Terpojok

Seperti film-film India dulu, dimana polisi datang setelah masalah selesai. Begitu juga, dengan para dosen di kampus tersebut. Mereka datang, setelah pertarungan selesai.

"Ada apa ini? Kenapa kalian semua berkumpul di sini? Apa kalian melakukan aksi demo?" tanya salah satu dosen

Tak ada yang menjawab, namun Byan dengan dibantu oleh anak buahnya. Ia menatap sengit pada Luna, yang tengah memakai jaketnya. Lalu ia berjalan, menuju para dosen.

"Dia... Lihat, apa yang sudah dia lakukan padaku." Adu Byan

"Cih... Pengadu" ucap Luna pelan, namun ia berdiri di depan ketiga saudaranya. Seraya memasukkan kedua tangannya, ke saku jaket. Menatap dingin Byan dan kumpulan dosen, yang berjumlah 5 orang tersebut.

"Kenapa kamu melakukannya?" tanya dosen yang bernama Lukman

"Melakukan apa" tanya Luna santai

Byan benar-benar merasa marah, karena dirinya di permalukan di depan banyak orang. Bahkan, ia harus di kalahkan oleh seorang perempuan. Tentu saja nama baiknya, sebagai juara taekwondo tercoreng. Hanya dalam hitungan menit, ditambah tak ada luka sama sekali di tubuh Luna.

"Kamu melukai tanganku dan membanting tubuhku." jawab Byan, Luna tersenyum miring

"Apa ada bukti?" tanya Luna

"Banyak saksi" jawab Byan, Luna menatap ke sekeliling

"Apa kalian melihat, apa yang di katakan olehnya?" tanya Luna

Semua orang terdiam, namun tak lama mereka menggelengkan kepalanya serentak.

"See? Mana saksi yang kamu maksud?" tanya Luna, membuat Byan semakin berang

Byan menatap nyalang pada semua orang, yang ada di lapangan tersebut. Namun, kini tak ada rasa takut pada mereka. Luna saja yang sendiri, berani melawan Byan. Apalagi mereka, yang lebih dari satu orang.

Byan mendengus

"Rupanya kalian sudah berani padaku, apa kalian tidak takut aku keluarkan. Kalian tidak lupa bukan, siapa ayahku?" Luna terkekeh, mendengar ucapan Byan. Seperti lelucon untuknya, sangat lucu.

"Apa kamu anak papih?" tanya Cia, seraya melangkahkan kakinya sejajar dengan dengan Luna. Jangan lupakan tangan dan mulutnya, masih bekerja sama untuk memindahkan snack ringan dari bungkusan ke perutnya.

Byan menoleh, menatap Cia yang tak kalah cantik.

"Apa liat-liat gue, lo. Mau gue colok, pake tusuk sate." ucap Cia, ia memelototkan kedua bola matanya

'Definisi buaya yang sebenarnya' ucap Ghava

'kenapa?' tanya Cia

'Tadi dia terpesona pada Luna, sekarang ia melakukan hal yang sama padamu. Menatap lapar, seolah ingin menelanmu.' jawab Ghava

'Hiiiiii..... Pantesan matanya mesum gitu, udah kaya anj*ng pengen kawin.' Cia bergidik ngeri, karena melihat tatapan Byan

"Kenapa harus takut ma lu?" tanya Cia

"Karena hanya dengan aku mengadukan semua ini pada ayahku, kalian pasti akan dikeluarkan dari kampus." jawab Byan pongah

"Sakit jiwa, mau bikin kampus ni bangkrut lo. Ngotak kalo ngomong, kalo lu keluarin semua orang di kampus ni. Itu artinya lu nyuruh tutup, ni kampus. Ihhh... Badan aja lu mah yang gede, tapi otaknya segede kacang tanah. TOLOL" ucap Cia kesal, kok ada yang bangga sama kelakuannya

"Pfffftt" Ghava menahan tawanya, Ali menunduk menyembunyikan senyumannya. Wajah Byan semakin merah, karena malu

Luna memang tak banyak bicara, ia hanya akan bermain fisik bila memang diperlukan. Tapi tidak dengan Cia, mulut nya benar-benar level 100. Siapa saja yang adu mulut dengannya, jangan harap bisa menang.

Salah aja, Cia bisa jadi bener. Apalagi kalo di bener, bisa habis lawan bicaranya. Cia lah simbol untuk perumpamaan, WANITA SELALU BENAR.

Bukan hanya Ghava yang menahan tawa, semua mahasiswa dan bahkan para dosen pun demikian.

"O iya, gue juga mau ngelaporin masalah pelecehan yang ternyata sering terjadi di kampus ini. Apa di antara kalian, ada yang menjadi korban Byan dan antek-anteknya?" ucap Ghava, seraya bertanya.

Ghava ikut maju, dan kini sejajar dengan kedua saudarinya. Ia juga memasukkan kedua tangannya, ke dalam saku celana. Banyak yang terpesona pada Ghava, meski tengil. Paras Ghava, tentunya sama-sama tampan dengan Ali.

Para perempuan yang pernah menjadi korban, menggigit bibir bawahnya. Bingung, bila mereka maju sama dengan membuka aib mereka. Tapi, bila tak maju. Byan akan semakin menjadi, dan korban pasti akan bertambah.

Para dosen dibuat diam, mereka memang pernah mendengar hak tersebut. Tapi, karena lagi-lagi dengan alasan takut dikeluarkan. Mereka memilih untuk diam, menutup mata dan telinga.

Di keheningan tersebut, tiba-tiba ada yang mengangkat tangannya. Semua orang, mengalihkan pandangan mereka.

Karena tubuhnya yang mungil, dan posisi ia berdiri ada di tengah orang-orang yang tinggi. Sehingga orang-orang tak ada yang bisa melihat wajahnya, kecuali yang ada di dekatnya.

Perempuan itu maju ke depan dan melangkah ke dekat Luna, ia memilih untuk berdiri di dekat penyelamatnya. Kini semua orang, bisa melihatnya. Gadis mungil, yang terlihat cantik dan imut.

Luna tersenyum, dan mendekap bahunya. Ya... Entah kenapa, Luna merasa jatuh cinta pada gadis ini. Tentunya bukan jatuh cinta, dalam artian yang sebenarnya. Hei... Luna masih normal ya.

Semua orang yang melihat senyuman Luna, terpesona bukan main. Cantik, sama dengan Cia yang sudah biasa tersenyum dan tertawa.

"Hai Risa, bagaimana kabarmu?" tanya Luna

'Baik kakak, semua ini berkat kakak.' jawabnya dengan menggerakkan kedua tangannya

"Alhamdulillah, syukurlah." Risa mengangguk, senyuman tak luntur dari bibirnya.

Cia menoleh dan menengadah, ia melihat ekspresi Ghava. Antara ingin tertawa dan mengeluarkan kata-kata mutiaranya, wajah Ghava saat ini seperti orang cengo. Bahkan wajahnya memerah, saking terpesonanya

"Sadar woy, istighfar." ucap Cia, seraya menyikut Ghava

"Ck, ganggu aja lu. Orang lagi nandain bidadari juga, pasti di kayangan lagi sibuk." balas Ghava, membuat Cia dan Luna mengerutkan dahinya. Risa pun ikut menoleh dan memperhatikan Ghava, membuat pria tampan itu salah tingkah.

"Kok bisa, di kayangan sibuk?" tanya Cia

"Iyalah sibuk, mereka pasti lagi nyari salah satu bidadari nya. Yang ternyata terdampar di sini, di deket pangeran tampan." jawab Ghava tersenyum, membuat wajah Risa terasa panas dan memerah.

"Dih... Istighfar lo" ucap Luna dan Cia serentak, membuat Ghava kesal

"Ehem... Oke, apakah ada lagi?" tanya Ghava, Ghava paham dengan perasaan para korban.

"Gue paham, kalo ku semua ngerasa malu buat mengakui di sini. Kalian bisa ke kantor polisi, nyusul gue nanti. Kalian, bisa laporkan langsung nanti di sana." Ghava menghembuskan nafas pelan

"Gue tau, kalian merasa malu. Karena ini semua merupakan aib menurut kalian semua, meski tidak sampai merenggut kehormatan kalian. Namun kalian merasa, harga diri kalian sebagai perempuan terinjak-injak. Kalian merasa diri kalian hina dan kotor, karena perlakuan dia dan antek-anteknya. Tapi asal kalian tau, gambar yang di ambil oleh bajingan itu. Sudah tersebar di website ilegal, dan menjadikan wajah kalian sebagai pemuas untuk laki-laki yang sakit jiwanya."

DEG

Tentu saja, ucapan Ghava seperti belati yang menancap tepat di jantung para korban. Sehingga membuat mereka yakin, untuk ikut melaporkan Byan ke kantor polisi.

Wajah Byan dan teman-temannya, langsung pias.

...****************...

Alhamdulillah bisa nulis dan tepat waktu🥰

Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰

...Happy Reading All...

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

CIA sama ghava 11 12 sengklek nya
🤣🤣🤣🤣🤣
tiada hari tanpa omongan konyol ,

2025-01-04

1

Eli Elieboy Eboy

Eli Elieboy Eboy

𝚐𝚑𝚊𝚟𝚊 𝚖𝚊𝚑 𝚍𝚕𝚞𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚝𝚎𝚖𝚞 𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑𝚗𝚢𝚊 😂😂😂

2025-01-11

1

Pisces97

Pisces97

catat perempuan SELALU BENAR 🤭

2025-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Pesan ( Ghava Pembuat Kesal)
2 Otewe Desa yang di Teror
3 Damar Hilang
4 Mencari Damar
5 Ghava
6 Dendam Mia
7 Selesai dan Hilangnya Arwah Mia
8 Calon Ulet
9 Teman Baru Luna?
10 Byan Adiguna
11 Rencana
12 Luna vs Byan
13 Terpojok
14 Mulut Pedas Cia
15 Kekonyolan Cia
16 Tentang Risa
17 Keberanian Ghava
18 Sampaaaiii
19 Bule WULAN
20 Keburukan Wulan
21 Akhir dari Wulan
22 Awal Mula
23 Lamaran
24 Mbah Barjo
25 Siapa?
26 Fakta Mengejutkan dan Kematian Tiga Sahabat
27 Mendatangi Barjo
28 Pertarungan
29 Akhir dari Barjo
30 Perundungan
31 Membalas
32 Nilam
33 Perdebatan
34 Mahesa
35 Kebenaran tentang Tania 1
36 Kebenaran tentang Tania 2 ( Amukan Cia)
37 Akhir dari kasus Tania
38 Obrolan Unfaedah
39 Jemput Tania
40 Firasat Luna
41 Pangandaran
42 Penemuan Anak Lelaki dan Bayi Perempuan
43 Melihat Masa Lalu 1
44 Melihat Masa Lalu 2
45 Melihat Masa Lalu 3
46 Melihat Masa Lalu 4
47 Akhir Dari Cerita Masa Lalu
48 Luapan Isi Hati Cia
49 Terbongkarnya Kebusukan
50 Detik-detik Sebelum Bencana Besar
51 Akhir dari Sebuah Desa
52 Rencana Syukuran
53 Kedatangan Anak-anak Kembara Kembar Sepuluh
54 Panti Asuhan kyai Abdullah
55 Rahasia Kama dan Hanum
56 Fakta Kekasih Mahesa
57 Ternyata Hanya Kagum
58 Dihadang
59 "WHITE GRIZZLY"
60 Ternyata Masih Berkaitan
61 Kebaikan Tetua
62 Siapa??
63 Kekonyolan si Kembar
64 Kembali Berpisah
65 IBU
66 Yang Mana Dulu?
67 Cerita Lani
68 Akhir Dari Mahesa
69 Reno
70 Ternyata
71 Pertarungan 1
72 Pertarungan 2 ( Datangnya Bala Bantuan)
73 Pertarungan 3 ( Kehadiran Yumi)
74 Melepas Rindu
75 Perginya Cantika Azzihra Putri Zandra
76 Rencana ke Panti
77 Gombalan ala Lani dan Tania
78 Vino
79 Tentang Vino 1
80 Tentang Vino 2
81 Tentang Vino 3 ( akhir )
82 Cerita Maesaroh
83 Amarah Rizal
84 Kesedihan Rizal
85 Perpisahan Vino
86 Rencana Ali dan Ghava
87 Kejutan untuk Tania dan Risa
88 Kasus Lagi?
89 Cerita Dian
90 Menghubungi Ghava
91 Ke rumah Darren dan Dian
92 Cerita dibalik Pesan Terakhir
93 Kejadian Genting
94 Amarah Ghava dan Cia
95 Cia Meluapkan Amarah
96 Ternyata Mereka
97 Berubah (bukan jadi Power Ranger)
98 Akhir dari si Iblis
99 Kembali Berkumpul
100 Bazar Dadakan
101 CIA (Gugur Sebelum Berperang..... Lagi!!)
102 Lamaran
103 Cahaya
104 Kesialan Mini
105 Mematik Emosi Cia
106 Siapa???
107 Pernyataan
108 Pembicaraan Dua Pria
109 Dihadang, Lagi?
110 9 vs 1
111 Kebaikan Cia
112 Hari Pernikahan
113 Cari Mati
114 Pertemuan tak terduga
115 Jacob
116 Seperti ada Sengatan Listriknya Gitu
117 Rumah Peninggalan
118 Pernyataan dan Keanehan
119 Sosok Mengerikan
120 Tarik Menarik
121 Mencari Sandi
122 Ternyata Damar....
123 Chairil
124 Iblis Konyol dan Cerita Masa Lalu Heni
125 Masih Masa Lalu Heni
126 Amarah Cia
127 Musnahnya Sosok Pesugihan
128 Ternyata Belum Selesai
129 Akhirnya Selesai
130 Rencana ke Rumah Sakit
131 Rencana Koas dan PIDI
132 Sigmund Tau Yang Sebenarnya
133 Permintaan Damar
134 Konyolnya Lani
135 Pajak Jadian
136 Om Arkan
137 Jawaban Cia
138 Kasus Baru 1
139 Kasus Baru 2 (Ke Rumah pak RT)
140 Kasus Baru 3 ( Meminta Bantuan Ghava)
141 Datangnya Bala Bantuan
142 Cerita Rumah Mars
143 Kembali Bertarung
144 Ketegangan 1
145 Ketegangan 2 dan Luapan Kerinduan
146 Pagi yang Indah
147 Kedatangan Es dan Chairil
148 Kelakuan Cia
149 Perpisahan Dengan Damar
150 Mood yang Berantakan
151 Part 151
152 Campur Tangan Yumi
153 Sudah Pecah Telor
154 Lagi???
155 Bee?
156 Pilihan Tetua
157 Korban di tabrak Mobil
158 Cahaya
159 Awal mula Perkenalan Cia dan Diandra
160 Awal Mula Pertemuan Cia dan Diandra 2
161 Menuju Rumah Diandra
162 Kondisi Keluarga Diandra
163 Curahan Hati Saras
164 Pengeroyokan
165 Part 164
166 Tentang Diandra
167 Part 166
168 Menuju Perusahaan Bermasalah
169 Ruang Presdir atau Ruang....
170 Part 169
171 Awal Mula
172 Merombak Ulang
173 Detik-Detik Kehancuran Keluarga Egois
174 Terbongkarnya Semua Kebusukan
175 Penyesalan Boby
176 Part 175
177 Part 176
178 Kericuhan di IGD dan Ketegangan di Ruang Operasi
179 Aqila dan Bulan
180 Part 179
181 Part 180
182 Part 181
183 Perdebatan
184 Part 183
185 Apakah ini, yang namanya di Balas Tunai?
186 Lamaran atau paksaan?
187 Sosok Bisu
188 Cerita Pilu Kematian si Gadis Bisu
189 Amarah Dua Jiwa
190 Amukan Jenar
191 Denis yang Malang
192 Dika dan Sella
193 Lamaran dan Kejutan
194 Akhirnyaaaaaa...... Langsung 4 Pasang Pengantin
195 Kalimat Keramat
196 Banyaknya Korban
197 Part 196
198 Ke Kantor Polisi
199 Insiden di Kantor Polisi
200 Ketakutan Cia
201 Kekuatan Sigmund
202 Kondisi Cia
203 Kondisi Cia 2
204 Happy End
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Sebuah Pesan ( Ghava Pembuat Kesal)
2
Otewe Desa yang di Teror
3
Damar Hilang
4
Mencari Damar
5
Ghava
6
Dendam Mia
7
Selesai dan Hilangnya Arwah Mia
8
Calon Ulet
9
Teman Baru Luna?
10
Byan Adiguna
11
Rencana
12
Luna vs Byan
13
Terpojok
14
Mulut Pedas Cia
15
Kekonyolan Cia
16
Tentang Risa
17
Keberanian Ghava
18
Sampaaaiii
19
Bule WULAN
20
Keburukan Wulan
21
Akhir dari Wulan
22
Awal Mula
23
Lamaran
24
Mbah Barjo
25
Siapa?
26
Fakta Mengejutkan dan Kematian Tiga Sahabat
27
Mendatangi Barjo
28
Pertarungan
29
Akhir dari Barjo
30
Perundungan
31
Membalas
32
Nilam
33
Perdebatan
34
Mahesa
35
Kebenaran tentang Tania 1
36
Kebenaran tentang Tania 2 ( Amukan Cia)
37
Akhir dari kasus Tania
38
Obrolan Unfaedah
39
Jemput Tania
40
Firasat Luna
41
Pangandaran
42
Penemuan Anak Lelaki dan Bayi Perempuan
43
Melihat Masa Lalu 1
44
Melihat Masa Lalu 2
45
Melihat Masa Lalu 3
46
Melihat Masa Lalu 4
47
Akhir Dari Cerita Masa Lalu
48
Luapan Isi Hati Cia
49
Terbongkarnya Kebusukan
50
Detik-detik Sebelum Bencana Besar
51
Akhir dari Sebuah Desa
52
Rencana Syukuran
53
Kedatangan Anak-anak Kembara Kembar Sepuluh
54
Panti Asuhan kyai Abdullah
55
Rahasia Kama dan Hanum
56
Fakta Kekasih Mahesa
57
Ternyata Hanya Kagum
58
Dihadang
59
"WHITE GRIZZLY"
60
Ternyata Masih Berkaitan
61
Kebaikan Tetua
62
Siapa??
63
Kekonyolan si Kembar
64
Kembali Berpisah
65
IBU
66
Yang Mana Dulu?
67
Cerita Lani
68
Akhir Dari Mahesa
69
Reno
70
Ternyata
71
Pertarungan 1
72
Pertarungan 2 ( Datangnya Bala Bantuan)
73
Pertarungan 3 ( Kehadiran Yumi)
74
Melepas Rindu
75
Perginya Cantika Azzihra Putri Zandra
76
Rencana ke Panti
77
Gombalan ala Lani dan Tania
78
Vino
79
Tentang Vino 1
80
Tentang Vino 2
81
Tentang Vino 3 ( akhir )
82
Cerita Maesaroh
83
Amarah Rizal
84
Kesedihan Rizal
85
Perpisahan Vino
86
Rencana Ali dan Ghava
87
Kejutan untuk Tania dan Risa
88
Kasus Lagi?
89
Cerita Dian
90
Menghubungi Ghava
91
Ke rumah Darren dan Dian
92
Cerita dibalik Pesan Terakhir
93
Kejadian Genting
94
Amarah Ghava dan Cia
95
Cia Meluapkan Amarah
96
Ternyata Mereka
97
Berubah (bukan jadi Power Ranger)
98
Akhir dari si Iblis
99
Kembali Berkumpul
100
Bazar Dadakan
101
CIA (Gugur Sebelum Berperang..... Lagi!!)
102
Lamaran
103
Cahaya
104
Kesialan Mini
105
Mematik Emosi Cia
106
Siapa???
107
Pernyataan
108
Pembicaraan Dua Pria
109
Dihadang, Lagi?
110
9 vs 1
111
Kebaikan Cia
112
Hari Pernikahan
113
Cari Mati
114
Pertemuan tak terduga
115
Jacob
116
Seperti ada Sengatan Listriknya Gitu
117
Rumah Peninggalan
118
Pernyataan dan Keanehan
119
Sosok Mengerikan
120
Tarik Menarik
121
Mencari Sandi
122
Ternyata Damar....
123
Chairil
124
Iblis Konyol dan Cerita Masa Lalu Heni
125
Masih Masa Lalu Heni
126
Amarah Cia
127
Musnahnya Sosok Pesugihan
128
Ternyata Belum Selesai
129
Akhirnya Selesai
130
Rencana ke Rumah Sakit
131
Rencana Koas dan PIDI
132
Sigmund Tau Yang Sebenarnya
133
Permintaan Damar
134
Konyolnya Lani
135
Pajak Jadian
136
Om Arkan
137
Jawaban Cia
138
Kasus Baru 1
139
Kasus Baru 2 (Ke Rumah pak RT)
140
Kasus Baru 3 ( Meminta Bantuan Ghava)
141
Datangnya Bala Bantuan
142
Cerita Rumah Mars
143
Kembali Bertarung
144
Ketegangan 1
145
Ketegangan 2 dan Luapan Kerinduan
146
Pagi yang Indah
147
Kedatangan Es dan Chairil
148
Kelakuan Cia
149
Perpisahan Dengan Damar
150
Mood yang Berantakan
151
Part 151
152
Campur Tangan Yumi
153
Sudah Pecah Telor
154
Lagi???
155
Bee?
156
Pilihan Tetua
157
Korban di tabrak Mobil
158
Cahaya
159
Awal mula Perkenalan Cia dan Diandra
160
Awal Mula Pertemuan Cia dan Diandra 2
161
Menuju Rumah Diandra
162
Kondisi Keluarga Diandra
163
Curahan Hati Saras
164
Pengeroyokan
165
Part 164
166
Tentang Diandra
167
Part 166
168
Menuju Perusahaan Bermasalah
169
Ruang Presdir atau Ruang....
170
Part 169
171
Awal Mula
172
Merombak Ulang
173
Detik-Detik Kehancuran Keluarga Egois
174
Terbongkarnya Semua Kebusukan
175
Penyesalan Boby
176
Part 175
177
Part 176
178
Kericuhan di IGD dan Ketegangan di Ruang Operasi
179
Aqila dan Bulan
180
Part 179
181
Part 180
182
Part 181
183
Perdebatan
184
Part 183
185
Apakah ini, yang namanya di Balas Tunai?
186
Lamaran atau paksaan?
187
Sosok Bisu
188
Cerita Pilu Kematian si Gadis Bisu
189
Amarah Dua Jiwa
190
Amukan Jenar
191
Denis yang Malang
192
Dika dan Sella
193
Lamaran dan Kejutan
194
Akhirnyaaaaaa...... Langsung 4 Pasang Pengantin
195
Kalimat Keramat
196
Banyaknya Korban
197
Part 196
198
Ke Kantor Polisi
199
Insiden di Kantor Polisi
200
Ketakutan Cia
201
Kekuatan Sigmund
202
Kondisi Cia
203
Kondisi Cia 2
204
Happy End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!