Damar Hilang

Setelah 10 menit perjalanan, mereka pun tiba di sebuah perkampungan. Ternyata begitu sampai, rumah-rumah di sana menggunakan listrik dan lampu. Walau belum semua, karena ada beberapa yang masih menggunakan obor atau pun cempor (lampu semprong).

"Kalian bisa beristirahat di rumah pak kepala desa, di sana sudah di sediakan kamar. Kita akan berkumpul kembali, setelah melaksanakan shalat Maghrib." ucap pak Tio

"Mmm.. tunggu, sebelumnya saya mau bertanya. Dimana rumah wanita itu? Dan bagaimana dengan bayinya yang masih hidup?" tanya Cia

"Rumahnya ada di sana, melewati beberapa rumah dari sini." jawab pak Sugeng, seraya menunjuk ke arah depan

"Baiklah, kalau begitu kami pamit masuk pak. Terima kasih" ucap Ghava, ketiga pria itu pun berpamitan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Sedangkan keempat saudara itu, di persilahkan masuk oleh istri kepala desa tersebut.

"Kalian bisa menempati kamar ini dan ini, di dalam sudah ada kasur. Maaf bila tidak menggunakan ranjang, hanya kasur lantai." ucap bu Sukma ramah

Semua orang di sini sudah tau, maksud kedatangan keempat pemuda ini. Karena sudah di beritahukan oleh orang yang menghubungi Ghava, bila ada orang-orang yang akan membantu menyelesaikan masalah arwah gentayangan di desanya. Karena itu, warga menerima dengan sangat baik Cia dan yang lainnya.

"Tidak apa-apa bu, ini semua juga sudah cukup." jawab Luna, tanpa ada senyuman di wajahnya

"Kalau begitu, ibu tinggal ya." Keempatnya mengangguk, mereka masuk ke kamar

.

.

"Oee... oeee... oeee" terdengar samar-samar suara tangisan bayi

"Bayi siapa itu?" tanya Cia, seraya membuka jendela mencari asal suara.

"Mungkin salah satu anak yang masih hidup, dari arwah itu." jawab Luna, ia melirik pada jam yang terpasang di dinding kamar tersebut. Sekitar 10 menit lagi, adzan Maghrib berkumandang.

"Kamu benar, sepertinya bayi itu merindukan pelukan ibunya." ucap Cia sendu

"Ya sudah bersiaplah untuk shalat, sebentar lagi adzan." ajak Luna, Cia mengangguk

Para lelaki berangkat ke mesjid, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kepala desa. Begitu juga dengan Ali dan Ghava, pak Kades mengajak mereka untuk berjamaah dengan warga lainnya. Sedangkan Cia dan Luna memilih di rumah, bersama bu Sukma dan putrinya yang masih SMP.

Di mesjid tentunya, ALi dan Ghava menjadi pusat perhatian para gadis. Bahkan bukan hanya gadis, para janda pun mencuri-curi pandang pada kedua pria tampan tersebut. Anjaaayyy.... Udah ganteng, putih, sipit, pokonya mah sempoa lah.

Terdengar bisik-bisik para perempuan, yang mengagumi paras Ghava dan Ali. Mereka yang sudah biasa, tak memperdulikan hal tersebut. Untung Cia tidak ikut, bila ikut. Sudah pasti para perempuan itu, akan habis terkena mulut cabe rawit level 100 miliknya. Cia paling tidak suka dengan perempuan-perempuan genit dan caper, kagum boleh... bodoh jangan.

.

.

Setelah shalat Maghrib, pak Kades mengajak pak Sugeng, pak Tio, Ali dan Ghava untuk kembali ke kediamannya. Termasuk dengan pemuda yang menghubungi Ghava, pria seusia dengan mereka yang bernama Gio.

"Jadi, kamu yang menghubungi ku?" tanya Ghava, ketiga pemuda itu berjalan di belakang pak Kades dan dua orang dewasa lainnya.

"Ya mas, maaf sudah mengganggu waktunya." jawab Gio

"Tak masalah sebenarnya, tapi yang jadi pertanyaan kami adalah... kamu tau darimana no ponselku dan tau darimana bila kami memiliki kemampuan berinteraksi dengan MEREKA?" jawab Ghava, ia pun mengajukan pertanyaan yang sejak awal jadi pertanyaan dia dan yang lain.

"Apa kalian mengenal pria bernama Raka?" tanya Gio

"Raka?" tanya Ghava dan Ali, serempak mereka pun menggelengkan kepala mereka. Gio menghembuskan nafasnya pelan

"Raka... maksudku kakek Raka, beliau adalah teman dari double twin di keluarga Zandra. Dan beliau bercerita bila dirinya, pernah di selamatkan oleh mereka saat dulu dirinya pernah menjadi target tumbal pesugihan seseorang. Dari beliau aku mendapatkan no ponsel tuan Sahin, dan dari beliau aku mendapatkan no ponsel milik mas Ghava." jawab Gio menjelaskan

Ghava dan Ali mengangguk, meski mereka tidak tau menau cerita yang di maksud oleh Gio. Namun, mereka percaya. Karena tidak mungkin kakeknya memberitahukan no ponsel milik mereka, pada sembarang orang.

"Lalu, dimana kakek Raka yang kamu maksud? Apa kamu merupakan cucu beliau?" tanya Ali, Ghava menggelengkan kepalanya

"Bukan, aku hanya orang yang dekat dengan beliau. Dan mengenai kakek Raka... " jawab Raka, ia menghembuskan nafasnya

"Beliau sudah berpulang, seminggu yang lalu. Beliau merasa terpukul, dengan kepergian cucu dan cicitnya tersebut." jawab Gio

"Maksudmu, arwah itu..."

"Ya" Ghava pun mengerti, saat mereka hampir sampai. Mereka di kejutkan, dengan teriakan orang-orang di depan sana.

"DAMAAAARRRR"

"DAMAAARRRR"

"Ada apa? Kenapa kamu membawa nak Dion keluar? PAMALI NUR!!!" tanya pak Kades ikut panik, ia jadi tanpa sadar membentak Nur. Karena Nur membawa bayi, yang merupakan cicit Raka. Bayi yang terlahir selamat, dari rahim cucunya Raka.

"Damar pak, Damar" jawab Nur dengan isakan, ia merupakan cucu dari adiknya Raka.

"Ada apa dengan Damar?" tanya pak Sugeng

"Damar hilang" jawab Nur

"Bagaimana bisa hilang Nur? Apa kamu tidak menutup pintu?" tanya pak Tio

"Sudah, bahkan saya mengunci pintu rumah. Tadi saat saya sedang menenangkan Dion, yang seperti biasa akan menangis setiap akan Maghrib. Saya mendengar Damar berteriak, memanggil ibunya. Saya yang berada di kamar, fokus pada adiknya. Sampai setelah adzan Maghrib, Dion berhenti menangis dan di luar pun hening. Tak lama terdengar suara pintu terbuka secara kasar, seperti di dobrak dari luar. Saya yang merasakan firasat tidak enak, segera keluar dan Damar sudah tak ada pak. Pintu pun terbuka lebar, bahkan kunci dan kusen rusak. Apa ada yang menculiknya pak?" Nur bercerita, dengan suara bergetar

"GHAVA, ALI" teriak Cia, di belakangnya ada Luna dan bu kades juga putrinya.

"Ada ap..." pertanyaan Luna terhenti, saat melihat Ghava melangkahkan kakinya ke salah satu rumah.

Ghava melihat ke sekitar, ia melihat ke arah pintu yang rusak. Ternyata itu adalah rumah arwah gentayangan tersebut, saat masih hidup. Ghava menyentuh pintu tersebut, ia melihat kilasan yang terjadi sebelumnya.

DEG

Ghava segera melepaskan tangannya, ia berbalik. Melihat ke sekitar, lalu menatap ketiga saudaranya.

"Ada seorang pria dan seorang wanita yang membawa anak itu" ucap Ghava

Semua orang yang ada di sana, membulatkan kedua bola matanya.

"Maksudmu ada orang yang membawanya?" Ghava mengangguk

"Tapi kenapa? Herman tidak mungkin mencelakainya bukan? Damar adalah putranya, Mia sangat menyayangi putranya." tanya Nur, entah kenapa ia langsung berpikir bila bapaknya Damar yang membawa Damar.

"Karena arwah itu sangat menyayangi putranya, maka dari itu dia membawanya." jawab Ghava, Nur menggelengkan kepalanya

"Dimana Herman?" tanya pak Sugeng

"Saya tidak tau pak, dia memang sempat pulang. Namun tak lama, dia pergi kembali setelah Ashar. Bahkan Damar bertanya mau kemana, dia tak menjawabnya. Jadi saya tak berpikir, bila Herman yang akan membawanya" jawab Nur

"Herman?"

"B*ngsat"

...****************...

Hari ini aja aku up sekaligus 3 bab, besok normal ya 1 bab/ hari🤗

NO DEBAT!!!

Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰

...Happy Reading All...

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

bayi itu rentan banget gangguan setan ...
anak aku juga awal mula baru lahir sering tiba² menangis jika tidur
orang jaman dulu menjelang Maghrib harus digendong dipangku masih rentan gangguan
saat orang tua lengah anak mau dijadikan budak nya ..
contohnya anak saya dibuat sawan

2024-11-06

1

Land19

Land19

makin seru aja nih
baru berapa part udah dibikin panik aja.

2025-01-04

1

Neneng Misdarliah

Neneng Misdarliah

💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💜💜💜💜💜💜💜 tegang euyyy

2024-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Pesan ( Ghava Pembuat Kesal)
2 Otewe Desa yang di Teror
3 Damar Hilang
4 Mencari Damar
5 Ghava
6 Dendam Mia
7 Selesai dan Hilangnya Arwah Mia
8 Calon Ulet
9 Teman Baru Luna?
10 Byan Adiguna
11 Rencana
12 Luna vs Byan
13 Terpojok
14 Mulut Pedas Cia
15 Kekonyolan Cia
16 Tentang Risa
17 Keberanian Ghava
18 Sampaaaiii
19 Bule WULAN
20 Keburukan Wulan
21 Akhir dari Wulan
22 Awal Mula
23 Lamaran
24 Mbah Barjo
25 Siapa?
26 Fakta Mengejutkan dan Kematian Tiga Sahabat
27 Mendatangi Barjo
28 Pertarungan
29 Akhir dari Barjo
30 Perundungan
31 Membalas
32 Nilam
33 Perdebatan
34 Mahesa
35 Kebenaran tentang Tania 1
36 Kebenaran tentang Tania 2 ( Amukan Cia)
37 Akhir dari kasus Tania
38 Obrolan Unfaedah
39 Jemput Tania
40 Firasat Luna
41 Pangandaran
42 Penemuan Anak Lelaki dan Bayi Perempuan
43 Melihat Masa Lalu 1
44 Melihat Masa Lalu 2
45 Melihat Masa Lalu 3
46 Melihat Masa Lalu 4
47 Akhir Dari Cerita Masa Lalu
48 Luapan Isi Hati Cia
49 Terbongkarnya Kebusukan
50 Detik-detik Sebelum Bencana Besar
51 Akhir dari Sebuah Desa
52 Rencana Syukuran
53 Kedatangan Anak-anak Kembara Kembar Sepuluh
54 Panti Asuhan kyai Abdullah
55 Rahasia Kama dan Hanum
56 Fakta Kekasih Mahesa
57 Ternyata Hanya Kagum
58 Dihadang
59 "WHITE GRIZZLY"
60 Ternyata Masih Berkaitan
61 Kebaikan Tetua
62 Siapa??
63 Kekonyolan si Kembar
64 Kembali Berpisah
65 IBU
66 Yang Mana Dulu?
67 Cerita Lani
68 Akhir Dari Mahesa
69 Reno
70 Ternyata
71 Pertarungan 1
72 Pertarungan 2 ( Datangnya Bala Bantuan)
73 Pertarungan 3 ( Kehadiran Yumi)
74 Melepas Rindu
75 Perginya Cantika Azzihra Putri Zandra
76 Rencana ke Panti
77 Gombalan ala Lani dan Tania
78 Vino
79 Tentang Vino 1
80 Tentang Vino 2
81 Tentang Vino 3 ( akhir )
82 Cerita Maesaroh
83 Amarah Rizal
84 Kesedihan Rizal
85 Perpisahan Vino
86 Rencana Ali dan Ghava
87 Kejutan untuk Tania dan Risa
88 Kasus Lagi?
89 Cerita Dian
90 Menghubungi Ghava
91 Ke rumah Darren dan Dian
92 Cerita dibalik Pesan Terakhir
93 Kejadian Genting
94 Amarah Ghava dan Cia
95 Cia Meluapkan Amarah
96 Ternyata Mereka
97 Berubah (bukan jadi Power Ranger)
98 Akhir dari si Iblis
99 Kembali Berkumpul
100 Bazar Dadakan
101 CIA (Gugur Sebelum Berperang..... Lagi!!)
102 Lamaran
103 Cahaya
104 Kesialan Mini
105 Mematik Emosi Cia
106 Siapa???
107 Pernyataan
108 Pembicaraan Dua Pria
109 Dihadang, Lagi?
110 9 vs 1
111 Kebaikan Cia
112 Hari Pernikahan
113 Cari Mati
114 Pertemuan tak terduga
115 Jacob
116 Seperti ada Sengatan Listriknya Gitu
117 Rumah Peninggalan
118 Pernyataan dan Keanehan
119 Sosok Mengerikan
120 Tarik Menarik
121 Mencari Sandi
122 Ternyata Damar....
123 Chairil
124 Iblis Konyol dan Cerita Masa Lalu Heni
125 Masih Masa Lalu Heni
126 Amarah Cia
127 Musnahnya Sosok Pesugihan
128 Ternyata Belum Selesai
129 Akhirnya Selesai
130 Rencana ke Rumah Sakit
131 Rencana Koas dan PIDI
132 Sigmund Tau Yang Sebenarnya
133 Permintaan Damar
134 Konyolnya Lani
135 Pajak Jadian
136 Om Arkan
137 Jawaban Cia
138 Kasus Baru 1
139 Kasus Baru 2 (Ke Rumah pak RT)
140 Kasus Baru 3 ( Meminta Bantuan Ghava)
141 Datangnya Bala Bantuan
142 Cerita Rumah Mars
143 Kembali Bertarung
144 Ketegangan 1
145 Ketegangan 2 dan Luapan Kerinduan
146 Pagi yang Indah
147 Kedatangan Es dan Chairil
148 Kelakuan Cia
149 Perpisahan Dengan Damar
150 Mood yang Berantakan
151 Part 151
152 Campur Tangan Yumi
153 Sudah Pecah Telor
154 Lagi???
155 Bee?
156 Pilihan Tetua
157 Korban di tabrak Mobil
158 Cahaya
159 Awal mula Perkenalan Cia dan Diandra
160 Awal Mula Pertemuan Cia dan Diandra 2
161 Menuju Rumah Diandra
162 Kondisi Keluarga Diandra
163 Curahan Hati Saras
164 Pengeroyokan
165 Part 164
166 Tentang Diandra
167 Part 166
168 Menuju Perusahaan Bermasalah
169 Ruang Presdir atau Ruang....
170 Part 169
171 Awal Mula
172 Merombak Ulang
173 Detik-Detik Kehancuran Keluarga Egois
174 Terbongkarnya Semua Kebusukan
175 Penyesalan Boby
176 Part 175
177 Part 176
178 Kericuhan di IGD dan Ketegangan di Ruang Operasi
179 Aqila dan Bulan
180 Part 179
181 Part 180
182 Part 181
183 Perdebatan
184 Part 183
185 Apakah ini, yang namanya di Balas Tunai?
186 Lamaran atau paksaan?
187 Sosok Bisu
188 Cerita Pilu Kematian si Gadis Bisu
189 Amarah Dua Jiwa
190 Amukan Jenar
191 Denis yang Malang
192 Dika dan Sella
193 Lamaran dan Kejutan
194 Akhirnyaaaaaa...... Langsung 4 Pasang Pengantin
195 Kalimat Keramat
196 Banyaknya Korban
197 Part 196
198 Ke Kantor Polisi
199 Insiden di Kantor Polisi
200 Ketakutan Cia
201 Kekuatan Sigmund
202 Kondisi Cia
203 Kondisi Cia 2
204 Happy End
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Sebuah Pesan ( Ghava Pembuat Kesal)
2
Otewe Desa yang di Teror
3
Damar Hilang
4
Mencari Damar
5
Ghava
6
Dendam Mia
7
Selesai dan Hilangnya Arwah Mia
8
Calon Ulet
9
Teman Baru Luna?
10
Byan Adiguna
11
Rencana
12
Luna vs Byan
13
Terpojok
14
Mulut Pedas Cia
15
Kekonyolan Cia
16
Tentang Risa
17
Keberanian Ghava
18
Sampaaaiii
19
Bule WULAN
20
Keburukan Wulan
21
Akhir dari Wulan
22
Awal Mula
23
Lamaran
24
Mbah Barjo
25
Siapa?
26
Fakta Mengejutkan dan Kematian Tiga Sahabat
27
Mendatangi Barjo
28
Pertarungan
29
Akhir dari Barjo
30
Perundungan
31
Membalas
32
Nilam
33
Perdebatan
34
Mahesa
35
Kebenaran tentang Tania 1
36
Kebenaran tentang Tania 2 ( Amukan Cia)
37
Akhir dari kasus Tania
38
Obrolan Unfaedah
39
Jemput Tania
40
Firasat Luna
41
Pangandaran
42
Penemuan Anak Lelaki dan Bayi Perempuan
43
Melihat Masa Lalu 1
44
Melihat Masa Lalu 2
45
Melihat Masa Lalu 3
46
Melihat Masa Lalu 4
47
Akhir Dari Cerita Masa Lalu
48
Luapan Isi Hati Cia
49
Terbongkarnya Kebusukan
50
Detik-detik Sebelum Bencana Besar
51
Akhir dari Sebuah Desa
52
Rencana Syukuran
53
Kedatangan Anak-anak Kembara Kembar Sepuluh
54
Panti Asuhan kyai Abdullah
55
Rahasia Kama dan Hanum
56
Fakta Kekasih Mahesa
57
Ternyata Hanya Kagum
58
Dihadang
59
"WHITE GRIZZLY"
60
Ternyata Masih Berkaitan
61
Kebaikan Tetua
62
Siapa??
63
Kekonyolan si Kembar
64
Kembali Berpisah
65
IBU
66
Yang Mana Dulu?
67
Cerita Lani
68
Akhir Dari Mahesa
69
Reno
70
Ternyata
71
Pertarungan 1
72
Pertarungan 2 ( Datangnya Bala Bantuan)
73
Pertarungan 3 ( Kehadiran Yumi)
74
Melepas Rindu
75
Perginya Cantika Azzihra Putri Zandra
76
Rencana ke Panti
77
Gombalan ala Lani dan Tania
78
Vino
79
Tentang Vino 1
80
Tentang Vino 2
81
Tentang Vino 3 ( akhir )
82
Cerita Maesaroh
83
Amarah Rizal
84
Kesedihan Rizal
85
Perpisahan Vino
86
Rencana Ali dan Ghava
87
Kejutan untuk Tania dan Risa
88
Kasus Lagi?
89
Cerita Dian
90
Menghubungi Ghava
91
Ke rumah Darren dan Dian
92
Cerita dibalik Pesan Terakhir
93
Kejadian Genting
94
Amarah Ghava dan Cia
95
Cia Meluapkan Amarah
96
Ternyata Mereka
97
Berubah (bukan jadi Power Ranger)
98
Akhir dari si Iblis
99
Kembali Berkumpul
100
Bazar Dadakan
101
CIA (Gugur Sebelum Berperang..... Lagi!!)
102
Lamaran
103
Cahaya
104
Kesialan Mini
105
Mematik Emosi Cia
106
Siapa???
107
Pernyataan
108
Pembicaraan Dua Pria
109
Dihadang, Lagi?
110
9 vs 1
111
Kebaikan Cia
112
Hari Pernikahan
113
Cari Mati
114
Pertemuan tak terduga
115
Jacob
116
Seperti ada Sengatan Listriknya Gitu
117
Rumah Peninggalan
118
Pernyataan dan Keanehan
119
Sosok Mengerikan
120
Tarik Menarik
121
Mencari Sandi
122
Ternyata Damar....
123
Chairil
124
Iblis Konyol dan Cerita Masa Lalu Heni
125
Masih Masa Lalu Heni
126
Amarah Cia
127
Musnahnya Sosok Pesugihan
128
Ternyata Belum Selesai
129
Akhirnya Selesai
130
Rencana ke Rumah Sakit
131
Rencana Koas dan PIDI
132
Sigmund Tau Yang Sebenarnya
133
Permintaan Damar
134
Konyolnya Lani
135
Pajak Jadian
136
Om Arkan
137
Jawaban Cia
138
Kasus Baru 1
139
Kasus Baru 2 (Ke Rumah pak RT)
140
Kasus Baru 3 ( Meminta Bantuan Ghava)
141
Datangnya Bala Bantuan
142
Cerita Rumah Mars
143
Kembali Bertarung
144
Ketegangan 1
145
Ketegangan 2 dan Luapan Kerinduan
146
Pagi yang Indah
147
Kedatangan Es dan Chairil
148
Kelakuan Cia
149
Perpisahan Dengan Damar
150
Mood yang Berantakan
151
Part 151
152
Campur Tangan Yumi
153
Sudah Pecah Telor
154
Lagi???
155
Bee?
156
Pilihan Tetua
157
Korban di tabrak Mobil
158
Cahaya
159
Awal mula Perkenalan Cia dan Diandra
160
Awal Mula Pertemuan Cia dan Diandra 2
161
Menuju Rumah Diandra
162
Kondisi Keluarga Diandra
163
Curahan Hati Saras
164
Pengeroyokan
165
Part 164
166
Tentang Diandra
167
Part 166
168
Menuju Perusahaan Bermasalah
169
Ruang Presdir atau Ruang....
170
Part 169
171
Awal Mula
172
Merombak Ulang
173
Detik-Detik Kehancuran Keluarga Egois
174
Terbongkarnya Semua Kebusukan
175
Penyesalan Boby
176
Part 175
177
Part 176
178
Kericuhan di IGD dan Ketegangan di Ruang Operasi
179
Aqila dan Bulan
180
Part 179
181
Part 180
182
Part 181
183
Perdebatan
184
Part 183
185
Apakah ini, yang namanya di Balas Tunai?
186
Lamaran atau paksaan?
187
Sosok Bisu
188
Cerita Pilu Kematian si Gadis Bisu
189
Amarah Dua Jiwa
190
Amukan Jenar
191
Denis yang Malang
192
Dika dan Sella
193
Lamaran dan Kejutan
194
Akhirnyaaaaaa...... Langsung 4 Pasang Pengantin
195
Kalimat Keramat
196
Banyaknya Korban
197
Part 196
198
Ke Kantor Polisi
199
Insiden di Kantor Polisi
200
Ketakutan Cia
201
Kekuatan Sigmund
202
Kondisi Cia
203
Kondisi Cia 2
204
Happy End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!