Malam hari di Toagi
Kaito merasa kegelisahan menyelimuti pikirannya saat ia berjalan sendirian melalui jalanan yang sepi. Kesepakatan dengan Geng Hakkai memang merupakan langkah maju, tapi dia tahu bahwa untuk benar-benar menguasai SMA Oyama, ia harus menghadapi SMA Mishima dan SMA Tokuji. Kedua sekolah ini bukan lawan yang bisa diremehkan, dan kekuatan mereka mungkin lebih besar dari yang bisa Kaito tangani sendiri.
Tiba-tiba, dari kejauhan, Kaito mendengar suara riuh yang tidak asing lagi—suara pertarungan. Langkahnya terhenti, dan ia mengintip ke sebuah gang sempit. Di sana, sekelompok siswa SMA Mishima tengah menghajar seorang pemuda yang terbaring tak berdaya di tanah.
Kaito bisa merasakan amarah mendidih dalam dadanya. Dia mengenali pemuda itu sebagai salah satu murid SMA Oyama. Tanpa berpikir panjang, Kaito melangkah maju, tangan terkepal erat. "Hei, anjing! Apa-apaan lu babi-babi ini?"
Pemimpin dari kelompok SMA Mishima menoleh dengan senyum licik di wajahnya. "Oh, lihat, ada pahlawan kesiangan datang. Apa lu pikir bisa ngelawan kita sendirian, brengsek?"
Kaito tidak menjawab dengan kata-kata. Sebaliknya, ia langsung melayangkan pukulan keras ke wajah salah satu dari mereka. Suara tulang yang berderak dan darah yang mulai mengalir menandai dimulainya pertempuran brutal di gang itu.
Pertarungan menjadi kacau. Kaito bergerak dengan lincah, menghindari serangan dari berbagai arah. Meski jumlah lawan lebih banyak, Kaito tidak menunjukkan tanda-tanda mundur. Setiap kali ada yang mendekat, dia menghantam mereka tanpa ampun. Satu per satu anggota SMA Mishima mulai jatuh, menahan rasa sakit yang ditimbulkan oleh pukulan Kaito.
Namun, Kaito juga tidak luput dari serangan. Sebuah pukulan keras mengenai rusuknya, membuat napasnya sesak sejenak. Tapi itu hanya membuatnya semakin marah. "Dasar taik, lu pikir gua bakal jatuh cuma gara-gara ini?!"
Pemimpin kelompok itu akhirnya tersisa sendirian, terengah-engah dan terpojok. Dia menatap Kaito dengan campuran ketakutan dan kemarahan. "Brengsek! Lu bakal nyesel udah ngelawan kita!"
Kaito mendekat, mencengkeram kerah baju si pemimpin dengan erat. "Kalau lu berani lagi macem-macem sama SMA Oyama, gua pastiin lu nggak bakal bisa pulang utuh, ngerti?!"
Pemimpin itu hanya mengangguk ketakutan sebelum Kaito melepaskannya. Dengan rasa lega yang samar, pemuda itu berlari meninggalkan gang, diikuti oleh sisa anak buahnya yang tersisa. Mereka kalah, bukan hanya secara fisik, tapi juga mental. Nama Kaito sekarang pasti akan segera menyebar di kalangan geng SMA Mishima, membawa pesan bahwa SMA Oyama tidak akan mudah dikalahkan.
Setelah semua lawan kabur, Kaito mendekati murid SMA Oyama yang terkapar di tanah. "Lu nggak apa-apa?"
Pemuda itu terengah-engah, tapi berhasil mengangguk. "Thanks, Kaito. Gua nggak bakal bisa lawan mereka sendirian."
Kaito mengulurkan tangan dan membantu pemuda itu berdiri. "Lain kali, kalau lu ada masalah, pastiin lu punya backup. Geng Mishima nggak akan berhenti sampai mereka dapetin apa yang mereka mau."
Murid itu hanya mengangguk lagi, merasa berhutang budi pada Kaito. Tanpa banyak kata, mereka berdua meninggalkan gang itu, berjalan kembali ke SMA Oyama.
Kembali di SMA Oyama
Setelah kembali ke sekolah, Kaito duduk bersama Mokoto dan yang lainnya. Dia menceritakan apa yang baru saja terjadi, bagaimana dia bertarung melawan geng SMA Mishima dan berhasil menyelamatkan salah satu anak SMA Oyama.
Mokoto mendengar dengan penuh perhatian. "Itu berita baik, Kaito. Tapi ini juga berarti SMA Mishima bakal lebih waspada sama kita. Mereka mungkin bakal nyiapin serangan balasan."
Rika mengangguk, tampak khawatir. "Mereka nggak bakal tinggal diam. Lu harus siap-siap, Kaito."
Kaito tersenyum tipis. "Biarkan mereka datang. Gua udah siap buat ngadepin mereka, kapan pun itu."
Taro menambahkan, "Kalau mereka mau perang, kita bakal kasih mereka perang. Tapi kita juga harus jaga-jaga. Gua yakin Geng Takagawa juga ngamatin semua ini."
Hina, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Lu harus tetap fokus, Kaito. Ini baru awal. Kita harus terus waspada dan nggak boleh lengah."
Kaito mengangguk, menyadari bahwa jalan yang dia tempuh masih panjang dan penuh bahaya. Tapi dengan dukungan teman-temannya, dia merasa lebih kuat. Mereka akan terus maju, menghadapi setiap tantangan yang datang, dan memastikan bahwa SMA Oyama tidak hanya bertahan, tapi juga berdiri di puncak.
Dengan tekad yang semakin kuat, Kaito tahu bahwa ini baru permulaan dari pertempuran besar yang akan datang. Dan dia siap untuk menghadapi semua itu, dengan segala cara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments