Malam itu menjadi malam yang sangat menyesakan untuk mereka, sepanjang malam mereka setia pada posisinya, tidak ada yang terlelap, mereka hanya duduk bersampingan bersandar pada dinding kamar Mikha menghabiskan sisa-sisa waktu kebersamaan yang mereka punya.
"Mikha, aku ..."
Belum sempat Max melanjutkan ucapannya namun sudah di sanggah oleh Mikha.
"sudah, aku mengerti." Ucap Mikha.
"Izin kan aku untuk kali ini saja menghabiskan sisa waktu ini bersamamu." Max bersandar di bahu Mikha.
"Sebenarnya apa yang terjadi, mengingat semua yang terjadi hari ini aku masih tidak percaya kau akan kembali?" Mikha memberikan diri bertanya sesuatu yang sudah terlalu mengganjal di hatinya.
"Tadi adikku menghubungiku, dia mengatakan ibuku di rawat di Rumah sakit dan terus menerus memanggilku, sungguh aku sama sekali tidak berniat pulang menemuinya namun aku tak tega mendengar adikku begitu memohon." ucap Max lemah.
"Maafkan aku, jika aku di posisi mu bahkan aku bisa saja pergi tiba-tiba tanpa memberitahumu, maaf aku yang egois berusaha menahanmu disini."
"Mikha kamu tidak egois, aku senang kamu bersikap seperti ini artinya aku sudah menjadi orang yang berarti bagimu kan?" Max menatap wajah Mikha.
Namun Mikha tidak menjawab pertanyaan Max, dia hanya tersenyum pahit mendengar pernyataan itu.
"Kenpa sepertinya kamu enggan bertemu orang tua mu apakah ada masalah di antara kalian?" Mikha mengalihkan pertanyaan Max.
"Karena aku tidak suka di paksa menikah, mereka terus memaksaku menikah dengan wanita pilihan mereka, waktu itu setelah berusaha sekeras mungkin aku akhirnya bisa pergi dari rumah itu, tepatnya di malam sebelum pernikahanku. Aku tidak suka sesuatu di paksa, aku mau menentukan pilihanku sendiri." Jawab Max.
Jawaban Max membuat Mikha terkejut, namun lagi-lagi pikiran lain berputar di kepalanya, wajahnya sendu, senyumnya begitu masam.
"Apakah jika kamu pulang maka kamu akan di paksa melanjutkan pernikahan itu?"
"Kalau boleh bicara sejujurnya aku tidak tahu, namun mereka sudah berjanji untuk melupakan perjodohan itu, tapi aku tidak dapat menjanjikan apa-apa mengingat watak keras ayahku."
Wajah mereka terlihat sendu, perasaan hampa dan takut menyelimuti mereka, Max merangkum Wajah Mikha dengan tangannya, menatap wajah wanita itu dalam-dalam , rasa berat meninggalkan wanita yang sudah berhasil meluluhkan hatinya.
"Mikha tersenyum lah, aku ingin mengingat senyumanmu."
Mikha mencoba dengan susah payah untuk tersenyum namun yang terjadi buliran air di matanya menetes lagi, Max merasakan hal yang sama kemudian mendekatkan wajahnya kepada Mikha, dahi mereka saling beradu, mereka saling menumpahkan segala perasaan sesak di hati.
***
Pukul 7 malam di London, sementara di Rumah sakit Marrie mencoba membujuk ibunya untuk makan malam, namun wanita itu tetap menolak untuk makan.
"Mommy makan ya, sedikit saja! Mommy sudah beberapa hari gak mau makan, aku sangat khawatir kalau terus begini kondisi mommy bisa terus memburuk."
Marrie membujuk ibunya dengan sabar, walau wanita itu terus menolaknya.
"Mommy besok Kakak kembali !" Ujar Marrie yang membuat ibunya menatapnya penuh harapan.
"Benarkah?"
Marrie mengangguk dan tersenyum kepada ibunya, membuat wajah wanita itu menjadi merekah bahagia.
"Makanya mommy makan ya agar cepat pulih."
Marrie kemudian menyuapi ibunya dengan perlahan, ia sangat berharap kepulangan Max berdampak baik untuk kesehatan ibunya.
***
Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Max sudah merapihkan semua barang-barangnya. selanjutnya ia tidak lupa berpamitan dengan Bu Titin sekaligus menyerahkan kunci kamarnya.
Mikha terus bersamanya, membantunya menyiapkan segala sesuatunya dan ikut mengantarnya ke bandara.
Sepanjang perjalanan ke bandara tangan mereka saling menggenggam seolah takut terlepas.
Wajah mereka begitu sembab, namun mereka hanya diam tanpa kata.
Tiba di bandara, kini mereka harus berpisah.
tangan mereka terlalu berat untuk melepaskan, lagi-lagi Max memeluk Mikha yang sedari tadi menunduk menahan rasa sedihnya.
"Kamu jangan khawatir aku akan berusaha selalu menghubungi kamu, kamu baik-baik disini ya jangan bertengkar lagi sama Dilla, jangan lupa makan tepat waktu! maaf aku tidak bisa lagi mengantarkan makan siang dan menjemputmu pulang kerja. Tapi aku janji aku akan kembali lagi, kamu tunggu aku ya."
Pertahanan Mikha mulai runtuh kembali, ia mulai terisak, Max mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah kotak makan dan Boneka beruang berwarna coklat.
"Tadi aku menyempatkan membuat Sandwich untukmu, nanti makanlah! dan ini sebenarnya sudah lama ingin aku berikan padamu tapi aku selalu tidak percaya diri, jika kamu merindukanku kamu bisa memeluk boneka ini."
"Max!!! maaf aku sebenarnya gak rela kamu pergi, aku...aku...gak bisa menahannya lagi, maafkan aku." Ucap Mikha di iringi tangisannya.
Max merangkum wajah gadis itu, dia mengecup keningnya, dan mencium bibir gadis itu dengan sangat lembut.
"Tunggu aku" Bisik Max.
Akhirnya waktu keberangkatan semakin dekat, Sepasang insan itu terpaksa harus rela berpisah, Mikha sebisa mungkin memasang senyum untuk melepas kepergian pria yang di cintainya.
"Hati-hati Max!" Mikha melambaikan tangannya, dia terus menatap kepergian pria itu hingga hilang dari pandangannya.
Mikha kembali pulang dengan Taksi, Gadis itu seolah kehilangan separuh jiwanya, dia menatap pemberian pria itu.
Ia kembali bersedih melihat kotak makan di hadapannya, ia membuka isinya dan isinya persis seperti saat Max membuatkan makan siang pertamanya, 3 potong sandwich yang kini mungkin ia buatkan untuk terakhir kalinya.
Mikha tak berharap banyak dengan janji pria itu.
"Max walaupun kamu tidak kembali aku tidak akan marah padamu, terima kasih atas segalanya, aku mencintaimu walau kebersamaan kita cukup singkat namun aku bersyukur bisa mengenal dirimu." Ucap Mikha dalam hati.
***
Sedangkan di jalan menuju pesawat Max menelepon David managernya, dia hanya memberi kabar bahwa dia akan kembali ke London, setelah ibunya pulih dia akan mengurus beberapa pekerjaannya yang terbengkalai dan kontrak-kontraknya yang terpaksa batal karena ketidakhadirannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Donat Mblondo
14
2021-08-12
0
Mitratur Rahmah
sayang bget tu bule dilepas bikin keturunan dilu lah tapi dihalalin dlu wajib
2021-03-16
1
Bagus Effendik
ceritanya asyik ngalir
2021-01-25
1