rasa yang terus menerus menghimpit batinku. membuatku merasa muak dengan semua ini. apa artinya air mata ini ?. tak akan ada yang berubah meski aku menangis darah sekalipun. dia tak akan kembali bersamaku. satu hal yang harus ku lakukan sekarang. melupakannya. bagaimanapun caranya aku harus berhenti mencintai dia. apa arti keterpurukanku,selain memperlihatkan kelemahanku. aku harus bangkit. dia telah bahagia dengan yang lain,dan aku harus melanjutkan hidupku. dengan atau tanpa dia aku haruslah tetap berdiri.
kutinggalkan kamar,mengikuti langkah kaki. sejuta pikiranku menguatkan diriku sendiri. berkali kuhirup nafas dalam menahan air mata yang masih saja ingin tumpah. seandainya aku tak pernah mencintai dia sedalam ini. seandainya aku tak pernah mengharapkan mimpi indah bersamanya,seandainya kenangan itu dengan mudah kuhapus dari memori. seandainya.... dan begitu banyak andai yang menyiksa batinku.
perdebatan,antara penyesalan dan penguatan batin membawa langkah ini tak pasti. tanpa sadar kaki ini membawa langkah kembali kesini. di sungai. hmmm mungkin tempat inilah yang masih kuhafal jalannya. jadi kaki inipun hanya melangkah mengikuti alam bawah sadar.
terik lumayan menyengat,bingung juga aku mau apa. akhirnya kupilih turun kesungai duduk di batu yang lumayan teduh karena ada pohon diatasnya. kumasukkan kaki dalam air,sedikit sejuk. tapi hatiku kembali gusar,pikiranku terus melayang. satu persatu kenangan indah bersama adrian mulai mengusikku.
"byuuurrr "....sesuatu masuk kedalam air . kagetnya aku membuat jantungku berdetak sangat cepat. reflek aku berdiri menjerit.
"haaaaa,apaan tuh"
gelak tawa terdengar diatas sana,bibir haris mengembang lebar saat ku arahkan pandanganku padanya.
aku merengut kesal. "gila lo untung jantung gue masih sehat" ocehku. haris masih mengembangkan senyum dibibir. langkah kakinya mendekatiku.
"makanya jangan ngalamun"
ia berujar sambil duduk di batu,aku ikut kembali duduk.
"kemarin nari-nari gak jelas, sekarang ngelamun. ada masalah ?" tanya haris tanpa basa-basi. dia yang terlalu peka atau aku yang mudah dibaca olehnya.
kuhela nafas berat,pandangan lurus kedepan. haruskah aku bercerita padanya ?. sejenak aku berfikir,tapi apa salahnya aku bercerita. toh aku juga butuh teman bicara. haris masih diam menatapku,seperti tau aku yang bimbang.
"kalau gak bisa cerita gak papa lagi. kali aja butuh temen ngobrol. aku siap jadi pendengar"
aku memandangnya sebentar. tersenyum kecut dan kata mulai meluncur dari bibirku.
"sebenarnya gue kesini bukan dalam rangka liburan. lebih tepatnya mencoba lari dari kenyataan".
"seberapa jauh kamu bisa lari ?".
"sejauh ini".
"dan kenyataan itu berubah ?" aku menggeleng,kurang mengerti juga dengan ucapannya.
"kenyataan gak pernah bisa kita tinggalkan. yang bisa kita lakukan mencoba menerima kenyataan itu"
"berat ris,hati gue belum bisa. terlalu banyak hal buat gue susah menerima semua ini".
"cinta ?"
aku mengangguk.
sejenak kami terdiam,suara gemerisik angin yang terdengar.
"berapa lama pacaran ?" suara haris memecah keheningan.
"4 tahun lebih dan gilanya dia mutusin gue seminggu sebelum dia nikah. hancur gue ris".
ditepuknya pundakku.
"aku yakin kamu bukan wanita lemah,kamu bisa melewati ini. dan selama kamu disini,aku siap jadi temen yang selalu ada buat kamu"
haris menyemangatiku. ada rasa lega di hatiku. haris ,sosok yang baru kutemui kembali setelah sekian lama. dan dia telah tumbuh menjadi lelaki yang tampak begitu menyejukkan .
"thanks ris, btw kok lo disini lagi sih ?",
"kebetulan lewat mau kekandang,eh lihat kamu disini".
"kandang apaan ?"
"kandang ayam,mau ikut ?. daripada kamu sendirian disini.
"boleh deh"
haris bangkit,aku mengekor di belakangnya. sampai di tanggul sungai aku berjalan di samping haris.
"ngomong2 lo udah punya pacar belum ? atau malah dah nikah ?".
dia hanya menggeleng.
"masa ?"
"belum ketemu yang cocok"
"kriteria lo ketinggian kali"
dia tersenyum sambil berucap"gaklah,cuma nyari yang mau menerima aku dan ibu".
"wah anak yang berbakti,ternyata".
"harus dong".
percakapan terus mengalir di bibir kami. sampai kami di kandang ayam. lebih tepatnya ternak ayam,karena begitu banyak ayam petelur disini.
"kamu nunggu disini aja" perintahnya
"emang lo mau ngapain ?"
"kasih makan ayam''
"ikut ah"
"yakin,bau lho"
"gak papa"
daripada aku sendirian di gudang pakan ayam,mending ikut haris kedalam. haris begitu serius memberi makan ayam-ayamnya. tampak ia seorang pekerja keras. baru bertemu dua kali tapi aku bisa menyimpulkan,dia lelaki yang peka,penyayang dan pasti bertanggung jawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
abdan syakura
MaasyaAllah
senang deh latarny suasana pedesaan
2023-05-03
0
Yuli Ani
senang ya punya temen yg pngertian..tp kyak nya si haris ada ht ama widi ni thor
2021-06-04
1