Tak terasa hari yang dilewati begitu cepat. Kini datang hari dimana undangan itu tiba. Della hanya terdiam murung di kursi.
"Kapan kau akan menikah ?," seketika ia tersadar mendengar pertanyaan yang tiba-tiba datang.
"Lihatlah dirimu, kamu sudah umur 25 tahun, lihatlah teman-temanmu sudah menikah semua, tak baik anak perempuan nikah umur tua, kau lihat seminggu yang lalu fina anaknya tetangga momy sudah melahirkan anak kedua, padahal kalian umurnya sama," ucap ibu Della duduk di seberangnya.
seketika Della memutar matanya malas.
'Ah, kebiasaan deh momy, nikah itu bukan ajang perlombaan mom'. Batin della
"Padahal kamu itu Dewi kecantikan, banyak orang yang mau nikah sama kamu, banyak orang yang ngelamar kamu kenapa kamu tolak ?, dan beberapa hari yang lalu ada seorang anak pengusaha yang melamar kamu dia juga kamu tolak kamu itu mau cari yang seperti apa ?,"
imbuhnya lagi membuat Della membuang nafasnya dan menutup kuping dengan kedua tangan dan menghelai nafas berat
"MoMYY.....!!!" Della berteriak sekuat mungkin. Seketika momy kaget dengan anaknya itu.
PLETAK !.
Sebuah pukulan mendarat di kepala Della. "Aduh.. aduh.. aduh..." Umpat Della sambil mengelus kepala yang kena jitakan mendadak.
"Kamu berteriak kepada IBuMu ?? kAU BERANI KEPADA MOMY ?," Ucap momynya Della.
"Ampun Momy....momy sih keterlaluan," Della mode imut yang menangis dan merengek.
"Keterlaluan gundul mu peang!" PLETAK ! Sekali lagi momy memukul kening ku
"Aduh....!! MoM !, Udah sakit tauk," gerutu Della.
"Lihatlah dirimu, kamu itu udah cantik, karir sudah oke, modis, terkenal tapi ngk punya pacar"
JLEB. Seketika Della tertusuk dan berdarah.
"Kenapa momy kalau ngomong selalu Bener sih, hu hu hu.. kasihanilah anakmu ini.." ungkap Della,
"Udah sana buruan berangkat sana, katanya acara nikah sahabat mu, siapa itu namanya Silpi ?, Selena ?," Ucap momy.
"Shella, ma," sahut Della membenarkan.
"Iya itu pokonya, udah sana buruan dan bawa pulang mantu," sambungnya.
Della membuang nafasnya.
"Aku tak mau berangkat MOM, DIA NIKAH SAMA MANTANKU MOM," keluhnya.
Ah. lebih tepatnya sih merebut pacar.
Sambung Della dalam hati.
"APAA ?," Momy tersentak dengan apa yang di dengarnya kemudian mamy tertawa terbahak-bahak
"Ha ha ha ha ha, ternyata mantanmu yang menikah.. pantas saja dari tadi murung terus,"
ha ha ha kenapa anak ku begini tuhan terlalu bucin sama mantan. Momy menggeleng kepalanya pelan.
"Ih. ! Nyebelin !," Dengus Della dan bergegas berdiri.
"Eh... mau kemana ?," ucap momy karena Della tiba-tiba beranjak dari duduknya.
"Momy sih, nyebelin," sambil mendengus.
"Emang kamu punya mantan ?, kamu kan ngk punya pacar,"
"Momy !," sahut Della gemes dengan ibunya itu. "Selalu saja begitu," lanjutnya.
"ha ha ha," momy hanya tertawa.
Jadi begitu. Batin momy sambil mengangguk dan memegang dagunya. Ternyata gagal move on ya.
"Momy tau bagaimana cara membalas kepada mantanmu ?,"
"Oke aku tau," sahut Della Cepat dan bergegas berdiri
"Momy belum ngomong."
"Aku tau yang dipikirkan momy. hari ini aku harus tampil secantik mungkin buat dia menyesal telah meninggalkanku kan ?,"
"Bagus, itu baru anak momy, Jangan biarkan mantan Berjaya di atas penderitaan mu," ucapnya dan merekapun tersenyum evil bersama.
Waktu menunjukan puku 19.30 malam.
Della keluar kamar dengan penampilan modisnya, ya tentu saja, dia adalah Dewi fashion dan seorang desainer terkenal, setiap hari dan waktu orang selalu memburu dan memuja dirinya.
Dikhianati ? dia tidak akan tinggal diam dan tak pernah main-main. Sekali ia dilukai maka ia akan membalas luka itu dengan penyesalan berkali-kali lipat.
Dan dia pastikan mantannya akan menyesali karena telah meninggalkannya.
"Wah... cantik nya anak momy.. kamu malam ini adalah Ratu Dewi kecantikan, " sahut momy memuji anaknya
"aku harus tampil sempurna dihari pernikahan Mantanku, Mom," sahut Della.
"Itu Baru anak momy !,"
"Aku berangkat dulu mam," ia melangkah keluar pintu.
"Della," panggil momy dan seketika ia menoleh.
"Iya mam," jawab Della.
Momy berjalan menghampiri anaknya dan memeluknya "baik-baik sayang," ucapnya entah kenapa hatinya tidak tenang.
"Ada apa mam ?," Tanya Della penasaran karena tak biasanya momy nya begitu.
"Nggak sayang, hanya ingin memelukmu saja, jaga dirimu kesayangan momy,"
Della merasa aneh dengan tingkah momy yang terasa tak biasa.
"Iya mam, Della akan baik-baik saja, Mom juga baik-baik dirumah," sambil melepaskan pelukan ibunya, entah kenapa perasaanya juga merasa aneh dengan jawabannya sendiri, seakan-akan ia akan pergi jauh.
Saat para ajudan membukakan pintu mobil tiba-tiba datang sebuah mobil hitam mewah parkir di belakang mobil Della dan seorang pria keluar dari mobil.
"Zen ?," ucap Della kaget.
"Selamat malam Nona Desainer," sapa Zen sembari menghampiri Della.
"Zen ? siapa dia Della ?," Tanya momy penasaran.
"Malam tante," sapa Zen.
"Iya," Jawab Mommy sembari melihat Zen dari pucuk rambut sampai pucuk kaki
"Temen mom," jawab Della singkat
"Ada apa kamu kesini ?," Tanya Della sembari menyilangkan ke dua tangannya.
"Bukankah kita akan pergi bersama," itu sebuah pernyataan bukan pertanyaan.
"Bersama ?," jawab Della linglung.
"Ah, pasti kau lupa lagi, kamu yang bilang mau berangkat bersama, makanya aku jemput kamu," jelas Zen.
"Bolehkan tante ?," ucap Zhen dan momy hanya diam tak kunjung memberi jawaban.
Anakku di jemput seorang pria ? siapa dia mengapa Della tak pernah cerita tentang si Zen ini ?. tunggu. Zen ?
Pandangan Mommy menatap penuh selidik
"Tante." Seketika lamunannya buyar
"Oh kalian mau berangkat ?," tanya mommy
"Iya tante boleh kan ?"
"Oke, baiklah," ucapnya
"Tunggu.," Ucap momy kemudian, Momy melipatkan tangannya "siapa nama lengkap mu ?,"
"Nama lengkap ?," jawab Zen heran.
"iya."
"Zen sandara, tante," jawab Zen.
Momy terdiam sesaat, "baiklah kalian boleh pergi, jaga anakku baik-baik sampai dia kenapa-napa jangan harap hidungmu akan muncul lagi."
Seketika Zen menutupi hidung mancungnya.
"Tenang saja Tante, akan saya pastikan hidung saya masih menempel di tempatnya dan tak berubah sedikit pun," ucapnya sambil tersenyum.
"Mom kami berangkat," seketika mereka masuk ke mobil Zen dan di kawal beberapa ajudan Della dengan mobil lainya.
Saat di perjalanan.
"Kau beneran akan melakukanya ?," Tanya Zen sambil mengarah ke Della.
"Kenapa tidak ?"
"Kau benar-benar gila," sahut Zen
"Keputusanku sudah bulat, tidak bisa di ubah , jika kau tak setuju kau boleh keluar dari mobil," timpali Della sembari menyilangkan kedua tangannya keperut.
"Heh ?," Zen terkejut dengan jawaban Della. Sungguh gila siapa yang naik mobil orang dan siapa yang menendang orang seenaknya.
"Untung kau sahabatku kalau tidak sudah ku pastikan kau ku lempar ke sungai," jawab Zen dengan mendengus.
"Apa ? kau tak suka aku duduk disini ?, baiklah aku akan keluar !," jawabnya sewot.
"Bukan itu maksudku," Zhen menghelai nafasnya.
Buset dah orang ini. Kenapa aku bisa temenan sama wanita gila ini. gerutu Zhen dalam hati.
"Apa kau tak pikirkan resikonya nanti ha ?," Tanya Zhen kemudian.
"Kau juga yang mengusirku, harus tanya resiko," jawab Della masih ngambek.
"bukan itu, yang ku maksud, tapi tentang rencana gila mu,"
"Oh. Kamu tenang saja cukup jalani perintah dariku semua akan beres." jawabnya singkat
"HEH ? apa ? are you crezzy ?, Seharusnya kau bilang jauh-jauh hari seperti sebelumnya," protes Zen.
"Diam lah, kau ini berisik sekali. Seperti pertama kali bermain sandiwara, tenang saja semua sudah ku atur sedemikian rupa, tinggal berpura-pura di depannya saja. Untuk para wartawan dan awak media biar aku yang hadapi,"
" Bukan itu masalahnya," Ucap Zhen
"Lalu ?," tanya Della mengangkat sebelah alisnya.
Zen menghelai nafasnya "Entahlah, kamu itu memang temenku yang paling licik," ucapnya sembari melirik kearah Della. Dan diam-diam ia tersenyum sangat samar.
Della menghelai nafas dan menepuk jidatnya. kenapa aku memiliki temen yang terlalu lugu ini tuhan..
"Terserah kamu saja, pria lugu," jawab Della membuat Zhen sepenuhnya menoleh kearah Della dengan tatapan terkejutnya.
Sesampainya di lokasi. Mobil zen berhenti tepat di depan karpet merah yang sudah tergelar. Para awak media mulai tercuri perhatiannya saat para ajudan membuka pintu mobil dan Zen keluar dari mobil dikuti oleh Della, seketika para awak media di buat heboh.
Kilat lampu kamera tak henti-hentinya menyoroti mereka. Berita kali ini mengalahkan berita hangat tuan rumah.. para wartawan dibuat kaget oleh kedatangan Zen dan Della turun dari mobil yang sama.
Sementara itu dirumah mamy..
"Pemirsa berita paling panas kali ini datang dari Dewi fashion dan kecantikan miss Della, berita yang sangat mengejutkan Miss della dengan tuan muda Zen Sandara terlihat mereka keluar dari satu mobil, ada apa hubungan diantara mereka bla bla bla bla bla.."
"Ya tuhan anakku memang yang paling cantik.... oh suamiku sayang coba lihat anak kita bersama mantu kita, andai saja kau bisa langsung melihatnya.. kesayangan kita pasti kau akan sangat banga kepadanya."
Kembali ke TKP
Della dan Zen berjalan di karpet merah para awak media tak henti-hentinya mengambil gambar mereka dan para wartawan menanyakan berbagai pertanyaan.
Seakan-akan mereka mendapatkan sebuah harta karun. Dengan segera Della dan zen memasuki arena kapal pesiar. Mereka di sambut beberapa pelayan.
"Detik ini kau mengguncang Dunia Dell," ucap Zen berbisik di telinga Della.
"Harus. Aku tak mau kalah dengannya," Sahut Della.
"Kau memang temanku yang sungguh gila, pintar memainkan api," Ucap Zhen dan samar ia tersenyum evil.
Della berjalan menuju ruang makan dan ia duduk di kursi menghelai nafas dan di ikuti Zhen di belakangnya, ia melihat Della menyandarkan badannya.
"Aku pikir aku memang gila." Ucap Della lirih.
"Kau memang gila. Nih," sahut Zen sambil menyodorkan jus kepada Della. Seketika Della meraihnya dan meminumnya setengah gelas.
"Eh buset. pelan-pelan napa minumnya," timpali Zhen yang melihat Della seperti dehidrasi.
"Hah. Akhirnya sedikit lega," namun lagi-lagi Della membuang nafas lesu.
"Kenapa lagi ?,"
"Ah. Bagaimana ini, hatiku rasanya teriris," ucap Della sembari meminum jusnya lagi hingga habis tak tersisa.
Zen menarik kursi dan duduk dihadapan Della
"Hei, singa betina, katanya mau balas dendam," ucap Zen membuat Della membelalakkan matanya.
"Siapa yang kau panggil singa betina ?!," tanya Della tak terima.
"Nah begitu dong, kembali ke dirimu sendiri, jangan lupa rencananya,"
PLETAK. Zen sambil menjitak kening Della.
"ADUH...sakit saki sakit..." "kenapa kau memukulku bocah lugu !," Teriak Della dan PLETAK sekali lagi jitakan mendarat di kening Della. "Aduh...."
"Siapa yang kau masud Bocah Lugu ?," tanya Zen memprotes.
"Emang kau itu terlalu lugu !," jawab Della kesal karena mendapat jitakan.
Zen terkekeh, "aku tak lugu, hanya diam saja,"
"Aku tak percaya, pokoknya kamu pria lugu uang pernah aku temui," elak Della tak mau tahu.
Zen hanya menarik alisnya,
"Kau mau lihat diriku yang seperti apa ?, Jangan memprovokasi ku oke, nanti menyesal,"
jawab Zen santai.
Della masih kekeh dengan argumennya, "aku tak percaya kau bisa, karena yang ku tahu Zen adalah pria polos," ucapnya sembari tertawa.
"Oke mari kita lihat nanti," Sahut Zen tenang
Della tertawa tak percaya, "lakukan saja, bila kau bisa," ucapnya sembari berdiri ia merapikan beberapa rambutnya.
"Ayo Kita Temui DIA," ucapnya kemudian.
Mereka bergegas menemui pengantin, ketika ia akan masuk keruangan seseorang memanggilnya.
"Nona Della," seketika Della menoleh ke arah suara.
"Tuan muda adarsya ?," jawab Della singkat
"Ih ternyata kau masih mengingatku," Jawabnya dan Della hanya tersenyum
"Bagaimana kabarmu ?,"
"seperti yang anda lihat Tuan muda Adarsya" jawab Della.
Tuan muda adarsya tersenyum.
"Syukurlah," jawabnya "ngomong-ngomong kau terlihat lebih cantik malam ini, dan jangan terlalu sungkan memanggil namaku," tuturnya kembali.
"Terima kasih atas pujiannya tuan, bagaimana kabar tuan," tanya Della kembali.
Adarsya menghelai nafas "jangan terlalu sungkan memanggilku, kau bisa langsung memanggil namaku saja dan yaaa kabarku seperti yang kau lihat,"
"baiklah..tu." seketika Della menutup mulutnya "maaf, maksud ku Adarsya,"
Seketika Adarsya merekah senyumnya "tak apa,"
"Oh kau datang dengan siapa nona Della ?" Tanya Adarsya.
"Panggil nama saya saja Tuan, ini Zen,"
Seketika adarsya mengulurkan tangan dan di sambut oleh Zen.
"Adarsya"
"Zen,"
Zen tersenyum. Menatap penuh menyimpan pertanyaan di kepalanya. Kenapa orang terkenal dingin ini bisa seramah ini dengan Della tak seperti biasanya.
"Kalau begitu saya silahkan, maaf telah mengganggu kalian, sampai jumpa," ucap adarsya dan di jawab senyuman oleh Della.
"Sepertinya dia tertarik kepadamu," ucap Zen sembari melihat adarsya pergi.
"Entahlah," Della sembari berbalik dan memasuki ruangan utama tak mau membahas hal itu.
Saat memasuki ruangan, mata Della terus tertuju kedua orang yang sedang bergandengan menyapa beberapa tamu yang datang, hatinya yang terluka seperti tersiram air garam. Kakinya melangkah perlahan dan ia terhenti saat Shella memanggil Namanya.
"Della.."
Shella dan Andika menghampirinya
"Hai Della, " ucap Shella
"Selamat atas pernikahan kalian," ucap Della
"Iya terima kasih atas ucapannya, ku kira kamu tak akan datang," jawab shella dengan senyum yang membuat Della muak.
"Oh iya Terima kasih telah datang ke pernikahan kita," ucap Andika menimpali, terlihat dimatanya ada rasa bersalah dan menyesal.
Della tersenyum masam.
"Seperti yang kalian lihat, aku pasti datang, bagaimanapun kau sahabatku bukan ?," jawab Della yang mengabdikan perkataan Andika.
Terlihat raut wajah Shella memasam mendengar perkataan Della, "Em, tapi Della, sepertinya kamu masih sendiri ketika putus dengan Andika," ucapnya sambil memeluk lengan Andika lebih erat.
"Siapa bilang dia sendiri," Tiba-tiba Zen datang dan merangkul Della dari belakang. Hal itu sontak membuat Andika dan Shella kaget begitu pun Della namun seketika ia tersenyum devil setelah melihat raut wajah mereka.
Posisi mereka sungguh membuat orang akan salah paham.
"Tuan muda Zen, bagaimana bisa anda bersama Della," sahut Andika sembari kaget dan tak percaya, matanya juga menunjukan tak suka dengan Zen yang memeluk Della.
Della hanya tersenyum devil. Zen melepaskan pelukannya dan berdiri di samping Della dan memindahkan tangannya kirinya memeluk pinggang Della.
"Karena aku tak pernah meninggalkan dirinya," ucapnya, membuat Andika terdiam.
"Tak ku sangka ternyata kalian begitu dekat juga, sepertinya kalian sudah dekat begitu lama ?" Sahut Shella, ia ingin mencari celah diantara mereka.
Zen tersenyum sembari melepaskan pelukannya dan berganti meraih tangan Della
"bagaimana mungkin aku tidak dekat dengan calon istriku," ucapnya sembari menyeringai.
Calon istri ?!,
mereka semua kaget termasuk Della yang tak menyangka bila Zhen bis sejauh ini dan diluar dugaan.
Terlihat Andhika terkejut dengan jawaban Zen. Calon istri ? mereka ? sejak kapan ?, apa mereka memiliki hubungan sewaktu kita masih pacaran ?, apa dia selingkuh di belakangku juga ?.
pikiran Andhika berputar keras. Dan Sella menyenggol Andika agar tersadar akan lamunannya. Sungguh dia tak suka dengan semua ini !.
"Oh iya hampir lupa, apa kalian sudah menerima kadoku" Della menyambung perkataan Zen.
Andika memandang penuh penyesalan, sungguh !
"Sudah, terimakasih atas kadonya. Begitu mengejutkan," timpali Andhika dengan menahan segala amarah, menyesal dan kecewa.
Shella yang melihat hal tersebut terlihat cemburu dan ia semakin erat merangkul lengan Andika sembari berkata
"Ah, terima kasih tidak usah repot-repot memberikan hadiah kepada kami, kamu datang saja aku sudah bersyukur," ia mengucapkan sambil tersenyum.
Della tersenyum masam "bukan repot kok itu hadiah yang memang pantas untuk kalian," ucapnya
Andika mengepalkan tangannya matanya tak bisa dibohongi, bawa ia menyesal telah meninggalkannya ia baru sadar bahwa ia benar-benar telah jatuh cinta dengannya, ia cemburu melihat Della di peluk oleh lelaki lain. sungguh dia menyesal selama ini ia hanya terobsesi dengan pekerjaan dan uang, mengambil keuntungan dibalik kisah cinta yang semu.
Sekarang kau bisa rasakan bagaimana rasanya penyesalan karena cinta yang kau buat sendiri. Cinta kandas dan bisnis hancur.
ucap Della dalam batin.
Hah. sungguh ironis sekali.
sudah jatuh ketimpa tangga pula.
Zen Tersenyum Devil melihat raut wajah Andika. Ia melingkarkan tangannya kembali ke pinggang Della.
"Ah.. sayang ayo keluar sepertinya aku mulai bosan, ayo kita lihat pemandangan diluar," Zen mencoba mengakhiri perbincangan serta menunjukan kemesraan diantara mereka.
"Baiklah, kalo begitu kami keluar dulu. Semoga kalian bahagia," Ucap della sembari membalikan badannya. Mereka meninggalkan ruangan sambil bergandengan tangan dan terlihat begitu mesra.
Setelah diluar ruangan Della melepaskan tangannya dan berjalan mendahului Zen. Ia terus berjalan mencari tempat yang jauh dari kerumunan.
Zen hanya bisa mengikutinya dari belakang ia tahu hati sahabatnya itu sedang kacau dan ia butuh menyendiri, Zen hanya mengawasi lokasi sekitar agar paparazi tidak mengetahui kondisi Della saat ini.
"Ha ha ha ha aku sangat puas," seketika Della tertawa dan setelah itu menangis tampa suara, hanya air mata yang berbicara.
"Tuhan. andaikan saat ini aku bisa pergi ke dunia lain aku akan sangat senang sepenuh hati pergi !,"
ucap della sembari melengkupkan tangannya dipagar kapal sembari melihat ombak yang tersorot oleh lampu.
Dan tiba tiba "DORR !! DORR!! DORR!! suara kembang api bersahut-sahutan dan menghiasi malam yang kelam.
"DUORR!! letusan kembang api terahir bersamaan ombak yang datang menerjang membuat kapal goyang. Tanpa Della sadari ia kepleset dan jatuh ke laut.
"BYURRR"
Zen yang melihat kejadian itu sontak berlari dan berteriak dan hal itu membuat pengunjung histeris dan panik saat kejadian itu seorang dari lantai atas tiba-tiba lompat ke laut dan hal itu membuat tamu wanita berteriak histeris.
Della tak pernah menyangka bahwa dirinya akan terjatuh ke laut. Ia tak bisa berharap begitu banyak karena ia tak bisa berenang di tambah luka hati yang yang tersiram air garam membuatnya tak bisa berkutik ia terus masuk kedalam kedalam air matanya mulai buram.
Terlihat seseorang meraih tangannya dan kemudian.
Gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Alester
memang cinta itu buta sampai gak nyadar masih ada orang tersayang nya
2024-02-13
0
Wanda Wanda i
hahh dasar lemah MSA ga bisa move on mlah milih mati
2023-09-10
0
Endrik Efendi
semangat thor
2022-04-18
1