Pertempuran di atas kapal

"Kita akan menyerang kelompok mereka malam ini. Kau siapkan saja beberapa tim yang perlu kita bawa. Mateo akan pergi lebih dulu, dengan tim 1 akan mengawasi pergerakan lawan. Pastikan tidak ada bala bantuan dari lawan datang. Tim 2 dipimipin Saras akan masuk sebagai pengintai di dalam, membaur lah dengan pasukan lawan agar mereka tidak curiga, sekaligus sabotase sistem keamanan mereka. Tim 3 aku serahkan padamu, Ramses. Kau bawa pasukan penyerang, pastikan mereka mati tanpa sisa. Aku akan membaur dengan kalian, entah di tim yang mana, ada sesuatu yang harus aku pastikan."

Alin memimpin rapat darurat dengan cepat, dalam kurun waktu 2 bulan mereka berhasil mendapatkan informasi musuh. Beberapa antek-antek musuh sudah ditumbangkan lebih dulu, meminimalisir serangan dadakan yang tidak seberapa namun cukup mengganggu konsentrasi mereka.

"Mulai bergerak setelah matahari tenggelam, aku akan menunggu kalian di pelabuhan pinggir kota." ujar Alin lalu pergi meninggalkan markas.

Wanita itu mengendarai motor dengan kecepatan tinggi menuju pelabuhan pinggir kota. Udara siang yang panas tidak menghalangi rencananya, pikiran terus berfokus pada rencana yang sudah dia susun jauh hari dengan matang.

Malam nanti dia dan rekan lainnya akan bergerak, menyudahi perseteruan yang terus memakan korban jiwa. Keserakahan membuat banyak orang lupa diri, melupakan jasa orang lain demi tercapainya tujuan pribadi.

Usianya sudah sangat matang untuk menikah, namun untuk mewujudkan hal itu tentu harus menyelesaikan semua tugasnya. Kali ini dia akan menyelesaikan semua, setelah itu berniat menjalani kehidupan normal bersama Anjar.

***

Selepas matahari terbenam, gemerlap lampu pelabuhan mulai tampak di kejauhan, memantulkan bayangan di permukaan air yang tenang. Tapi sebentar lagi ketenangan itu akan terusik dengan pergerakan orang-orang yang ingin membasmi hama busuk.

Alin duduk dengan santai di pinggir perahu nelayan, matanya terlihat awas memperhatikan sekitar. Tim yang sudah dia bagi tadi mulai menjalankan rencana. Hiruk pikuk suara musik terdengar keras dari sebuah kapal yang bersandar tidak jauh dari tempat Alin berada. Kapal pesiar itu adalah markas penjahat jalanan yang akan mereka habisi.

Pukul 8 malam, tim 2 melaporkan jika mereka berhasil masuk dan berbaur dengan orang-orang di dalam. Dengan segera Alin mulai berjalan mendekati kapal. Dia menyamar sebagai koki, berjalan santai menuju dapur dan mulai bergabung dengan kru yang bertugas.

Tidak terlalu sulit bagi Alin berbaur dengan mereka dan disini dia akan mulai beraksi. Dapur kapal pesiar merupakan jantung dari pelayanan makanan. Dirancang untuk mendukung operasional kapal dengan memenuhi kebutuhan penumpang.

Tanpa ada yang tahu, Alin mencampurkan serbuk putih ke makanan serta minuman yang akan di hidangkan. Setelah memastikan semua berjalan aman, Alin pun pergi ke ruang lain.

Sebuah ruangan penyimpanan senjata, didepan pintu Saras menunggunya. Wanita itu menyamar sebagai petugas kebersihan.

"Pintu ini sudah aku kunci, kemungkinan besar mereka tidak akan bisa membukanya." ujar Saras dengan wajah santai. Dia ahli dalam meretas dan kebetulan ruangan di depan mereka menggunakan sistem keamanan.

"Sebentar lagi kekacauan akan terjadi, tujuan kita lantai atas tempat para ketua berkumpul. Orang-orang yang sudah memakan ataupun minum dari hidangan terbaru akan mati tanpa harus bertempur. Kita tidak perlu membuang-buang waktu dan tenaga." kata Alin sambil melihat jam ditangannya.

Tidak menunggu lama benar saja keributan terjadi, banyak orang yang meninggal setelah mereka mengkonsumsi makanan serta minuman. Bahkan mereka yang baru saja menggunakan air di kapal tiba-tiba merasakan panas di tubuhnya.

Saras menatap Alin penuh tanda tanya, yang ditatap tersenyum kecil. "Aku meminta Ramses menebarkan bubuk gatal di sistem air mereka."

"Kau merencanakan ini dengan matang, Alin. Aku kira kita hanya akan menggunakan kekerasan saja." Kata Saras mengagumi cara kerja rekannya ini.

"Jumlah mereka sangat banyak, kapal ini memang markas utama tapi mereka juga melakukan perjalanan ke tempat tertentu. Sehingga mereka para ketua membawa masing-masing anggota kelompok mereka. Sedangkan orang-orang kita tidak sampai setengahnya. Aku sengaja tidak mau menggunakan seluruh anggota kita. Cukup mencari cara supaya kita seimbang saja."

Ledakan terdengar sangat kencang, beberapa orang yang berdiri di pinggir kapal langsung terlempar ke luar.

"Sepertinya Mateo melakukan dengan baik. Ayo bergerak!" Alin berlari ke dek atas bersama Saras sembari melepaskan pakaian luar mereka.

Tiba di dek atas, terlihat beberapa orang menatap mereka waspada.

"Ternyata kau Alin. Berani sekali kau mengganggu acara ku." teriak seorang pria botak dengan wajah emosinya.

"Halo pak tua, lama tidak berjumpa. Aku sangat menyayangkan pertemuan kita harus dengan cara seperti ini. Seru bukan?" kata Alin dengan wajah santainya.

"Kau tidak pernah berubah, masih kurang aja denganku. Apa tujuan hah?"

Alin berjalan mendekat dengan tatapan sulit di artikan. Saras pun mengikutinya dengan santai.

"Aku menginginkan kematian mu." jawab Alin dengan lantang serta dengan gerakan cepat wanita itu berhasil menembakkan peluru ke dada pria itu.

DOR

"Sial kau... Alinn" Pak tua itu terperosok ke lantai, darah membasahi tangannya.

"Serang merekaaa." ujar seseorang memberikan intruksi.

Pertempuran tidak ter elakkan, Saras dengan gesit melesat menyerang pria yang telah memberikan intruksi.

Alin sendiri mengahadapi serangan dari anak buah lawan. Kini wanita itu tidak menggunakan pistol namun sebuah tongkat kayu yang telah di siapkan di belakang tubuhnya.

Di tempat lain Ramses berhasil membunuh ketua kelompok yang juga kaki tangan pria tua itu.

"Kau yang mengurus penculikan anak di Kota X. Menjual mereka pada pasar bebas. Aku membenci perbuatan mu. Matilah kau." teriak Ramses menembakkan peluru pada pria di depannya.

DOR

"Kau,,, kau membunuh ku." pria itu akhirnya tewas ditempat.

Kembali pada Alin dan Saras di dek atas. Malam ini angin terasa lebih kencang membuat ombak menghantam lambung kapal dengan keras. Suasana menyenangkan beberapa waktu lalu kini berubah mencengkeram.

Alin menerjang siapapun yang menyerangnya, mengayunkan pukul dengan cepat dan telat sehingga lawan nya menjadi kewalahan. Mendapatkan kesempatan menebas beberapa musuh dengan senjata di sampingnya yang mungkin milik musuh nya juga.

Suara pukulan semakin ramai saat Tim 2 dan 3 datang bergabung. Ramses pun ikut di dalamnya. Pria itu dengan cepat menangkis serangan yang datang dan membalasnya dengan sekali tendangan.

Darah sudah memenuhi ruangan, malam ini mereka benar-benar membabat habis hama ini.

"Kapal ini berencana bergerak tengah malam menuju arah utara. Mereka berniat menjual senjata ilegal dan perdagangan budak. Untuk budak yang dikurung sudah aku bebaskan dan gudang senjata akan kita ledakkan setelah ini." kata Ramses membuat Alin senang.

Terpopuler

Comments

Erlina Ibrik

Erlina Ibrik

Ceritanya bagus thor ,tetapi kenapa yang baca sedikit ..

2025-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Alin
2 Keberadaan Alin
3 Kedatangan Karin
4 Tentang Karin
5 Pesan Dari Alin
6 Pengkhianatan
7 Upaya Penyelamatan Kara
8 Senjata Makan Tuan
9 Hamil
10 Pertempuran di atas kapal
11 Membunuh Miyu
12 Rencana Karin
13 Kemarahan Alex
14 Mencari Keberadaan Alexander Linux
15 Madam Gii dan Alex
16 Nasib Alexander Linux
17 Markas Black Star
18 Nasib Madam Gii
19 Akhir Hidup Alexander Linux
20 Tentang Alin - Anjar
21 Happy Wedding
22 Asmara Rezan dan Bibit Pelakor
23 Menjadi Sekretaris Suaminya
24 Tentang Hagia
25 Mencari Masalah
26 Kebohongan Misya
27 Memecat Beberapa Karyawan
28 Pertemuan Hagia & Anjar
29 Makan Siang
30 Rezan Memutuskan Hubungan
31 Bertemu Gadis Asing
32 Rezan Tampak Bersemangat
33 Malam Malam Tidak Kondusif
34 Kabar Tak Terduga
35 Bertemu Gadis Asing Kemarin
36 Menjadi Rumit
37 Sikap Asli Hagia
38 Mulai Terpecahkan
39 Pergi Bersama
40 Mendapat Musibah
41 Penyelamatan Anjar dan Alfi
42 Mulai Membaik
43 Kesalahpahaman?
44 Cerita Masa Lalu Hagia
45 Akhir dari Hagia
46 Mulai Merasa Tenang
47 Mencari Keberadaan Biru
48 Tiba di Markas Kelompok Laut Lepas
49 Cerita Kelam Masa Lalu
50 Biru Ditemukan
51 Penangkapan Forje
52 Forje, tidak punyak hak apapun disini!
53 Ungkapan hati Forje
54 Ancaman Forje
55 Tindakan Rezan
56 Permintaan Maaf Baile
57 Memutuskan Kembali
58 Kembalinya Biru dan Bertemu Kakek
59 Pergi Berdua
60 Mendaftar Kuliah
61 Identitas Baru
62 Kehidupan Kampus
63 Mulai Berteman Baik
64 Mengunjungi Rumah Anjar & Alin
65 Kelahiran Ailen
66 Menjenguk ke Rumah Sakit
67 Ajakan Alaska
68 Rumor Tentang Biru dan Alaska
69 Keputusan Rezan
70 Novel Rila Terbit
71 Pernikahan Rezan dan Biru (SELESAI)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kepergian Alin
2
Keberadaan Alin
3
Kedatangan Karin
4
Tentang Karin
5
Pesan Dari Alin
6
Pengkhianatan
7
Upaya Penyelamatan Kara
8
Senjata Makan Tuan
9
Hamil
10
Pertempuran di atas kapal
11
Membunuh Miyu
12
Rencana Karin
13
Kemarahan Alex
14
Mencari Keberadaan Alexander Linux
15
Madam Gii dan Alex
16
Nasib Alexander Linux
17
Markas Black Star
18
Nasib Madam Gii
19
Akhir Hidup Alexander Linux
20
Tentang Alin - Anjar
21
Happy Wedding
22
Asmara Rezan dan Bibit Pelakor
23
Menjadi Sekretaris Suaminya
24
Tentang Hagia
25
Mencari Masalah
26
Kebohongan Misya
27
Memecat Beberapa Karyawan
28
Pertemuan Hagia & Anjar
29
Makan Siang
30
Rezan Memutuskan Hubungan
31
Bertemu Gadis Asing
32
Rezan Tampak Bersemangat
33
Malam Malam Tidak Kondusif
34
Kabar Tak Terduga
35
Bertemu Gadis Asing Kemarin
36
Menjadi Rumit
37
Sikap Asli Hagia
38
Mulai Terpecahkan
39
Pergi Bersama
40
Mendapat Musibah
41
Penyelamatan Anjar dan Alfi
42
Mulai Membaik
43
Kesalahpahaman?
44
Cerita Masa Lalu Hagia
45
Akhir dari Hagia
46
Mulai Merasa Tenang
47
Mencari Keberadaan Biru
48
Tiba di Markas Kelompok Laut Lepas
49
Cerita Kelam Masa Lalu
50
Biru Ditemukan
51
Penangkapan Forje
52
Forje, tidak punyak hak apapun disini!
53
Ungkapan hati Forje
54
Ancaman Forje
55
Tindakan Rezan
56
Permintaan Maaf Baile
57
Memutuskan Kembali
58
Kembalinya Biru dan Bertemu Kakek
59
Pergi Berdua
60
Mendaftar Kuliah
61
Identitas Baru
62
Kehidupan Kampus
63
Mulai Berteman Baik
64
Mengunjungi Rumah Anjar & Alin
65
Kelahiran Ailen
66
Menjenguk ke Rumah Sakit
67
Ajakan Alaska
68
Rumor Tentang Biru dan Alaska
69
Keputusan Rezan
70
Novel Rila Terbit
71
Pernikahan Rezan dan Biru (SELESAI)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!