Di Pagi Hari
Keesokan harinya, Kaito telah memutuskan untuk mengambil langkah lebih berani. Setelah mendengar bisikan-bisikan ketidakpuasan dari beberapa pemimpin geng yang tidak hadir pada pertemuan sebelumnya, Kaito tahu bahwa untuk mengamankan SMA Oyama di bawah satu komando, dia harus mengambil tindakan nyata. Dan untuk itu, dia memutuskan untuk mengadakan pertemuan di aula sekolah—memanggil semua pemimpin geng yang ada di SMA Oyama.
Rika, Taro, dan Makoto yang setia mendampingi Kaito, tampak sedikit ragu ketika mendengar rencana ini. "Kaito, lu yakin ini langkah yang tepat?" tanya Rika dengan nada khawatir.
Kaito mengangguk dengan penuh keyakinan. "Kalau kita nggak ambil inisiatif, mereka bakal terus ngeganggu kita. Lebih baik kita hadapi mereka sekaligus, biar semuanya jelas."
Taro menyeringai, menunjukkan kegembiraan yang tidak tersembunyi. "Gua siap kalau ada yang mulai cari ribut. Udah lama nggak ada pertempuran seru di sini."
Makoto, meski biasanya tenang, kali ini menunjukkan sedikit ketegangan. "Kita harus siap untuk apapun. Ini mungkin bukan cuma pertemuan biasa."
Di Aula SMA Oyama
Aula sekolah terasa dingin dan sunyi ketika Kaito dan kelompoknya tiba. Meski ruang besar itu biasanya digunakan untuk kegiatan sekolah, kali ini suasana berbeda. Aura ketegangan dan keraguan melingkupi tempat itu. Para pemimpin geng mulai datang satu per satu, beberapa dengan pengikut mereka, sementara yang lain datang sendirian.
Ketika semua pemimpin geng sudah berkumpul, Kaito melangkah ke depan, berdiri di atas panggung kecil di aula. Dia memandang ke arah kerumunan yang tampak penuh dengan tatapan curiga dan ketidakpercayaan. Suara bisik-bisik pelan terdengar di seluruh ruangan.
"Terima kasih udah datang," Kaito membuka dengan nada tegas. "Gua udah denger banyak omongan soal gua dan apa yang kita rencanakan buat SMA Oyama. Jadi gua mau jelas-jelasin sekarang."
Yuto, yang berdiri di salah satu sudut aula, tertawa kecil. "Kaito, lu beneran pikir kita semua bakal tunduk begitu aja sama lu? Lu mungkin menang lawan Ryota, tapi itu nggak berarti lu bisa ngatur kita semua."
Kaito menatap Yuto dengan tenang. "Gua nggak pernah minta lu tunduk tanpa alasan. Tapi kalau SMA Oyama terus begini, kita cuma bakal saling menghancurkan. Gua di sini buat nyatuin kita, bukan buat ngerusak."
Takashi, salah satu pemimpin geng yang belum pernah secara terbuka menantang Kaito, berdiri dan menyela. "Gua setuju sama Yuto. Lu belum nunjukin kalau lu pantas buat mimpin kita. Kenapa kita harus dengerin omongan lu?"
Kaito tersenyum tipis. "Kalau begitu, biar kita selesain ini dengan cara yang biasa. Siapa yang nggak setuju sama gua, boleh maju sekarang."
Pertempuran Dimulai
Kata-kata Kaito belum lama bergema ketika beberapa pemimpin geng segera maju ke depan. Yuto, Takashi, dan tiga pemimpin lainnya berdiri dengan sikap menantang. Di sisi lain, Rika, Taro, dan Makoto langsung siap bertarung, berdiri di sisi Kaito. Para pengikut dari masing-masing geng mulai merangsek maju, memanaskan suasana yang semakin tidak terkendali.
"Lu pikir lu bisa menang lawan kita semua, Kaito?" Yuto mengejek, sambil mengencangkan sarung tinjunya.
Kaito tidak menjawab dengan kata-kata. Dia melangkah maju, memberikan tanda kepada Rika, Taro, dan Makoto untuk bersiap. "Kita lihat aja siapa yang keluar sebagai pemenang," katanya dengan nada dingin.
Pertempuran segera meledak dalam kekacauan. Aula yang semula sunyi berubah menjadi medan pertempuran brutal. Pukulan demi pukulan dilancarkan, suara dentuman keras terdengar setiap kali tubuh berbenturan dengan dinding atau lantai. Yuto langsung menyerang Kaito dengan kecepatan penuh, namun Kaito berhasil menghindar dan membalas dengan serangan keras ke arah perut Yuto.
Sementara itu, Rika bertarung dengan pemimpin geng lainnya, seorang pria besar bernama Daisuke, yang terkenal dengan kekuatannya yang brutal. Meski perbedaan ukuran, Rika mampu mengimbangi serangan Daisuke dengan kecepatan dan kelincahannya, mencari celah untuk menghantamkan pukulan di tempat yang tepat.
Taro, di sisi lain, sudah mengamankan salah satu sudut aula, menghadapi dua lawan sekaligus. Dia menggunakan kekuatannya untuk menghempaskan musuh-musuhnya, sementara Makoto bertarung dengan tenang namun mematikan, setiap gerakannya penuh perhitungan dan presisi.
Kekacauan di Aula
Aula berubah menjadi medan pertempuran yang penuh kekacauan. Suara teriakan dan jeritan terdengar di mana-mana, sementara tubuh-tubuh saling bertabrakan, terlempar, dan terjatuh di segala arah. Kaito terus maju, bertarung dengan penuh determinasi, sementara beberapa pengikutnya yang lebih setia bergabung untuk mendukungnya.
Meskipun jumlah musuh lebih banyak, Kaito dan kelompoknya tidak gentar. Mereka bertarung dengan penuh keberanian dan kekuatan, mencoba mempertahankan kendali atas aula. Namun, jelas bahwa pertempuran ini tidak akan mudah dimenangkan.
Di tengah kekacauan, Kaito berhasil menjatuhkan Yuto dengan pukulan keras yang membuat lawannya terhuyung mundur. Namun, sebelum Kaito bisa melanjutkan serangannya, seorang pemimpin geng lain, Kenji, menyerang dari samping, mencoba memanfaatkan situasi.
Kaito segera menghindar, namun serangan Kenji berhasil menghantam lengannya, membuat Kaito terhuyung sesaat. Tapi Kaito tidak menyerah. Dia membalas dengan tendangan yang tepat mengenai dada Kenji, membuatnya terjatuh ke belakang.
Bentrokan Berlanjut
Sementara itu, Rika terus bertarung dengan Daisuke, meskipun tenaganya mulai terkuras. Daisuke, dengan kekuatan brutalnya, berhasil menghantam Rika hingga terjatuh. Namun, sebelum Daisuke bisa melancarkan serangan terakhir, Makoto datang membantu, menghantam Daisuke dengan serangan cepat yang membuatnya mundur.
Pertarungan terus berlanjut, dengan setiap faksi berusaha untuk mendominasi. Di beberapa sudut aula, pertempuran sudah berubah menjadi pertarungan pribadi antara individu-individu yang saling menyimpan dendam.
Kaito, meskipun terluka, tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mundur. Dia terus maju, melawan setiap musuh yang mencoba menghentikannya. Dia tahu bahwa untuk menguasai SMA Oyama, dia harus membuktikan bahwa dia adalah yang terkuat.
Namun, pertempuran ini belum selesai. Meskipun Kaito dan kelompoknya berhasil mempertahankan diri sejauh ini, kekuatan lawan mereka belum sepenuhnya terlihat. Kaito harus bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar jika dia ingin benar-benar menguasai SMA Oyama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments