Dia Lagi Dia Lagi

Sudah beberapa bulan Rena menikah dengan Alfin. Saat ini Rena tengah mengandung muda. Alfin yang sibuk kerja bahkan sering keluar kota untuk urusan pekerjaan membuat Rena sering minta bantuan pada Altaf, adik iparnya. Rena meminta Altaf mengantarnya pergi kalau ada keperluan. Hal itu membuat mama Fifi semakin tidak suka sama Rena. Seperti siang ini Rena yang merasakan kram pada perutnya meminta Altaf untuk mengantarkan nya ke rumah sakit, karena Alfin belum pulang kerja.

"Al, lo nggak ada jadwal kuliah hari ini? bisa anterin gua ke rumah sakit nggak? Perut gua kram, sakit banget!" Kata Rena sambil meringis.

"Hari ini kuliah gua online. Ayo cepetan!" Kata Altaf panik melihat Rena yang terus meringis dengan keringat membasahi wajahnya.

"Mau kemana kalian?!" Tanya mama Fifi.

"Ke rumah sakit ma, perut Rena sakit!" Jawab Altaf cepat.

"Kenapa nggak sama sopir aja!?!" Tanya mama Fifi kesal dengan perhatian Altaf pada iparnya.

"Ma, pak Joko cuma bisa nganterin sampai parkiran, yang nemenin ketemu dokter siapa, mas Alfin belum pulang. Kalau terjadi apa-apa sama calon cucu mama gimana? Ayo Ren cepetan!" Kata Altaf yang langsung memapah Rena meninggalkan mamanya menuju mobilnya.

Setelah mendapatkan perawatan dokter Rena langsung bisa pulang. Rena dari awal sudah diketahui mengandung bayi kembar.

Sesampainya di depan rumah Alfin sudah menunggu di teras dengan muka khawatir. Setelah sampai Rena keluar dari mobil dengan dituntun Altaf.

"Udah Al, biar Rena sama gua, gua suaminya!" Kata Alfin tegas karena terbakar api cemburu melihat perhatian Altaf pada istrinya karena tahu istrinya sebenarnya menyukai Altaf.

"Apa sih mas, kok ngegas! Gua cuma nganterin Rena ke rumah sakit, itu aja!" Jawab Altaf tak terima dengan sikap sang kakak.

"Masuk Ren!" Kata Alfin sambil menarik tangan Rena dengan kasar.

"Mas, nggak usah kasar gitu sama Rena, kasihan, perutnya sakit! Kata Altaf tak terima perlakuan Alfin pada istrinya, dan Rena hanya meringis memegangi perutnya.

"Nggak usah sok perhatian sama istri gua Al, gua bisa urus istri gua sendiri!" Jawab Alfin makin emosi.

"Ada apa sih, ribut mulu, udah, pada masuk, malu didengar tetangga!" Kata mama Fifi melerai pertengkaran.

Sejak pertengkaran sore tadi Altaf tak keluar kamar. Bik Tini memanggilnya untuk makan malam. Dengan malas Altaf keluar kamar karena memang perutnya juga sangat lapar.

Altaf duduk di kursi di sebrang Alfin.

"Pa, ma mulai besok aku sama Rena mau pindah ke apartemen!" Kata Alfin membuka omongan di meja makan yang sebelumnya sepi tak ada yang bersuara. Rena melotot kaget dengan ucapan Alfin.

"Kenapa? Karena mas Alfin cemburu sama gua mas? Kalau gitu biar gua aja yang pindah ke apartemen!" Kata Altaf.

"Biar Alfin sama Rena yang pindah ke apartemen, biar bisa mandiri. Karma memang berkeluarga itu butuh tempat sendiri, nggak ngumpul sama orang tua." Kata papa Aldi tegas.

"Iya, lagian kalau kamu yang pindah siapa yang akan ngurus kamu, kalau Alfin yang pindah kan ada Rena, toh Rena nggak kuliah nggak kerja juga!" Kata mama Fifi pada Altaf dan membenarkan ucapan sang suami.

Rena hanya bisa tertunduk tak berani bersuara. Di apartemen nanti tentu ia akan sangat repot, harus masak dan beberes sendiri karena tak ada pembantu. Membayangkan saja, Rena sudah bergidik ngeri. Jangankan masak, masuk dapur pun ia enggan. Dan lagi harus beberes membersihkan rumah, pasti akan sangat capek apalagi tengah hamil.

Keesokan harinya Alfin dan Rena pindah ke apartemen yang dibeli papa Aldi beberapa tahun yang lalu, yang dibiarkan kosong. Mama Fifi membayar orang untuk membersihkan apartemen itu tiap tiga hari sekali.

Altaf tak membantu karena sikap Alfin yang masih dingin karena cemburu. Semua barang Rena sudah dikemas dan dimasukan mobil.

Semenjak Alfin dan Rena pindah ke apartemen Altaf dan Alfin jarang ketemu. Altaf diminta papanya ikut bekerja membantu urusan kantor sambil kuliah.

Kesibukan yang luar biasa membuatnya tak ada waktu untuk nongkrong bersama teman-temannya.

Ara yang kini sudah di kelas sebelas semakin sibuk dengan belajarnya. Selain sibuk dengan pelajaran Ara semakin disibukkan dengan kegiatan basketnya sebagai tim inti. Nola dan Widdi sahabatnya selalu memberikan semangat. Altaf sedikit tergeser dari pikiran Ara karena sangat jarang bertemu. Tapi Ara bukan tipe cewek yang gampang dekat dengan laki-laki. Seperti saat ini Vano sang ketua kelas yang berusaha mendekatinya, dan Ara selalu menjaga jarak.

Dengan tubuh yang semakin tinggi menjulang badan Ara pun semakin mengembang. Pertumbuhannya memang melebihi rata-rata.

Sering Ara mendapat gunjingan karna posturnya yang berbeda dengan teman-temannya. Gayanya sangat santai bahkan terkesan tak memperhatikan penampilannya. Ara fokus dengan pelajaran dan sibuk dengan basketnya.

***

Sampai di akhir tahun sebagai siswa SMK, Ara lulus dengan prestasi yang sangat memuaskan. Sebagai juara umum lulusan tahun ini, membuat papa mamanya bangga.

Kegembiraan terpancar saat acara graduation. Ara mengenakan kebaya borklat warna marun dengan kain batik senada. Tampil cantik dan elegan karna Ara sangat jarang mengunakan make up. Saat akhir acara adalah momen yang sangat mengharukan, karna berpisah dengan para guru dan teman-temannya.

Ara diterima di universitas yang sama dengan Altaf. Ara tak memberitahu bahwa ia satu kampus dengan Altaf. Dua sahabatnya, Nola dan Widdi juga satu kampus namun beda fakultas.

Seperti hari ini Ara yang masuk ke kampus sebagai mahasiswa baru harus datang lebih awal. Ara duduk di taman sambil menunggu jam masuk kelas.

"Rara, kamu kuliah di sini?" Tanya Altaf yang baru datang dan langsung duduk di bangku sebelah Ara.

"Eh kak Al, iya kak, Ara sudah satu minggu masuk. Tapi kok baru ketemu kakak ya?!" Jawab Ara semangat.

"Rara nyari kakak?" Tanya Altaf mengoda Ara.

"Ye ge-er...! Buat apa coba, kakak pasti sibuk, malas ngubungi kakak, paling juga di cuekin!" Jawab Ara ketus.

"Ya nggak lah!"

"Nggak salah, selama ini kemana aja kok nggak pernah nongol, acara graduation Ara pun kakak nggak datang!" Kata Ara cemberut.

"Maafin kakak Ra, kakak nggak ada waktu, kakak sibuk kerja, kakak mau buktiin ke mama kalau kakak bukan seperti cewek yang layak dimanja. Kakak harus belajar mandiri. Walaupun mama mengharapkan kakak lahir cewek, tapi kakak tetap laki-laki. Kakak akan buktikan ke mama, makanya kakak kuliah sambil kerja. Makanya susah ngatur waktu." Kata Altaf dalam hati.

"Ye.....malah bengong, nglamunin apa sih?!" Tanya Ara kesal karna Altaf malah melamun.

"Nggak ada, kakak minta maaf nggak datang acara graduation nya Ara karna kakak ada kepentingan." Kata Altaf serius.

"Santai aja kali kak, Ara nggak marah kok kakak nggak datang. Wong kakak bukan bapaknya Ara! Ya kan?!" Kata Ara dengan mata menggoda.

"Al, gua cariin kemana-mana malah ngumpet di sini! Hai anak gajah udah jadi emaknya gajah sekarang? makin jumbo aja badan lo!" Kata Dea dengan sombongnya.

"Duh, sikutil ganggu aja, apa baiknya kutil ini diilangin aja ya dari muka bumi?!" Kata Ara tak kalah pedas.

"Heh, sembarangan aja ngatain gua kutil! Mau gua...." Dea tak menyelesaikan kata-katanya karna dipotong sama Altaf.

"Udah De, mau bikin tugas kan yuk gua ajarin!" Kata Altaf tegas.

"Nah tuh kan ketahuan, bukan cuma orangnya sekutil, otaknya juga kayak kutil, bisanya cuma nempel, nebeng doang. Gitu kok nyombong, dasar lambe turah!" Kata Ara sengaja memancing emosi Dea.

"Rara.....udah....! Kata Altaf yang lemah dan Ara hamya bisa menghela nafas.

Episodes
1 Anak Manja
2 Teledor
3 Kesal
4 Gadis Tangguh
5 Menagih Janji
6 Ara yang Menang
7 Simpati
8 Terjebak Suasana
9 Salah Duga
10 Pergi ke Party
11 Dia Lagi Dia Lagi
12 Lelah
13 Tak Sengaja Nabrak
14 Sulit Dimengerti
15 Jawabannya
16 Kena Jitak kan
17 Kena Tangkap
18 Rayuan Maut
19 Hadiah
20 Drama
21 Mantul
22 Nah Lo Kena Kan?!
23 Pura-Pura
24 Wedding
25 MP
26 Bukti Cinta
27 Salting
28 Kepergok
29 Baru Tahu
30 Cocok
31 Lupa
32 Cemburu
33 Molor
34 Alasan
35 Kesal Sekali
36 Healing
37 Tanggap Darurat
38 Salah Lagi
39 Diam Seribu Bahasa
40 Slow Response
41 Gagal Couple
42 Tumbang
43 Kena Juga
44 Ngoyo (Memaksa Diri)
45 Damai
46 Balik Cerewet
47 Antik
48 Masa Lalu
49 Iri
50 Adil
51 Kamar Rahasia
52 Si Waginah
53 Tanding
54 Tragedi
55 Rawat Inap
56 Pulang
57 Teman Luknut
58 Mencari Tahu
59 Kacau
60 Luka
61 Mencari Jejak
62 Luluh
63 Suka Nempel
64 Dikejar Balik
65 Jujur
66 Suara Gagak
67 Kejutan
68 Jumpa Kangen
69 Tidak Wajar
70 Kesan Terakhir
71 Pilu
72 Duka
73 Kaget
74 Kehilangan Lagi
75 Batin Menjerit
76 Pupus
77 Tulus
78 Seribu Rayuan
79 Rambut Baru
80 Sabar Lagi
81 Curhatan Hati
82 Puncak Ego
83 Tak Terima
84 Pasrah
85 Pergi Jua
86 Terpaksa Bangkit
87 Pelukan Mama
88 Duren
89 Asisten Baru
90 Cerdik
91 Tamu Rahasia
92 Obat Kangen
93 Tantrum
94 Masih Sayang
95 Saingan
96 Pulang
97 Kejutan Kangen
98 Tanggung Sendiri
99 Teledor Lagi
100 Bingung
101 Masih Sayang
102 Tak Faham
103 Salah Paham
104 Kenyataan
105 Kesasar
106 Asisten Jahil
107 Ungkap Fakta
108 Asmara ke dua
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Anak Manja
2
Teledor
3
Kesal
4
Gadis Tangguh
5
Menagih Janji
6
Ara yang Menang
7
Simpati
8
Terjebak Suasana
9
Salah Duga
10
Pergi ke Party
11
Dia Lagi Dia Lagi
12
Lelah
13
Tak Sengaja Nabrak
14
Sulit Dimengerti
15
Jawabannya
16
Kena Jitak kan
17
Kena Tangkap
18
Rayuan Maut
19
Hadiah
20
Drama
21
Mantul
22
Nah Lo Kena Kan?!
23
Pura-Pura
24
Wedding
25
MP
26
Bukti Cinta
27
Salting
28
Kepergok
29
Baru Tahu
30
Cocok
31
Lupa
32
Cemburu
33
Molor
34
Alasan
35
Kesal Sekali
36
Healing
37
Tanggap Darurat
38
Salah Lagi
39
Diam Seribu Bahasa
40
Slow Response
41
Gagal Couple
42
Tumbang
43
Kena Juga
44
Ngoyo (Memaksa Diri)
45
Damai
46
Balik Cerewet
47
Antik
48
Masa Lalu
49
Iri
50
Adil
51
Kamar Rahasia
52
Si Waginah
53
Tanding
54
Tragedi
55
Rawat Inap
56
Pulang
57
Teman Luknut
58
Mencari Tahu
59
Kacau
60
Luka
61
Mencari Jejak
62
Luluh
63
Suka Nempel
64
Dikejar Balik
65
Jujur
66
Suara Gagak
67
Kejutan
68
Jumpa Kangen
69
Tidak Wajar
70
Kesan Terakhir
71
Pilu
72
Duka
73
Kaget
74
Kehilangan Lagi
75
Batin Menjerit
76
Pupus
77
Tulus
78
Seribu Rayuan
79
Rambut Baru
80
Sabar Lagi
81
Curhatan Hati
82
Puncak Ego
83
Tak Terima
84
Pasrah
85
Pergi Jua
86
Terpaksa Bangkit
87
Pelukan Mama
88
Duren
89
Asisten Baru
90
Cerdik
91
Tamu Rahasia
92
Obat Kangen
93
Tantrum
94
Masih Sayang
95
Saingan
96
Pulang
97
Kejutan Kangen
98
Tanggung Sendiri
99
Teledor Lagi
100
Bingung
101
Masih Sayang
102
Tak Faham
103
Salah Paham
104
Kenyataan
105
Kesasar
106
Asisten Jahil
107
Ungkap Fakta
108
Asmara ke dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!