Drama

Altaf pulang ke apartemennya dengan hati yang berbunga. Luka yang membiru di pelipisnya tak ia rasakan sakit lagi. Hadiah dari Ara dan perlakuannya pada Ara menjadi obat untuk lukanya.

Pulang sudah sore namun Altaf malah malas-malasan bersantai di sofa ruang tamu tanpa membuka sepatunya. Baru saja mulai berangan dengan tingkah Ara, ponselnya malah berdering.

"Assalamualaikum ma, ada apa?" Tanya Altaf to the poin.

"Waalaikumsalam, kok ketus gitu sama mama!" Kata Mama Fifi lewat sambungan telepon.

"Maaf ma, Al baru pulang kuliah, capek!"

"Trus kalau capek mama yang salah gitu, jadi boleh ketus sama mama?"

"Nggak gitu ma, karna capek jadi bawaannya apa-apa malas!" Jawab Altaf asal.

"Luka kamu udah sembuh belum?" Tanya mama Fifi basa-basi.

"Udah ma."

"Syukur deh! Eh Al mama ada berita gembira buat kamu. Mama mau jodohin kamu sama anak temen SMA nya papa dulu di Bogor."

"WHATTTTTT!

"Mama apa-apaan sih ma, hari gini kok masih jodoh-jodohin anaknya. Udah nggak jaman ma!"

"Heh denger mama dulu, ini anaknya baik, cantik, supel, sopan, dan yang mama suka dia lembut dan feminim Al!"

"Enggak....enggak! Al nggak mau dijodoh-jodohin! Al masih mau kuliah!" Jawab Altaf ngegas.

"Nggak ada penolakan ya! Mama udah buat janji, malam minggu ini kita akan makan malam dengan keluarga mereka, TITIK!"

"MAMA...!"

"No debat-debat, keputusan mama udah final, biar kamu nggak ngrecokin keluarga masmu lagi!"

Tuttttttttttttt

"Ara..... baru aja kakak terbang melayang ke angkasa eh udah nukik aja nyungsep ke parit ketemu si kuning, Ra. Hati kakak berbunga-bunga, sekarang sudah tertimpa bencana! Gimana caranya nolak kamauan mama. Kriteria calon mantu harapan mama nggak ada sama Ara. Mama milih yang lemah lembut feminim. Sedang Ara jantan banget. Duh gimana nih!" Kata Altaf dalam hati laku menjambak rambutnya sendiri frustasi.

***

Sabtu pagi Ara sibuk di dapur dengan bik Tini. Ara masak ikan bakar belajar pada bik Tini. Setelah semua hidangan matang Ara dan bik Tini menyajikan di meja makan.

"Buk, ini non Ara lho yang masak." Kata bik Tini saat mama Dinda dan papa David duduk di kursi meja makan.

"Oh ya, anak mama bisa masak?" Tanya mama Dinda.

"Tuh ma, lagi belajar jadi istri lah tuh!" Kata papa David.

"Ih papa tau aja, iya ma, Ara sekarang mau belajar masak sama bik Tini!" Kata Ara antusias.

"Hem.....udah persiapan nih, iya deh mama dukung!" Kata mama Dinda dengan senyum bahagianya.

"Ma, pa, hari ini Ara izin mau ke apartemennya kak Al, mau ngasih masakan special Ara sama calon suami Ara, biar dia rasa."

"Ih pede banget sih dek!

"Iya, tapi jangan lama-lama, nanti sore kita ke salon buat persiapan makan malam nanti!" Kata mama Dinda.

"Iya ma beres, nanti tengah hari Ara pulang."

"Hati-hati dek, jangan berbuat aneh-aneh, belum sah!" Kata mama mengingatkan.

"Ih, mama apaan sih, Ara tahu lagi jaga diri!" Jawab Ara enteng.

Setelah sarapan Ara bersiap pergi ke apartemen Altaf. Dengan celana jeans biru muda, kaos navi yang kembaran dengan Altaf, jaket denim dari Altaf dan tak lupa sepatu kets kesukaannya, Ara pergi ke apartemen Altaf.

Altaf masih tidur di kamarnya pagi ini dengan hanya memakai celana basket favoritnya tanpa baju. Tadi malam Altaf mengundang teman-temanya ke apartemen untuk mengurangi stres karena perjodohan itu. Mereka begadang sampai jam dua dini hari. Kondisi apartemen kini sangat berantakan, karena Altaf langsung tidur belum sempat membereskan. Kulit kacang, sisa makanan dan bekas minuman kaleng berserakan di mana-mana. Dapur pun sangat berantakan, penuh dengan gelas dan piring kotor bekas makanan pasta. Ditengah enak-enaknya tidur ponselnya berbunyi.

"Halooooo!" Kata Altaf serak khas bangun tidur.

"Heh kamu masih tidur ya! Ini mama udah di parkiran mau kesitu!" Kata mama Fifi ngegas melalui sambungan telepon, yang membuat Altaf menjauhkan ponselnya dari telinga, dan berusaha mengumpulkan nyawanya.

"Gawat.....Ibu negara mau datang, rumah berantakan bisa kena damprat gua....mati gua....!" Kata Altaf. Baru saja melangkah bel apartemennya sudah berbunyi.

"Kok cepet banget mama nyampek atas, baru tiga menit udah nyampek, terbang apa gimana sih mama?!" Kata Altaf dan dengan tergesa-gesa melangkah hendak membuka pintu. Tapi kakinya malah kesrimpet karpet bulu dan...

BRUKKKKKKK...PRANGGGG...

Altaf terjungkal menubruk meja yang ada kaleng minuman yang masih ada isinya dan isinya tumpah ke lantai. Lalu Altaf berdiri dengan memegangi pinggangnya yang sakit menuju pintu yang belnya dipencet dengan tak sabaran.

"Iya....iya....ma...tunggu!"

Dan Ta...Ra......

"Rara......!" Altaf tersenyum licik dan timbul ide konyolnya.

"Kak, Ara baw.....!" Belum sempat Ara bicara Altaf sudah memotong kalimatnya.

"Ayok cepat masuk!" Kata Altaf sambil menarik tangan Ara.

"Ih kakak mau ngapain Ara sih, jangan tarik-tarik gini, sakit tau nggak!" Kata Ara kesal. Dengan cepat Altaf mengambil paper bag dari tangan Ara dan meletakkannya di meja tv. Altaf menarik tangan Ara membawanya masuk kamar.

"Kakak mau ngapain?!" Tanya Ara lagi bingung dan kesal.

"Jangan banyak nanya! Baring cepat!" Kata Altaf sambil mendorong tubuh Ara ke ranjang king sizenya. Ara terduduk di tepi tanjang, dengan cepat Altaf mengangkat kaki Ara hingga Ara dalam posisi terlentang.

"Kak Al, Ara mau diapain sih?!" Tanya Ara semakin bingung.

"Diam bentar bisa nggak sih!" Jawab Altaf panik, lalu mengambil selimut dan langsung naik diatas tubuh Ara dengan posisi tengkurap. Dengan cepat Altaf menutup tubuh mereka dengan selimut.

"Kak.....!"

"Diam Ra, merintih cepat!" Altaf memberi perintah dan Ara semakin tidak mengerti.

"Al, nih mama sudah sampai, rumah nggak di kunci! Al, kamu dimana? Ya Allah ini rumah kayak habis diterjang sunami ini kenapa?! Al, denger nggak sih mama panggil?!" Mama Fifi berteriak keras. Lalu melangkah menuju kamar Altaf.

"Uh...uh...! Kak ih.....auw......!" Suara yang terdengar dari kamar Altaf.

"Al, kamu lagi ngapain, cepat keluar!" Kata mama Fifi lagi bertambah emosi.

"Bentar mah....! Nanggung! Ini baru mau keluar, Arghhhhhh! Teriak Altaf dari dalam kamar. Dengan cepat mama Fifi masuk kamar yang sengaja tak dikunci oleh Altaf.

"Heh....kalian lagi ngapain?!" Teriak mama Fifi. Melihat putranya sedang di atas tubuh seorang gadis yang tak terlihat jelas wajahnya, mata mama Fifi melotot bulat. Namun malah tersenyum setelahnya, karena tahu semua hanya akal bulus putranya. Kaki gadis itu terlihat masih menggunakan celana jeans dan memakai sepatu, tak tertutupi oleh selimut, berarti mereka tak melakukan perbuatan itu.

"Cepat keluar kamar, mama mau bicara, nggak usah drama, bohong sama mama!" Kata mama Fifi lalu melangkah keluar kamar.

"Ih, awas...turun! Badan segede hulk main tindih-tindih!" Kata Ara sambil mendorong tubuh Altaf hingga terjengkang.

"Diam disini dulu, jangan keluar kamar sebelum kakak masuk lagi!" Kata Altaf pada Ara sebelum melangkah keluar kamar.

"AUWWWWWWWW!

Mama Fifi berjinjit karena putranya terlalu tinggi, lalu menarik dan memelintir telinga putranya.

"Apa sih ma....! Main jewer-jewer aja!"

"Ini baju buat nanti malam, dandan yang rapi dan wangi, ingat jangan sampai telat! Mama sama papa tunggu di restoran langganan kita. Satu lagi! Jangan main-main sama anak gadis orang! Nanti mama sunat habis tititmu!" Kata mama Fifi sambil menunjuk benda pusaka putranya.

"Mama!" Jawab Altaf spontan sambil memegangi benda pusaka keramatnya dengan kedua tangannya.

"Ingat jangan sampai telat, malu sama calon mertua, dikira nggak disiplin! Denger mama nggak?!" Tanya mama Fifi karna Altaf hanya bengong.

"Iya..iya ma, huh bawel amat!"

"Bilang apa tadi?!" Tanya mama Fifi sambil melotot.

"Nggak....nggak, mamaku yang cantik!"

"Mama pulang dulu, beresin rumahnya, gini kok bilangnya bisa ngurus diri. Ngurus rumah nggak becus, mama jadi tambah yakin nyariin istri buat kamu itu pilihan yang tepat, biar kamu ada yang ngurusin!" Mama Fifi mengomel sebelum pulang.

Episodes
1 Anak Manja
2 Teledor
3 Kesal
4 Gadis Tangguh
5 Menagih Janji
6 Ara yang Menang
7 Simpati
8 Terjebak Suasana
9 Salah Duga
10 Pergi ke Party
11 Dia Lagi Dia Lagi
12 Lelah
13 Tak Sengaja Nabrak
14 Sulit Dimengerti
15 Jawabannya
16 Kena Jitak kan
17 Kena Tangkap
18 Rayuan Maut
19 Hadiah
20 Drama
21 Mantul
22 Nah Lo Kena Kan?!
23 Pura-Pura
24 Wedding
25 MP
26 Bukti Cinta
27 Salting
28 Kepergok
29 Baru Tahu
30 Cocok
31 Lupa
32 Cemburu
33 Molor
34 Alasan
35 Kesal Sekali
36 Healing
37 Tanggap Darurat
38 Salah Lagi
39 Diam Seribu Bahasa
40 Slow Response
41 Gagal Couple
42 Tumbang
43 Kena Juga
44 Ngoyo (Memaksa Diri)
45 Damai
46 Balik Cerewet
47 Antik
48 Masa Lalu
49 Iri
50 Adil
51 Kamar Rahasia
52 Si Waginah
53 Tanding
54 Tragedi
55 Rawat Inap
56 Pulang
57 Teman Luknut
58 Mencari Tahu
59 Kacau
60 Luka
61 Mencari Jejak
62 Luluh
63 Suka Nempel
64 Dikejar Balik
65 Jujur
66 Suara Gagak
67 Kejutan
68 Jumpa Kangen
69 Tidak Wajar
70 Kesan Terakhir
71 Pilu
72 Duka
73 Kaget
74 Kehilangan Lagi
75 Batin Menjerit
76 Pupus
77 Tulus
78 Seribu Rayuan
79 Rambut Baru
80 Sabar Lagi
81 Curhatan Hati
82 Puncak Ego
83 Tak Terima
84 Pasrah
85 Pergi Jua
86 Terpaksa Bangkit
87 Pelukan Mama
88 Duren
89 Asisten Baru
90 Cerdik
91 Tamu Rahasia
92 Obat Kangen
93 Tantrum
94 Masih Sayang
95 Saingan
96 Pulang
97 Kejutan Kangen
98 Tanggung Sendiri
99 Teledor Lagi
100 Bingung
101 Masih Sayang
102 Tak Faham
103 Salah Paham
104 Kenyataan
105 Kesasar
106 Asisten Jahil
107 Ungkap Fakta
108 Asmara ke dua
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Anak Manja
2
Teledor
3
Kesal
4
Gadis Tangguh
5
Menagih Janji
6
Ara yang Menang
7
Simpati
8
Terjebak Suasana
9
Salah Duga
10
Pergi ke Party
11
Dia Lagi Dia Lagi
12
Lelah
13
Tak Sengaja Nabrak
14
Sulit Dimengerti
15
Jawabannya
16
Kena Jitak kan
17
Kena Tangkap
18
Rayuan Maut
19
Hadiah
20
Drama
21
Mantul
22
Nah Lo Kena Kan?!
23
Pura-Pura
24
Wedding
25
MP
26
Bukti Cinta
27
Salting
28
Kepergok
29
Baru Tahu
30
Cocok
31
Lupa
32
Cemburu
33
Molor
34
Alasan
35
Kesal Sekali
36
Healing
37
Tanggap Darurat
38
Salah Lagi
39
Diam Seribu Bahasa
40
Slow Response
41
Gagal Couple
42
Tumbang
43
Kena Juga
44
Ngoyo (Memaksa Diri)
45
Damai
46
Balik Cerewet
47
Antik
48
Masa Lalu
49
Iri
50
Adil
51
Kamar Rahasia
52
Si Waginah
53
Tanding
54
Tragedi
55
Rawat Inap
56
Pulang
57
Teman Luknut
58
Mencari Tahu
59
Kacau
60
Luka
61
Mencari Jejak
62
Luluh
63
Suka Nempel
64
Dikejar Balik
65
Jujur
66
Suara Gagak
67
Kejutan
68
Jumpa Kangen
69
Tidak Wajar
70
Kesan Terakhir
71
Pilu
72
Duka
73
Kaget
74
Kehilangan Lagi
75
Batin Menjerit
76
Pupus
77
Tulus
78
Seribu Rayuan
79
Rambut Baru
80
Sabar Lagi
81
Curhatan Hati
82
Puncak Ego
83
Tak Terima
84
Pasrah
85
Pergi Jua
86
Terpaksa Bangkit
87
Pelukan Mama
88
Duren
89
Asisten Baru
90
Cerdik
91
Tamu Rahasia
92
Obat Kangen
93
Tantrum
94
Masih Sayang
95
Saingan
96
Pulang
97
Kejutan Kangen
98
Tanggung Sendiri
99
Teledor Lagi
100
Bingung
101
Masih Sayang
102
Tak Faham
103
Salah Paham
104
Kenyataan
105
Kesasar
106
Asisten Jahil
107
Ungkap Fakta
108
Asmara ke dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!