Mentari mengintip diufuk timur,menyunggingkan senyum yang tampak ceria. kuhirup nafas dalam menikmati kesejukan pagi yang terasa melonggarkan rongga dadaku. mungkin mataku masih sembab karena tangis semalam,tapi ada sedikit kelegaan dalam hati. ketika tangis tak lagi kutahan,dan aku tak perlu menyembunyikan kenyataan. aku memang rapuh dan bukan saatnya aku bersembunyi dibalik tameng kepura-puraan. saatnya aku butuh sandaran untuk berbagi sedikit lara ini.
aku menghampiri bibi yang sedang sibuk didapur. sepagi ini semua masakan sudah siap sedia diatas meja. bibi memang selalu bangun pagi sekali,karena ia tak mau kesiangan saat ke kebun.
" apaan tu bi ?" tanyaku saat melihat bibi yang sedang meratakan adonan diatas loyang.
"ini,gethuk lindri. pamanmu pengen sarapan gethuk katanya" sahut bibi,tanpa menghentikan aktifitasnya.
" kamu mau ?"
"boleh bi,kayaknya enak"
bibi memotongkan untukku,dan aku menyambutnya dengan antusias. Baru gigitan pertama saja rasanya benar-benar enak,tidak terlalu manis juga tidak terlalu asin. pas pokoknya.
"gimana ?" aku hanya mengacungkan jempol sambil menikmati gethuk buatan bibi. seulas senyum tampak dibibir bibi.
Setelah gethuk benar-benar rata diatas loyang bibi memotong kecil- kecil dan menatanya diatas piring.
"ada yang widi bisa bantu gak bi ?" aku menawarkan diri setelah selesai menikmati sepotong gethuk lindri.
" mau bantu ?, bikinin minum gih. kopi buat paman jangan terlalu manis,terus teh tawar buat bibi. kalau buat kamu terserah mau bikin apa."
" oke bi" aku melenggang pergi mengambil tiga cangkir dan membuat minuman sesuai pesanan.
Tak lagi terlihat bi Ifa didalam, langkahku mencari mereka yang ternyata sudah duduk di teras depan.
" kopinya paman,ini teh bibi" ucapku sambil meletakan cangkir didepan mereka. akupun ikut bergabung disana.
"makasih wid" ucap paman dengan senyum tulus.
"sama-sama paman".
bertiga kami menikmati sarapan. Rasanya sungguh tenang begitu meneduhkan. suara kicau burung terdengar bersahutan. bunga- bunga ditaman bibi juga begitu indah,mengundang kupu dan kumbang untuk hinggap. pagi yang sungguh menyejukkan.
"hari ini mau kemana bi?"tanyaku disela sarapan pagi kami.
"biasa kekebun"
"ikut ya bi"
" tapi panas wid" paman menyela.
"gak apa-apa man,bosen dirumah sendiri"
"ya sudah,ikut saja. nanti bisa neduh di gubuk" jawab bibi. kami melanjutkan sarapan. walaupun bukan nasi tapi ini sunnguh mengenyangkan.
Selesai sarapan aku bersiap hendak ikut mereka kekebun. aku berangkat duluan dibonceng bibi dengan motor maticnya. tas berisi air minum dan makanan berada di depan bibi. sedang paman berangkat dengan sepeda ontelnya. tak butuh waktu lama untuk sampai diperkebunan.
seluas mataku memandang,hanya ada berbagai macam sayuran. terong,kacang panjang,buncis,kangkung,tomat,bayam dan banyak lagi jenis sayuran. semua tampak segar. tapi itu bukan punya paman semua. milik beberapa orang desa sini. karena disini memang blok palawija. jadi isinya berbagai jenis palawija. Bibi menghentikan laju motornya dan berhenti didekat gubug. disamping gubuk terdapat hamparan tanaman cabai lumayan luas.
"ini kebun bibi ?" tanyaku seraya menatap tanaman cabai yang berbuah lebat. dan kelihatannya siap panen.
" iya,'' singkat jawab bibi sambil menstandarkan motor.
"pagi mbak ifa" sapa seorang wanita yang baru saja datang dan ikut memarkir motor disebelah motor bibi.perkiraanku wanita itu mungkin seumuran dengan bibi.
"pagi Min,mau mulai manen juga hari ini"
"iya mbak,nah itu wanita cantik siapa tho. calon mantu ?" terdengar lirih pertanyaan itu. tapi aku masih mendengar.
"bukan,keponakan. anaknya kang masku" sahut bibi sambil melangkah menenteng tas mendekatiku yang sudah duduk di gubug.
" pagi mbak ?" sapanya ramah sambil tersenyum.aku mengangguk,tersenyum dan balik menyapa.
"iya,pagi juga bi"
"mari mbak ifa,saya kekebun dulu"
"iya Min,nanti istirahat kesini. aku bawa gethuk lindri ini".
"wah enak itu,nanti pasti saya kesini. mari mbak" kini ucapan itu tertuju untukku.
" oh iya silahkan bi"
Aku tersenyum senang,keramahan didesa ini masih ada. hangat rasanya.
bibi bersiap,dengan caping dikepala,karung dan tas jinjing. sejenak aku hanya memperhatikan,tapi sepertinya tak sulit,akhirnya aku menyusul.
"pakai topi Wid,panas" ucapnya saat aku berada didekatnya. karena topi yang kubawa tadi masih menggantung dicelana.
"iya bi" akupun segera mengikat rambutku yang masih tergerai dan memakai topi. pengalaman pertama memanen cabai,menyenangkan. tak berselang lama paman menyusul kami. pekerjaan dibawah terik matahari ini lumayan menyenangkan apalagi diselingi obrolan kecil. terkadang ada juga candaan,tak hanya kami bertiga yang mengobrol tapi dari kebun sebelah. mereka saling melontarkan candaan dan menyahut satu sama lain.
Lama-lama peluh membanjir ditubuhku saat matahari semakin terik. akhirnya aku memilih berteduh kembali ke gubug. aku meminum air putih,duduk santai menikmati hembusan angin yang mengurangi gerahku.
"permisi,boleh numpang duduk mbak ". tiba- tiba suara seseorang sedikit mengagetkanku.
"silahkan" ucapku sambil menatap lelaki berparas lumayan tampan dengan tinggi badan ideal. pakaiannya rapi,hem merah tua dengan lengan tergulung sesiku,celana panjang hitam,sepatu boot. pasti bukan petani.
"minum mas," ucapku menyodorkan botol minum dan gelas.
" oh ya,terima kasih, anaknya bu Ifa ya ?" tanyanya sambil menuang air.
"bukan,ponakan"
"kenalin Aji" menyodorkan tangan,aku menyambut.
"Widi" jawabku sambil sekilas menatap wajah yang berhias senyum itu.
"bukan orang sini ya,gak pernah lihat"
"lahir sih disini,cuma besarnya gak disini. kamu juga kayaknya bukan orang sini,dan kelihatannya bukan petani ''.
" emang bukan,aku disini ditugasin untuk mendampingi petani,memberi penyuluhan,dan yaah,sedikit memberi mereka pengetahuan agar lebih berkembang" jelasnya dengan senyum yang terus mengembang.
cukup lama kami mengobrol. lumayan asyik juga. jadi ada teman baru. kami terus saja mengobrol santai sampai paman dan bibi istirahat. dan akhirnya aji ikut makan bersama kami. tentu bibi tadi pagi ternyata bernama Mina ikut gabung. rame-rame kami makan siang dan ini sangat menyenangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments