Teledor

Pagi ini keluarga pak David menikmati sarapan seperti biasa. Pak David sangat disiplin dalam mendidik Ara. Sifat Ara yang manja tak menjadikannya mau menuruti semua kemauan Ara. Setiap Ara mempunyai keinginan selalu dipertimbangkan baik buruknya. Walaupun Ara anak tunggal, pak David selalu tegas. Hanya mama Dinda yang selalu menuruti kemauan putrinya tanpa syarat. Sifat Ara banyak menuruni dari mamanya, sedangkan fisiknya mengikuti papanya. Tubuhnya yang tinggi bahkan lebih tinggi dari papanya diusia yang baru menginjak lima belas tahun.

Mama Dinda selalu menuruti makanan apapun yang diinginkan Ara, dengan alasan tak tega dengan rengekan Ara. Mama Dinda selalu menyiapkan aneka cemilan untuk putri tunggalnya. Pertumbuhan tubuh Ara tidak di permasalahkan oleh mama Dinda. Walaupun mama Dinda sendiri sangat menjaga penampilannya, menjaga pola makannya dan melakukan perawatan rutin di salon. Tapi untuk putri tunggalnya asalkan membuat Ara senang semua dituruti, toh Ara sudah bisa memilah-milah baik-buruknya.

"Mama, papa, Ara berangkat dulu ya! Mau nyamperin Nola, ban motor Nola bocor katanya." Kata Ara sambil mengunyah sarapannya.

"Habisin dulu dek sarapannya, trus minum susunya!" Pinta mama Dinda.

"Nanti nggak keburu ma, rumah Nola jauh, jadi ara harus berangkat awal!" Kata Ara yang meninggalkan sarapannya dan hanya meminum separo susunya. Lalu mencium pipi mamanya serta menyalami tangan mama, papanya dan langsung lari dengan menyambar tasnya.

"Hati-hati dek bawa mobilnya, jangan ngebut!" Teriak mamanya karena Ara sudah lari keluar rumah.

"Duh ma, anak mama itu bener-bener ya, kayak mama banget, sukanya buru-buru!" Kata pak David pada sang istri.

"Katanya nggak ada papa nggak jadi Ara, berarti anak papa juga, kalau punya kemauan ngeyel kayak papa!" Mama Dinda membantah kata-kata suaminya.

"Masak sih, papa kayak gitu, perasaan papa penurut deh!"

"Penurut dari mananya, sama kok kayak Ara, secara mama kan nggak tegaan, jadi apa maunya Ara sama papa, mama turuti." Kata mama Dinda sambil cemberut.

Ha ....ha...ha...

"Nggak papa ma, kan cuma papa sama Ara yang mama punya, mau manjain siapa lagi?" Kata pak David dengan senyum jahilnya.

"Nah itulah, papa sama anak sama banget, gedenya juga sama!" Ketus mama Dinda.

"Ok ma, dah siang papa berangkat dulu!" Kata pak David mengakhiri perdebatan.

"Lah papa, nih snack Ara ketinggalan, tolong papa bawain ya, biar nanti diambil Ara ke ruangan papa!" Kata mama Dinda sambil membawa paper bag berisi snack milik Ara.

"Iya ma, nanti papa kirim pesan sama Ara biar dia yang ngambil." Kata pak David sambil melangkah keluar rumah diikuti sang istri yang mengantarkannya sampai ke mobil.

***

Altaf dan teman-temannya sedang berkumpul membicarakan pertandingan basket yang akan diikuti sekolah itu.

"Al, lo dah buat proposalnya apa belum?" Tanya Leo pada Altaf.

"Udah, tinggal minta tanda tangan ke pak kepsek." Jawab Altaf singkat.

"Masalah jersey aman kan?" Tanya Haidan.

"Aman, lo pada tenang aja, semua udah beres, kalau lo mau bantu, nih lo minta tanda tangan pak kepsek!" Kata Altaf sambil menyodorkan map pada Leo, Haidan, dan Daffa.

"Lo aja Al, malas gua jawab pertanyaan panjangnya pak kepsek!" Jawab Daffa enteng.

"Dasar! Mau enaknya aja!" Kata Altaf yang langsung berdiri dan berjalan meninggalkan mereka bertiga.

Jam istirahat Ara clingak-clinguk di depan ruang papanya. Merasa aman lalu mengetuk pintu.

Tok....tok....tok...

"Masuk!" Jawab pak David dari dalam.

"Papa, Jajanan Ara mana?" Tanya Ara to the point.

"Ini, makanya kalau mau pergi jangan buru-buru Ra, jadi ketinggalan kan, emangnya kamu bisa tanpa ngemil?" Goda papa David.

"Ya kan emang Ara mau jemput Nola pa, kalau nggak cepet-cepet nanti terlambat!"

"Hem.....banyak alasan, ngomong aja emang Ara suka teledor, kan?" Kata papa David sengaja membuat Ara kesal.

"Papa.....! Udah ah, Ara mau balik ke kelas dulu, Nola sama Widdi sudah nungguin!" Kata Ara yang langsung mencium pipi papanya tanpa di minta.

Di luar ruangan ada sepasang telinga yang tak sengaja mendengar percakapan antara pak David dan Ara. Orang itu adalah Altaf, yang menunggu di depan ruang karena tahu di dalam masih ada tamu. Mengetahui pintu akan dibuka dari dalam, Altaf bersembunyi di balik pilar sambil memperhatikan siapa yang keluar dari ruangan kepsek.

Kepala Ara nongol keluar memperhatikan sekeliling, dirasa aman Ara langsung keluar.

Gadis bertubuh tinggi besar, berkulit putih dengan beberapa jerawat di pipi, keluar dari ruangan kepsek.

"Oh ternyata anaknya pak kepsek sekolah di sini juga. Posturnya bangus tuh kalau mau ikut basket!" Gumamnya dalam hati.

Episodes
1 Anak Manja
2 Teledor
3 Kesal
4 Gadis Tangguh
5 Menagih Janji
6 Ara yang Menang
7 Simpati
8 Terjebak Suasana
9 Salah Duga
10 Pergi ke Party
11 Dia Lagi Dia Lagi
12 Lelah
13 Tak Sengaja Nabrak
14 Sulit Dimengerti
15 Jawabannya
16 Kena Jitak kan
17 Kena Tangkap
18 Rayuan Maut
19 Hadiah
20 Drama
21 Mantul
22 Nah Lo Kena Kan?!
23 Pura-Pura
24 Wedding
25 MP
26 Bukti Cinta
27 Salting
28 Kepergok
29 Baru Tahu
30 Cocok
31 Lupa
32 Cemburu
33 Molor
34 Alasan
35 Kesal Sekali
36 Healing
37 Tanggap Darurat
38 Salah Lagi
39 Diam Seribu Bahasa
40 Slow Response
41 Gagal Couple
42 Tumbang
43 Kena Juga
44 Ngoyo (Memaksa Diri)
45 Damai
46 Balik Cerewet
47 Antik
48 Masa Lalu
49 Iri
50 Adil
51 Kamar Rahasia
52 Si Waginah
53 Tanding
54 Tragedi
55 Rawat Inap
56 Pulang
57 Teman Luknut
58 Mencari Tahu
59 Kacau
60 Luka
61 Mencari Jejak
62 Luluh
63 Suka Nempel
64 Dikejar Balik
65 Jujur
66 Suara Gagak
67 Kejutan
68 Jumpa Kangen
69 Tidak Wajar
70 Kesan Terakhir
71 Pilu
72 Duka
73 Kaget
74 Kehilangan Lagi
75 Batin Menjerit
76 Pupus
77 Tulus
78 Seribu Rayuan
79 Rambut Baru
80 Sabar Lagi
81 Curhatan Hati
82 Puncak Ego
83 Tak Terima
84 Pasrah
85 Pergi Jua
86 Terpaksa Bangkit
87 Pelukan Mama
88 Duren
89 Asisten Baru
90 Cerdik
91 Tamu Rahasia
92 Obat Kangen
93 Tantrum
94 Masih Sayang
95 Saingan
96 Pulang
97 Kejutan Kangen
98 Tanggung Sendiri
99 Teledor Lagi
100 Bingung
101 Masih Sayang
102 Tak Faham
103 Salah Paham
104 Kenyataan
105 Kesasar
106 Asisten Jahil
107 Ungkap Fakta
108 Asmara ke dua
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Anak Manja
2
Teledor
3
Kesal
4
Gadis Tangguh
5
Menagih Janji
6
Ara yang Menang
7
Simpati
8
Terjebak Suasana
9
Salah Duga
10
Pergi ke Party
11
Dia Lagi Dia Lagi
12
Lelah
13
Tak Sengaja Nabrak
14
Sulit Dimengerti
15
Jawabannya
16
Kena Jitak kan
17
Kena Tangkap
18
Rayuan Maut
19
Hadiah
20
Drama
21
Mantul
22
Nah Lo Kena Kan?!
23
Pura-Pura
24
Wedding
25
MP
26
Bukti Cinta
27
Salting
28
Kepergok
29
Baru Tahu
30
Cocok
31
Lupa
32
Cemburu
33
Molor
34
Alasan
35
Kesal Sekali
36
Healing
37
Tanggap Darurat
38
Salah Lagi
39
Diam Seribu Bahasa
40
Slow Response
41
Gagal Couple
42
Tumbang
43
Kena Juga
44
Ngoyo (Memaksa Diri)
45
Damai
46
Balik Cerewet
47
Antik
48
Masa Lalu
49
Iri
50
Adil
51
Kamar Rahasia
52
Si Waginah
53
Tanding
54
Tragedi
55
Rawat Inap
56
Pulang
57
Teman Luknut
58
Mencari Tahu
59
Kacau
60
Luka
61
Mencari Jejak
62
Luluh
63
Suka Nempel
64
Dikejar Balik
65
Jujur
66
Suara Gagak
67
Kejutan
68
Jumpa Kangen
69
Tidak Wajar
70
Kesan Terakhir
71
Pilu
72
Duka
73
Kaget
74
Kehilangan Lagi
75
Batin Menjerit
76
Pupus
77
Tulus
78
Seribu Rayuan
79
Rambut Baru
80
Sabar Lagi
81
Curhatan Hati
82
Puncak Ego
83
Tak Terima
84
Pasrah
85
Pergi Jua
86
Terpaksa Bangkit
87
Pelukan Mama
88
Duren
89
Asisten Baru
90
Cerdik
91
Tamu Rahasia
92
Obat Kangen
93
Tantrum
94
Masih Sayang
95
Saingan
96
Pulang
97
Kejutan Kangen
98
Tanggung Sendiri
99
Teledor Lagi
100
Bingung
101
Masih Sayang
102
Tak Faham
103
Salah Paham
104
Kenyataan
105
Kesasar
106
Asisten Jahil
107
Ungkap Fakta
108
Asmara ke dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!