Akhir Hidup Alexander Linux

"Alin, aku tahu kau saat ini kau sangat membenci ku. Kau ingin membunuh ku bukan?" Alex memberanikan diri menatap wajah Alin.

"Kau tahu itu, jadi bersiaplah mati karena aku sendiri yang akan membunuhmu." jawab Alin dengan penuh penekanan.

Alex mengangguk paham, dia tersenyum kecut mendengar jawaban Alin. "Sebelum itu izinkan aku menyampaikan sesuatu."

Alin masih diam ditempat, melihat itu Alex paham.

"Aku mencintaimu, Alin. Sejak awal kita bertemu, menjadi rekan dalam menyelesaikan misi hingga saat ini aku pun masih mencintaimu." ungkap pria itu memberanikan diri mengungkapkan perasaan nya, toh ini kesempatan terakhir dalam hidupnya.

"Aku tahu."

Alex terkejut mendengar. "Apa? Bagaimana bisa kau tahu?"

"Aku tahu tentang perasaan mu sejak lama dan asal kau tahu, aku juga sempat menyukaimu, Linux." ujar Alin berjongkok di depan pria itu.

"Akun bukan wanita bodoh yang tidak tahu saat ada pria mencoba mendekati ku, memberikan perhatian lebih padaku. Kala itu aku senang dengan perhatian yang kau berikan, kita banyak menghabiskan waktu bersama baik dalam pekerjaan atau waktu luang. Selain kau cukup tampan, kau juga pintar, Linux. Setiap melakukan misi bersamamu aku merasa lebih aman. Kau memberikan pengalaman baru disetiap hal. Namun hari itu, dimana kau mengkhianati organisasi ini, tanpa memikirkan konsekuensi, di hari itu juga aku membencimu. Aku sangat membencimu ulahmu. Kau tahu bukan, aku sangat menjaga teman-teman kita. Siapapun yang mengusik mereka maka aku akan membalas perbuatannya." ungkap Alin dengan nada bergetar.

"Awalnya aku juga tidak percaya kau tega melakukan hal itu pada kami. Namun aku adalah orang pertama yang mendapatkan bukti pengkhianatan mu. Teman-teman ku mati karena ulahmu, aku kehilangan rekan terbaik yang sudah kua anggap seperti saudara. Aku merasa gagal menyelamatkan anak-anak di asrama, padahal yang membawa masuk mereka itu aku. Aku yang menjamin masa depan mereka cerah, bahagia. Tapi aku gagal melindungi mereka." Kali ini Alin tidak mampu menahan air matanya. Dadanya terasa sesak mengingat itu semua.

"Alin jangan dilanjutkan jika itu membuat mu sakit kembali." Ramses baru saja tiba langsung mendekati Alin. Pria itu tidak tega melihat temannya seperti ini.

Alin menggelengkan kepala. "Tidak Ramses, dia harus tahu apa yang sudah terjadi akibat ulahnya."

Alin berdiri, berjalan memutari pria yang pernah dia cintai. "Kau tahu, Linux? Ramses adalah saksi bagaimana aku hampir gila memikirkan semua yang terjadi. Beberapa bulan aku hilang arah, kau tahu berapa jumlah korban asrama anak?" 17 anak mati terpanggang kobaran api, 43 anak mengalami luka bakar, hanya 2 anak yang tidak mengalami luka. Namun itu belum cukup, karena trauma yang mereka alami cukup besar. Kau tidak akan paham hal itukan. Kau hanya bisa membuat masalah lalu lari untuk bersembunyi."

Alexander Linux, pria itu terdiam tidak menyangka jika efek yang dia timbulkan sebesar itu.

"Orion dan Leta, kau pasti ingat bagaimana dulu kita bersahabat. Bukankah kalian juga tumbuh bersama di asrama. Tapi pada akhirnya mereka juga tewas karena ulahmu. Tubuh mereka hancur tanpa sisa akibat ledakan bom di mobil ketua. Mereka sedang berbahagia, ingin mendaftarkan pernikahan." ucap Alin teringat dia ikut memeriksa lokasi kejadian. Kedua sahabat nya pergi tanpa ada sisa tubuhnya.

"Dan kau, aku heran bagaimana bisa kau melakukan hal itu hah? Kau mengkhianati semua orang. Pria yang aku cintai membunuh banyak orang. Selain harus mengikhlaskan kepergian mereka, aku juga harus menyembuhkan diriku sendiri. Aku dulu sangat mencari mu, bayangkan bagaimana beberapa tahun aku harus menyembunyikan perasaan sakit dan kecewa sebesar ini. Belum lagi saat tahu orang yang menghamili Miyu adalah dirimu. Kau pengecut. Aku benci bagaimana bisa dulu pernah menyukai mu."

Jangan tanya bagaimana perasaan Alex, pria itu juga menangis. Dia merasa sangat menyesal sekali. Andai waktu bisa diulang, pasti dia segera mengungkapkan perasaan pada Alin dan hidup bahagia. Menolak tawaran dari musuh meskipun dibayar mahal. Tidak kehilangan sahabat serta anak-anak jalanan yang dibawa oleh Alin untuk masuk asrama mereka.

"Sekarang semua sudah selesai, Linux. Kau harus mendapatkan balasan atas perbuatan mu." ujar Alin sembari menghapus air matanya. "Kau akan mati ditanganku."

"Bisakah aku diberikan kesempatan?" tanya Alex dengan lirih.

Brughhh

Pablo, pria itu memukul wajah Alex. "Kesempatan katamu? Kesalahan mu sudah banyak, jangankan kesempatan, bahkan untuk kami. memafkan mu saja sulit. Kau lihat ini, Linux." ujar Pablo menunjuk tangannya.

"Demi menyelamatkan anak-anak saat kebakaran itu terjadi, aku harus kehilangan 2 jari tanganku." Pablo mengangkat tangan kirinya, jari tangan pria itu hanya ada 3. "Lihat juga Ramses, pria itu harus mengalami luka bakar di belakang hingga meninggalkan bekas di punggung nya."

Ramses segera melepas kaosnya, berbalik badan menunjukkan bekas luka bakar yang tidak bisa hilang.

"Kau tahu Linux, salah satu korban kebakaran itu juga pengurus asrama yang tidak lain ibuku." ucap Ramses membuat Alex semakin terbungkam.

"Ibuku amat bahagia karena hidup kami membaik, tidak perlu tidur dijalanan dan makan sembarangan. Baru 2 tahun kami tinggal disini, tapi ibuku sangat bahagia sekali. Meskipun mengurusi anak-anak yang jumlah nya tidak sedikit tapi dia senang. Aku belum pernah melihat ibuku sesenang itu. Tapi malam itu, demi membantu menyelamatkan anak-anak, ibuku ikut tewas. Kau tau bukan rasanya kehilangan ibu? Nah itulah yang saat itu aku rasakan. Duniaku terasa hancur. Jika bukan dukungan teman-teman yang lain, mungkin aku akan menyusul ibu pergi dari dunia ini." Ungkap Ramses penuh emosi.

"Sudah tidak ada kata maaf dan memaafkan, sudah tidak ada lagi kesempatan untukmu. Kesalahan mu sangat besar bagi kami semua. Meninggalkan luka yang tidak akan pernah sembuh." kata Pablo mewakili perasaan teman-teman nya.

DPR

Darah segar mengalir di pundak Alex. Pria itu sangat terkejut karena Alin yang melakukannya.

"Kenapa? Terkejut?" tanya Alin dengan santainya. "Sudah aku katakan, kau akan mati ditanganku. Kau akan mati ditangan wanita yang kau cintai."

Srekkkk

"Arghhhh... " teriak Alex saat Pablo menggores pisau di pahanya. Pisau itu sudah di olesi cairan khusus yang membuat luka terasa lebih perih.

"Itu tidak seberapa dibandingkan luka kami semua." ucap Ramses tersenyum jahat.

Tubuh Alex mulai lemas, dia sudah pasrah. Matanya menatap Alin yang bersiap kembali menembaknya.

"Kau siap mati ditanganku?" tanya Alin dengan nada lembut. Ini membuat Alex mengingat hubungan mereka dimasa lalu yang penuh perhatian, wanita itu selalu bersikap manis padanya.

"Iya aku siap, meskipun harus mati ditanganmu aku tetap bahagia. Setidaknya dimasa lalu kita ternyata pernah saling mencintai. Maafkan aku, Alin." kata Alex tersenyum memandang wajah Alin.

DOR DOR

Dua peluru kembali bersarang di tubuh pria itu. Alin menebak dengan perasaan lega. Janjinya pada sahabatnya, Orion dan Leta, pada anak-anak dan ibu Ramses serta pada Yugo, sudah terpenuhi. Dia sudah membalas perbuatan Alexander Linus yang sudah membuat mereka semua tiada.

Tidak ada penyesalan pada diri wanita itu karena sudah membunuh pria ini. Meskipun dia pernah mencintai Linux, itu hanya masa lalu.

"Bakar tubuh pria ini, aku yakin dia belum sepenuhnya mati. Biar dia merasakan bagaimana panasnya api saat membakar tubuhnya." ujar Ramses meminta anak buahnya mengurus tubuh Alex.

Terpopuler

Comments

Erlina Ibrik

Erlina Ibrik

Dor * (bunyi tembakan)

2025-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Alin
2 Keberadaan Alin
3 Kedatangan Karin
4 Tentang Karin
5 Pesan Dari Alin
6 Pengkhianatan
7 Upaya Penyelamatan Kara
8 Senjata Makan Tuan
9 Hamil
10 Pertempuran di atas kapal
11 Membunuh Miyu
12 Rencana Karin
13 Kemarahan Alex
14 Mencari Keberadaan Alexander Linux
15 Madam Gii dan Alex
16 Nasib Alexander Linux
17 Markas Black Star
18 Nasib Madam Gii
19 Akhir Hidup Alexander Linux
20 Tentang Alin - Anjar
21 Happy Wedding
22 Asmara Rezan dan Bibit Pelakor
23 Menjadi Sekretaris Suaminya
24 Tentang Hagia
25 Mencari Masalah
26 Kebohongan Misya
27 Memecat Beberapa Karyawan
28 Pertemuan Hagia & Anjar
29 Makan Siang
30 Rezan Memutuskan Hubungan
31 Bertemu Gadis Asing
32 Rezan Tampak Bersemangat
33 Malam Malam Tidak Kondusif
34 Kabar Tak Terduga
35 Bertemu Gadis Asing Kemarin
36 Menjadi Rumit
37 Sikap Asli Hagia
38 Mulai Terpecahkan
39 Pergi Bersama
40 Mendapat Musibah
41 Penyelamatan Anjar dan Alfi
42 Mulai Membaik
43 Kesalahpahaman?
44 Cerita Masa Lalu Hagia
45 Akhir dari Hagia
46 Mulai Merasa Tenang
47 Mencari Keberadaan Biru
48 Tiba di Markas Kelompok Laut Lepas
49 Cerita Kelam Masa Lalu
50 Biru Ditemukan
51 Penangkapan Forje
52 Forje, tidak punyak hak apapun disini!
53 Ungkapan hati Forje
54 Ancaman Forje
55 Tindakan Rezan
56 Permintaan Maaf Baile
57 Memutuskan Kembali
58 Kembalinya Biru dan Bertemu Kakek
59 Pergi Berdua
60 Mendaftar Kuliah
61 Identitas Baru
62 Kehidupan Kampus
63 Mulai Berteman Baik
64 Mengunjungi Rumah Anjar & Alin
65 Kelahiran Ailen
66 Menjenguk ke Rumah Sakit
67 Ajakan Alaska
68 Rumor Tentang Biru dan Alaska
69 Keputusan Rezan
70 Novel Rila Terbit
71 Pernikahan Rezan dan Biru (SELESAI)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kepergian Alin
2
Keberadaan Alin
3
Kedatangan Karin
4
Tentang Karin
5
Pesan Dari Alin
6
Pengkhianatan
7
Upaya Penyelamatan Kara
8
Senjata Makan Tuan
9
Hamil
10
Pertempuran di atas kapal
11
Membunuh Miyu
12
Rencana Karin
13
Kemarahan Alex
14
Mencari Keberadaan Alexander Linux
15
Madam Gii dan Alex
16
Nasib Alexander Linux
17
Markas Black Star
18
Nasib Madam Gii
19
Akhir Hidup Alexander Linux
20
Tentang Alin - Anjar
21
Happy Wedding
22
Asmara Rezan dan Bibit Pelakor
23
Menjadi Sekretaris Suaminya
24
Tentang Hagia
25
Mencari Masalah
26
Kebohongan Misya
27
Memecat Beberapa Karyawan
28
Pertemuan Hagia & Anjar
29
Makan Siang
30
Rezan Memutuskan Hubungan
31
Bertemu Gadis Asing
32
Rezan Tampak Bersemangat
33
Malam Malam Tidak Kondusif
34
Kabar Tak Terduga
35
Bertemu Gadis Asing Kemarin
36
Menjadi Rumit
37
Sikap Asli Hagia
38
Mulai Terpecahkan
39
Pergi Bersama
40
Mendapat Musibah
41
Penyelamatan Anjar dan Alfi
42
Mulai Membaik
43
Kesalahpahaman?
44
Cerita Masa Lalu Hagia
45
Akhir dari Hagia
46
Mulai Merasa Tenang
47
Mencari Keberadaan Biru
48
Tiba di Markas Kelompok Laut Lepas
49
Cerita Kelam Masa Lalu
50
Biru Ditemukan
51
Penangkapan Forje
52
Forje, tidak punyak hak apapun disini!
53
Ungkapan hati Forje
54
Ancaman Forje
55
Tindakan Rezan
56
Permintaan Maaf Baile
57
Memutuskan Kembali
58
Kembalinya Biru dan Bertemu Kakek
59
Pergi Berdua
60
Mendaftar Kuliah
61
Identitas Baru
62
Kehidupan Kampus
63
Mulai Berteman Baik
64
Mengunjungi Rumah Anjar & Alin
65
Kelahiran Ailen
66
Menjenguk ke Rumah Sakit
67
Ajakan Alaska
68
Rumor Tentang Biru dan Alaska
69
Keputusan Rezan
70
Novel Rila Terbit
71
Pernikahan Rezan dan Biru (SELESAI)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!