Dua bulan berlalu setelah kejadian itu. Benar saja hidup Karin mulai tidak tenang.
Karin duduk di tepi ranjangnya, menatap cermin dihadapannya. Matanya menggelap, mencengkram erat kertas ditangannya. Itu adalah hasil pemeriksaan kehamilan.
"Usia kehamilan 2 bukan, nona." suara dokter terus terngiang ditelinganya.
"Aku tidak menginginkan anak ini tapi aku harus menggugurkan nya." ujar Karin dalam hati.
Sayangnya usahanya tidak bisa terlaksana. Karin sudah melakukan aborsi beberapa kali dan ini mempengaruhi kesehatan reproduksinya. Dokter yang biasa membantunya malah menyarankan Karin menjadi kandangnya, jika aborsi tetap dipaksakan maka nyawa nya bisa melayang.
"Jika aku mempertahankan bayi ini, maka aku harus segera menikah. Aku tidak mau dia lahir tanpa sosok ayah yang mendampingi. Aku harus bertemu dengan Alex iya dia yang harus bertanggungjawab menikahi ku."
Segera Karin melajukan mobil menuju apartemen Alex, semalam pria itu baru pulang dari Filipina. Sesampainya di tempat tujuan, Karin langsung to the point pada pria itu.
"Aku hamil, usianya 2 bulan. Namun kali ini aku tidak bisa menghilangkan nya, karena akan mengancam nyawaku sendiri. Jadi solusi terbaik saat ini kau harus menikahi ku, Lex. Dia anakmu."
Alex menggelengkan kepala. "Apa katamu? Menikahi mu? Itu anakku? Kau gila, Karin. Aku tidak mau menikahi mu dan anak itu bukan anakku."
Mendengar penolakan dari Alex membuat Karin marah. "Tentu saja ini anakmu, kau jangan lupa kota sering melakukannya bersama dan hanya dengan mu tanpa pengaman."
"Dan aku tidak lupa jika 2 bulan yang lalu kau tidur bersama pria yang katamu anak buah Anjar. Kalian melakukan tanpa pengaman kan. Jadi aku tidak yakin jika itu anakku, bisa jadi itu anak pria itu."
Karin menggelengkan kepala, dia yakin ini anak Alex. "Aku tidak mau tahu Lex. Segera temui orang tuaku, katakan kita akan menikah dalam waktu dekat. Aku tidak mau perutku semakin membesar tanpa seorang suami."
"Jangan memaksa ku, Karin. Aku tidak mau menikahimu, meskipun kita sering melakukannya tapi itu bukan karna cinta, kita hanya memenuhi kebutuhan biologis saja. Aku hanya akan menikah dengan wanita yang ku cintai saja dan itu bukan dirimu." Bentak Alex, untuk pertama kalinya mereka bertengkar seperti ini.
"Setidaknya kau menikahi sementara saja Lex, sampai anak ini lahir." kekeh Karin yang terus membujuk Alex.
"Tidak, aku tidak mau. Aku hanya akan menikah sekali seumur hidup." ujar Alex dengan tegas. "Siapa juga yang mau nikah dengan wanita yang suka bermain bebas, tida cukup dengan 1 pria. Meskipun aku suka melakukannya tapi untuk urusan menikah, aku hanya akan menikah dengan wanita baik-baik, yang hanya aku memiliki dan merasakannya." tambah pria itu tanpa memperdulikan perasaan Karin.
"Oh jadi menurutmu aku bukan wanita baik? Sedari awal kau yang membuat aku begini, harusnya kau juga yang bertanggungjawab atas semua ini. Kau jahat Alex." tutur Karin merasa kecewa.
"Kau yang bodoh, gampang terbawa perasaan dan bujuk rayu pria. Sudahlah Karin, jika memang bayi itu tidak bisa dihilangkan dari muka bumi, pertahankan saja tanpa pernikahan. Kau memiliki segalanya, dengan mudah bisa mengurus bayi itu dari lahir sampai besar. Katakan saja pada orang tuamu jika kamu hamil anak kekasihmu. Tapi sayang pria itu meninggal dunia. Sudah selesai, aku yakin orang tua mu akan paham." uang Alex memberikan saran.
"Tidak semudah itu Alex, aku tidak mau reputasi ku hancur. Karena jika aku hamil sebelum adanya pernikahan tentu akan mempengaruhi karirku di dunia modelling. Aku hanya perlu kau menikahi aku, selebihnya aku tidak perduli." jelas Karin yang memikirkan dirinya.
"Kau minta saja pertanggungjawaban pada Anjar. Toh anak buah pria itu yang membuat mu begini dan pasti Anjar juga yang menyuruhnya." kata Alex memberikan saran kedua.
"Kau pikir Anjar akan setuju? Itu sama seperti aku memberikan bukti atas keburukkan ku sendiri. Yang ada aku malah menikahi anak buahnya, bukan dia. Aku tidak mau itu terjadi." tolak Karin dengan tegas.
"Bukankah yang terpenting anakmu lahir ada ayah dan karir mu terselamatkan? Sudah begitu saja lebih baik menikahi dengan pria kemarin."
Karin menolak keras, "Aku butuh pria yang setara, siapa tidak jadi bahan ejekan orang lain. Aku seorang model, Alex. Siapapun bisa aku dapatkan, jika aku menikah dengan pria rendahan itu, apa kata mereka diluar sana."
"Ahhh... terserah mu sana. Tapi yang jelas aku tidak mau menikah denganmu." Setelah berkata seperti itu, Alex memilih pergi meninggalkan Karin sendiri.
"Alex... Alex berhenti. Kau mau kemana hah? Aku belum selesai bicara." teriak Karin namun diabaikan oleh Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Cucu Doank
sungguh kasian kamu karin, ga ada yg mau nikahin kmu
2025-03-24
0