Di Koridor SMA Oyama
Hari berikutnya, SMA Oyama terlihat seperti biasa, namun di balik semua itu, suasana tegang tak bisa disembunyikan. Kabar tentang pertemuan yang diacuhkan telah menyebar dengan cepat, dan para siswa mulai berbisik-bisik tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Kaito, bersama Makoto, Rika, dan Taro, berjalan melewati koridor dengan tatapan penuh tekad.
Makoto menatap Kaito dari samping. "Gua masih nggak ngerti kenapa sebagian dari mereka nggak hadir. Kita udah kasih mereka kesempatan buat bersatu."
Kaito hanya mengangguk pelan. "Mereka takut kehilangan kekuasaan mereka sendiri. Tapi gua nggak bakal biarin mereka bikin SMA Oyama terpecah lagi."
Rika, yang tampak lebih marah dari biasanya, berkata dengan nada tinggi, "Kalau mereka mau main kotor, kita juga bisa main kotor. Kita harus kasih pelajaran buat mereka yang nentang."
Taro mengangguk setuju, meski wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Tapi kita harus hati-hati. Mereka nggak bakal diam aja."
Kaito menghentikan langkahnya sejenak, menatap ke arah aula yang kosong. "Kita mulai dari sini. Kita tunjukin ke mereka kalau kita serius."
Serangan Pertama
Saat mereka berjalan lebih jauh ke dalam sekolah, tiba-tiba sekelompok siswa datang menghadang mereka. Di depan, berdiri Takashi, salah satu pemimpin geng yang sejak awal menolak untuk tunduk pada Kaito. Dengan sekelompok pengikutnya, dia terlihat siap untuk memulai pertarungan.
"Kaito," Takashi menyeringai, "Gua dengar lu lagi cari masalah. Tapi lu bakal dapet lebih dari yang lu harapin."
Kaito menatap Takashi tanpa rasa takut. "Gua nggak cari masalah, tapi kalau lu mau masalah, gua nggak bakal mundur."
Tanpa banyak bicara lagi, Takashi memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyerang. Sontak, koridor yang semula sepi langsung berubah menjadi medan pertempuran sengit. Para siswa yang mendukung Kaito melawan dengan brutal, membalas serangan dari geng Takashi dengan kekuatan penuh.
Makoto dengan cepat melangkah maju, menghantam lawan yang mendekat dengan tinjunya yang keras. Rika, meskipun marah, tetap fokus, menggunakan kecepatannya untuk menghindari serangan dan menjatuhkan musuh satu per satu. Taro, dengan tubuhnya yang besar, menjadi tembok yang sulit ditembus, menghajar setiap lawan yang mencoba menyerang dari depan.
Pertarungan berlangsung dengan sengit. Kaito, yang selalu tenang di bawah tekanan, menghadapi Takashi secara langsung. Dengan pukulan keras, dia berhasil menghantam Takashi, membuatnya mundur beberapa langkah.
"Lu nggak lebih dari anjing yang mengonggong, Takashi," ujar Kaito dengan suara rendah namun penuh dengan kemarahan yang terkendali. "Lu kira lu bisa menang lawan gua?"
Takashi, dengan wajah penuh amarah, bangkit kembali dan menyerang Kaito dengan brutal. Namun, Kaito dengan sigap menghindari serangan tersebut, dan dengan gerakan cepat, dia membalas dengan serangan yang membuat Takashi terjatuh ke lantai.
Pertempuran Memuncak
Sementara Kaito dan Takashi bertarung, pertempuran di sekitar mereka semakin memanas. Para siswa yang setia kepada Kaito mulai mendapatkan kendali, namun perlawanan dari geng Takashi juga tak bisa dianggap remeh. Suara tinju yang menghantam, teriakan, dan tubuh yang terjatuh terus terdengar sepanjang koridor.
Rika, yang berada di tengah pertempuran, berteriak penuh semangat. "Kita nggak boleh mundur! Hajar mereka sampai habis!"
Makoto, yang selalu di garis depan, memberikan pukulan telak kepada salah satu anggota geng Takashi, membuatnya terkapar tak berdaya di lantai. "Mereka nggak bakal bisa ngelawan kita selamanya."
Namun, meskipun mereka mulai unggul, Kaito menyadari bahwa pertarungan ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar. Banyak pemimpin geng lain yang masih belum menunjukkan kekuatan mereka. Mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.
Takashi Terpukul Kalah
Setelah pertarungan panjang, Kaito akhirnya berhasil menjatuhkan Takashi untuk terakhir kalinya. Takashi terkapar di lantai, napasnya berat dan tubuhnya penuh luka. Namun, tatapannya masih penuh dengan kebencian.
"Lu pikir lu menang cuma karena lu bisa ngalahin gua?" kata Takashi dengan suara lemah namun penuh kemarahan. "Masih banyak yang lebih kuat dari gua di SMA Oyama, dan mereka nggak bakal tunduk sama lu."
Kaito menatap Takashi dengan tajam, lalu berjongkok di sampingnya. "Kalau mereka nggak mau tunduk, mereka bakal bernasib sama kayak lu. Gua nggak peduli seberapa kuat mereka, SMA Oyama bakal gua satuin, dengan atau tanpa mereka."
Takashi hanya bisa terdiam, tak mampu membalas kata-kata Kaito. Perlahan, kesadaran Kaito bahwa perjuangannya masih panjang semakin jelas. Ini bukan hanya tentang mengalahkan satu musuh; ini adalah tentang menghancurkan seluruh sistem yang membuat SMA Oyama terpecah.
Setelah Pertempuran
Pertempuran akhirnya berakhir, dengan Kaito dan teman-temannya berhasil memukul mundur geng Takashi. Koridor kini penuh dengan siswa yang terluka dan kelelahan, namun Kaito tahu bahwa kemenangan ini hanya sebagian kecil dari perjuangannya yang lebih besar.
Makoto mendekati Kaito, menepuk pundaknya dengan senyum kemenangan. "Satu turun, masih banyak yang harus kita hadapin. Tapi gua percaya, kita bisa lewatin ini."
Kaito mengangguk pelan. "Kita harus lebih siap. Pertempuran ini baru permulaan. Mereka yang nggak datang kemarin pasti lagi nyiapin sesuatu."
Rika yang terlihat masih marah berkata, "Kalo mereka pikir bisa mainin kita, mereka salah besar. Gua nggak sabar buat nunjukin ke mereka kalau kita yang paling kuat."
Taro, dengan senyum puas, menambahkan, "Mereka bakal nyesel nggak gabung sama kita."
Kaito menatap koridor yang penuh dengan bekas pertempuran. "Mulai sekarang, nggak ada lagi kata mundur. Kita lanjut terus, sampai SMA Oyama tunduk di bawah kita."
Dengan tekad baru dan rencana di kepala mereka, Kaito dan teman-temannya bersiap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Mereka tahu bahwa pertempuran untuk menguasai SMA Oyama masih jauh dari selesai, namun mereka juga tahu bahwa mereka akan terus maju, tidak peduli seberapa besar rintangan yang menghadang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments