Sore hari di sebuah rumah di desa.
"Jadi gimana? Anak saya sudah sangat suka sama anak bapak dan ibu," ujar seorang pria paruh baya berkumis tebal dsn berpakaian kemeja batik yang terlihat mahal.
"Nuwun sewu, saya gak berhak menjawab. Semua keputusan ada di tangan anak saya," ucap pria tua lainnya yang merupakan tuan rumah tersebut.
"Tapi bapak bagaimana? Kami butuh kepastian," tanya pria berkumis itu kembali, kali ini dengan suara yang lebih meninggi.
"Saya menyerahkan seluruh keputusan dengan anak saya, kalau saya setuju-setuju aja tapi semua kembali ke anak saya karena bagaimanapun ia yang akan menjalani," ucap si tuan rumah tertunduk lirih.
"Huh sampean harusnya bersyukur! Kami ini keluarga ningrat, masih untung mau melamar anak sampean yang bukan siapa-siapa!"cebik seorang wanita paruh baya yang berpenampilan bak nyonya besar, lengkap dengan konde besar yang bertengger di kepalanya.
Sang empunya rumah hanya mengulas senyuman tipis dan berkata dengan sopan, "Nuwun sewu ibu pak, saya harus bicara sama anak saya dulu, tunggu dia kembali baru bisa kita bicarakan kembali," ucapnya.
Wanita angkuh itu nampak memutar bola matanya dan mengibas-ngibaskan sebuah kipas di tangannya.
"Ingat ya! Hutang sampeyan sudah 2 tahun tidak di lunas! Ari, bapak ayo kita pulang! Ingat, kalian saya beri waktu 1 bulan, jika anak kalian menolak maka kalian harus melunasi hutang pada kami atau rumah ini kami ambil alih!" ancamnya dengan kedua bola mata membulat sempurna.
Wanita angkuh dan keluarganya itu pun keluar tanpa sopan santun.
Yaa, sore itu keluarga Wijaya yang terkenal sebagai lintah darat itu berkunjung ke rumah orang tua Mikha.
Mereka melamar Mikha untuk di jadikan istri ke 3 anaknya yaitu Ari Wijaya.
Ayah Mikha berhutang 2 tahun lalu untuk biaya pengobatan istrinya yang mengalami stroke, namun tak di sangka walaupun mereka selalu mencicil namun hutang yang sebesar 50 juta itu tak habis-habis, malah semakin bertambah. Mungkin karena bunganya yang cukup besar dan terus menerus berkembang biak.
"Piye iki pak? Ibu ndak rela Mikha nikah dengan Ari, Ari itu mata keranjang pak! Mikha bisa sengsara," ujar Yani, Ibunda Mikha sambil menangis tersendu-sendu.
"Sabar bu, bapak akan usahakan membayar hutangnya bagaimanapun caranya. Ibu jangan bicarakan ke Mikha dulu ya, bapak gak mau Mikha kepikiran, kasian dia sudah banting tulang membantu kita," jawab Pak Ali yaitu Bapaknya Mikha, beliau mencoba menenangkan istrinya yang terlihat kacau.
......................
Di sisi lain, sore itu Mikha terlihat bersiap-siap pulang kerja. Tiba-tiba ponsel miliknya nampak berdering, tanda satu pesan masuk.
"Sweety, aku sudah jemput kamu nih! sekarang aku ada di lobby 😉❤,"
Seketika, Mikha tersenyum melihat pesan tersebut dan segera turun untuk menemui orang yang telah menunggunya.
"Max!" Mikha melambaikan tangannya dan berlari-lari kecil.
"Benar-benar gak ada kerjaan ya?" ujar Mikha.
"Hahaha bukannya memang kenyataannya begitu." jawab Max terkekeh.
"Yee bukannya ngurus surat-surat lu yang hilang itu malah keluyuran," cebik Mikha.
Max nampak mengusap-usap pucuk kepala gadis itu hingga rambutnya sedikit berantakan akibat ulahnya.
"Tenang saja aku sudah menghubungi saudaraku, mereka sudah mengurus semuanya," jawab Max.
"Berarti dikit lagi lu balik ke negara asal lu dong? atau pindah dari kostan?" tanya Mikha menyelidik, hingga membuat pria blonde itu kembali mengulas sebuah senyuman dan berkata, "Tidak akan, karena aku punya tanggung jawab," ucapnya hingga Mikha nampak mengerutkan keningnya.
"Tanggung jawab?" tanya Mikha kembali.
"Bukankah aku sudah punya murid yang harus aku ajari sampai bisa lancar berbahasa Inggris," jawab Max seraya mencubit hidung Mikha.
Mikha sedikit terpana melihat wajah Max yang begitu tampan, di tambah lesung pipi dan mata birunya yang membuat Max terlihat semakin sempurna.
"Bener ya kata Indah," gumam Mikha lirih dan membuat pria blonde itu menaikkan sebelah alisnya.
"Bener apa?" ucap Max memecah lamunannya Mikha.
"Ah eng-enggak apa-apa hehe, eh tapi gue mau ke rumah temen gue dulu sebentar, mau ngasihin parfum pesenan dia" Mikha nampak gugup dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh, oke! gak apa-apa," ujar Max.
"Tapi kita pulang naik apaan nih?" tanya Mikha.
"Tenang, aku sudah sewa motor bang Darman, tukang ojek depan kostan," ucapnya dengan santai seraya melempar-lempar kunci motor yang berada di telapak tangannya. Mikha hanya terperangah, gadis itu nampak sedikit terpesona hingga wajahnya terasa memanas
"O-okee!" Ucap Mikha gugup.
Mikha jalan mendahului Max, sedangkan pria itu hanya tersenyum melihat tingkah laku Mikha yang tidak seperti biasanya.
Mikha berjalan sambil menutupi wajahnya yang memerah.
"Ya ampun, mungkin ini yang di maksud syndrom cowok ganteng atau efek kelamaan ngejomblo!" gumam Mikha dalam hati.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Donat Mblondo
mangats..
2021-08-12
0
febrian aqeila
like like like
2021-02-27
0
Bagus Effendik
aku hadir
2021-01-25
1