Sungguh Mikha hampir tak percaya akan kenyataan yang baru saja terjadi di depan mata kepalanya, kini gadis itu harus menerima jika pria yang sangat menyebalkan itu muncul di hadapannya bahkan menjadi tetangganya. Namun, dia tidak mau memikirkannya terlalu jauh karena pikiran dan fisiknya sudah terlalu letih.
Selepas mandi seketika Mikha pun langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur lantai yang terletak di dalam kamarnya. Tidak butuh waktu lama untuk gadis itu terlelap dan terbuai ke alam mimpi.
...***...
"Hallo," jawab Max seketika setelah mengangkat ponselnya yang berdering. Pria itu berbaring di atas kasur miliknya seraya menatap langit-langit kamar yang baru saja ia tempati.
..."Kapan kamu pulang?" tanya suara di sebrang telepon....
Max menghela napasnya, wajahnya terlihat masam menanggapi pertanyaan tersebut. Pria bermanik biru itu memijat keningnya yang tiba-tiba saja terasa berat dan berdenyut, lalu memejamkan matanya sesaat.
"Kamu menghubungiku hanya untuk menanyakan ini? Hah, sudah berapa kali aku mengatakan jika aku sedang ingin istirahat, aku sudah terlalu lelah!" tandasnya dengan nada suara meninggi.
"Setidaknya kamu memberi tahu kami, kamu berada di mana?" tanya si penelpon itu kembali.
"Di Indonesia," jawab Max singkat, ia sangat malas meladeni si penelpon.
"Max! Aku tau kamu di Indonesia tapi dimananya? Tolonglah bantu kami, kami cukup kerepotan, apa kamu tidak memikirkan nasib teman-temanmu?" ucap si penelpon mulai kesal.
"Aghhhhh! Kau sebenarnya mau apa? Aku selalu salah di mata kalian tiap melakukan sesuatu! Ryan dan Jerry juga gak mempermasalahkan saya vacuum tapi kenapa kau berisik sekali? Sudahlah aku ingin tidur!" Max langsung mematikan teleponnya dan melempar ponsel pintarnya ke bantal.
Max termenung, ia merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamar.
Pria blonde itu sudah terlalu jenuh dan lelah dengan kehidupannya di London.
Semua serba di atur bahkan kehidupan pribadinya pun di atur.
"Ah ...Gadis, sejak berjumpa denganmu entah mengapa suasana hatiku berubah, apakah kamu akan merubah hidupku yang membosankan ini?" Max bermonolog sendiri disertai senyuman manisnya.
......................
Minggu pagi, Matahari mulai beranjak dari peraduannya di iringi suara kokokan ayam. Mikha yang sejak pukul 05.00 memang telah bangun dari tidurnya.
Ia sangat menyukai waktu subuh, karna udaranya sangat membuat nyaman dan segar hingga dia tidak rela melewatkannya begitu saja.
Setiap sabtu dan minggu atau hari libur ia selalu terbiasa menikmati udara pagi di rooftop rumah kostannya yang di peruntukan untuk menjemur dan mencuci pakaian.
Jam telah menunjukan pukul 06.00, Mikha memutuskan untuk turun dan membeli sarapan pagi, namun saat di lantai 2 ia kembali bertemu dengan Max, si pria yang menjengkelkan.
"Hey Girl !" sapa Max melambaikan tangannya dan segera menghampiri Mikha .
"Ya ada apa?" tanya Mikha acuh tanpa menoleh.
"Kamu ini kenapa tiap ketemu aku kok badmood?" tanya Max tersenyum.
"Ya sudah kalau gak ada hal penting saya permisi dulu." Mikha langsung pergi meninggalkan Max tanpa menghiraukan perkataan Max.
"Tunggu kamu mau kemana?" tanya Max yang membuat Mikha menghentikan langkahnya.
"Beli sarapan!" jawab Mikha ketus.
"Tunggu aku ikut!" Max langsung berlari menuju kamarnya untuk mengambil jaket dan segera menghampiri Mikha yang tengah menunggu di anak tangga.
Di jalan mereka masih saling membisu, terlihat Max selalu mengikuti Mikha seperti anak yang menempel pada ibunya.
"Kamu mau beli apa?" tanya Max mencoba memecah keheningan.
"Bubur ayam," jawab Mikha singkat tanpa ekspresi apapun.
"Hei gadis, aku minta maaf atas semua kesalahanku padamu. Jangan musuhin aku gitu dong, masa temenan aja belum tapi sudah dimusuhin, ishhh... nasib malang diriku terlantar di negeri orang. Eh belum apa-apa punya musuh," Gerutu Max memelas seperti anak kecil dan mengerucutkan bibirnya.
Mikha melirik pandangan ke arah pria blonde itu dan tersenyum menahan tawa melihat raut wajah Max yang memelas bagaikan anak hilang.
"Ya sepertinya memang dia tidak seperti yang ku pikirkan, gak ada salahnya berteman dengannya, kasian juga toh dia sepertinya baik," gumam Mikha dalam hati.
Tiba-tiba langkah Mikha terhenti dan ia nampak menjulurkan tangannya ke arah Max.
"Aku Mikha, berhentilah memanggilku gadis!" seru Mikha.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Donat Mblondo
nice
2021-08-12
0
febrian aqeila
seru
2021-02-27
1
oniya
aku suka ceritanya thor semangat terus
2021-01-30
1