Di Aula yang Terluka
Setelah pertempuran di aula mereda, suasana di ruang tersebut masih dipenuhi dengan sisa-sisa kerusakan dan kelelahan. Para siswa yang sebelumnya terlibat perkelahian kini duduk dengan wajah lesu, sementara beberapa di antara mereka mengalami luka-luka yang perlu perawatan. Aula yang dulunya megah kini tampak seperti medan perang, dengan furniture yang rusak dan bekas darah di lantai.
Kaito berdiri di depan, berdarah-darah namun tetap tegar. Di sampingnya, Sayan berdiri dengan aura tenang, siap untuk menengahi situasi yang penuh ketegangan. Kaito memandang semua orang dengan serius, berusaha untuk mengembalikan ketenangan. Para siswa yang tersisa di aula menatapnya dengan ekspresi campur aduk—beberapa tampak ragu, sementara yang lain terlihat putus asa.
Sayan melangkah maju, mengarahkan tatapan tajamnya kepada semua yang hadir. "Kalian udah lihat sendiri apa yang terjadi. Pertarungan ini cuma bikin keadaan semakin buruk. Sekarang, kita harus nyari cara buat nyelesain masalah ini tanpa harus ngelanjutin kekacauan."
Beberapa pemimpin geng, termasuk Yuto dan Takashi, berdiri dengan wajah masih penuh kemarahan. Yuto memandang Kaito dengan tatapan sinis, mengangkat bahu seolah meremehkan. "Jadi, apa yang lu tawarin, Kaito? Semua ini cuma bikin kami makin ragu sama lu."
Kaito menarik napas panjang dan mengangguk. "Gua paham, Yuto. Tapi gua juga paham kalau kita harus mulai dari sesuatu. Kita nggak bisa terus-terusan bertengkar. Kita harus cari solusi yang bermanfaat buat semua pihak."
Dialog Terbuka
Sayan mengangkat tangannya, meminta perhatian semua orang. "Gua udah ngeliat banyak konflik di sini. Dan gua tahu, kadang pertempuran itu perlu, tapi kadang juga harus ada jalan lain. Sekarang, kita harus duduk dan bicara. Siapa yang mau kasih pendapat pertama?"
Suasana di aula mulai tenang saat para siswa dan pemimpin geng mulai berdiskusi dengan lebih tenang. Beberapa siswa mulai berbicara, mengungkapkan kekhawatiran dan pendapat mereka. Mereka menyadari bahwa pertarungan bukanlah solusi dan mulai mengajukan ide tentang bagaimana cara menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.
"Kenapa kita nggak coba bagi wilayah SMA Oyama jadi zona-zona yang dikelola oleh masing-masing geng?" usul salah satu siswa, mencoba mengusulkan ide yang lebih terstruktur. "Dengan cara ini, setiap geng bisa punya kendali atas wilayah mereka sendiri dan kita bisa ngatur jadwal patroli supaya konflik bisa diminimalisir."
"Atau mungkin kita bisa bentuk semacam dewan pemimpin," usul yang lain, sambil melihat ke arah Kaito dan Sayan. "Jadi setiap pemimpin geng bisa duduk bareng dan ngebahas masalah-masalah yang muncul, tanpa harus berantem."
Kaito mendengarkan dengan seksama, mencoba memahami berbagai pendapat dan usulan. "Gua suka ide tentang dewan pemimpin. Itu bisa jadi cara yang baik buat ngejaga komunikasi dan ngatur segala sesuatu dengan lebih adil."
Sayan menambahkan, "Kita juga perlu ngatur jadwal dan aturan yang jelas untuk zona-zona tersebut. Supaya setiap geng tahu batas-batas wilayah mereka dan ada mekanisme yang jelas untuk ngatasi masalah kalau ada yang melanggar."
Menyusun Kesepakatan
Setelah diskusi yang panjang dan penuh perdebatan, Sayan memimpin pembentukan rencana yang lebih konkret. "Oke, kalau gitu, kita bakal mulai dengan membentuk dewan pemimpin. Setiap geng bakal ngirim perwakilan, dan kita bakal ngatur pertemuan rutin untuk ngebahas semua masalah yang muncul."
Kaito menambahkan, "Kita juga bakal bikin zona-zona di sekolah supaya setiap geng punya wilayah mereka masing-masing. Ini bisa jadi cara yang baik buat ngurangi konflik, selama kita semua setuju buat patuh sama peraturan yang ada."
Beberapa pemimpin geng yang awalnya menolak mulai menunjukkan tanda-tanda setuju. Yuto akhirnya mengangguk, meskipun masih terlihat ragu. "Gua nggak sepenuhnya yakin, tapi gua siap coba cara ini. Kalau memang ada hasilnya, gua bakal dukung."
Takashi, meski masih marah, mengangguk. "Gua akan ikut. Tapi gua bakal tetap awasi. Kalau ada yang mulai bikin masalah, gua bakal turun tangan."
Pengaturan Ulang
Dengan kesepakatan yang dicapai, Kaito dan Sayan mulai menyusun rencana detail tentang pembagian wilayah dan pembentukan dewan pemimpin. Sayan, dengan pengalaman dan kewibawaannya, membantu memfasilitasi komunikasi antara berbagai pihak dan memastikan bahwa semua pendapat didengar.
Kaito dan teman-temannya, bersama dengan beberapa pemimpin geng yang setuju, mulai membersihkan aula dari sisa-sisa kerusakan. Mereka bekerja sama untuk memperbaiki furnitur yang rusak dan merawat siswa yang terluka. Meskipun kelelahan terlihat di wajah mereka, ada rasa harapan dan semangat baru di antara mereka.
"Mulai hari ini, kita bakal nerapin rencana ini. Setiap geng bakal dapet wilayah, dan kita bakal mulai dengan pertemuan dewan pemimpin minggu depan. Ini bukan akhir dari perjuangan, tapi langkah awal menuju perubahan," kata Kaito dengan penuh tekad.
Sayan memberikan penegasan terakhir. "Gua bakal bantu ngatur semuanya dan pastikan bahwa semua orang mematuhi kesepakatan ini. Kalian harus kerja sama dan saling menghormati. Itu satu-satunya cara kita bisa sukses."
Di Akhir Pertemuan
Setelah pertemuan selesai, suasana di aula mulai tenang. Meskipun ada banyak luka dan kerusakan, ada rasa lega dan harapan baru di antara siswa-siswa SMA Oyama. Mereka tahu bahwa ini adalah langkah awal menuju perubahan dan mereka harus bekerja keras untuk mencapai kesepakatan yang telah dicapai.
Kaito dan teman-temannya, bersama dengan Sayan, berusaha memperbaiki kerusakan dan merawat luka-luka yang ada. Dengan rencana yang baru, mereka bersiap untuk menghadapi tantangan berikutnya, berharap bahwa usaha mereka bisa membawa perubahan positif bagi SMA Oyama.
"Ini baru awal, teman-teman," kata Kaito sambil memandang semua orang. "Kita harus terus berjuang dan buktikan bahwa kita bisa bekerja sama demi SMA Oyama."
Sayan menepuk bahu Kaito, memberi semangat. "Lu udah mulai langkah yang benar. Sekarang, teruskan apa yang udah dimulai dan pastikan semuanya tetap di jalur yang benar."
Dengan tekad yang baru, mereka memulai persiapan untuk pertemuan dewan pemimpin yang akan datang dan melanjutkan upaya mereka untuk menyatukan SMA Oyama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments