Hari-hariku di desa ini cukup menyenangkan. perlahan rasa sakit ini mulai terkikis. Ada Haris teman yang selalu siap sedia menemaniku. bertambah lagi satu teman Aji,diapun cukup menghiburku. perlahan aku mulai akrab dengannya. beberapa kali bertemu di kebun dan mengobrol bareng. cukup asyik orangnya. dan hari ini aku sudah membuat janji untuk ikut dengannya yang hendak pergi ke kebun pepaya.
" sudah siap Wid ?" tanya Aji yang menjemputku di rumah bibi.
'' udah dong'' sahutku yang sudah siap sedia menunggunya di teras.
" bi ifa mana ?"
'' udah kekebun,tenang aja aku udah bilang kok hari ini pergi sama kamu". terangku.
" ya dah berangkat sekarang yuk"
" oke".
Aku mengikuti langkah aji menuju motor yang ia parkirkan dihalaman rumah bibi. dua helm telah ia sediakan. satu ia berikan padaku yang langsung ku pakai,satu lagi pasti untuknya. segera kami meninggalkan rumah bibi. sepanjang perjalanan kami hanya diam. mataku menikmati pemandangan alam yang mendamaikan ini.
pohon masih banyak tumbuh dipinggir jalan . rumput liar tumbuh menghijau di sepanjang perjalanan. sampai kami di sebuah jembatan kecil. jalan penghubung desa seberang dengan desa yang kutempati. di bawah sana air mengalir jernih dengan bebatuan alami yang menakjubkan. jauh diujung sana seperti sawah,tapi tak berupa dataran luas melainkan berundak. mungkin sawah terasering. sungguh ini seperti liburan mewah dan tak perlu menyewa guide tour,karena aku sudah mendapatkan gratis. sepanjang perjalanan senyum terus mengembang di bibirku. hmmm,rasanya aku ingin tetap disini,dan melupakan semua kenangan di kota.
Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh sampai kami di sebuah perkebunan pepaya yang lumayan luas.
" ini mas,perkebunannya ?" yah,aku memanggil aji dengan sebutan mas dan aku juga tidak menggunakan kata lo,gue. umur mungkin tak terpaut jauh,tapi bagaimanapun aku baru mengenalnya. dan itu sebagai bentuk sopan santunku.
"iya ini tempatnya," jawab aji yang sibuk dengan kertas yang ia keluarkan dari tas selempangnya. mataku dimanjakan oleh hamparan tanaman pepaya yang belum tinggi tapi buahnya sangat lebat sampai menyentuh tanah.
" wah,sekecil ini sudah berbuah" ucapku kagum.
" untuk pepaya jenis ini memang berbuahnya cepat,tidak seperti pepaya yang di tanam dipekarangan yang biasa di masak" terang aji yang masih sibuk menata lembaran kertas,memasukkan dalam map.
" kalau ini gak bisa dimasak ?"
" bisa,cuma teksturnya beda. ini lebih kaku".
" oh" aku hanya mangut- mangut sok ngerti. padahal aku juga tidak paham. belum pernah juga makan sayur pepaya. yang pasti aku sedang menikmati pengalaman baruku ini.
" yuk" ajak aji yang tiba- tiba menarik tanganku. sebelah tangannya memegang map dan tangan satunya menggenggam tanganku.
" maaf mas" kataku seraya menarik tangan dari gengamannya.
" sorry" ucap aji yang langsung melepas tanganku dan menyunggingkan senyum tulus,aku hanya bisa ikut tersenyum. jujur terasa canggung,tapi dia terlihat santai saja.
aku terus saja mengekor dibelakangnya,menikmati suasana kebun dan sesekali mengamati kerja aji. setiap bertemu petani ia akan berbincang menanyakan perawatan,hama,hasil dan sebagainya. tentu saja juga menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh semua petani yang dijumpainya. tentang siapa aku yang terus membuntutinya. ada yang sudah cukup dengan jawaban teman ada pula yang terus menggoda .aku memilih diam. menyapa para petani sewajarnya dan cukup tersenyum ramah pada mereka.
" capek wid ?" tanya aji setelah cukup lama berkeliling dan matahari yang cukup terik mulai menegaskan keperkasaannya.
" lumayan"
" kesitu yuk" ajaknya sambil menunjuk jalan berlapis beton yang tidak terlalu luas.aku hanya mengangguk mengikuti. ternyata langkahnya menuju gubug di sebrang jalan itu. ternyata penjual minuman.
" mbak es degan dua ya" aji memesan es setelah sampai dalam gubug.
" iya mas. silahkan duduk dulu" ucap pemilik warung yang tampak alami tanpa polesan bedak atau lipstik. tapi terlihat ayu dengan kepolosannya. aku dan aji duduk besebelahan di bangku panjang yang berhadapan dengan meja kecil.
" gimana wid ?" aji memulai pembicaraan.
" menyenangkan. bisa jalan- jalan dan lihat pemandangan yang gak akan pernah ada di kota".
" kalau gitu tinggal aja di desa ".
aku tertawa kecil.
" gak mungkinlah,masa aku mesti ikut bibi terus".
" kalau ikut suami ?". pertanyaan macam apa ini. dan tatapannya,duh apa yang ada dalam benak aji. untung mbak penjual es degan datang. menyelamatkanku dari rasa tegang gara- gara pertanyaan dan tatapan aji.
" silahkan mas aji,dan mbak... ?"
" widi mbak" sahutku.
" pacarnya mas aji ya ?"
" bukan,temennya."
" oh,kirain pacarnya. cocok lho" ledeknya sambil melangkah menjauh. aku memilih diam. wajar saja aku diledek,salah sendiri ikut orang kerja. cowok pula. dan herannya si aji malah cuma senyam- senyum aja tanpa mengklarifikasi. ternyata lebih nyaman bersama Haris daripada bersama aji.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
abdan syakura
Blm pernah makan pepaya mengkel disayur ya wid???😂😂
Beuhhh sedap niann Wid....
aplg dicampur teri cabeny cabe rawit....🤤🤤🤣
2023-05-03
0