Della keluar sembari di ikuti Neri ia berjalan tanpa arah. Della semakin sungguh tak tahan bila harus berdiam diri terus tampa melakukan sesuatu sudah kebiasaanya dari dulu bekerja.
Ia tak bisa tinggal diam bersantai wajar saja seorang wanita karir, dan semua ia dapatkan dari jerih payahnya sendiri ia tak akan pernah melupakan itu.
"Neri," panggil Della singkat sambil memikirkan suatu rencana. "Aku ingin jalan-jalan keluar ke tempat kemarin," ujarnya.
"Tuan melarang anda untuk keluar saat ini nona,"
Della menghelai nafas kesal, ia jenuh sungguh. Ia mulai memikir keras lagi.
Ku dengar orang-orang disini pandai bela diri.
"Neri apa kau bisa bela diri ?," Tanyanya penasaran.
Neri terdiam heran mendengar pertanyaan tuanya.
"Tidak terlalu nona, hanya beberapa gerakan saja,"
Della mengangguk mendengar jawabannya. "Apa semua orang disini bisa bela diri ?," Tanyanya lagi.
"Iya nona, syarat bekerja disini mereka harus bisa bela diri, minimal bisa melindungi diri saat ada serangan," Jelasnya
Neri semakin heran dengan pertanyaan tuannya ini.
"Apakah nona sekarang tertarik dengan ilmu bela diri ? Oh Dewa ini sebuah keajaiban !," Batinnya
"Apa nona berubah pikiran untuk belajar ilmu bela diri ?," Tanya Neri antusias.
Della menaikan satu alisnya "Apakah aku dulu tidak suka dengan bela diri ?,"
Neri mengangguk, dan menjelaskan panjang lebar
"Benar nona, anda bahkan menolak mentah mentah saat tuan Zhu mendatangkan guru untuk nona, nona sama sekali tidak tertarik dengan ilmu bela diri,"
Tidak menyukai ?, Menolak mentah-mentah ?
"Kenapa begitu ?," Tanyanya
"Mana saya tahu nona ?, Kan nona sendiri yang menolak," jelas Neri sembari heran dibuatnya.
Dewa saya sungguh iba dengan tuanku ini ia sungguh melupakan semua tentang dirinya, namun saya juga sangat syukur karena kejadian itu nona sekarang lebih berani dan tidak penakut lagi.
Della mengangkat kedua bahunya.
"Nona mengalami sebuah trauma pada waktu itu, makanya nona menghindari hal yang berbau perkelahian,"
Della mengerutkan keningnya. Trauma ? trauma seperti apa yang membuat Ling Xiu menjadi seperti itu ?
"Trauma ?, Trauma apa ?," Tanya Della penasaran.
Seketika Neri terdiam ia menutup mulutnya. Dewa bagaimana ini. Arah pembicaraan ini bisa membuat nona terkejut bila mengetahuinya. Bagaimana aku bisa keceplosan !,
"Neri," panggil Della karena tak mendapat jawaban.
Seketika neri terkejut. "I.iya nona,"
"Hal apa yang membuat ku trauma ?," Tanya Della kembali.
Neri panik. "Ah. i.itu saya juga kurang tahu nona, maaf karena saya cuma tahu segitu,"
Della melihat gerak gerik neri.
Bohong. Sebenarnya apa yang terjadi. Mengapa ia terlihat sangat gugup. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Lingxiu sehingga pelayannya saja menutup hal seperti itu ?.
Batin Della penuh penasaran.
"Kau tahu Neri. Aku tak suka kebohongan," Ucapnya dingin dan tegas.
Seketika Neri membungkuk. Kata yang keluar dari mulut della terasa sangat dingin dan membuatnya takut, tatapan matanya berbeda dari nonanya yang lemah dan lembut, tatapan itu seperti perisai yang tajam.
"Maaf no nona.. saya benar benar tidak bisa mengatakannya, ma.maafkan saya nona," jelasnya.
Della memalingkan wajah.
Pendirian yang kuat dan kesetiaan yang tak diragukan. Batin Della
"Lupakan," Ucap Della lalu beranjak pergi meninggalkan Neri.
Della berjalan mencari keberadaan Zixin.
"Kemana bocah kucel itu ya,"
Della menyusuri setiap halaman rumah yang terbilang besar. Tak beberapa lama ia melihat Zixin sedang belajar pedang bersama beberapa orang.
"Ah ternyata kau disana," Della menghampiri Zixin.
"KAKAK !," Zixin berteriak memanggilnya saat ia tahu kakaknya menuju kearahnya.
Ia menghentikan latihannya menyembunyikan pedang yang ia genggam di belakangnya, Zixin menghampiri kakaknya.
semua orang panik dan langsung menyembunyikan pedang mereka, mereka terlihat heran mengapa nona muda bisa sampai kesini.
"Kenapa kalian berhenti ?," Tanya Della heran karena mereka langsung berhenti dan menyembunyikan pedang mereka.
Semua orang masih terkejut dengan perkataan Della. Mereka tak akan lupa jika nona mudanya itu sangat traumatis bila bersangkutan dengan sebuah pertarungan apalagi pedang.
"Kenapa kakak kesini ?," Tanya Zixin yang terkejut dengan kedatangannya
"Kenapa ?, Apa tidak boleh aku kesini ?," Tanya Della seraya menaikan satu alisnya.
"Bu bukan begitu kak,"
"Baguslah, aku merasa bosan dan ingin melihat mu berlatih pedang," jawab Della santai.
Zixin terlihat sangat khawatir.
"Emt, kak kita sudah selesai kok, tenang saja, kakak bisa istirahat," Jawab zixin menyimpan semua kekhawatiran.
"Apa selesai ?, Jangan membohongiku aku sudah melihat kalian masih berlatih dan terhenti saat melihatku,"
"Tapi kak, saya sudah selesai," Jawab Zixin sembari memberi kode ke beberapa orang lainya.
"Jangan hiraukan kakak, kalian lanjutkan saja, aku ingin melihat kalian berlatih," Ucapnya lalu duduk di batu bawah pohon yang rindang.
Seketika semua orang yang ada terdiam heran mereka ragu-ragu akan melanjutkannya.
"Ta..tapi kakak..kan,"
Della menjawab dengan cepat "Tenang saja aku tidak takut dengan pedang,"
Zixin terlihat ragu ragu dengan yang ia dengar. Della memutar bola matanya ketika mereka tak percaya.
"Berikan pedangmu," Ucapnya seraya tangan kanannya mengadah meminta pedang kepada Zixin.
Semua orang terperanjat tak percaya. Sedangkan Zixin masih memegang pedangnya dan membunyikannya dibalik badan. Ia masih tak percaya serta ada rasa takut.
"Berikan pedangmu Zixin," katanya penuh penekanan
"Kalau kau tidak berikan aku sendiri yang akan mengambilnya dari tanganmu,"
Orang-orang disana menelan ludah mereka antara rasa yang tertekan dan khawatir, mereka terkejut dengan ucapan nona nya itu berubah menjadi sebuah penekanan bagai perisai yang sangat tajam. Suaranya halus tapi terdengar sangat penuh tekanan.
Zixin menggeleng.
Namun tatapan Della yang tajam membuat, Zixin terkejut serta menciut Ia perlahan mengeluarkan pedang yang ia sembunyikan dan memberikannya kepada Della.
Kenapa aura kakak sangat menakutkan.
Della meraih pedang itu dengan senang hati serta senyuman.
"Anak baik," sanjungnya sambil mencubit pipi sebelah kiri Zixin.
Zixin tak bereaksi ia masih terkejut dengan kakaknya itu.
Della melepaskan tangannya, sedangkan zixin segera mengelus pipinya yang terkena cubitan gemes Della, ia masih sedikit linglung.
"Kau lihat. Aku baik-baik saja memegang pedang ini," jelas Della sembari menunjukan pedang yang ia pegang.
Semua orang terlihat tengang namun ada tersirat tatapan lega bercampur khawatir.
Apakah nona sudah sembuh dari traumanya. Dia sudah tak takut lagi dengan pedang. Sungguh sebuah keajaiban.
"Boleh aku mencobanya ?," Tanyanya tiba-tib membuat semua orang terkejut.
"Kenapa kalian diam ?," Tanyanya yang tak kunjung mendapat jawaban.
"Ka.kakak sungguh ingin mencobanya ?," Tanya Zixin masih tak percaya.
"Kenapa tidak ?"
Lagi-lagi semua orang dibuat terkejut olehnya.
Zixin terlihat khawatir lalu Seseorang melangkah mendekat karena melihat ke khawatiran Zixin.
"Nona, silahkan memakai pedang yang terbuat dari kayu dulu saja, sangat berbahaya jika menggunakan pedang sungguhan," ucapnya seraya membawakan pedang kayu.
"Tidak aku mau mencoba pedang asli bukan mainan," jelasnya menambah rasa khawatir mereka.
"Tapi nona anda masih pemula dan sangat berbahaya bila menggunakan pedang asli," jelasnya.
"Benar kakak apa yang dikatakan mereka," jawab Zixin.
"Tidak. Aku mau yang ini. Sekarang kamu lawan aku," ucap Della masih kekeh dan sembari menunjuk salah satu orang diantara mereka.
Ah. Mereka belum tahu sebenarnya aku bisa dalam hal bela diri dan menggunakan pedang, Kalian hanya tidak tahu saja kalian masih mengira bahwa aku adalah lingxiu.
Batin Della dan ia masih menatap santai lalu melangkah mendekat. Orang yang di tunjuk Della terdiam menatap Della intens sendari tadi, Tampa Della tahu orang yang ia tunjuk adalah seorang tangan kanan komandan yang sedang memantau latihan di kediaman Zhu.
Sedangkan Zixin semakin khawatir segera ia memerintahkan salah seorang untuk melapor ke ayahnya. Orang itu langsung berlari menemui tuan Zhu
Saat sampai di dekat ruang kerja tuan Zhu ia segera bergegas masuk.
"Tuan Zhu. Tuan Zhu.!"
Terlihat Tuan Zhu yang duduk di kursi sembari memeriksa beberapa lembar berkas terkejut karena seseorang masuk ke ruangan kerjanya sembari terengah-engah .
"Ada apa ?," Tanya tuan Zhu
"Nona.. nona Lingxiu," orang itu terbata bata
seketika tuan Zhu terkejut dan beranjak dari duduknya
"Ada apa dengan putriku.!," Suaranya terlihat panik.
"Nona Xiu bertarung dengan pedang sungguhan !," Jelasnya masih panik.
"Apa ? Dimana dia sekarang," wajah panik tuan zhu tak terelakkan.
"Tempat latihan," seketika tuan Zhu pergi ke tempat latihan dengan wajah panik.
Sedangkan itu dimana Della berada sekarang.
Lelaki itu masih berdiri ditengah lapangan Tampa melakukan penyerangan, ia hanya melihat Della dan pikirannya sedikit menyimpan beberapa pertanyaan.
"Kenapa kau diam saja ?, Ayo serang aku, kita bertanding bersama," Ucap Della yang melihat pria yang ia tunjuk tak bereaksi.
Lelaki itu mendekat Tampa ekspresi dan bisik -bisik kekhawatiran mulai terdengar.
"Haduh, nona muda salah menunjuk orang, seharusnya nona tidak menunjuk perwakilan komandan,"
Saat lelaki itu mendekat tiba-tiba salah satu dari mereka mendekat dan menghentikan lelaki Tampa ekspresi itu terhenti. Orang itu lalu langsung menawarkan diri.
"Biar saya saja nona muda yang bertanding dengan anda," ucapnya.
Della menggeleng, " Tidak mau. Aku maunya dia," jelasnya seraya menunjuk orang yang Tampa ekspresi itu.
"Tapi nona mu,.."
"Tak ada bantahan," Jawabnya memotong perkataannya, orang itu membuang nafasnya lalu mundur.
Lelaki Tampa ekspresi itu mendekat. Ia menatap Della Tampa ekspresi, hal itu membuat Della ingin tertawa, namun dia juga tak bisa menebak isi pikiran orang di depannya itu.
"Siapa namamu ?," Tanya Della yang melihat orang itu diam saja Tampa bergerak.
"Leng Jing," jawabnya singkat, Tampa ekspresi dan Tampa embel-embel lainnya.
"Baiklah Leng Jing, ayo serang aku," ucap Della.
"Lebih baik Anda dulu yang menyerang, saya tidak tertarik menyerang dulu seorang wanita," Ucapnya masih Tampa ekspresi, hal itu membuat Della mendengus kecil.
Orang ini, benar-benar menyebalkan, apa dia wajahnya itu tidak mempunyai ekspresi satupun. Dasar muka datar. Umpatnya.
"Baiklah kalau begitu, aku menyerang duluan,"
Della telah siap dengan posisinya ia mengangkat pedang dan siap melawan orang Tampa ekspresi itu.
Trang !.
Sebuah benturan pedang terdengar nyaring. Lelaki itu menahan serangan dari Della dengan mudah, dan tentu saja masih sama dengan muka datarnya.
Trang !
Sring !
Trang !
Della masih menyerang, dan lelaki itu menangkis semua serangan dari Della dengan mudah, ia tak berniat menyerang. Sendari tadi ia memperhatikan gerak Della dengan teliti.
Trangg !
Lelaki itu menahan serangan. Ia menatap Della dan tersenyum smrik. Tapi sangat tipis jika tak dilihat dengan jeli maka tak ada yang menyadarinya.
"Gerakan yang unik, dari siapa anda berlatih ?," Tanya lelaki Tampa ekspresi itu kepada Della.
Della menaikkan satu alisnya, "Ternyata anda bisa berekspresi juga, kukira anda hanya mempunyai wajah datar yang membosankan itu," Jawab Della yang Tampa sengaja melihat senyum smrik milik Leng Jing.
Leng Jing tak menjawab, ia menekan pedangnya dengan sedikit kekuatan dalamnya dan membuat Della terhentak mundur tiga meter.
Della sempat kaget karena terhempas mundur tiga meter, untung ia bisa menyeimbangkan dirinya dan tak terjatuh.
Semua orang menatap tegang.
"Kakak," Teriak Zixin khawatir, sungguh ia tidak tahu jika Leng Jing akan menggunakan tenaganya untuk menyerang kakaknya, seharunya ia menghentikannya sendari awal.
Della terkekeh melihat Leng Jing lalu mendekat dan hanya berjarak satu meter "Leng Jing, Leng Jing Ayo serang aku lagi," ucap Della namun ajakannya tak diindahkan ia didiamkan ! Hal itu membuat Della menggerutu.
Dasar muka datar !, Aku didiamkan !,.
"Baiklah kalau begitu aku yang menyerang lagi !,"
Della mulai menyerang terus menerus Tampa memberi jeda, Leng Jing menangkis semua serangan yang di berikan, semua orang terlihat sangat terheran heran sekaligus merasa kagum serta tegang menjadi satu. Heran dengan perubahan Nona muda dan kagum dengan gerakan della yang lues serta Leng Jing yang tak menyerang hanya menangkis, hal itu seperti sebuah pertunjukan yang epik.
Trang !.
Mereka terhenti dengan pedang yang berhantam.
Della sedikit ngos-ngosan, tapi masih tersenyum beda dengan Leng Jing yang Tampa ekspresi. Della tersenyum saat terbesit pimikiran jahil di otaknya. Lalu ia senyum senyum malu menatap Leng Jing.
Leng Jing sedikit mengerutkan alisnya.
"Dilihat-lihat anda tampan juga, ayo kita berkencan," ucapnya lalu mengedipkan satu matanya dengan genit.
Leng Jing terkejut dan langsung memberikan tekanan tenaga dalam pada pedangnya sehingga membuat Della terpental cukup jauh dan terjatuh,
Uhuk !,
Della terbatuk dan mengeluarkan darah !
Leng Jing, kaget karena Tampa sadar ia mengeluarkan tenaga dalamnya.
"Kakak !,"
"Xiu'er !"
Semua orang meenoleh, terlihat Tuan Zhu berlari dengan wajah panik dan terkejut, ia berlari menghampiri anaknya yang terbatuk darah.
"Xiu'er," Ucapnya sangat khawatir,
"Kakak, kau tak apa ?," Ucap Zixin yang sudah di sampingnya.
Della mengusap noda darah di sekitar bibirnya.
"Aku tak apa ayah," Ucapnya berbohong sebenarnya dadanya merasa sakit, ia baru kali ini diserang hingga terbatuk darah. Ia berdiri masih menggenggam pedang di tangan kanannya.
Tuan Zhu kaget melihat pedang di tangan anaknya dan langsung mengambilnya.
prang.
Ia membuang pedang yang di kenakan Della.
"Ayah, kenapa dibuang, aku masih mau berlanjut duel," gerutu Della.
"Nona Zhu, maafkan saya, saya tidak bermaksud melakukannya," ucap Leng Jing meminta maaf.
Tuan Zhu menatap komandan Ling lalu komandan Ling memberi hormat dan meminta maaf.
"Maaf Tuan Zhu saya Tampa sengaja melukai putri anda, sebagai permintaan maaf ijinkan saya menyembuhkannya," Walaupun ia berwajah datar namun hatinya tak sedatar wajahnya.
Tuan Zhu mengangguk tanda setuju, ia ingin marah tapi ia sangat menghormati komandan Ling Jing, orang yang tak bisa ia singgung.
"Terimakasih komandan, dan maafkan putri saya jika telah memprovokasi anda,"
"Tidak, saya takjub dengan perkembangan putri anda yang bisa menggunakan pedang," pungkasnya.
Della di mendengarkan percakapan kedua orang itu.
Leng Jing menatap kearah Zixin, "Lanjutkan latihan," perintahnya dengan muka datarnya.
Zixin mengangguk "Baik guru," jawabnya lalu beranjak bersama orang-orang dan melanjutkan latihan mereka.
"Maafkan saya yang bertindak ceroboh ayah," ucap Della meminta maaf.
"minta maaflah kepada komandan Leng Jing,"
Della menatap komandan Leng Jing, belum sempat sempat ia meminta maaf sudah di dahului olehnya,
"Lebih baik segera menyembuhkan luka dalamnya tuan Zhu," pungkasnya mengabaikan Della dan langsung berjalan ke arah tempat teduh dan di ikuti oleh tuan Zhu.
Della menyusul di belakang dan menggerutu lagi dibuatnya.
Cih. Sial dia mengaabaikanku lagi !. Ingin rasanya ku cincang jadi bregedel !, Dasar muka datar ! lempengan batu !.
Mereka duduk disebuah Gazebo, dan Leng Jing menyembuhkan luka dalam Della. Ia terpejam karena merasakan sakit didadanya, Setelah beberapa saat ia selesai dan Della membuka matanya, rasa sakit di dadanya telah berkurang banyak. Ia mengambil nafas dalam, saat ia ingin mengucapkan terimakasih, ucapannya telah di dahului lagi.
"Setelah ini putri bisa langsung beristirahat, kalau begitu saya undur diri lanjut memantau latihan mereka," Ucap Leng Jing dan diangguki oleh tuan Zhu.
"Terimakasih komandan Leng,"
Komandan Leng hanya mengangguk dan berlalu pergi.
Lagi-lagi Della dibuat kesal olehnya.
"Dasar lempengan batu !," Gerutunya.
"Xiu'er," Ling Xiu menoleh.
"Istirahatlah ke kamarmu,"
"Baiklah ayah," Della berjalan meninggalkan tuah Zhu dan langsung menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
ɦɨǟtʊֆ ɢċ
awok awokk lanjut lgi dh
2021-01-02
0
no
tanya Thor tadi aku baca ada kata "terkenut" itu kata baru ya🤣
2020-08-17
8
Sri Wagini
semangat dan d lanjut Thor...makin seru ceritsnya...
2019-12-26
6