Bab 10: Duel di Tengah Kekacauan

Di Lapangan Utama

Ryota dan Kaito berdiri berhadapan di tengah lapangan yang telah menjadi medan perang. Di sekeliling mereka, pertempuran antara SMA Oyama dan SMA Mishima masih berlangsung dengan brutal, namun fokus utama kini tertuju pada duel kedua pemimpin ini. Jeritan dan suara benturan keras terus menggema, tetapi di antara mereka hanya ada keheningan penuh ketegangan.

"Lu udah nginjek SMA Oyama terlalu jauh, anjing. Ini akhir dari perjalanan lu," Kaito berkata dingin, matanya tajam menatap Ryota.

Ryota hanya menyeringai. "Jangan banyak bacot, brengsek. Gua bakal abisin lu di sini."

Tanpa aba-aba lebih lanjut, Ryota menyerang dengan cepat, mengayunkan tinjunya ke arah wajah Kaito. Kaito berhasil menghindar dengan lincah, lalu membalas dengan pukulan keras ke arah perut Ryota. Pukulan itu menghantam tepat sasaran, membuat Ryota terhuyung mundur.

Namun, Ryota tidak menyerah begitu saja. Dengan cepat, dia melancarkan serangan balasan, tinjunya menghantam rahang Kaito dengan kekuatan penuh. Kaito merasakan darah mengalir dari sudut mulutnya, tapi dia tidak mundur. Malah, dia semakin bersemangat.

"Ini belum selesai, anjing!" Kaito menggeram, sebelum melemparkan dirinya ke arah Ryota, menghantamkan sikunya ke kepala lawannya. Ryota terjatuh ke tanah, namun dengan cepat bangkit lagi, penuh amarah.

Di Sisi Lain Lapangan

Sementara Kaito dan Ryota bertarung, pasukan SMA Oyama dan Geng Hakkai yang dipimpin oleh Hiroshi berhasil memukul mundur sebagian besar pasukan SMA Mishima. Pertarungan di sudut-sudut lapangan menjadi semakin sengit, dengan kedua belah pihak bertarung mati-matian.

Hiroshi, dengan kejamnya, menghajar satu per satu musuh yang berani mendekatinya. Dengan wajah penuh darah—sebagian dari musuh, sebagian miliknya sendiri—dia terus maju, memimpin pasukannya dengan penuh determinasi. "Jangan kasih mereka kesempatan buat bangkit! Hajar mereka sampai habis!" teriaknya, mengangkat semangat pasukan SMA Oyama yang mulai meraih kembali kontrol atas lapangan.

Di sudut lain, Rika dan Taro berjuang keras mempertahankan garis pertahanan mereka. Rika yang meskipun terlihat lelah, terus bertarung dengan penuh semangat, sementara Taro dengan tubuh besar dan kekuatannya yang luar biasa, menghancurkan setiap musuh yang mencoba mendekat.

"Brengsek! Jangan kasih mereka napas, Rika! Ini SMA kita!" teriak Taro sambil menghantamkan seorang musuh ke dinding dengan kekuatan penuh.

Rika mengangguk, meski napasnya tersengal-sengal. "Anjing! Kita nggak boleh biarin mereka ambil SMA Oyama, apapun yang terjadi!"

Suara dentuman keras terdengar ketika Rika menghantamkan kakinya ke perut salah satu musuh yang mencoba mendekat. Musuh itu terhuyung mundur, terkapar di tanah dengan suara erangan. Rika menghapus darah dari sudut bibirnya dan melangkah maju, tidak ada sedikitpun keraguan di matanya.

Duel yang Menentukan

Di tengah lapangan, pertarungan antara Kaito dan Ryota semakin brutal. Kedua pemimpin ini tak lagi berpikir tentang taktik, mereka hanya fokus pada menghancurkan satu sama lain. Setiap pukulan yang dilemparkan penuh dengan kebencian dan keinginan untuk menang.

Ryota, dengan amarah yang meluap, melancarkan serangan brutal, mengarahkan tinjunya ke arah kepala Kaito. Namun, Kaito dengan sigap menghindar dan memanfaatkan celah tersebut untuk menyerang balik. Tinjunya menghantam perut Ryota dengan keras, membuatnya terjatuh ke tanah untuk sesaat.

"Lu udah salah nginjek SMA Oyama, brengsek!" Kaito berkata dengan suara rendah, penuh kemarahan. Dia menghampiri Ryota yang berusaha bangkit, dan tanpa ragu, Kaito menghantamkan lututnya ke wajah Ryota, membuatnya terkapar lagi.

Namun, Ryota tidak menyerah. Dengan darah yang mengalir dari hidungnya, dia bangkit lagi, meski tubuhnya jelas mulai kehabisan tenaga. "Gua nggak bakal jatuh begitu aja, anjing!" Ryota berteriak sebelum melancarkan serangan terakhirnya, mencoba menghantam Kaito dengan seluruh sisa kekuatannya.

Kaito dengan cermat menangkap tinju Ryota, lalu memutar tubuhnya untuk menjatuhkan Ryota ke tanah dengan keras. "Cukup, Ryota. Lu udah kalah," katanya dengan napas terengah-engah.

Ryota terkapar di tanah, mencoba bangkit namun tubuhnya sudah tidak kuat lagi. Dia menatap Kaito dengan kebencian, tapi juga dengan kesadaran bahwa dia telah kalah. "Lu... brengsek...," gumamnya dengan suara lemah sebelum akhirnya pingsan.

Di Akhir Pertempuran

Dengan Ryota yang jatuh, semangat pasukan SMA Mishima mulai runtuh. Melihat pemimpin mereka tak berdaya, banyak yang mulai mundur atau menyerah. Pasukan SMA Oyama dan Geng Hakkai yang masih bertahan memanfaatkan situasi ini untuk mengusir sisa-sisa musuh dari sekolah.

Mokoto menghampiri Kaito, yang masih berdiri di atas tubuh Ryota yang tak bergerak. "Kerja bagus, Kaito. Lu udah buktiin siapa yang paling kuat di sini."

Kaito mengangguk, meski tubuhnya penuh luka dan kelelahan. "Ini belum selesai, Mokoto. Masih banyak yang harus kita lakuin untuk jaga SMA Oyama."

Makoto tersenyum dingin. "Gua tahu. Tapi malam ini, kita menang."

Di tengah lapangan yang kini sunyi, hanya terdengar napas berat para pejuang yang tersisa. SMA Oyama telah bertahan, tapi mereka tahu bahwa ini hanyalah awal dari pertempuran yang lebih besar di masa depan.

Rencana di Balik Kemenangan

Setelah pertempuran mereda, Kaito berkumpul dengan Makoto, Rika, dan Taro di sudut lapangan yang sekarang dipenuhi oleh tubuh-tubuh yang tergeletak tak berdaya. Meski mereka berhasil mengusir SMA Mishima, Kaito tahu bahwa ini hanya sebuah kemenangan kecil dalam peperangan yang lebih besar.

"Kita harus siap buat serangan balik mereka," ujar Kaito sambil memandang langit malam yang mulai gelap. "Mishima nggak bakal diam aja setelah ini."

Makoto mengangguk, wajahnya tetap serius. "Lu bener, Kaito. Mereka pasti bakal nyusun kekuatan lagi buat nyerang kita. Kita harus lebih kuat dan lebih siap."

Rika yang terlihat lelah, namun tetap tegas, berkata, "Gua bakal ngumpulin semua orang yang masih bisa berdiri. Kita harus perkuat pertahanan kita, anjing."

Taro, meskipun tubuhnya penuh luka, tersenyum lebar. "Lu tahu gua selalu siap buat hajar lagi, brengsek. Mereka belum lihat semuanya dari SMA Oyama."

Kaito menepuk bahu Taro. "Itu semangat yang gua suka, Taro. Kita bakal buat SMA Oyama jadi tempat yang nggak mungkin mereka ambil lagi."

Mereka berempat berdiri di tengah lapangan, menatap sisa-sisa pertempuran yang baru saja mereka menangkan. Mereka tahu bahwa jalan di depan masih panjang dan penuh dengan rintangan, tapi dengan semangat yang mereka miliki, SMA Oyama akan selalu berdiri tegak.

Episodes
1 Bab 1: Awal yang Keras
2 Bab 2: Tantangan di Pagi Hari
3 Bab 3: Ujian Pertama
4 Bab 4: Aliansi Berbahaya
5 Bab 5: Pertemuan yang Membara
6 Bab 6: Rencana Perang
7 Bab 7: Tawaran Aliansi
8 Bab 8: Serangan SMA Mishima
9 Bab 9: Serangan SMA Mishima (Lanjutan)
10 Bab 10: Duel di Tengah Kekacauan
11 Bab 11: Pertemuan yang Diabaikan
12 Bab 12: Awal dari Kekacauan
13 Bab 13: Pertempuran di Aula
14 Bab 14: Jalan Menuju Kesepakatan
15 Bab 15: Pertemuan Dewan Pemimpin
16 Bab 16: Ketegangan yang Meningkat
17 Bab 17: Awal Pertempuran di Aula
18 Bab 18: Kemunculan Penengah
19 Bab 19: Ujian Kekuatan
20 Bab 20: Bayangan Kazuma
21 Bab 21: Pertarungan Penentu (Bagian 1)
22 Bab 22: Pertarungan Penentu (Bagian 2)
23 Bab 23: Penerimaan dan Pengakuan
24 Bab 24: Pertemuan Para Pemimpin
25 Bab 25: Awal dari Keterpurukan
26 Bab 26: Ancaman dalam Bayang-Bayang
27 Bab 27: Persiapan Perang
28 Bab 28: Musuh di Pintu Gerbang
29 Bab 29: Pertempuran yang Memanas
30 Bab 30: Gelombang Kedua
31 Sang Pendatang di SMA Oyama
32 Kacau di SMA Oyama
33 Si Penguasa Kelas dan Sang Pemalas
34 Sistem SMA Oyama
35 Siap-Siap untuk Bertarung
36 Duel yang Mengejutkan
37 Pemimpin Tanpa Sadar
38 Kabar yang Mulai Menyebar
39 Bos Tanpa Sengaja
40 Peta Kekuatan Fraksi
41 Hadiah untuk Pemimpin
42 Serangan Tak Terduga
43 Persiapan untuk Aliansi
44 Ketegangan di Markas Ryugasaki
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Bab 1: Awal yang Keras
2
Bab 2: Tantangan di Pagi Hari
3
Bab 3: Ujian Pertama
4
Bab 4: Aliansi Berbahaya
5
Bab 5: Pertemuan yang Membara
6
Bab 6: Rencana Perang
7
Bab 7: Tawaran Aliansi
8
Bab 8: Serangan SMA Mishima
9
Bab 9: Serangan SMA Mishima (Lanjutan)
10
Bab 10: Duel di Tengah Kekacauan
11
Bab 11: Pertemuan yang Diabaikan
12
Bab 12: Awal dari Kekacauan
13
Bab 13: Pertempuran di Aula
14
Bab 14: Jalan Menuju Kesepakatan
15
Bab 15: Pertemuan Dewan Pemimpin
16
Bab 16: Ketegangan yang Meningkat
17
Bab 17: Awal Pertempuran di Aula
18
Bab 18: Kemunculan Penengah
19
Bab 19: Ujian Kekuatan
20
Bab 20: Bayangan Kazuma
21
Bab 21: Pertarungan Penentu (Bagian 1)
22
Bab 22: Pertarungan Penentu (Bagian 2)
23
Bab 23: Penerimaan dan Pengakuan
24
Bab 24: Pertemuan Para Pemimpin
25
Bab 25: Awal dari Keterpurukan
26
Bab 26: Ancaman dalam Bayang-Bayang
27
Bab 27: Persiapan Perang
28
Bab 28: Musuh di Pintu Gerbang
29
Bab 29: Pertempuran yang Memanas
30
Bab 30: Gelombang Kedua
31
Sang Pendatang di SMA Oyama
32
Kacau di SMA Oyama
33
Si Penguasa Kelas dan Sang Pemalas
34
Sistem SMA Oyama
35
Siap-Siap untuk Bertarung
36
Duel yang Mengejutkan
37
Pemimpin Tanpa Sadar
38
Kabar yang Mulai Menyebar
39
Bos Tanpa Sengaja
40
Peta Kekuatan Fraksi
41
Hadiah untuk Pemimpin
42
Serangan Tak Terduga
43
Persiapan untuk Aliansi
44
Ketegangan di Markas Ryugasaki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!