.

"Hai Karin kamu di sini...?" tanya Bara lalu menghampiri Karin dan Viona yang duduk di sofa ruang tengah. Bara sudah terlihat tampan dengan memakai setelan jas berwarna hitam dan dasi berwarna biru dongker. Ah benar- benar terlihat sangat mempesona.

Karin pun sampai tak berkedip menatap kakak iparnya itu.

"Kamu sudah lama Karin...?" tanya Bara lalu duduk di samping Viona.

"Ehm...be belum baru beberapa menit saja. Karin kangen sama kak Viona kak, jadi sebelum berangkat kerja Karin mampir ke sini dulu deh biar bisa ngobrol sebentar sama kak Viona..." jawab Karin.

"Iya Karin sering- seringlah kamu main ke sini, kalau perlu kamu nginep di sini biar kakakmu ada teman ngobrol..." ucap Bara lalu tersenyum pada Viona.

"Iya Viona, kapan- kapan kamu nginap di sini ya..." sahut Viona.

"Iya kak..." jawab Karin.

"Oya Karin kamu berangkat ke kantor bareng kakak aja ya. Dari pada kamu naik taksi kelamaan..." ucap Bara.

"Oh iya kak..."

"Ya sudah kita berangkat sekarang saja..." ucap Bara.

"Iya kak..." jawab karin.

"Kak, Karin berangkat bareng Kak Bara ya...?" tanya Karin.

"Iya Karin, hati- hati ya, sering- seringlah main ke sini..." ucap Viona.

"Oke kak..." jawab Karin.

Bara pun mencium kening Viona lalu pergi ke kantor bersam Karin menggunakan mobil mewahnya.

Viona pun mengantarkan mereka sampai di teras rumah. Viona pun tersenyum melihat kedekatan adiknya dengan sang suami. Dia melihat Bara nampak akrab berbicara dan sesekali tertawa bersama Karin ketika hendak masuk ke dalam mobil.

****

Malam harinya kembali Bara pulang larut malam. Viona pun bari menyadari suaminya pulang ketika merasakan pergerakan di sampingnya. Viona membuka matanya.

"Mas, baru pulang...?" tanya Viona.

"Iya.."

" Ini jam berapa..?" tanya Viona.

"Jam setengah dua belas..." jawab Bara.

"Oh..." ucap Viona kemudian membalikkan badannya membelakangi bara lalu kembali memejamkan matanya.

Namun tiba- tiba Bara memeluk tubuh Viona dari belakang dan menciumi leher belakang Viona. Viona pun kaget tapi sekaligus merasa senang. Akhirnya setelah dua minggu suaminya mau menyentuhnya lagi.

"Sayang, aku kangen sama kamu. Sudah lama kita nggak melakukan hubungan suami istri karena aku sibuk. Malam ini aku menginginkanmu sayang..." ucap Bara.

Viona pun membalikkan badannya menghadap Bara. Lalu Bara mulai mencumbu sang istri, melakukan pemanasan sebelum melakukan penyatuan. Setelah dirasa cukup panas, Bara pun mulai melakukan penyatuan bersama Viona.

Viona begitu bahagia menikmati penyatuan tersebut karena sudah terlalu lama dia dianggurin sama sang suami.Tapi baru saja lima menit Bara sudah terkulai lemas dia atasnya. Sedangkan Viona belum mencapak puncaknya.

Nafas Bara pun memburu merasakan kenikmatan. Sedangkan Viona hanya menahan kecewa di dalam hatinya. Iya, selama hampir tiga tahun menikah dengan Bara, setiap kali melakukan hubungan, Viona memang jarang merasakan kepuasan yang luar biasa.

Entahlah kenapa bisa begitu. Apakah karena Viona susah mendapat kepuasan atau karena Bara yang tidak bisa memuaskan sang istri.

Mungkin bisa dihitung dengan jari Viona bisa merasakan kepuasan itu. Sedangkan Bara langsung tertidur pulas jika hasratnya sudah terpenuhi.

Seperti malam ini, setelah Bara menacapai puncaknya dia langsing tidur pulas tanpa bertanya pada Viona apa dia puas atau tidak dengan apa yang baru saja mereka lakukan.

Viona pun lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hatinya benar- benar kecewa, karena dia tidak mendapatkan apapun dari penyatuannya tadi, hanya rasa capek saja.

Bersambung...

Karin

🌺🌸 Jangan lupa kasih dukungan ya 🌺🌸

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Wahhh.. ternyata si Bara Cemen itu Viona 👎😏

2024-11-05

1

May Keisya

May Keisya

sibuk ma lontenya😡

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang larut malam
2 2. Berani membentak
3 3. Kedatangan Karin
4 4. Belum hamil juga
5 5. Hampir ketahuan
6 6. Pergi menemui ayah ibu
7 7. Dan Terjadi lagi
8 8. Antara menyesal dan menikmati
9 9.Mendapat Hadiah
10 10. Kalung yang sama
11 11. Kembali diacuhkan
12 12. Bertemu Bara
13 13. Tak dapat mengendalikan diri
14 14. Merasa Konyol
15 15. Aku kerja demi kamu
16 16. Nahan pipis
17 17. Mulai merasa curiga
18 18. Ingin membuat kejutan
19 19. Tega kamu mas
20 20. Apartemen Brian
21 21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22 22. Pengkhianat
23 23. Percayalah padaku Kak...
24 24. Ada saja gangguannya
25 25. Bertemu Karin
26 26. Mediasi
27 27.Pergi ke Kantor Brian
28 28. Makan Malam bersama Brian
29 29. Babak belur
30 30. Dimarahi
31 31. Lakukanlah Brian....
32 32. Menyatu
33 33. Bekas
34 34. Imbalan
35 35. Bertemu Robby
36 36. Mulai meras cemas
37 37. Pantai
38 38. Pengalaman pertama Viona
39 39. Pendarahan
40 40. Golongan darah yang berbeda
41 41. Masa kecil Viona dan Karin
42 42. Tes DNA
43 43. Frustrasi
44 44. Mulai terungkap
45 45. Datang di saat yang tidak tepat
46 46. Kembalilah pada Bara
47 47. Kenyaataan pahit
48 48. Hanya ingin Viona
49 49. Masa lalu 1
50 50. Masa lalu 2
51 51. Munafik...?
52 52. Kita salah
53 53. Orang gila
54 54. Keguguran
55 55. Jangan temui aku lagi
56 56. Ditangkap polisi
57 57. Keluar dari penjara
58 58. Kamu mirip teman saya
59 59. Babak Belur
60 60. Anaknya Wandan
61 61. Dijenguk oleh Angga
62 62. Menyusahkan orang tua
63 63. Kecurigaan Angga
64 64. Kecurigaan Angga 2
65 65. Kedatangan tuan Bobby
66 66. Melamar pekerjaan
67 67. Pergi ke Surabaya
68 68. Tinggal kenangan
69 69. Terjerat Hutang
70 70. Kanti dan Yoko
71 71. Pekerjaan Baru Brian
72 72. Kamar hotel
73 73. Mabuk
74 74. Hasrat menggebu Brian
75 75. Foto editan
76 76. Pendirian Brian
77 77. Di mana Viona...?
78 78. Rentenir
79 79. Kecelakaan
80 80. Kecelakaan 2
81 81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82 82. Kondisi tuan Bobby
83 83. Laki- laki misterius
84 84. Curiga
85 85. Kangen
86 86. Istri muda...?
87 87. Rencana bu Rima
88 88. Sah
89 89. Malam pertama
90 90. Pengantin Baru
91 91. Kembali ke kantor
92 92. Mulai membaik
93 93. Pergi ke kantor Brian
94 94. Operasi Caesar
95 95. Dihasut
96 96. Baby Vino
97 97. Resign
98 98. Rumah kecil
99 99. Kedatangan Bara
100 100. Kejutan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pulang larut malam
2
2. Berani membentak
3
3. Kedatangan Karin
4
4. Belum hamil juga
5
5. Hampir ketahuan
6
6. Pergi menemui ayah ibu
7
7. Dan Terjadi lagi
8
8. Antara menyesal dan menikmati
9
9.Mendapat Hadiah
10
10. Kalung yang sama
11
11. Kembali diacuhkan
12
12. Bertemu Bara
13
13. Tak dapat mengendalikan diri
14
14. Merasa Konyol
15
15. Aku kerja demi kamu
16
16. Nahan pipis
17
17. Mulai merasa curiga
18
18. Ingin membuat kejutan
19
19. Tega kamu mas
20
20. Apartemen Brian
21
21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22
22. Pengkhianat
23
23. Percayalah padaku Kak...
24
24. Ada saja gangguannya
25
25. Bertemu Karin
26
26. Mediasi
27
27.Pergi ke Kantor Brian
28
28. Makan Malam bersama Brian
29
29. Babak belur
30
30. Dimarahi
31
31. Lakukanlah Brian....
32
32. Menyatu
33
33. Bekas
34
34. Imbalan
35
35. Bertemu Robby
36
36. Mulai meras cemas
37
37. Pantai
38
38. Pengalaman pertama Viona
39
39. Pendarahan
40
40. Golongan darah yang berbeda
41
41. Masa kecil Viona dan Karin
42
42. Tes DNA
43
43. Frustrasi
44
44. Mulai terungkap
45
45. Datang di saat yang tidak tepat
46
46. Kembalilah pada Bara
47
47. Kenyaataan pahit
48
48. Hanya ingin Viona
49
49. Masa lalu 1
50
50. Masa lalu 2
51
51. Munafik...?
52
52. Kita salah
53
53. Orang gila
54
54. Keguguran
55
55. Jangan temui aku lagi
56
56. Ditangkap polisi
57
57. Keluar dari penjara
58
58. Kamu mirip teman saya
59
59. Babak Belur
60
60. Anaknya Wandan
61
61. Dijenguk oleh Angga
62
62. Menyusahkan orang tua
63
63. Kecurigaan Angga
64
64. Kecurigaan Angga 2
65
65. Kedatangan tuan Bobby
66
66. Melamar pekerjaan
67
67. Pergi ke Surabaya
68
68. Tinggal kenangan
69
69. Terjerat Hutang
70
70. Kanti dan Yoko
71
71. Pekerjaan Baru Brian
72
72. Kamar hotel
73
73. Mabuk
74
74. Hasrat menggebu Brian
75
75. Foto editan
76
76. Pendirian Brian
77
77. Di mana Viona...?
78
78. Rentenir
79
79. Kecelakaan
80
80. Kecelakaan 2
81
81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82
82. Kondisi tuan Bobby
83
83. Laki- laki misterius
84
84. Curiga
85
85. Kangen
86
86. Istri muda...?
87
87. Rencana bu Rima
88
88. Sah
89
89. Malam pertama
90
90. Pengantin Baru
91
91. Kembali ke kantor
92
92. Mulai membaik
93
93. Pergi ke kantor Brian
94
94. Operasi Caesar
95
95. Dihasut
96
96. Baby Vino
97
97. Resign
98
98. Rumah kecil
99
99. Kedatangan Bara
100
100. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!