Pergi ke Party

Siang itu Ara tengah duduk santai di taman belakang rumah dekat kolam renang. Satu tumpukan buku dan laptop ada disampingnya. Tangannya hanya bergerak mengambil cemilan tanpa melihat bungkusnya. Tak terasa cemilan sudah habis tinggal bungkusnya.

"Yah, habis!" Kata Ara kesal.

"Ambil lagi dong, kan mama siapin banyak dek!" Kata mama Fifi yang tiba-tiba datang.

"Malas jalan ma!" Jawab Ara dengan nada malas.

"Kamu ni kenapa dek, beberapa hari ini mama perhatiin nggak semangat gitu. Ada masalah di sekolah?" Tanya mama Fifi yang penasaran dengan perubahan sikap putrinya.

"Nggak ada ma, Ara cuma bosan aja!"

"Nanti malam ikut mama sama papa yuk, kepesta pernikahan anak temen papa." Ajak mama Fifi.

"Nggak ah ma, Ara malas pergi ke pesta!"

"Beneran nggak mau ikut? Ada Altaf lho!" Kata pak David yang tiba-tiba ikut nimbrung.

"Trus kalau ada kak Al, Ara perlu ikut? Malas ah, ada kak Al pasti ada kak Rena. Mulutnya itu lho pa, nggak ada aklaknya!" Kata Ara dengan ketus.

"Hus, nggak boleh ngomong gitu dek, nggak baik. Ya jelas lah ada Rena, wong dia yang nikah!" Kata pak David lagi.

"Hah kak Rena nikah? Kok bisa, sama siapa pa?" Tanya Ara penasaran.

"Sama Alfin, kakaknya Altaf. Makanya kita sekeluarga diundang. Ara mau ikut nggak?" Tanya pak David lagi.

"Tapi Ara nggak punya baju pesta pa!" Jawab Ara lemes.

"Perasaan banyak deh dek, bukannya yang mama belikan dulu banyak yang belum kamu pakai? Apa mau beli lagi, sekalian kita ke salon biar fres muka kita!" Ajak mama Fifi.

"Lah kesalon lagi, tambah malas Ara ma!" Kata Ara.

"Dek, kamu ini cewek, ya sekali-kali perawatan ke salon lah, kamu kan udah gede, harusnya harus mulai merawat badan!" Kata mama Fifi semangat.

"Itu yang Ara malas ma, berlama-lama di salon, hedeuh....!"jawab Ara makin malas.

"Ya udah, biar mama aja yang ke salon, nanti pulangnya mama beliin gaun pesta buat kamu, nanti malam ikut ya!" Kata mama Fifi memaksa Ara.

"Iya deh, terserah mama aja!" Kata Ara akhirnya menyerah pada mamanya.

***

Malam ini Ara sudah bersiap dengan gaun pesta berwarna abu muda yang dibelikan mamanya tadi siang. Dengan make up natural Ara nampak cantik.

Ara darang dengan kedua orang tuanya. Ketika sudah sampai di tempat pesta yang mewah dengan suasana didominasi warna silver, Ara berpamitan dengan kedua orang tuanya untuk bergabung dengan temannya.

"Hai kak Daf, kak Leo, kakak datang juga?" Tanya Ara pada Daffa dan Leo mantan kakak tingkatnya, banyak teman-teman seangkatan Rena yang diundang.

"Eh Ara, iya kakak diundang sama Rena." Jawab Daffa.

"Oh, rupanya lo datang juga, diundang apa cuma mau numpang makan?!" Tanya Dea ketus.

"Nggak ada rencana mau numpang makan sih, tapi sampai di sini kok lapar ya, pingin makan orang lambe turah kayak kak DEA!" Jawab Ara sambil menekan kata Dea.

"Jangan songong ya, pantesan badan segede gajah, apa-apa dimakan!" Jawab Dea lagi tak mau kalah.

"Iya, emang, makanya jangan macam-macam, kalau lagi lapar Ara bisa makan kakak bulat-bulat!" Kata Ara lagi tak takut dengan sindiran Dea.

"Dea! Lo dicari mas Indra!" Kata Altaf yang melihat Dea tengah berdebat dengan Ara.

"Ara, udah dari tadi?" Tanya Altaf.

"Udah kak, tadi lagi ngobrol sama kak Daffa sama kak Leo! Trus kak Dea datang.

"Ra, lain kali nggak usah di ladenin si Dea!" Kata Daffa.

"Kalau Ara biarin makin ngelunjak dia kak!" Ara membantah kata Daffa.

"Iya gua setuju sama Ara, lawan aja Ra, ajak gelut sekalian kalau perlu, biar nyahok. Sekali lo banting dia pasti gepeng!" Leo memanasi suasana.

"Apasih lo Le, malah bikin tambah panas, udah Ra, nggak usah denger kata Leo, si manusia lucnut itu. Ayok ikut kakak, kita ambil makan dulu, Rara baru sampai kan. Kalau mereka udah kenyang, udah ngabisin makanan!" Kata Altaf pada Ara dan kedua sahabatnya melotot tajam.

"Nggak Ra, itu nggak bener, dikira kita rakus apa!" Leo membantah.

Ha.....ha....ha....

"Udah kak Le, ikut aja yuk kita ambil makan bareng!" Ajak ara sambil terus tertawa karena melihat Leo kesal.

"Jangan ikut, diam disini Le, jadi anak baik-baik!" Kata Altaf semakin membuat Leo kesal, Daffa yang agak pendiam hanya tersenyum melihat kekonyolan kedua sahabatnya.

"Kamu memang beda Ara, kamu berani, nggak mau ditindas, makin kagum aja aku sama kamu Ra, tapi sainganku sangat berat, Altaf." Kata Daffa dalam hati dan menghela nafas melihat Ara dan Altaf berjalan meninggalkan mereka.

Ara mengikuti Altaf ke meja yang menyajikan berbagai makanan dan kue.

Setelah mengambil makanan dan minuman Altaf mengajak Ara duduk di satu kursi tamu.

"Ra, kamu nggak usah manggil Daffa dan Leo kakak lagi, panggil nama aja!" Kata Altaf membuka obrolan.

"Kok gitu, nggak enak lah, mereka kan kakak tingkat Ara, sama kayak kak Al!" Jawab Ara heran dengan usulan Altaf.

"Itu dulu, sekarang nggak lagi! Ra, kamu datang sama siapa?" Tanya Altaf mengetes jawaban Ara.

"Sama mama papa, mereka gabung sama teman sejawatnya. Kenapa kakak nggak ngundang Ara, padahal kakak kak Al yang nikah. Btw kok bisa nikahnya sama kak Rena. Bukannya kak Rena sukanya sama kak Al ya?!" Tanya Ara.

"Tahu dari mana Rena suka sama kakak?"

"Ya tahu lah, semua juga pada tahu, kalau kak Rena suka sama kak Al. Makanya kak Rena selalu gangguin Ara karna kita deket."

"Oh, jadi sekarang Rara menghindari kakak tu karna Ara cemburu sama Rena?" Tanya Altaf jahil.

"Buat apa cemburu coba, cuma malas aja, selalu diganggu sama kak Rena sama kak Dea!" Jawab Ara mencoba membela diri.

"Rena sering datang ke rumah kakak, dari situ mas Alfin jadi suka sama Rena." Kata Altaf menutupi kejadian kenapa Rena bisa menikah dengan Alfin kakaknya.

"Al, gua ikut gabung ya!" Kata Dea dengan membawa piring berisi makanan dan membawa segelas sirup.

"Kan ada meja laen! Ngapain sih ngikut kak Al mulu, mau jadi buntut apa mau jadi kacung?!" Tanya Ara kesal.

"Eh lo ngapain sewot sih, Altaf aja nggak keberatan kok, ya kan Al? Lagian ngapain lo datang, Rena bukan teman lo!" Kata Dea memulai perdebatan.

"Gua yang ngundang, udah jangan ganggu Rara lagi, dia tamu gua Dea!" Kata Altaf memberi penekanan pada Dea. Dan Dea menunjukkan muka kesalnya.

Sejak acara pernikahan itu Dea semakin gencar mendekati Altaf. Sudah berkurang satu saingannya. Rena sudah menikah, berarti saingan beratnya tinggal Ara. Apalagi sekarang Altaf satu kampus dengannya. Lebih banyak kesempatan bertemu dengan Altaf dibanding Ara.

Episodes
1 Anak Manja
2 Teledor
3 Kesal
4 Gadis Tangguh
5 Menagih Janji
6 Ara yang Menang
7 Simpati
8 Terjebak Suasana
9 Salah Duga
10 Pergi ke Party
11 Dia Lagi Dia Lagi
12 Lelah
13 Tak Sengaja Nabrak
14 Sulit Dimengerti
15 Jawabannya
16 Kena Jitak kan
17 Kena Tangkap
18 Rayuan Maut
19 Hadiah
20 Drama
21 Mantul
22 Nah Lo Kena Kan?!
23 Pura-Pura
24 Wedding
25 MP
26 Bukti Cinta
27 Salting
28 Kepergok
29 Baru Tahu
30 Cocok
31 Lupa
32 Cemburu
33 Molor
34 Alasan
35 Kesal Sekali
36 Healing
37 Tanggap Darurat
38 Salah Lagi
39 Diam Seribu Bahasa
40 Slow Response
41 Gagal Couple
42 Tumbang
43 Kena Juga
44 Ngoyo (Memaksa Diri)
45 Damai
46 Balik Cerewet
47 Antik
48 Masa Lalu
49 Iri
50 Adil
51 Kamar Rahasia
52 Si Waginah
53 Tanding
54 Tragedi
55 Rawat Inap
56 Pulang
57 Teman Luknut
58 Mencari Tahu
59 Kacau
60 Luka
61 Mencari Jejak
62 Luluh
63 Suka Nempel
64 Dikejar Balik
65 Jujur
66 Suara Gagak
67 Kejutan
68 Jumpa Kangen
69 Tidak Wajar
70 Kesan Terakhir
71 Pilu
72 Duka
73 Kaget
74 Kehilangan Lagi
75 Batin Menjerit
76 Pupus
77 Tulus
78 Seribu Rayuan
79 Rambut Baru
80 Sabar Lagi
81 Curhatan Hati
82 Puncak Ego
83 Tak Terima
84 Pasrah
85 Pergi Jua
86 Terpaksa Bangkit
87 Pelukan Mama
88 Duren
89 Asisten Baru
90 Cerdik
91 Tamu Rahasia
92 Obat Kangen
93 Tantrum
94 Masih Sayang
95 Saingan
96 Pulang
97 Kejutan Kangen
98 Tanggung Sendiri
99 Teledor Lagi
100 Bingung
101 Masih Sayang
102 Tak Faham
103 Salah Paham
104 Kenyataan
105 Kesasar
106 Asisten Jahil
107 Ungkap Fakta
108 Asmara ke dua
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Anak Manja
2
Teledor
3
Kesal
4
Gadis Tangguh
5
Menagih Janji
6
Ara yang Menang
7
Simpati
8
Terjebak Suasana
9
Salah Duga
10
Pergi ke Party
11
Dia Lagi Dia Lagi
12
Lelah
13
Tak Sengaja Nabrak
14
Sulit Dimengerti
15
Jawabannya
16
Kena Jitak kan
17
Kena Tangkap
18
Rayuan Maut
19
Hadiah
20
Drama
21
Mantul
22
Nah Lo Kena Kan?!
23
Pura-Pura
24
Wedding
25
MP
26
Bukti Cinta
27
Salting
28
Kepergok
29
Baru Tahu
30
Cocok
31
Lupa
32
Cemburu
33
Molor
34
Alasan
35
Kesal Sekali
36
Healing
37
Tanggap Darurat
38
Salah Lagi
39
Diam Seribu Bahasa
40
Slow Response
41
Gagal Couple
42
Tumbang
43
Kena Juga
44
Ngoyo (Memaksa Diri)
45
Damai
46
Balik Cerewet
47
Antik
48
Masa Lalu
49
Iri
50
Adil
51
Kamar Rahasia
52
Si Waginah
53
Tanding
54
Tragedi
55
Rawat Inap
56
Pulang
57
Teman Luknut
58
Mencari Tahu
59
Kacau
60
Luka
61
Mencari Jejak
62
Luluh
63
Suka Nempel
64
Dikejar Balik
65
Jujur
66
Suara Gagak
67
Kejutan
68
Jumpa Kangen
69
Tidak Wajar
70
Kesan Terakhir
71
Pilu
72
Duka
73
Kaget
74
Kehilangan Lagi
75
Batin Menjerit
76
Pupus
77
Tulus
78
Seribu Rayuan
79
Rambut Baru
80
Sabar Lagi
81
Curhatan Hati
82
Puncak Ego
83
Tak Terima
84
Pasrah
85
Pergi Jua
86
Terpaksa Bangkit
87
Pelukan Mama
88
Duren
89
Asisten Baru
90
Cerdik
91
Tamu Rahasia
92
Obat Kangen
93
Tantrum
94
Masih Sayang
95
Saingan
96
Pulang
97
Kejutan Kangen
98
Tanggung Sendiri
99
Teledor Lagi
100
Bingung
101
Masih Sayang
102
Tak Faham
103
Salah Paham
104
Kenyataan
105
Kesasar
106
Asisten Jahil
107
Ungkap Fakta
108
Asmara ke dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!