Kena Jitak kan

Sejak kejadian itu Ara selalu menghindar kalau bertemu dengan Altaf. Altaf semakin kebingungan dengan sikap Ara. Sementara Ara tiap mengingat kekesalannya pada Altaf, Ara selalu melampiaskan dengan olah raga dengan keras. Sampai berjam-jam tak terasa ia melakukan olah raga sendiri di taman belakang rumahnya.

Kini sudah nampak perubahan di tubuh Ara, tiga bulan menjalani program diet badannya sudah merasa ringan. Geraknya lebih energik namun belum berani menimbang badannya. Dan gaya berpakaiannya masih sama, celana longgar dengan kemeja yang over size.

Pagi itu tak sengaja Ara berpapasan dengan Altaf saat keluar dari parkiran. Dengan cepat Ara memutar balik arah jalannya. Tapi kalah cepat dengan Altaf. Altaf mencekal tangan Ara.

"Rara...tunggu kakak mau bicara, jangan menghindar terus!" Kata Altaf keras dan menarik tangan Ara.

"Nggak ada yang perlu dibicarakan, Ara ada kelas!" Kata Ara sambil berusaha melepaskan tangannya.

"Ada Ra, kakak mau menjelaskan sesuatu sama Rara!" Kata Altaf ngeyel.

"Ara nggak butuh penjelasan kakak!"

"Tapi kakak butuh tahu, kenapa nomor kakak Rara blokir?!" Tanya Altaf lagi.

"Karna kakak bukan orang yang penting buat Ara, udah! LEPAS! Ara ada kelas!" Kata Ara yang menghempaskan tangan Altaf dengan kasar hingga tangannya terlepas.

Altaf tak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa memandangi punggung Ara yang pergi menjauh meninggalkannya.

"Udah Al, ngapain sih ngejar-ngejar dia, percuma, makin lo kejar makin lo diremehkan sama dia. Dia udah deket sama cowok lain, malah mungkin udah jadian!" Kata Dea yang tiba-tiba muncul dari belakang Altaf.

"Ngomong apa sih lo De, jangan asal ngomong!" Kata Altaf tak terima dengan omongan Dea.

"Lo nggak percaya? Gua ada buktinya kok!" Kata Dea yang langsung mengambil ponselnya dari dalam tas. Dea membuka galeri video yang ia rekam saat Ara berdua dengan Daffa di taman dan menunjukkan pada Altaf.

"Ini cuma satu Al, gua sering melihat mereka berduaan jalan bareng!" Bohong Dea pada Altaf.

"Nggak usah memfitnah De, gua tau Rara gimana orangnya!" Kata Altaf tak terima.

"Ya terserah lo, kalo lo nggak percaya, gua cuma ngasih tahu aja!" Kata Dea sambil meninggalkan Altaf sendiri. Altaf yang kesal dan mengacak rambutnya karena frustasi.

"Gua tahu Ra, kalau kamu deket dengan Daffa hanya untuk manas-manasi kakak kan?!" Katanya dalam hati menghibur diri.

Seminggu sejak kejadian itu Dea semakin gencar mendekati Altaf. Namun Altaf semakin dingin dengan Dea, yang membuat Dea geram dengan Ara, karena menganggap itu semua gara-gara Ara.

Saat di parkiran ketika Ara baru keluar dari mobilnya dengan kasar Dea menjambak kuncir rambut Ara. Ara yang kaget meringis menahan sakit. Namun dengan cepat Ara memutar badan dan memepet Dea ke badan mobilnya.

"Jangan main kasar sama Ara kak, Ara bukan cewek lemah yang mudah ditindas. Apa sebenarnya maunya kak Dea sama Ara!" Tanya Ara ngegas karena kesal. Karena suara Ara yang terdengar keras membuat mahasiswa yang ada di sekitar tempat itu mendekat dan berkerumun.

"LEPAS! SAKIT BEGO!" Kata Dea yang menahan sakit karena badannya dipepet Ara dengan tangan Ara melintang didada Dea.

"Sakit ya, masih berani gangguin Ara lagi! Mau rasain yang lebih dari ini! Kali ini kak Dea Ara lepas, tapi jangan harap lain kali kalau kak Dea berani gangguin Ara lagi! Ingat itu!" Kata Ara sambil melepaskan Dea, lalu pergi meninggalkan Dea.

Namun bukan dea kalau tak bisa bertindak licik. Dengan cepat tangan Dea menarik kemeja bagian belakang Ara dengan keras hingga robek menampakkan tubuh Ara bagian belakang. Kuku-kuku Dea yang panjang sampai membuat punggung Ara tergores memanjang. Dea tertawa melihat Ara yang malu dengan bajunya yang robek.

Semua yang melihat kejadian itu hanya bisa diam tak berani berbuat sesuatu.

Altaf yang melihat kerumunan mahasiswa datang dan kaget melihat keadaan Ara.

Dengan cepat melepas jaketnya dan menutup punggung Ara.

"Kalian semua lihat apa?! BUBAR!" Kata Altaf marah.

"Keterlaluan lo Dea! Awas lo berani gangguin Ara lagi!"Kata Altaf sambil menunjuk muka Dea. Altaf merangkul tubuh Ara yang gemetar dan membawanya masuk ke mobil Ara.

"Udah Ra, Rara nggak perlu takut, Rara aman sama kakak!" Kata Altaf memeluk Ara di dalam mobil. Ara yang masih syok hanya diam tak merespon.

"Kita pulang ya, ke apartemen kakak aja, yang deket dari sini, kakak obati lukanya!" Kata Altaf membujuk Ara.

"ENGGAK.....!" Teriak Ara dan langsung mendorong tubuh Altaf dengan kasar.

"Ada apa Ra?!" Tanya Altaf kaget.

"Ara nggak mau ke apartemen kakak, Ara nggak mau di apa-apain sama kakak!" Kata Ara ngegas.

"Ngomong apa sih Ra, diapa-apain gimana?!" Tanya Altaf bingung.

"Kakak suka bawa cewek ke apartemen kan, Ara bukan cewek gampangan yang bisa kakak mainin, jangan mentang-mentang ganteng kakak bisa sesuka hati mainin cewek ya!" Kata Ara kasar dan...

TAKKKKKK

Satu jitakkan mendarat di jidat Ara...

"ADUH......!

"Kakak....! kok malah Ara di jitak sih!" Protes Ara kesal.

"Makanya jangan asal ngomong, jorok banget pikirannya. Kalau kakak mau ngejelasin tuh di kasih kesempatan, jangan ambil kesimpulan sendiri. Rara pasti mikir baju-baju perempuan yang ada di almari apartemen kakak itu baju cewek simpanan kakak kan?" Tanya Altaf memancing jawaban Ara. Dan Ara hanya bengong menunggu Altaf mengatakan sesuatu.

"Bukan Rara!" Itu baju Rena, sebelum kakak pindah ke apartemen itu, mas Alfin sama Rena yang tinggal di sana. Trus kami tukar tempat mas Alfin sama Rena pulang ke rumah papa mama, kakak yang ganti tinggal di apartemen. Rena belum sempat membawa semua baju-bajunya karna pindahnya mendadak. Dari dulu kakak mau jelasin ini ke Rara. Rara malah marah duluan, pakai nge blokir nomor kakak lagi!" Kata Altaf pura-pura ngambek.

"Ya maap, habisnya Ara takut di apa-apain sama kakak!" Dan.....

TAKKKKKK

Satu jitakan lagi mendarat di jidat Ara.

"Kakak jangan kdrt dong, katanya mau ngobatin luka Ara, ini malah nyakitin!" Kata Ara kesal.

"Hah...kita belum berumah tangga Ra, ydah ada kdrt?" Kata Altaf dalam hati.

"Mau ke apartemen kakak? Udah nggak takut lagi kakak apa-apain?" Tanya Altaf jahil.

"Berani apa-apain Ara, Ara tabok! Trus Ara buang ke Alaska, bukan ke jalan tol lagi!" Kata Ara tak mau kalah.

"KEJAM!" Kata Altaf spontan.

"Bener ya kita pulang ke apartemen kakak, kita damai mulai sekarang! Sekarang Rara izin gih nggak ikut kelas hari ini, kakak juga mau izin nggak masuk!" Kata Altaf dengan senyum mengembang, serasa terbebas dari beban salama beberapa bulan ini.

Mereka pulang ke apartemen Altaf dengan mobil Ara, Altaf meninggalkan motornya di kampus. Ara pun merasa lega, prasangka buruknya pada Altaf selama ini terjawab sudah.

Episodes
1 Anak Manja
2 Teledor
3 Kesal
4 Gadis Tangguh
5 Menagih Janji
6 Ara yang Menang
7 Simpati
8 Terjebak Suasana
9 Salah Duga
10 Pergi ke Party
11 Dia Lagi Dia Lagi
12 Lelah
13 Tak Sengaja Nabrak
14 Sulit Dimengerti
15 Jawabannya
16 Kena Jitak kan
17 Kena Tangkap
18 Rayuan Maut
19 Hadiah
20 Drama
21 Mantul
22 Nah Lo Kena Kan?!
23 Pura-Pura
24 Wedding
25 MP
26 Bukti Cinta
27 Salting
28 Kepergok
29 Baru Tahu
30 Cocok
31 Lupa
32 Cemburu
33 Molor
34 Alasan
35 Kesal Sekali
36 Healing
37 Tanggap Darurat
38 Salah Lagi
39 Diam Seribu Bahasa
40 Slow Response
41 Gagal Couple
42 Tumbang
43 Kena Juga
44 Ngoyo (Memaksa Diri)
45 Damai
46 Balik Cerewet
47 Antik
48 Masa Lalu
49 Iri
50 Adil
51 Kamar Rahasia
52 Si Waginah
53 Tanding
54 Tragedi
55 Rawat Inap
56 Pulang
57 Teman Luknut
58 Mencari Tahu
59 Kacau
60 Luka
61 Mencari Jejak
62 Luluh
63 Suka Nempel
64 Dikejar Balik
65 Jujur
66 Suara Gagak
67 Kejutan
68 Jumpa Kangen
69 Tidak Wajar
70 Kesan Terakhir
71 Pilu
72 Duka
73 Kaget
74 Kehilangan Lagi
75 Batin Menjerit
76 Pupus
77 Tulus
78 Seribu Rayuan
79 Rambut Baru
80 Sabar Lagi
81 Curhatan Hati
82 Puncak Ego
83 Tak Terima
84 Pasrah
85 Pergi Jua
86 Terpaksa Bangkit
87 Pelukan Mama
88 Duren
89 Asisten Baru
90 Cerdik
91 Tamu Rahasia
92 Obat Kangen
93 Tantrum
94 Masih Sayang
95 Saingan
96 Pulang
97 Kejutan Kangen
98 Tanggung Sendiri
99 Teledor Lagi
100 Bingung
101 Masih Sayang
102 Tak Faham
103 Salah Paham
104 Kenyataan
105 Kesasar
106 Asisten Jahil
107 Ungkap Fakta
108 Asmara ke dua
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Anak Manja
2
Teledor
3
Kesal
4
Gadis Tangguh
5
Menagih Janji
6
Ara yang Menang
7
Simpati
8
Terjebak Suasana
9
Salah Duga
10
Pergi ke Party
11
Dia Lagi Dia Lagi
12
Lelah
13
Tak Sengaja Nabrak
14
Sulit Dimengerti
15
Jawabannya
16
Kena Jitak kan
17
Kena Tangkap
18
Rayuan Maut
19
Hadiah
20
Drama
21
Mantul
22
Nah Lo Kena Kan?!
23
Pura-Pura
24
Wedding
25
MP
26
Bukti Cinta
27
Salting
28
Kepergok
29
Baru Tahu
30
Cocok
31
Lupa
32
Cemburu
33
Molor
34
Alasan
35
Kesal Sekali
36
Healing
37
Tanggap Darurat
38
Salah Lagi
39
Diam Seribu Bahasa
40
Slow Response
41
Gagal Couple
42
Tumbang
43
Kena Juga
44
Ngoyo (Memaksa Diri)
45
Damai
46
Balik Cerewet
47
Antik
48
Masa Lalu
49
Iri
50
Adil
51
Kamar Rahasia
52
Si Waginah
53
Tanding
54
Tragedi
55
Rawat Inap
56
Pulang
57
Teman Luknut
58
Mencari Tahu
59
Kacau
60
Luka
61
Mencari Jejak
62
Luluh
63
Suka Nempel
64
Dikejar Balik
65
Jujur
66
Suara Gagak
67
Kejutan
68
Jumpa Kangen
69
Tidak Wajar
70
Kesan Terakhir
71
Pilu
72
Duka
73
Kaget
74
Kehilangan Lagi
75
Batin Menjerit
76
Pupus
77
Tulus
78
Seribu Rayuan
79
Rambut Baru
80
Sabar Lagi
81
Curhatan Hati
82
Puncak Ego
83
Tak Terima
84
Pasrah
85
Pergi Jua
86
Terpaksa Bangkit
87
Pelukan Mama
88
Duren
89
Asisten Baru
90
Cerdik
91
Tamu Rahasia
92
Obat Kangen
93
Tantrum
94
Masih Sayang
95
Saingan
96
Pulang
97
Kejutan Kangen
98
Tanggung Sendiri
99
Teledor Lagi
100
Bingung
101
Masih Sayang
102
Tak Faham
103
Salah Paham
104
Kenyataan
105
Kesasar
106
Asisten Jahil
107
Ungkap Fakta
108
Asmara ke dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!