Di SMA Oyama
Suara gemuruh langkah kaki dan teriakan memenuhi udara malam yang dingin di SMA Oyama. SMA Mishima telah merangsek masuk dengan kekuatan penuh, seolah-olah mereka ingin menghancurkan sekolah ini dalam satu serangan. Kaito berdiri di tengah aula utama, mengamati pergerakan musuh dari layar kamera keamanan yang diatur di seluruh sekolah.
"Brengsek, mereka banyak banget!" seru Mokoto yang berdiri di sampingnya, matanya membelalak melihat gelombang musuh yang terus mengalir masuk.
Kaito mengepalkan tinjunya. "Mereka nggak bakal kasih kita waktu buat nyusun strategi. Kita harus langsung hajar mereka, bikin mereka nyesel udah nyerang SMA Oyama."
"Lu yakin kita bisa hadapin mereka, Kaito?" tanya Taro yang terlihat sedikit gugup, meskipun dia mencoba menutupi ketakutannya dengan senyuman.
Kaito menepuk bahu Taro. "Ini SMA Oyama. Kita nggak pernah mundur dari pertempuran. Ingat, kita udah punya aliansi dengan Geng Hakkai. Mereka bakal bantu kita."
Rika dan Hina mendekat, masing-masing membawa senjata seadanya. Rika mengangguk ke arah Kaito. "Kita siap. Tapi jangan lupa, Ryota itu licik. Jangan sampai kita terjebak."
"Tenang aja, Rika. Gua udah punya rencana," jawab Kaito dengan senyuman dingin. Dia lalu berbalik ke arah pasukan yang sudah berkumpul di aula. "Dengar, semuanya! Ini bukan cuma soal bertahan, ini soal hancurin mereka! Kita harus bikin mereka nyesel udah nginjek sekolah kita. Siap buat berantem?"
Teriakan "Siap!" yang keras menggema, menandakan semangat yang membara di hati setiap siswa SMA Oyama.
Di Lapangan Utama
SMA Mishima sudah mencapai lapangan utama SMA Oyama, di mana mereka langsung disambut oleh barisan siswa Oyama yang sudah siap tempur. Pertarungan langsung pecah dengan brutal. SMA Oyama menyerang dengan kekuatan penuh, mencoba memukul mundur musuh-musuh mereka.
Kaito memimpin serangan balik, menerobos barisan musuh dengan pukulan dan tendangan yang cepat dan kuat. Namun, SMA Mishima sudah mempersiapkan diri. Mereka tidak mundur, malah melancarkan serangan balik yang lebih gila.
Ryota, dengan senyuman licik di wajahnya, berdiri di barisan belakang, mengamati pergerakan Kaito. Dia mengeluarkan ponselnya dan memberikan sinyal kepada anak buahnya. Beberapa detik kemudian, dari berbagai sudut sekolah, ledakan kecil terdengar—jerat yang dipasang oleh Ryota untuk menjebak pasukan SMA Oyama.
"Sial, apa itu tadi?" Mokoto berteriak saat melihat beberapa temannya terperangkap dalam ledakan kecil yang membuat mereka kehilangan keseimbangan.
Kaito menggertakkan giginya. "Anjing! Mereka udah pasang jebakan buat kita!"
Rika berlari ke arah Kaito, darah mengalir dari luka di lengannya. "Kaito, kita kena jebakan. Mereka lebih siap dari yang kita kira!"
Kaito melihat sekeliling, menyadari bahwa pasukannya terpecah dan mulai kehilangan formasi. Dengan cepat, dia merogoh ponselnya dan menghubungi Makoto. "Hiroshi, gua butuh lu sekarang! Mereka lebih kuat dari yang gua duga."
Di ujung telepon, Hiroshi terdengar serius. "Tenang, gua udah di jalan. Tahan sebentar lagi."
Kaito memutuskan panggilan dan mengarahkan pandangannya kembali ke pertempuran yang semakin kacau. "Kita nggak punya pilihan selain bertahan sampai mereka datang. Semua, bertahan!"
Pertarungan Memanas
Pertempuran menjadi semakin brutal. Setiap sudut sekolah dipenuhi oleh siswa yang bertarung habis-habisan. SMA Oyama terpaksa bertahan dari serangan SMA Mishima yang seolah tidak ada habisnya. Jeritan, suara hantaman, dan teriakan sumpah serapah memenuhi udara. Kaito berusaha memimpin serangan balik, tetapi SMA Mishima sudah terlalu mendalam.
Ryota tertawa puas dari kejauhan, melihat SMA Oyama mulai terdesak. "Kalian semua cuma sekumpulan bajingan yang nggak tau kapan harus menyerah. Kali ini, lu semua bakal habis!"
Di tengah kekacauan, Kaito berusaha keras menjaga semangat timnya. "Jangan kasih mereka kesempatan buat menang! Serang balik!"
Tapi semakin lama, semakin banyak siswa SMA Oyama yang mulai kehabisan tenaga. Pertarungan yang berlangsung berjam-jam mulai mengambil korban. SMA Mishima, dengan strategi liciknya, berhasil memojokkan beberapa kelompok siswa, membuat mereka terdesak ke sudut-sudut sempit.
Mokoto, yang terus bertarung di samping Kaito, akhirnya jatuh berlutut setelah menerima pukulan keras di perutnya. "Kaito… gua nggak kuat lagi…"
Kaito segera menarik Mokoto berdiri, matanya membara dengan semangat yang tidak padam. "Jangan nyerah, Mokoto! Kita cuma perlu tahan sedikit lagi. Geng Hakkai pasti datang!"
Taro dan Rika juga berada dalam posisi yang tidak lebih baik. Taro berlumuran darah, dengan beberapa luka di wajahnya. Tapi dia tetap berdiri, meskipun dengan susah payah. "Kaito… gua nggak akan biarin mereka nginjek kita."
Kaito mengangguk, melihat semangat teman-temannya yang tidak patah. "Kita bertahan bersama, atau kita jatuh bersama. Tapi gua lebih milih kita menangin ini."
Menunggu Pertolongan
Malam semakin larut, tapi pertempuran terus berlanjut. SMA Oyama sudah hampir mencapai batasnya, ketika tiba-tiba terdengar suara motor dari kejauhan. Lampu-lampu motor menerangi kegelapan, dan tidak lama kemudian, Geng Hakkai muncul di gerbang sekolah.
Hiroshi, pemimpin Geng Hakkai, memimpin pasukannya dengan tatapan dingin. "Waktunya kita masukin SMA Mishima ke neraka."
Kedatangan Geng Hakkai membawa harapan baru bagi SMA Oyama. Dengan cepat, mereka menyerbu masuk dan bergabung dalam pertempuran. Hiroshi langsung menuju ke arah Kaito, yang hampir tidak bisa berdiri karena kelelahan.
"Kaito, lu udah tahan cukup lama. Sekarang, biar kita bantu ngasih pelajaran ke SMA Mishima," ujar Hiroshi sambil melempar senyum kejam.
Kaito tersenyum, meskipun wajahnya penuh luka. "Gua nggak akan biarin mereka ambil SMA Oyama. Bantu gua habisin mereka."
Dengan aliansi yang baru saja terbentuk ini, pertempuran berubah menjadi lebih sengit. SMA Oyama yang sebelumnya terpojok kini mulai melawan balik dengan bantuan Geng Hakkai. Namun, Ryota tidak tinggal diam. Dia memimpin serangan terakhirnya, mencoba menghancurkan aliansi Kaito dan Makoto dalam satu serangan besar.
Pertempuran ini masih jauh dari selesai, dan baik Kaito maupun Ryota tahu bahwa mereka harus memberikan segalanya jika ingin menang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments