Hadiah

Malam itu juga mama dinda membicarakan keinginan Ara pada sang suami untuk dijodohkan dengan Altaf. Mulanya pak David menolak keinginan Ara. Tapi setelah mama Dinda membujuknya dan setelah berfikir bahwa Altaf sangat peduli dengan dunia pendidikan, dan cocok sebagai penerusnya nanti, pak David akhirnya setuju. Pak David meminta sang istri utuk mengatur semuanya, agar tidak terkesan Ara yang mengejar-ngejar Altaf.

***

Pagi itu suasana sarapan di meja makan keluarga Himawan nampak senyap. Semua hanya sibuk dengan makanannya masing-masing. Mama Fifi melirik pada Altaf, melihat ada luka lebam di mata kanannya.

"Mata kamu masih sakit Al?" Tanya mama Fifi memecah kesunyian.

"Nggak ma, Al nggak papa!" Jawab Altaf tanpa melihat ke arah mamanya.

"Tinggal di sini dulu beberapa hari, sejak di apartemen kamu jarang pulang!" Kata papa Aldi pada putra bungsunya.

"Nggak pa, nanti Al langsung pulang ke apartemen aja, menghindari keributan. Lagian kita masih bisa ketemu di kantor." Jawab Altaf dingin.

"Al, jangan gitu, ini rumah kamu, kamu harus sering-sering pulang! Mama juga pingin sering-sering ketemu kamu!" Pujuk mama Fifi.

"Kalau Al sering pulang, artinya akan sering ada keributan ma. Udah mama santai aja, Al nggak papa, Al bisa ngurus diri Al sendiri, mama nggak perlu khawatir!" Kata Altaf dengan nada lesu.

"Sorry Al, gua semalam kebawa emosi!" Akhirnya Alfin buka suara, dan Rena hanya bisa menghela nafas berat.

"Its okay, santai aja mas, nggak masalah. Lebih baik mas Alfin jaga komunikasi sama Rena, biar nggak salah paham terus. Ma, pa, Al duluan ya, Al ada kelas pagi, harus pulang ke apartemen dulu ngambil tas!" Kata Altaf yang pamit dengan mencium tangan papa, mamanya dengan takzim.

Setelah Altaf pamit ponsel mama Fifi bergetar, nama maam Dinda tertera di layar.

"Waalikumsalam Din, iya, nggak kok nggak sibuk, sekalian nanti sore mau jenguk besan di rumah sakit, ok, tunggu aku ya! Waalaikumsalam."

Panggilan telepon ditutup mama Fifi.

***

Ara berjalan dengan tergesa gesa menuju kelas Altaf. Altaf yang baru sampai berjalan santai, mendengar namanya ada yang memanggil, suara yang sudah sangat di hafalnya.

"Kak Al, tunggu!" Panggil Ara sambil lari.

"Ada apa Ra, pagi-pagi udah heboh?!" Tanya Altaf.

"Mata kakak kenapa, kok biru gitu, habis berantem ya?!" Bukannya menjawab pertanyaan Altaf, Ara malah balik bertanya.

"Kejedot." Jawab Altaf singkat dan Ara mengerutkan keningnya tak percaya.

"Kejedot tinjunya mas Alfin Ra, maaf kakak bohong." Kata Altaf dalam hati tak mau banyak pertanyaan dari Ara.

"Rara manggil kakak mau ngapain, kalau nggak ada yang penting, kakak mau masuk kelas!" Kata Altaf menghindar.

"Kakak lagi pms ya, kok sensi gitu! Nih Ara cuma mau ngasih ini buat kakak! Ya udah Ara pergi dulu!" Kata Ara sambil memberikan paper bag pada Altaf.

"Mau kamana Ra?!" Tanya Altaf ketika Ara sudah melangkah menjauh.

"Menghilang.....! pergi dari hidup kakak!" Jawab Ara sambil berlari.

"Awas aja kak, berani ngejauh dari Ara, Ara sumpahin kakak bucin sama Ara, nggak bakal bisa menghindar dari Ara, tunggu aja kak!" Kata Ara dalam hati dengan senyum anehnya.

***

Mama Fifi dan mama Dinda janjian di sebuah restoran. Mereka berbicara ngalor ngidul dengan semangat. Sampai waktu mama Dinda memancing obrolan sesuai tujuannya bertemu dengan mama Fifi.

"Mbak Fifi, menurut mbak Fifi, Ara anak saya gimana anaknya?" Tanya mama Dinda memancing pendapat mama Fifi.

"Baik, gadis sopan, ceria, supel, feminim, dan senyum manisnya itu lho yang aku suka!" Jawab mama Fifi enteng.

"Kalau Altaf putra mbak Fifi gimana anaknya?" Tanya mama Dinda.

"Altaf itu dingin, irit bicara, suka menyendiri tapi kalau punya keinginan dia gigih untuk mencapainya. Eh Din, kayaknya Al cocok deh sama Amara, yang satu ceria, yang satu irit bicara. Jadi mereka bisa saling melengkapi!" Kata mama Fifi semangat. Dan seperti mendapat angin segar, mama Dinda mengambil nafas lega.

"Apa iya mbak?" Tanya mama Dinda pura-pura kurang paham.

"Iya, mereka pas banget, gimana kalau kita comblangin mereka biar jadian?!" Kata mama Fifi antusias.

"Maksud mbak mereka kita jodohin?" Tanya mama Dinda memastikan.

"Iya, gimana? Kamu setuju nggak? Kamu suka nggak Al jadi mantu kamu, kalau aku suka banget Amara jadi mantu aku Din." Kata mama Fifi lagi, yang berpikir kalau Altaf punya pasangan tidak ada lagi keributan dengan Alfin dan Rena.

"Ya kita coba aja jodohin mereka mbak!"

"Tapi Din, kata Amara, Al nggak tahu kalau Amara itu putrimu dengan pak David. Jadi gini aja, kita atur malam Minggu ini kita buat acara makan bersama. Al nggak usah diberi tahu siapa yang akan dijodohkan dengan dia, gimana?!" Tanya mama Fifi dengan semangatnya.

"Tapi apa Al mau menerima mbak?"

"Kamu tenang aja, aku tahu kok gimana Al itu, dia kaku tapi penurut, dia pasti nggak bisa nolak!" Kata mama Fifi lagi. Seperti yang mama Dinda harapkan, rencananya berjalan mulus tanpa harus repot-repot merayu mama Fifi.

***

Selesai kelas Altaf menunggu Ara dengan menyandar di badan mobil Ara. Ara datang tersenyum melihat Altaf yang menyandar di mobilnya dengan memainkan ponselnya.

"Misi pak, kalau nggak mau terjungkal mending bapak minggir dari mobil saya deh!" Canda Ara dengan mode serius. Dan.....

TUKKKKK

Satu sentilan mendarat di hidung mancung Ara. Sentilan sayang 🤭😍😍

"AUWWWW!"

"Jangan sembarangan ya! Dikira hidung Ara lalat apa main sentil aja!" Kata Ara dengan nada kesalnya.

"Hadiah buat orang yang judes, ngeselin!" Kata Altaf santai.

"Biarin! Dia sendiri juga ngeselin, nyadar dong!" Kata Ara tak mau kalah.

"Thanks isi paper bag nya, nanti kakak lelang! Kali aja ada yang mau!" Kata Altaf sambil melangkah meninggalkan Ara sendiri di parkiran.

"Hih.....ngeselin banget sih, awas ya! Tunggu pembalasan Ara!" Teriak Ara karena Altaf sudah menjauh. Dan yang diteriaki malah senyum-senyum sendiri.

Episodes
1 Anak Manja
2 Teledor
3 Kesal
4 Gadis Tangguh
5 Menagih Janji
6 Ara yang Menang
7 Simpati
8 Terjebak Suasana
9 Salah Duga
10 Pergi ke Party
11 Dia Lagi Dia Lagi
12 Lelah
13 Tak Sengaja Nabrak
14 Sulit Dimengerti
15 Jawabannya
16 Kena Jitak kan
17 Kena Tangkap
18 Rayuan Maut
19 Hadiah
20 Drama
21 Mantul
22 Nah Lo Kena Kan?!
23 Pura-Pura
24 Wedding
25 MP
26 Bukti Cinta
27 Salting
28 Kepergok
29 Baru Tahu
30 Cocok
31 Lupa
32 Cemburu
33 Molor
34 Alasan
35 Kesal Sekali
36 Healing
37 Tanggap Darurat
38 Salah Lagi
39 Diam Seribu Bahasa
40 Slow Response
41 Gagal Couple
42 Tumbang
43 Kena Juga
44 Ngoyo (Memaksa Diri)
45 Damai
46 Balik Cerewet
47 Antik
48 Masa Lalu
49 Iri
50 Adil
51 Kamar Rahasia
52 Si Waginah
53 Tanding
54 Tragedi
55 Rawat Inap
56 Pulang
57 Teman Luknut
58 Mencari Tahu
59 Kacau
60 Luka
61 Mencari Jejak
62 Luluh
63 Suka Nempel
64 Dikejar Balik
65 Jujur
66 Suara Gagak
67 Kejutan
68 Jumpa Kangen
69 Tidak Wajar
70 Kesan Terakhir
71 Pilu
72 Duka
73 Kaget
74 Kehilangan Lagi
75 Batin Menjerit
76 Pupus
77 Tulus
78 Seribu Rayuan
79 Rambut Baru
80 Sabar Lagi
81 Curhatan Hati
82 Puncak Ego
83 Tak Terima
84 Pasrah
85 Pergi Jua
86 Terpaksa Bangkit
87 Pelukan Mama
88 Duren
89 Asisten Baru
90 Cerdik
91 Tamu Rahasia
92 Obat Kangen
93 Tantrum
94 Masih Sayang
95 Saingan
96 Pulang
97 Kejutan Kangen
98 Tanggung Sendiri
99 Teledor Lagi
100 Bingung
101 Masih Sayang
102 Tak Faham
103 Salah Paham
104 Kenyataan
105 Kesasar
106 Asisten Jahil
107 Ungkap Fakta
108 Asmara ke dua
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Anak Manja
2
Teledor
3
Kesal
4
Gadis Tangguh
5
Menagih Janji
6
Ara yang Menang
7
Simpati
8
Terjebak Suasana
9
Salah Duga
10
Pergi ke Party
11
Dia Lagi Dia Lagi
12
Lelah
13
Tak Sengaja Nabrak
14
Sulit Dimengerti
15
Jawabannya
16
Kena Jitak kan
17
Kena Tangkap
18
Rayuan Maut
19
Hadiah
20
Drama
21
Mantul
22
Nah Lo Kena Kan?!
23
Pura-Pura
24
Wedding
25
MP
26
Bukti Cinta
27
Salting
28
Kepergok
29
Baru Tahu
30
Cocok
31
Lupa
32
Cemburu
33
Molor
34
Alasan
35
Kesal Sekali
36
Healing
37
Tanggap Darurat
38
Salah Lagi
39
Diam Seribu Bahasa
40
Slow Response
41
Gagal Couple
42
Tumbang
43
Kena Juga
44
Ngoyo (Memaksa Diri)
45
Damai
46
Balik Cerewet
47
Antik
48
Masa Lalu
49
Iri
50
Adil
51
Kamar Rahasia
52
Si Waginah
53
Tanding
54
Tragedi
55
Rawat Inap
56
Pulang
57
Teman Luknut
58
Mencari Tahu
59
Kacau
60
Luka
61
Mencari Jejak
62
Luluh
63
Suka Nempel
64
Dikejar Balik
65
Jujur
66
Suara Gagak
67
Kejutan
68
Jumpa Kangen
69
Tidak Wajar
70
Kesan Terakhir
71
Pilu
72
Duka
73
Kaget
74
Kehilangan Lagi
75
Batin Menjerit
76
Pupus
77
Tulus
78
Seribu Rayuan
79
Rambut Baru
80
Sabar Lagi
81
Curhatan Hati
82
Puncak Ego
83
Tak Terima
84
Pasrah
85
Pergi Jua
86
Terpaksa Bangkit
87
Pelukan Mama
88
Duren
89
Asisten Baru
90
Cerdik
91
Tamu Rahasia
92
Obat Kangen
93
Tantrum
94
Masih Sayang
95
Saingan
96
Pulang
97
Kejutan Kangen
98
Tanggung Sendiri
99
Teledor Lagi
100
Bingung
101
Masih Sayang
102
Tak Faham
103
Salah Paham
104
Kenyataan
105
Kesasar
106
Asisten Jahil
107
Ungkap Fakta
108
Asmara ke dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!