Jawabannya

Leo mengantarkan Altaf sampai apartemennya. Sampai di sana Altaf mengajak Leo mampir dulu ke apartemennya. Setelah turun dari mobil Leo, Altaf kaget motornya sudah terparkir cantik di parkiran apartemen. Dan satpam apartemen datang pada mereka memberikan kunci motor Altaf.

"Al, apa Ara ada di unit lo?" Tanya Leo heran.

"Ya nggak mungkin lah, kalau dia ada nggak mungkin kunci motor gua dia titipkan ke satpam! Tapi masa iya sih?" Altaf merasa bingung, dengan tindakan Ara yang di luar dugaan.

"Le, ikut naik sebentar ya!" Kata Altaf yang ingin diskusi sesuatu dengan Leo. Walaupun sahabatnya ini random tapi kadang omongannya ada benarnya.

"Ngapain lagi, ini udah malam, gua harus balik ke kost an!"

"Bentar doang Le, ada yang mau gua omongin." Pujuk Altaf dan Leo tak bisa menolak. Saat sampai di apartemen Altaf, keduanya heran karena nampak sepi, dan terkunci seperti saat Altaf tinggal.

"Nggak ada Al, Ara datang cuma mau balikin motor lo doang. Emang otak Ara tok cer Al, encer banget. Kalah jauh lo sama dia. Bayangin lo di bawanya masuk tol tanpa dompet dan ponsel, lo bisa dikira orgil yang kleleran tau nggak!" Kata Leo mengejek sahabatnya.

"Udah Le, jagan bikin gua tambah puyeng, nih ambil!" Kata Altaf sambil menyodorkan satu minuman kaleng pada Leo.

"Al coba lo cek sekarang, ada apa di kamar, yang bikin Ara marah besar sama lo!" Kata Leo mengingatkan Altaf.

"Yok ikut gua!" Kata Altaf malah mengajak Leo. Sampai di dalam kamar mereka memindai isi kamar tak ada yang aneh. Kamar nampak bersih, di kamar mandi juga nampak bersih.

"Nggak ada apa-apa Le, kenapa Rara bisa ngamuk ya!" Altaf semakin bingung. Lalu Leo berjalan ke depan almari pakaian, diraihnya pintu almari pakaian itu lalu dibukanya.

"Allahuakbar.....Al, gila lo ya, lo simpan pakaian cewek, apa sama ceweknya sekalian lo simpan?!" Kata Leo membuat Altaf mendekat dengan langkah lebar.

"Lo yang gila, ya nggak mungkin lah gua simpan cewek, ngaco lo!"

"Lah ini apa, banyak pakaian cewek, baju sexi lagi!" Kata Leo ngegas.

"Tunggu...tunggu Le! Apa mungkin Rara buka almari ini lalu dia lihat baju-baju ini, trus dia kira gua bawa masuk cewek kesini?" Tanya Altaf kebingungan.

"Bisa jadi, lo sih, sembarangan aja!" Kata Leo kesal.

"Sembarangan gimana, ini baju-baju Rena, dia sama mas Alfin tinggal disini dulu, seminggu yang lalu pindah ke rumah mama tukar tempat sama gua. Mungkin belum sempat dibawa semua. Mereka pindahnya mendadak, karna barang si kembar juga banyak!" Kata Altaf sambil mengacak rambutnya sendiri.

"Ya udah lo jelasin ke Ara, dia pasti salah faham, telepon sekarang dari pada lo nggak bisa tidur malam ini!" Kata Leo memberi saran. Dan Altaf mengikuti saran Leo.

"Pinjem ponsel lo Le!" Kata Altaf sambil menyodorkan tangannya. Dan dengan wajah kesal Leo memberikannya.

"Hallo Ra, ini kakak.......Tuttttttttt

Baru saja telepon dari Altaf diangkat tapi langsung dimatikan sepihak oleh Ara saat Altaf menyebutkan dirinya.

"Diputus Le!" Kata Altaf frustasi.

"Nah lo, mumet kan lo, lebih mudah mecahin soal matematika yang rumit daripada mecahin urusan cewek kan? Emang ribet urusan sama cewek, ngambeknya susah dipahami. Sekarang lo pikir sendiri deh, kagak ngerti lagi gua, gua kagak bisa bantu lo lagi, nggak mau ikut puyeng. Gua mau balik dulu!" Kata Leo sambil melangkah menuju pintu keluar.

"Le tunggu!" Kata Altaf membuntuti Leo.

"Apa lagi!" Kata Leo kesal.

"Pinjem duit sejuta!" Kata Altaf sambil menyodorkan tangannya.

"Hah, masak lo nggak ada duit sama sekali?!"

"Nggak ada Le, cuma receh noh, dompet gua kan sama Rara, duit sama ATM nya ada di sana semua. Gimana gua makan sama beli bensin besok coba. Lo tenang aja nanti gua ganti kalau dompet gua udah dibalikin. Altaf mencoba membujuk Leo.

"Duh Ra, lo pikir-pikir deh kalau nerima cintanya Al, udah kere sekarang dia, ngutang mulu hobinya!" Kata Leo enteng tapi tetap mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang sesuai permintaan Altaf.

"Nih, ingat nanti pas lo balikin traktir gua!" Ancam Leo lalu pamit pulang.

***

Di kamar Ara sendirian tak habis pikir dengan apa yang dilihat di apartemen Altaf. Kesal, kecewa dan sedih, menjadi satu. Orang yang sudah hampir empat tahun dikagumi menyimpan rahasia besar.

"Ara nggak habis pikir sama kamu kak, bisa-bisanya kakak seperti itu. Apa kak Al juga akan berbuat yang sama dengan Ara? Pantesan saat Ara bilang halangan kakak kaget gitu. Hih..... Jorok kali kakak ini, jijik Ara tahu nggak! Rasain Ara buang di tol. Eh tapi kok bisa nelpon pakai ponselnya kak Leo ya? Huh pasti kak Leo yang nolongin kak Al. Tapi jangan sebut nama Ara kalau nggak bisa bikin kak Al mati kutu!" Kata Ara dalam hati dan tangannya meraih ponsel Altaf dan memblokir nomor Altaf, agar Altaf tak bisa menghubunginya saat ponselnya dikembalikan.

***

Keesokan harinya Ara datang ke kampus lebih awal karena sudah membuat janji dengan Daffa akan bertemu. Kebetulan Daffa juga ada kelas pagi. Setelah memakirkan mobilnya Ara langsung menuju taman tempat yang ditentukan untuk bertemu Daffa. Ternyata Daffa sudah datang lebih awal dan duduk di bangku taman.

"Kak Daffa....udah lama nunggu?" Tanya Ara sambil mendekat dan duduk di samping Daffa.

"Belum, baru nyampek juga, ni baru mo ngubungi Ara." Kata Daffa yang langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Oh, kirain dah lama nuggu!" Kata Ara enteng.

"Ada apa Ara mau ketemu kakak, ada yang penting?" Tanya Daffa penasaran.

"Dibilang penting sih nggak juga, tapi dibilang nggak penting tapi ini barang orang berharga, gimana ya Ara ngomongnya!" Kata Ara bingung sendiri.

"Apa sih Ra, malah belibet sendiri." Kata Daffa sambil senyum.

"Gini kak, Ara mau nitip barang sama kakak, tolong kakak kasih ke yang punya!" Kata Ara yang langsung membuka tas ranselnya mengeluarkan ponsel dan dompet Altaf.

"Punya siapa Ra?" Tanya Daffa yang menerima barang itu.

"Kak Al, tolong kakak kasih ke kak Al ya!"

"Kok bisa ini ada sama kamu Ra, gimana ceritanya?" Tanya Daffa penasaran.

"Tadi malam kebawa sama Ara, udah kakak nggak usah heran gitu, nanti kasih aja sama kak Al, sebelumnya tanks ya kak!" Kata Ara yang bersiap untuk pergi.

"Gitu doang Ra, ngajak ketemu cuma mau nitip barang ini aja?" Tanya Daffa yang sepertinya mengharapkan sesuatu.

"Ha...trus mau apa lagi kak, sebentar lagi Ara ada kelas!"

"Ok deh kalau gitu, yuk ke kelas bareng!" Ajak Daffa dan mereka berjalan meninggalkan taman, berpisah menuju kelas masing-masing.

Tanpa mereka sadari ada orang yang memvideo pertemuan mereka dari awal sampai selesai.

***

Di parkiran Altaf melihat mobil ara sudah terparkir manis di tempatnya. Dengan langkah lebar tak sabar Altaf menuju kelas Ara. Sampai disana tak ditemukan Ara di kelas. Altaf menunggu beberapa saat namun yang ditunggu tak muncul-muncul juga. Dengan kecewa Altaf melangkah menuju kelasnya sendiri.

"Al, lo ke mana sih gua cari-cari kok nggak ketemu!" Tanya Daffa.

"Ngapain nyari gua?" Bukannya menjawab, Altaf malah balik bertanya dengan nada lesu.

"Ada yang mau gua kasih, nih barang-barang lo!" Kata Daffa sambil menyodorkan dompet dan ponsel Altaf.

"Kok bisa sama elo, gimana ceritanya?" Tanya Altaf heran.

"Harusnya gua yang nanya sama lo, lo ninggalin barang-barang lo ini dimana?" Tanya Daffa balik.

"Ah udah nggak usah dibahas, nggak penting!" Jawab Altaf yang langsung membuka sandi ponselnya.

"Tau ini nggak penting buat lo gua gadain Al!" Kata Daffa sambil pergi yang menbuat Altaf melotot kesal.

Altaf menekan nomor ponsel Ara bermaksud akan menelponnya. Namun nomornya sudah diblokir sama Ara. Dengan kesal Altaf mengacak rambutnya sendiri karena kesal.

"Rara, ngapain sih nomor kakak kamu blokir, kan jadi ribet mau ngejelasinnya!" Kata Altaf dalam hati.

Episodes
1 Anak Manja
2 Teledor
3 Kesal
4 Gadis Tangguh
5 Menagih Janji
6 Ara yang Menang
7 Simpati
8 Terjebak Suasana
9 Salah Duga
10 Pergi ke Party
11 Dia Lagi Dia Lagi
12 Lelah
13 Tak Sengaja Nabrak
14 Sulit Dimengerti
15 Jawabannya
16 Kena Jitak kan
17 Kena Tangkap
18 Rayuan Maut
19 Hadiah
20 Drama
21 Mantul
22 Nah Lo Kena Kan?!
23 Pura-Pura
24 Wedding
25 MP
26 Bukti Cinta
27 Salting
28 Kepergok
29 Baru Tahu
30 Cocok
31 Lupa
32 Cemburu
33 Molor
34 Alasan
35 Kesal Sekali
36 Healing
37 Tanggap Darurat
38 Salah Lagi
39 Diam Seribu Bahasa
40 Slow Response
41 Gagal Couple
42 Tumbang
43 Kena Juga
44 Ngoyo (Memaksa Diri)
45 Damai
46 Balik Cerewet
47 Antik
48 Masa Lalu
49 Iri
50 Adil
51 Kamar Rahasia
52 Si Waginah
53 Tanding
54 Tragedi
55 Rawat Inap
56 Pulang
57 Teman Luknut
58 Mencari Tahu
59 Kacau
60 Luka
61 Mencari Jejak
62 Luluh
63 Suka Nempel
64 Dikejar Balik
65 Jujur
66 Suara Gagak
67 Kejutan
68 Jumpa Kangen
69 Tidak Wajar
70 Kesan Terakhir
71 Pilu
72 Duka
73 Kaget
74 Kehilangan Lagi
75 Batin Menjerit
76 Pupus
77 Tulus
78 Seribu Rayuan
79 Rambut Baru
80 Sabar Lagi
81 Curhatan Hati
82 Puncak Ego
83 Tak Terima
84 Pasrah
85 Pergi Jua
86 Terpaksa Bangkit
87 Pelukan Mama
88 Duren
89 Asisten Baru
90 Cerdik
91 Tamu Rahasia
92 Obat Kangen
93 Tantrum
94 Masih Sayang
95 Saingan
96 Pulang
97 Kejutan Kangen
98 Tanggung Sendiri
99 Teledor Lagi
100 Bingung
101 Masih Sayang
102 Tak Faham
103 Salah Paham
104 Kenyataan
105 Kesasar
106 Asisten Jahil
107 Ungkap Fakta
108 Asmara ke dua
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Anak Manja
2
Teledor
3
Kesal
4
Gadis Tangguh
5
Menagih Janji
6
Ara yang Menang
7
Simpati
8
Terjebak Suasana
9
Salah Duga
10
Pergi ke Party
11
Dia Lagi Dia Lagi
12
Lelah
13
Tak Sengaja Nabrak
14
Sulit Dimengerti
15
Jawabannya
16
Kena Jitak kan
17
Kena Tangkap
18
Rayuan Maut
19
Hadiah
20
Drama
21
Mantul
22
Nah Lo Kena Kan?!
23
Pura-Pura
24
Wedding
25
MP
26
Bukti Cinta
27
Salting
28
Kepergok
29
Baru Tahu
30
Cocok
31
Lupa
32
Cemburu
33
Molor
34
Alasan
35
Kesal Sekali
36
Healing
37
Tanggap Darurat
38
Salah Lagi
39
Diam Seribu Bahasa
40
Slow Response
41
Gagal Couple
42
Tumbang
43
Kena Juga
44
Ngoyo (Memaksa Diri)
45
Damai
46
Balik Cerewet
47
Antik
48
Masa Lalu
49
Iri
50
Adil
51
Kamar Rahasia
52
Si Waginah
53
Tanding
54
Tragedi
55
Rawat Inap
56
Pulang
57
Teman Luknut
58
Mencari Tahu
59
Kacau
60
Luka
61
Mencari Jejak
62
Luluh
63
Suka Nempel
64
Dikejar Balik
65
Jujur
66
Suara Gagak
67
Kejutan
68
Jumpa Kangen
69
Tidak Wajar
70
Kesan Terakhir
71
Pilu
72
Duka
73
Kaget
74
Kehilangan Lagi
75
Batin Menjerit
76
Pupus
77
Tulus
78
Seribu Rayuan
79
Rambut Baru
80
Sabar Lagi
81
Curhatan Hati
82
Puncak Ego
83
Tak Terima
84
Pasrah
85
Pergi Jua
86
Terpaksa Bangkit
87
Pelukan Mama
88
Duren
89
Asisten Baru
90
Cerdik
91
Tamu Rahasia
92
Obat Kangen
93
Tantrum
94
Masih Sayang
95
Saingan
96
Pulang
97
Kejutan Kangen
98
Tanggung Sendiri
99
Teledor Lagi
100
Bingung
101
Masih Sayang
102
Tak Faham
103
Salah Paham
104
Kenyataan
105
Kesasar
106
Asisten Jahil
107
Ungkap Fakta
108
Asmara ke dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!