Mencari Damar

"Herman?" ke empat saudara itu saling tatap

'Apa mungkin?' Ali

'Tapi yang namanya Herman kan banyak' tepis Ghava

'Rasanya sangat kebetulan sekali, bukankah dosen itu juga ijin tidak masuk besok dan tadi terlihat terburu-buru saat pulang dari kampus.' jawab Luna

'Firasat ku mengatakan, bila mereka adalah orang yang sama' ucap Cia, ia memang tidak kenal dengan dosen bernama Herman.

Karena hanya dia yang kuliah dengan jurusan yang berbeda, namun ia tau siapa dosen tersebut.

"B*ngsat" ucap Gio, dengan mengepalkan kedua tangannya. Ghava dan yang lainnya serempak menoleh, menatap Gio yang terlihat sangat marah.

"GIO" tegur pak Tio

"Ini sudah tidak bisa di biarkan pak de, bajingan itu pasti pergi ke rumah sundal itu. Bahkan dia tidak datang, saat pemakaman bude Mia. Dia memilih pergi ke rumah selingkuhannya, aku rasa pantas kalo aku panggil dia bangsat atau bajingan." ucap Gio marah

"Dan.. pasangan itu... mereka yang...." ucapan Gio terhenti, ia kembali mengingat kejadian beberapa jam sebelum Mia meninggal.

"Apa yang tidak kami ketahui Gio? Apa yang kamu sembunyikan dari kami?" tanya pak Sugeng

"Sebaiknya kita segera ke makam arwah itu" ucap Ghava

Bukan ia tak ingin mendengar kebenaran, namun saat ini Damar lebih utama. Firasatnya tidak baik saat ini, entah kenapa pria yang katanya bapak kandung Damar memiliki niat lain. Semua orang berbalik, hendak ke makam Mia.

"Tunggu... dimana rumah selingkuhan itu?" tanya Ghava menghentikan langkah semua orang

"Maksudmu si sundal?" tanya salah satu ibu-ibu, Ghava hanya mengangguk

"Sebenarnya banyak sekali pertanyaan, yang ingin saya tanyakan pada kalian semua. Salah satunya, kenapa kalian diam saja mengenai masalah perselingkuhan itu?" tanya Cia kesal, bukankah bila di desa

Bila ada kejadian seperti ini, atau dengan istilah kumpul kebo. Warga akan mendatangi dan mengarak pelaku, tapi kenapa ini...

"Kami tentu saja tidak diam saja, karena kedua orang itu sudah pernah kami datangi. Bahkan kami arak keliling kampung, dengan keadaan tak memakai baju. Saat itu kandungan Mia baru 5 bulan, Mia bahkan meminta kami menikahkan pasangan bejat itu." jawab pak Kades

"HAH?" Cia dan Luna terkejut

"Meski asa yang aneh dengan kondisi Herman, saat itu." ucap warga lainnya

"Apa?" tanya Cia

"Ceritanya nanti saja, sebaiknya sekarang kita segera ke rumah yang aku tanyakan tadi. Damar tidak baik-baik saja saat ini." ucap Ghava

"Ikut aku" ucap Gio, ia berjalan lebih dulu. Semua orang melangkahkan kaki mereka, ke rumah yang di maksud. Nur diminta menunggu di rumah, di temani oleh bu Sukma dan putrinya.

Sekelebat bayangan putih, kembali terlihat oleh Cia.

"Sepertinya dia juga hendak ke rumah itu, kita harus segera sampai di sana. Sebelum arwah Mia, melakukan hal yang tidak pernah kita bayangkan.." ucap Cia

"Gio, bayangkan rumah yang akan kita datangi" ucap Ali

"Hah? Apa mak..."

"Jangan banyak tanya, ini genting" potong Ghava, Gio mengangguk

Ali dan Ghava memegang tangan kanan dan kiri Gio, sedangkan Luna dan Cia memegang tangan Ali dan Ghava

PLOP

"Astaghfirullah" ucap semua orang yang melihat kelima orang itu, menghilang di depan mata mereka.

"Siapa sebenarnya ke empat pemuda itu?" tanya salah satu warga

"Yang pasti, mereka adalah orang-orang yang akan menolong arwah Mia dan menghentikan teror nya. Jangan berburuk sangka, sebaiknya kita segera menyusul mereka." jawab pak Kades, semua orang setuju dan melanjutkan langkah mereka.

.

.

PLOP

Baru saja mereka tiba, mereka di hadapkan dengan arwah Mia yang terlihat tengah mengamuk di depan sebuah rumah. Bahkan mereka juga mendengar suara tangisan, dalam rumah tersebut.

"Damar" ucap Gio, ia bergegas mendekati rumah tersebut. Pintunya tak bisa di buka...

"Terkun..."

BRAAAKKK

Gio terkejut, ia menelan salivanya dengan susah payah. Gio membalikan tubuhnya, untuk melihat siapa yang melakukan hal tersebut. Bukan ke empat saudara itu, namun... MIA.

"Bude..." gumam Gio pelan, ia membulatkan kedua bola matanya.

Gio melihat Mia, sedang melayang dengan wajah yang sangat mengerikan. Tak ada wajah Mia yang lembut dan ramah, seperti saat ia masih hidup dulu. Bahkan matanya tak ada tatapan teduh, yang biasa Gio lihat. Yang ada, hanya tatapan marah penuh angkara murka.

Kembali terdengar jerit tangis Damar, menyadarkan Gio. Ghava dan yang lainnya segera berlari masuk, Gio yang sudah sadar pun ikut menyusul mereka.

Mereka kembali di kejutkan, dengan apa yang mereka lihat saat ini. Gio mengepalkan kedua tangannya, dadanya terlihat naik turun. Saat ini kondisi Damar tidak dalam keadaan baik-baik saja, bahkan tubuhnya terlihat banyak luka sayatan.

"BANGSAT" teriak Gio, ia berlari dan menerjang Herman. Dengan membabi buta, Gio menyerang pria itu, namun pria itu hanya diam seperti patung. Tak ada perlawanan, meski ia di pukuli sedemikian rupa oleh Gio. Bahkan tatapannya terlihat kosong, seolah tak ada cahaya kehidupan sama sekali. Cia dan Luna segera mendorong wanita, yang mereka tebak adalah selingkuhan Herman.

Cia segera menggendong Damar, tubuhnya di penuhi banyak darah. Wanita itu tak terima, ia bangun dan hendak menyerang Luna dan Cia. Dengan sekali gerakan, Luna membuat wanita itu terpental dan menabrak dinding di belakangnya.

"AARGGGGHHTT" teriak wanita itu, mulutnya mengeluarkan darah. Nampaknya benturan itu memang sangat keras, sehingga membuat wanita itu mengeluarkan darah cukup banyak.

Kenapa Luna setega itu? Bahkan matanya terlihat sangat dingin dan juga tajam

Ghava dan Ali segera menarik Gio, Gio berteriak tak terima. Ia merasa belum puas, menghajar pria itu.

"LEPAS... BAJINGAN INI HARUS MATI, DIA DAN WANITA ITU YANG MENYEBABKAN BUDE MENINGGALKAN KAMI. DIA HARUS MENERIMA BALASANNYA, AKU TIDAK BISA MEMBIARKANNYA HIDUP" teriak Gio

"DIAM" teriak Ali, karena sejak tadi ia sudah berbicara pelan. Tetapi Gio tidak mengindahkannya, sehingga membuat Ali ikut terbawa emosi dan itu berhasil.

"Apa kamu tidak lihat, bagaimana kondisi dia?" tanya Ali

"Aku tak peduli, seharusnya ia juga mati." jawab Gio mengalihkan tatapannya

Karena pria dan wanita itu, bude yang selalu memperlakukan baik dirinya tiada.

Karena pria dan wanita itu, kakek Raka pun harus ikut berpulang menyusul Mia. Gio yang sebatang kara, tak memiliki keluarga. Kini harus kembali sendiri, padahal ia sudah bahagia selama ini. Meski tanpa kedua orang tuanya, yang sudah meninggal dunia. Sejak usianya baru menginjak 2 tahun, sampai dirinya berusia 10 tahun. Keluarga Raka datang, ia sejak dulu hidup dari uluran tangan tetangga. Akhirnya bisa merasakan kasih sayang tulus, dari Raka dan Mia.

Ghava dan Ali menghembuskan nafasnya pelan, ia paham perasaan Gio.

"Aku paham dengan apa yang kau rasakan, kamu kehilangan kembali orang yang kamu sayangi. Tapi Gio, lihatlah mata pria itu. Tatapannya terlihat kosong, bahkan ia tak membalas pukulan darimu. Itu berarti dia berada dalam pengaruh ilmu hitam, sepertinya ada yang tidak kalian ketahui dibalik kematian arwah itu dan juga, mengenai pria itu" ucap Ghava menjelaskan

Gio terdiam, ia pun menoleh pada Ghava dan Ali.

DUAGH

...****************...

Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰

...Happy Reading All...

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

secara logika herman laki² bgsat ..
tapi lihat dikacamata dunia lain dia kena pengaruh ilmu pelet yang bisa melakukan kesalahan besar

2024-11-07

1

Land19

Land19

sebenarnya kasian juga sih .
mungkin Herman melakukan itu dg tanpa sadarnya. karena udah tertutup ilmu hitam.

2025-01-04

1

Purnama Servis Kamera Demak

Purnama Servis Kamera Demak

menarik

2025-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Pesan ( Ghava Pembuat Kesal)
2 Otewe Desa yang di Teror
3 Damar Hilang
4 Mencari Damar
5 Ghava
6 Dendam Mia
7 Selesai dan Hilangnya Arwah Mia
8 Calon Ulet
9 Teman Baru Luna?
10 Byan Adiguna
11 Rencana
12 Luna vs Byan
13 Terpojok
14 Mulut Pedas Cia
15 Kekonyolan Cia
16 Tentang Risa
17 Keberanian Ghava
18 Sampaaaiii
19 Bule WULAN
20 Keburukan Wulan
21 Akhir dari Wulan
22 Awal Mula
23 Lamaran
24 Mbah Barjo
25 Siapa?
26 Fakta Mengejutkan dan Kematian Tiga Sahabat
27 Mendatangi Barjo
28 Pertarungan
29 Akhir dari Barjo
30 Perundungan
31 Membalas
32 Nilam
33 Perdebatan
34 Mahesa
35 Kebenaran tentang Tania 1
36 Kebenaran tentang Tania 2 ( Amukan Cia)
37 Akhir dari kasus Tania
38 Obrolan Unfaedah
39 Jemput Tania
40 Firasat Luna
41 Pangandaran
42 Penemuan Anak Lelaki dan Bayi Perempuan
43 Melihat Masa Lalu 1
44 Melihat Masa Lalu 2
45 Melihat Masa Lalu 3
46 Melihat Masa Lalu 4
47 Akhir Dari Cerita Masa Lalu
48 Luapan Isi Hati Cia
49 Terbongkarnya Kebusukan
50 Detik-detik Sebelum Bencana Besar
51 Akhir dari Sebuah Desa
52 Rencana Syukuran
53 Kedatangan Anak-anak Kembara Kembar Sepuluh
54 Panti Asuhan kyai Abdullah
55 Rahasia Kama dan Hanum
56 Fakta Kekasih Mahesa
57 Ternyata Hanya Kagum
58 Dihadang
59 "WHITE GRIZZLY"
60 Ternyata Masih Berkaitan
61 Kebaikan Tetua
62 Siapa??
63 Kekonyolan si Kembar
64 Kembali Berpisah
65 IBU
66 Yang Mana Dulu?
67 Cerita Lani
68 Akhir Dari Mahesa
69 Reno
70 Ternyata
71 Pertarungan 1
72 Pertarungan 2 ( Datangnya Bala Bantuan)
73 Pertarungan 3 ( Kehadiran Yumi)
74 Melepas Rindu
75 Perginya Cantika Azzihra Putri Zandra
76 Rencana ke Panti
77 Gombalan ala Lani dan Tania
78 Vino
79 Tentang Vino 1
80 Tentang Vino 2
81 Tentang Vino 3 ( akhir )
82 Cerita Maesaroh
83 Amarah Rizal
84 Kesedihan Rizal
85 Perpisahan Vino
86 Rencana Ali dan Ghava
87 Kejutan untuk Tania dan Risa
88 Kasus Lagi?
89 Cerita Dian
90 Menghubungi Ghava
91 Ke rumah Darren dan Dian
92 Cerita dibalik Pesan Terakhir
93 Kejadian Genting
94 Amarah Ghava dan Cia
95 Cia Meluapkan Amarah
96 Ternyata Mereka
97 Berubah (bukan jadi Power Ranger)
98 Akhir dari si Iblis
99 Kembali Berkumpul
100 Bazar Dadakan
101 CIA (Gugur Sebelum Berperang..... Lagi!!)
102 Lamaran
103 Cahaya
104 Kesialan Mini
105 Mematik Emosi Cia
106 Siapa???
107 Pernyataan
108 Pembicaraan Dua Pria
109 Dihadang, Lagi?
110 9 vs 1
111 Kebaikan Cia
112 Hari Pernikahan
113 Cari Mati
114 Pertemuan tak terduga
115 Jacob
116 Seperti ada Sengatan Listriknya Gitu
117 Rumah Peninggalan
118 Pernyataan dan Keanehan
119 Sosok Mengerikan
120 Tarik Menarik
121 Mencari Sandi
122 Ternyata Damar....
123 Chairil
124 Iblis Konyol dan Cerita Masa Lalu Heni
125 Masih Masa Lalu Heni
126 Amarah Cia
127 Musnahnya Sosok Pesugihan
128 Ternyata Belum Selesai
129 Akhirnya Selesai
130 Rencana ke Rumah Sakit
131 Rencana Koas dan PIDI
132 Sigmund Tau Yang Sebenarnya
133 Permintaan Damar
134 Konyolnya Lani
135 Pajak Jadian
136 Om Arkan
137 Jawaban Cia
138 Kasus Baru 1
139 Kasus Baru 2 (Ke Rumah pak RT)
140 Kasus Baru 3 ( Meminta Bantuan Ghava)
141 Datangnya Bala Bantuan
142 Cerita Rumah Mars
143 Kembali Bertarung
144 Ketegangan 1
145 Ketegangan 2 dan Luapan Kerinduan
146 Pagi yang Indah
147 Kedatangan Es dan Chairil
148 Kelakuan Cia
149 Perpisahan Dengan Damar
150 Mood yang Berantakan
151 Part 151
152 Campur Tangan Yumi
153 Sudah Pecah Telor
154 Lagi???
155 Bee?
156 Pilihan Tetua
157 Korban di tabrak Mobil
158 Cahaya
159 Awal mula Perkenalan Cia dan Diandra
160 Awal Mula Pertemuan Cia dan Diandra 2
161 Menuju Rumah Diandra
162 Kondisi Keluarga Diandra
163 Curahan Hati Saras
164 Pengeroyokan
165 Part 164
166 Tentang Diandra
167 Part 166
168 Menuju Perusahaan Bermasalah
169 Ruang Presdir atau Ruang....
170 Part 169
171 Awal Mula
172 Merombak Ulang
173 Detik-Detik Kehancuran Keluarga Egois
174 Terbongkarnya Semua Kebusukan
175 Penyesalan Boby
176 Part 175
177 Part 176
178 Kericuhan di IGD dan Ketegangan di Ruang Operasi
179 Aqila dan Bulan
180 Part 179
181 Part 180
182 Part 181
183 Perdebatan
184 Part 183
185 Apakah ini, yang namanya di Balas Tunai?
186 Lamaran atau paksaan?
187 Sosok Bisu
188 Cerita Pilu Kematian si Gadis Bisu
189 Amarah Dua Jiwa
190 Amukan Jenar
191 Denis yang Malang
192 Dika dan Sella
193 Lamaran dan Kejutan
194 Akhirnyaaaaaa...... Langsung 4 Pasang Pengantin
195 Kalimat Keramat
196 Banyaknya Korban
197 Part 196
198 Ke Kantor Polisi
199 Insiden di Kantor Polisi
200 Ketakutan Cia
201 Kekuatan Sigmund
202 Kondisi Cia
203 Kondisi Cia 2
204 Happy End
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Sebuah Pesan ( Ghava Pembuat Kesal)
2
Otewe Desa yang di Teror
3
Damar Hilang
4
Mencari Damar
5
Ghava
6
Dendam Mia
7
Selesai dan Hilangnya Arwah Mia
8
Calon Ulet
9
Teman Baru Luna?
10
Byan Adiguna
11
Rencana
12
Luna vs Byan
13
Terpojok
14
Mulut Pedas Cia
15
Kekonyolan Cia
16
Tentang Risa
17
Keberanian Ghava
18
Sampaaaiii
19
Bule WULAN
20
Keburukan Wulan
21
Akhir dari Wulan
22
Awal Mula
23
Lamaran
24
Mbah Barjo
25
Siapa?
26
Fakta Mengejutkan dan Kematian Tiga Sahabat
27
Mendatangi Barjo
28
Pertarungan
29
Akhir dari Barjo
30
Perundungan
31
Membalas
32
Nilam
33
Perdebatan
34
Mahesa
35
Kebenaran tentang Tania 1
36
Kebenaran tentang Tania 2 ( Amukan Cia)
37
Akhir dari kasus Tania
38
Obrolan Unfaedah
39
Jemput Tania
40
Firasat Luna
41
Pangandaran
42
Penemuan Anak Lelaki dan Bayi Perempuan
43
Melihat Masa Lalu 1
44
Melihat Masa Lalu 2
45
Melihat Masa Lalu 3
46
Melihat Masa Lalu 4
47
Akhir Dari Cerita Masa Lalu
48
Luapan Isi Hati Cia
49
Terbongkarnya Kebusukan
50
Detik-detik Sebelum Bencana Besar
51
Akhir dari Sebuah Desa
52
Rencana Syukuran
53
Kedatangan Anak-anak Kembara Kembar Sepuluh
54
Panti Asuhan kyai Abdullah
55
Rahasia Kama dan Hanum
56
Fakta Kekasih Mahesa
57
Ternyata Hanya Kagum
58
Dihadang
59
"WHITE GRIZZLY"
60
Ternyata Masih Berkaitan
61
Kebaikan Tetua
62
Siapa??
63
Kekonyolan si Kembar
64
Kembali Berpisah
65
IBU
66
Yang Mana Dulu?
67
Cerita Lani
68
Akhir Dari Mahesa
69
Reno
70
Ternyata
71
Pertarungan 1
72
Pertarungan 2 ( Datangnya Bala Bantuan)
73
Pertarungan 3 ( Kehadiran Yumi)
74
Melepas Rindu
75
Perginya Cantika Azzihra Putri Zandra
76
Rencana ke Panti
77
Gombalan ala Lani dan Tania
78
Vino
79
Tentang Vino 1
80
Tentang Vino 2
81
Tentang Vino 3 ( akhir )
82
Cerita Maesaroh
83
Amarah Rizal
84
Kesedihan Rizal
85
Perpisahan Vino
86
Rencana Ali dan Ghava
87
Kejutan untuk Tania dan Risa
88
Kasus Lagi?
89
Cerita Dian
90
Menghubungi Ghava
91
Ke rumah Darren dan Dian
92
Cerita dibalik Pesan Terakhir
93
Kejadian Genting
94
Amarah Ghava dan Cia
95
Cia Meluapkan Amarah
96
Ternyata Mereka
97
Berubah (bukan jadi Power Ranger)
98
Akhir dari si Iblis
99
Kembali Berkumpul
100
Bazar Dadakan
101
CIA (Gugur Sebelum Berperang..... Lagi!!)
102
Lamaran
103
Cahaya
104
Kesialan Mini
105
Mematik Emosi Cia
106
Siapa???
107
Pernyataan
108
Pembicaraan Dua Pria
109
Dihadang, Lagi?
110
9 vs 1
111
Kebaikan Cia
112
Hari Pernikahan
113
Cari Mati
114
Pertemuan tak terduga
115
Jacob
116
Seperti ada Sengatan Listriknya Gitu
117
Rumah Peninggalan
118
Pernyataan dan Keanehan
119
Sosok Mengerikan
120
Tarik Menarik
121
Mencari Sandi
122
Ternyata Damar....
123
Chairil
124
Iblis Konyol dan Cerita Masa Lalu Heni
125
Masih Masa Lalu Heni
126
Amarah Cia
127
Musnahnya Sosok Pesugihan
128
Ternyata Belum Selesai
129
Akhirnya Selesai
130
Rencana ke Rumah Sakit
131
Rencana Koas dan PIDI
132
Sigmund Tau Yang Sebenarnya
133
Permintaan Damar
134
Konyolnya Lani
135
Pajak Jadian
136
Om Arkan
137
Jawaban Cia
138
Kasus Baru 1
139
Kasus Baru 2 (Ke Rumah pak RT)
140
Kasus Baru 3 ( Meminta Bantuan Ghava)
141
Datangnya Bala Bantuan
142
Cerita Rumah Mars
143
Kembali Bertarung
144
Ketegangan 1
145
Ketegangan 2 dan Luapan Kerinduan
146
Pagi yang Indah
147
Kedatangan Es dan Chairil
148
Kelakuan Cia
149
Perpisahan Dengan Damar
150
Mood yang Berantakan
151
Part 151
152
Campur Tangan Yumi
153
Sudah Pecah Telor
154
Lagi???
155
Bee?
156
Pilihan Tetua
157
Korban di tabrak Mobil
158
Cahaya
159
Awal mula Perkenalan Cia dan Diandra
160
Awal Mula Pertemuan Cia dan Diandra 2
161
Menuju Rumah Diandra
162
Kondisi Keluarga Diandra
163
Curahan Hati Saras
164
Pengeroyokan
165
Part 164
166
Tentang Diandra
167
Part 166
168
Menuju Perusahaan Bermasalah
169
Ruang Presdir atau Ruang....
170
Part 169
171
Awal Mula
172
Merombak Ulang
173
Detik-Detik Kehancuran Keluarga Egois
174
Terbongkarnya Semua Kebusukan
175
Penyesalan Boby
176
Part 175
177
Part 176
178
Kericuhan di IGD dan Ketegangan di Ruang Operasi
179
Aqila dan Bulan
180
Part 179
181
Part 180
182
Part 181
183
Perdebatan
184
Part 183
185
Apakah ini, yang namanya di Balas Tunai?
186
Lamaran atau paksaan?
187
Sosok Bisu
188
Cerita Pilu Kematian si Gadis Bisu
189
Amarah Dua Jiwa
190
Amukan Jenar
191
Denis yang Malang
192
Dika dan Sella
193
Lamaran dan Kejutan
194
Akhirnyaaaaaa...... Langsung 4 Pasang Pengantin
195
Kalimat Keramat
196
Banyaknya Korban
197
Part 196
198
Ke Kantor Polisi
199
Insiden di Kantor Polisi
200
Ketakutan Cia
201
Kekuatan Sigmund
202
Kondisi Cia
203
Kondisi Cia 2
204
Happy End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!