belaian lembut udara sore ini mengantar langkahku menyusuri pinggiran sungai. tempatku sewaktu kecil dulu suka bermain air. rentetan kisah unik ,tergambar dibenakku. aku yang tak bisa berenang dengan kekonyolanku tetap ikut nyebur. saat it aku hampir tenggelam,untung temanku segera menolong. dan karena aku yang tak pernah lagi di bolehkan masuk sungai,kesal dengan teman-temanku yang asik bermain air, pernah kuhanyutkan pakaian mereka. yang akhirnya membuatku dimusuhi mereka seminggu lamanya. bayang itu membuatku tersenyum sendiri,betapa nakalnya aku waktu itu.
sekarang aku disini sendiri melangkahkan kaki jenjangku menikmati keindahan ini. entah teman masa kecilku seperti apa sekarang. terlalu lama aku tak datang kedesa ini. udara berhembus mulai terasa dingin menyapa tubuhku,yang hanya berbalut kaos dan celana pendek. rambutku yang tergerai melambai tertiup angin. kesejukan ini sedikit menenteramkanku. tarian ilalang mengikuti hembusan angin seakan mengajakku untuk menari.
kutelentangkan tangan dan kupejamkan mata. mengikuti alunan desir angin aku berputar-putar melupakan sedikit masalahku. karena kupikir disini aku sendiri tak perduli dengan apa yang kulakukan. aku terus menari bersama ilalang dengan senyum mengembang. aku seakan terbang,terbebas dari belenggu sakit di hati ini.
tapi saat kubuka mata,betapa kagetnya aku. sepasang mata memperhatikanku dengan sebuah senyum tertahan. terlanjur malu,aku melangkah mendekati laki-laki berparas lumayan tampan dengan tinggi dan ukuran badan yang cukup ideal.lelaki berbaju hem biru muda tanpa di kancing karena tampak terbuka tertiup angin dan kaos putih didalamnya terlihat jelas menatapku yang berjalan kearahnya.
"kaya orang gila ya ?" suaraku saat mendekatinya dengan senyum kubuat seramah mungkin. menyembunyikan rasa maluku .dia hanya tersenyum tanpa menanggapi ucapanku.
"orang baru ya ?,gak pernah kelihatan"
"he'em baru datang tadi malam"
lelaki itu mengeluarkan tangan kanannya dari dalam saku celana pendeknya dan mengukurkan tangan sembari menyebut nama. "Haris". aku tak menyambut uluran tangannya,aku terbelalak dan justru meraih pundak haris dan memutar-mutar tubuhnya.
"serius lo haris ?,haris setiawan ?" ia hanya mengangguk dan menatapku bingung.
"ini gue ris,widi. widi lestari" ucapku dengan nada riang bukan kepalang.
wajah bingungnya berubah,dia sama senangnya dengan diriku.
"serius ini kamu wid ?"
aku mengangguk-angguk ,sembari tersenyum lebar.
"nggak nyangka ketemu kamu lagi wid,udah beda banget sekarang.
"iyalah,15 tahun gak ketemu. tapi cantik kan ?" gurauku.
"banget" sahutan pendek dengan tatapan kagum yang membuatku sedikit malu sebenarnya.
"lo juga beda banget. dulu lo cungkring banget".
"sekarang gak kan ?, ngomong-ngomong angin apa yang membawa kamu kesini ?"
"tornado," jawabku dengan tawa yang disambut dengan tawa haris juga.
"biasanya bapak, ibu kamu kesini.kamu gak pernah ikut".
"pengen liburan aja. temen- temen yang lain gimana kabarnya ?".
"banyakan yang merantau sih,aku aja nih yang betah di kampung".
"bagus dong,berarti cinta kampung sendiri".
hanya senyum dibibir haris sebagai jawaban.
"inget gak dulu hampir hanyut disini?.
ucap haris dengan tatapan kearah sungai yang dangkal karena sedang musim kemarau.
"ingetlah untung lo selametin. kalo gak dah mati kali gue"
kami asyik bercerita masa kecil kami,mengenang kenakalan dan keceriaan yang dulu kita lakukan bersama.
di ujung senja itu aku menghabiskan waktu bersama haris. dengan cerita yang mampu membuatku melupakan lara ini. pertemuan dengan sahabat masa kecilku adalah sebuah kado yang tak terduga. saat maghrib datang kami meninggalkan pinggiran sungai. kami beriringan mengayunkan kaki untuk pulang. di sepanjang jalan cerita itu terus mengalir dari bibir kami.
sampai di depan rumah bibi aku diantar haris. terlihat paman dan bibi sedang menungguku di teras. terlihat raut leganya ketika melihatku.
"main ris"
"besok lagilah udah sore"
"ya udah deh" aku melangkah mendekati bibi dan paman.
"paman bibi,haris pamit" pamitnya ramah.
"gak mampir ris" ucap paman
"terima kasih lain kali,paman.
haris berlalu pergi.
"ketemu haris dimana wid? " bibi menyelidik.
"di sungai bi"
" sungai ?, ngapain sore- sore kesungai".
"jalan-jalan aja bi" sahutku santai. kami bertiga melangkah memasuki rumah. untuk sejenak perasaanku terasa lega.
semoga akan ada hari lebih indah lagi,agar aku bisa melupakan segalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
anggita
di ujung senja~ arep bengi.🌓
2021-02-04
0