Seusai Max dan Mikha makan siang akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan kawasan pantai Ancol, mereka memilih untuk mampir dan berjalan-jalan sejenak di kawasan kota tua. Suasana di sana sangat ramai karena kebetulan hari ini adalah akhir pekan dimana banyak muda mudi, turis bahkan keluarga berkunjung ke sana.
"Mikha apa kau senang berteman denganku?" Tanya Max tiba-tiba yang membuat Mikha bingung.
"Ngomong apa sih lu? tentu senang lah, kalau gak senang buat apa gw berteman sama lu! aneh juga lu kadang-kadang." Ujar Mikha sambil memakan harum manis di tangannya
"siapapun aku apakah kamu masih mau berteman denganku?"
"Ya tentu, bahkan gw yang harusnya berterima kasih pada lu, lu sudah banyak bantu gw dan gw sudah banyak ngerepotin lu. Hmmm ...tapi Max kenapa lu tiba-tiba lngomong begitu? apa jangan-jangan dugaan awal gw benar, Lu buronan atau mafia!" Ujar Mikha sembarangan, Max langsung menyentil dahi Mikha membuat Mikha meringis dan mengusap-usap dahinya.
"Ngaco, kebanyakan nonton film !" Ujar Max tertawa melihat ekspresi Mikha yang masih meringis kesakitan.
Mereka memutuskan untuk duduk bersantai menikmati suasana menjelang petang di depan sebuah Museum, Max memanggil seorang pengamen kecil yang mebawa gitar di tangannya.
"Ada apa mister?" ucap pengamen kecil itu.
"Boleh saya pinjam gitarmu sebentar?" Max mengeluarkan uang 100 ribuan dari dompetnya dan memberikan nya kepada pengamen itu, Mikha hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Max.
"Yes Mister, boleh! thank you mister." ucap pengamen kecil itu dengan gembira.
"Mikha yuk kita bernyanyi sama-sama." ajak Max.
"What? Di tempat seramai ini malu kali." Mikha menolak.
" hahaha untuk apa malu, ya sudah kamu duduk manis aja biar aku yang bernyanyi." Max Melepaskan maskernya dan memulai memetik gitar
***Saying "I love you"
Is not the words
I want to hear from you
It's not that I want you
Not to say, but if you only knew
How easy it would be to show me how you feel
More than words
Is all you have to do
To make it real
Then you wouldn't have to say
That you love me
'Cause I'd already know
What would you do
If my heart was torn in two?
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say
If I took those words away?
Then you couldn't make things new
Just by saying "I love you***"
(Westlife - More than words)
Suara Max yang begitu merdu membuat Mikha terpana di tambah Max bernyanyi dengan memandangi Mikha membuat pipi Mikha bersemu merona, tanpa mereka sadari orang-orang sudah mengerumuni mereka bahkan ada yang memvideokannya.
"Suaranya mirip vocalis The prince." ujar salah satu wanita yang berada di kerumunan.
Max bernyanyi di akhiri tepuk tangan yang meriah.
Setelah itu mereka segera beranjak untuk pulang, Max tidak mau jika terlalu lama disana, khawatir akan ada yang mengenali dirinya.
setelah mengembalikan sepeda motor Dilla, mereka Pulang dengan Taxi online.
Di jalan pulang, tiba-tiba Handphone Max berbunyi, di layarnya tertulis nama 'Marrie'.
seseorang di seberang telepon.
"Hallo"
"Akhirnya kakak mengangkat telepon ku." ucap
"ada apa?" tanya Max.
"Kak aku mohon segera pulang ka, mommy masuk rumah sakit dan ia terus menerus memanggil kakak, aku sangat mohon kepada kakak tolong kasihanilah mommy, kesehatan nya terus menurun semenjak kakak pergi."
"kenapa tidak meminta calon menantu kesayangan nya saja!" jawab Max acuh.
"Kakak jangan begitu! mommy sudah berjanji tidak akan memaksakan kakak menikah dengan Clara lagi, aku mohon kak ...hiks". ujar Marrie di iringi isakan tangisnya membuat hati Max meluluh mendengar adik kesayangannya memohon dan menangis seperti itu.
Mikha yang berada di samping Max hanya terdiam, dia sebisa mungkin berusaha tahu diri dan tidak ikut campur dengan urusan pribadi Max walaupun hatinya penuh pertanyaan.
"Di mana mommy di rawat ?" Tanya Max
"Di X hospital, ruang VVIP no.2"
"Besok aku pulang, ingat jangan sampai aku melihat wanita itu ada di sana, kalau sampai dia berani memunculkan batang hidungnya, aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali." Ancam Max
"Baik kak, terima kasih kak sudah memenuhi permintaan mommy." Ucap Marrie senang dan menutup panggilannya.
Perbincangan berakhir, Max menutup teleponnya dan Menghela nafas dengan kasar, matanya menutup dengan kedua tangan memijat dahinya.
Mereka turun dari Taksi tanpa berbicara sepatah katapun, Mikha hanya diam berjalan di belakang Max, matanya terus memandang Max dan kepalanya penuh dengan pertanyaan.
"Sebenarnya siapa yang menelepon sehingga membuatnya seperti itu?" gumam Mikha dalam hati.
***
Malam hari Mikha hanya berbaring di kasurnya, pikirannya melayang kemana-mana memikirkan Max, entah apa yang terjadi dengan pria itu, kenapa tiba-tiba sikapnya menjadi aneh dan murung.
Tok...Tok...Tok...
suara ketukan dari pintu kamar Mikha, Mikha bergegas membukanya.
"Max? Aku apa? ini sudah larut"
Tiba-tiba Max memeluk Mikha dengan erat, Mikha yang tidak mengerti hanya mampu terpaku menerima pelukannya.
"Sayang besok aku harus kembali." ucap Max sangat lirih.
Deg!!!
Akhirnya kalimat yang paling Mikha takutkan terucap, seketika tubuhnya lemas, pikirannya berhenti bekerja untuk sesaat.
"Max maksud kamu apa? kamu gak bercanda kan! Max ini gak lucu loh." Ucap Mikha dengan suara keras dan melepaskan pelukan Max dengan kasar, ia tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Maaf Mikha, besok pagi aku harus kembali ke London." Max menunduk dan berkata lirih.
"Ke...kenapa tiba-tiba, kamu marah ya sama aku, kalau aku punya salah aku minta maaf."
"Mikha kamu gak salah apa-apa, aku memang harus kembali, maafkan aku gak bisa menemanimu lagi." Max merangkum Wajah Mikha, ia melihat mata Mikha yang mulai berkaca.
"Kamu akan kembali lagi kan?" Tanya Mikha menundukkan kepalanya, Namun Max hanya menggeleng kan kepalanya.
"Maaf aku tidak tahu".
Jawaban Max sangat membuat hatinya sesak, air matanya tidak mampu terbendung lagi, berbagai perasaan berkecamuk di dadanya.
"mengapa kamu pergi di saat aku mulai jatuh hati padamu?" gumam Mikha dalam hati.
Max memeluk Mikha kembali dengan erat, hatinya pun sangat berat meninggalkan gadis itu, walau kebersamaan mereka singkat namun gadis itu telah melekat dan mempunyai tempat khusus di hatinya.
"Aku berjanji akan kembali namun maaf aku belum bisa memastikan waktunya, aku harus mengurus ibuku yang sakit dan beberapa pekerjaanku yang akhir-akhir ini aku tinggalkan, kamu tenang aja aku akan menyempatkan waktu untuk menghubungimu."
Max berusaha menjelaskan kepada Mikha namun gadis itu tetap berdiam diri dan menangis tanpa suara.
"Mikha aku mohon maafkan aku, Sejujurnya aku sangat berat meninggalkanmu."
Max Melepaskan pelukannya dan mengecup bibir Mikha dengan lembut.
"Tolong jaga dirimu baik-baik, aku berusaha akan segera kembali padamu! aku berjanji!."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Donat Mblondo
13
2021-08-12
0
Bagus Effendik
hahay like this like this
2021-01-25
0
DeputiG_Rahma
like like again dari DEBU ORBIT😆😆
2020-12-04
0