Sepulang kerja seperti hari-hari biasanya, setelah gadis itu turun dari ojek online, Mikha selalu mampir untuk sekedar membeli makanan untuk makan malam.
Namun, tanpa diduga tiba-tiba ia bertabrakan dengan seorang pria, hingga membuat kantong makanannya terlepas dari genggamannya, dan seketika membuat seluruh isinya jatuh berserakan di jalan.
"Aduhhh makanan gue!" pekik Mikha terkejut.
"I'm sorry...oh my God ! Help me, help me please!"
Pria itu reflek langsung menarik tangan Mikha dan berlari, Mikha yang panik pun mencoba memberontak, tetapi tenaga pria itu jauh lebih kuat darinya.
Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah gang yang sepi, pria itu berhenti dengan napas yang terengah-engah dan seketika melepaskan Mikha.
"Astaga, lo sinting ya! Lo mau ngapain bawa gue ke tempat sepi gini?" cecar Mikha berteriak dengan kedua netra membulat sempurna.
"So-sorry, I'm stuck. Someone is following me," ujar pria tersebut panik dengan napas yang belum beraturan. Pria tersebut tampak mengintip sedikit dari ujung tembok seolah memastikan keadaan yang berada di sekitarnya. Sedangkan gadis itu mengusap wajahnya kasar, ingin rasanya ia mengumpat karena situasi yang tengah menimpa dirinya.
*Maaf saya terpaksa, saya di ikuti dan di kejar seseorang.
"Ya Tuhan apa salah dan dosaku? Kenapa ketemu bule stress begini, gue gak ngerti lu ngomong apa Mas Bule!" pekik Mikha geram, ia nampak begitu frustrasi meladeni pria berkulit putih yang kini bersamanya.
Mikha benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, jangankan menjawab, mengerti ucapan pria itu pun tidak. Gadis itu hanya bisa menggaruk-harus kasar kepalanya, otaknya benar-benar tidak bisa mencerna apapun.
"Really? Don't you recognize me?" tanya pria blonde itu dan mendekatkan wajahnya pada wajah gadis di hadapannya.
*Kamu tidak mengenal saya?
PLAKK!!!
"Kurang ajar! Jangan dikira gue takut ya!" Sebuah tamparan melesat tepat mengenai salah satu pipi pria berkulit putih itu. Dengan perasaan murka yang tak kunjung padam seketika gadis berambut sebahu itu langsung berbalik arah dan bergegas pergi meninggalkan pria berparas khas Eropa tersebut. Namun alih-alih terlihat kesal ataupun marah, pria bermanik biru tersebut terlihat tersenyum seringai sambil memegangi wajahnya yang masih terasa sedikit pedih dan memerah.
...***...
Sesampainya di sebuah kamar indekost yang ia tempati selama tinggal di Jakarta, Mikha segera membersihkan diri dan beristirahat, cukup banyak kejadian hari itu yang sangat membuat tubuh dan pikirannya lelah.
Gadis itu membaringkan tubuhnya di atas kasur lantai berukuran kecil, menatap langit-langit ruang kamarnya seraya memijat kepalanya yang terasa pening.
"Kenapa sama hari ini sih? Dari pagi ada aja yang bikin emosi. Duh, sudah lama gue ngirim lamaran kerja kemana-mana tapi belum ada panggilan, bagaimana ini kalo sampai gue dipecat duluan tapi belum ada kerjaan baru?" keluh Mikha bermonolog sendiri.
Tiba-tiba ponsel miliknya berdering, dengan cepat gadis itu segera meraihnya. Terlihat sebuah nama yang tak asing terpampang di layar ponsel miliknya. Gadis itu segera menggeser icon hijau untuk memulai pembicaraan.
"Ada angin apa lu telepon gue, Dil? Memangnya ada pulsa lu?" ucap Mikha terkekeh.
"Woiiii, lu punya hape cuma buat pajangan? Chat gue dari siang diread doang kaga dibales! Kowe pikir koran!" Dilla memekik nyaring hingga membuat Mikha menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Ett dah! Kuping gue sakit lu ngomong kaya pake toa, emang ada apaan sih? Maap dah, tadi siang gue sibuk banget masalah kerjaan jadi lupa bales he-he-he," jawab Mikha dengan santainya pada Dilla yang merupakan sahabat karibnya.
"Besok siang temenin gue ke Tanah abang, yuk! Gue di suruh emak gue ngambil pesenan baju nih," ucap Dilla.
"Huh, bilang aja lu butuh bantuan gue jd kuli. Wah, mantap nih bisnis emak lu, makin lancar jaya kayanya. Tapi ingat, gak ada yang gratis ya!"
"Udah hapal gue mah sama lu, tenang abis kesana kita jalan-jalan berburu kuliner seharian," jawab Dilla kembali.
"Oke, siap bos! Sekalian besok ada yang mau gue ceritain sama lu," ucap Mikha sambil mengambil sebotol air mineral yang berada di samping dirinya. Gadis itu perlahan membuka tutupnya dan menengguknya hingga nyaris tandas setengahnya.
"Okelah, jam sebelasan ketemuan di halte aja ya! Besok gak bisa bawa motor nih, soalny bakal banyak bawa barang dan pulangnya ribet mending kesana naik bajaj aja," tutur Dilla.
"Halah, alasan bilang aje SIM lu mati kan? Makanya gak berani jauh-jauh! Ya sudah deh, gue mau ke warung dulu beli mi instan, laper gue! Bye," ucap Mikha dan seketika menutup panggilan telepon dari Dilla.
Gadis itu segera beranjak dan meraih jaket miliknya yang digantung tepat di belakang pintu kamarnya.
Mikha dengan santai keluar dari rumah kost-nya, menuju sebuah warung kelontong yang hanya berada di sebrang jalan. Namun, tanpa dirinya sadari, terlihat dari jarak yang cukup jauh, seseorang yang tengah memperhatikannya dengan sebuah senyuman.
Ya, sosok itu adalah pria blonde yang tadi bertemu dengannya dan sengaja mengikutinya, pria tersebut bernama Maxim Andreas Larry.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Donat Mblondo
siip
2021-08-12
0
Milah Kamilah
lanjut kak... kelihatannya menarik
2021-03-18
0
oniya
lanjut bab 2
2021-01-29
0