Kedatangan Karin

Istirahat kantor harusnya menjadi waktu satai bagi Anjar untuk merehatkan tubuh serta pikiran dari beban pekerjaan namun hal ini tidak sesuai dengan keinginan pria itu karena seseorang malah mengganggu waktu isirahatnya.

Baru saja melangkah keluar lift dan berjalan menuju lobby perusahaan, keributan terdengar oleh pria itu. Suara makian dan ucapan kotor keluar dari mulut seorang wanita. Tentu Anjar langsung mengenali suara wanita itu, Karin. Anjar memegang kepala terasa pusing dengan tindakan Karin yang terus mengganggunya.

Wanita itu tampak kesal dan marah mencoba masuk ke area dalam kantor. Tujuannya sudah jelas ingin bertemu dengan Anjar. Dia kesal karena Anjar terus mengabaikannya, tidak membalas pesan, tidak mengangkat telepon, tidak memperdulikan dirinya. Melihat Anjar keluar dari lift dia langsung berteriak lebih keras dari sebelumnya.

"Anjar, aku ingin berbicara denganmu. Cepat minta mereka melepaskan aku. Aku ini calon istrimu, aku calon nyonya mereka." seru Karin, dengan emosi memuncak, mengabaikan tatapan orang-orang padanya. Dia terlalu percaya diri menganggap dirinya istimewa.

Rezan, asisten Anjar tampak bingung menunggu respon dari bosnya. Dia yakin Anjar akan mengamuk karena ini sudah kesekian kalinya Karin membuat keributan di kantor. Dari awal wanita itu datang pertama kali kesini sudah membuat keributan dengan menampar sekretaris Anjar hingga tidak sadarkan diri, belum lagi tanpa tahu diri memecat OB yang tidak sengaja menabraknya, cukup sudah Anjar sabar dengan sikap wanita ini.

"Sudah berapa kali aku mengatakan jika kau sudah tidak mau bertemu denganmu, perjodohan kita batal, aku tidak mencintaimu." kata Anjar dengan nada datar, dia mencoba bersikap tenang karena tidak mau terpancing emosi. "Ini kantor bukan tempat membuat keributan, cepatlah pergi dari sini sebelum kesabaranku habis."

Karin tersenyum sinis seakan tidak peduli. "Aku tidak setuju perjodohan kita batal. Kita akan tetap menikah dalam waktu dekat. Kau terus menghindariku, bagaimana bisa kau yakin tidak mencintaku jika kita belum mencoba dekat."

Bisik-bisik terdengar dari karyawan yang sedang menonton mereka. Beberapa beranggapan Karin adalah wanita yang tidak tahu malu karena memaksakan kehendak, disisi lain ada yang mengira jika bos mereka tidak bisa bersikap lembut pada wanita.

"Jika kau mau menikah cari saja pria lain yang mau denganmu. Asal kau tahu aku sudah memilik wanita yang ku cintai, sampai kapan pun aku tetap mencintainya. Sejak awal aku sudah tidak tertarik padamu adi tolong hargai keputusanku." jawab Anjar dengan jujur.

Terlihat Karin tidak terima dengan jawaban Anjar, dia tampak emosional tampak marah dan menahan malu. Bisa-bisanya pria itu berani menolaknya di depan banyak orang. "Oh kita lihat saja nanti, aku pastikan kita akan tetap bersama. Ingat Tante Hesti saja setuju denganku, aku akan meminta tante untuk tetap melanjutkan perjodohan ini."

Anjar mengepalkan tangan tanda mulai kehabisan kesabaran dengan wanita ini. Dia tersenyum jahat, Karin terlalu percaya diri karena mamanya sudah membatalkan perjodohan mereka dengan bertemu langsung orang tua Karin. Dulu memang mamanya bersikeras memaksa dirinya menerima Karin tapi sekarang tidak. Sekeras apa pun wanita ini memaksa malah semakin yakin Anjar dengan keputusannya menolak keras berjodoh dengan Karin.

"Terserahmu saja, tapi ingat aku sudah menolakmu dan aku minta maaf. Sudahlah terima saja keputusanku, manikah bersama orang yang tidak mencintaimu sama saja kamu menyakiti dirimu sendiri." Kata Anjar dengan tegas dan mengakhiri percakapan mereka.

Karin menatap tajam dengan raut yang sulit diartikan. Belum sempat dia menjawab, Anjar sudah mengisyaratkan asistennya untuk mereka pergi meninggalkan Karin. Tidak peduli wanita ingin berbuat apa yang penting dia sudah benar malas meladeninya.

Anjar berharap wanita itu paham dan tidak mengganggunya lagi, cukup ini yang terakhir kali. Dia tahu jika manusia sudah jatuh cinta memang bisa tidak waras, terus berusaha mengejar orang yang dia suka. Tapi untuk kasus mereka, dia sudah menolak sejak awal bertemu. Tidak ada rasa ketertarikan sedikit pun pada diri wanita itu. Entah mungkin karena Alin masih menduduki hatinya, Alin tetap paling menarik tanpa terkecuali.

Rezan melirik bosnya dengan rasa prihatin. Sudah ditinggal pujaan hatinya pergi tanpa kabar, kini harus dikejar-kejar oleh wanita seperti Karin yang sangat tergila-gila dengan Anjar. Wajah bosnya yang biasanya tenang saat jam makan siang kini kusut seperti kain lap, sungguh kasihan sekali. Entah dosa apa yang pernah dilakukan Anjar sehingga harus mengalami nasib buruk seperti sekarang.

Bertahun-tahun menjadi asisten Anjar tentu Rezan paham bagaimana sikap bosnya. Selalu berusaha menghargai wanita. Tapi pada Karin tadi, bosnya sudah hilang sabar, berani mempermalukan wanita itu di depan karyawannya. Karin seakan tidak peduli dengan perasaan Anjar, entah bagaimana jadinya jika Anjar benar menerima wanita itu. Pasti rumah tangga mereka Karin lah kepala keluarganya dan Anjar hanya bisa menurut karena tertekan dengan sang istri. "Benar-benar wanita bar-bar." Pikir Rezan, sambil mengikuti langkah bosnya menuju parkiran mobil.

"Bos, apa masih jadi makan di luar?" tanya Rezan memastikan, dia tahu suasana hati Anjar sangat buruk. Mungkin butuh udara segar untuk menjernihkan pikiran.

 Anjar hanya mengangguk, ekspresi pria itu mulai melunak berusaha melupana insiden tadi yang menganggu waktu dan pikirannya.

Tiba mereka di restoran tepat mereka biasa makan siang. Anjar berhenti sejenak menoleh pada Rezan. "Mulai besok pastikan wanita itu tidak lagi membuat keributan. Jika perlu tambah pihak keamanan kantor, minta anak buah kita berjaga di pintu masuk dan pintu keluar perusahaan. Seret wanita itu jika berani mengganggu, aku sudah tidak bisa bersikap baik pada wanita itu."

"Baik bos, saya akan atur keamanan ekstra di kantor." Rezan paham, kesabaran bosnya sudah diujung batas. Tidak ada toleransi lagi pada Karin. Dia berharap wanita itu dilain hari tidak memancing keributan lagi, jika tidak habislah sudah.

Anjar menggguk sambil berjalan ke meja yang sudah disiapkan oleh pelayan. Waktu istirahnya sudah terbuang untuk hal tadi jadi dia menggunakan sisa waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Salah satunya mencari keberadaan sang pujaan hati.

Episodes
1 Kepergian Alin
2 Keberadaan Alin
3 Kedatangan Karin
4 Tentang Karin
5 Pesan Dari Alin
6 Pengkhianatan
7 Upaya Penyelamatan Kara
8 Senjata Makan Tuan
9 Hamil
10 Pertempuran di atas kapal
11 Membunuh Miyu
12 Rencana Karin
13 Kemarahan Alex
14 Mencari Keberadaan Alexander Linux
15 Madam Gii dan Alex
16 Nasib Alexander Linux
17 Markas Black Star
18 Nasib Madam Gii
19 Akhir Hidup Alexander Linux
20 Tentang Alin - Anjar
21 Happy Wedding
22 Asmara Rezan dan Bibit Pelakor
23 Menjadi Sekretaris Suaminya
24 Tentang Hagia
25 Mencari Masalah
26 Kebohongan Misya
27 Memecat Beberapa Karyawan
28 Pertemuan Hagia & Anjar
29 Makan Siang
30 Rezan Memutuskan Hubungan
31 Bertemu Gadis Asing
32 Rezan Tampak Bersemangat
33 Malam Malam Tidak Kondusif
34 Kabar Tak Terduga
35 Bertemu Gadis Asing Kemarin
36 Menjadi Rumit
37 Sikap Asli Hagia
38 Mulai Terpecahkan
39 Pergi Bersama
40 Mendapat Musibah
41 Penyelamatan Anjar dan Alfi
42 Mulai Membaik
43 Kesalahpahaman?
44 Cerita Masa Lalu Hagia
45 Akhir dari Hagia
46 Mulai Merasa Tenang
47 Mencari Keberadaan Biru
48 Tiba di Markas Kelompok Laut Lepas
49 Cerita Kelam Masa Lalu
50 Biru Ditemukan
51 Penangkapan Forje
52 Forje, tidak punyak hak apapun disini!
53 Ungkapan hati Forje
54 Ancaman Forje
55 Tindakan Rezan
56 Permintaan Maaf Baile
57 Memutuskan Kembali
58 Kembalinya Biru dan Bertemu Kakek
59 Pergi Berdua
60 Mendaftar Kuliah
61 Identitas Baru
62 Kehidupan Kampus
63 Mulai Berteman Baik
64 Mengunjungi Rumah Anjar & Alin
65 Kelahiran Ailen
66 Menjenguk ke Rumah Sakit
67 Ajakan Alaska
68 Rumor Tentang Biru dan Alaska
69 Keputusan Rezan
70 Novel Rila Terbit
71 Pernikahan Rezan dan Biru (SELESAI)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kepergian Alin
2
Keberadaan Alin
3
Kedatangan Karin
4
Tentang Karin
5
Pesan Dari Alin
6
Pengkhianatan
7
Upaya Penyelamatan Kara
8
Senjata Makan Tuan
9
Hamil
10
Pertempuran di atas kapal
11
Membunuh Miyu
12
Rencana Karin
13
Kemarahan Alex
14
Mencari Keberadaan Alexander Linux
15
Madam Gii dan Alex
16
Nasib Alexander Linux
17
Markas Black Star
18
Nasib Madam Gii
19
Akhir Hidup Alexander Linux
20
Tentang Alin - Anjar
21
Happy Wedding
22
Asmara Rezan dan Bibit Pelakor
23
Menjadi Sekretaris Suaminya
24
Tentang Hagia
25
Mencari Masalah
26
Kebohongan Misya
27
Memecat Beberapa Karyawan
28
Pertemuan Hagia & Anjar
29
Makan Siang
30
Rezan Memutuskan Hubungan
31
Bertemu Gadis Asing
32
Rezan Tampak Bersemangat
33
Malam Malam Tidak Kondusif
34
Kabar Tak Terduga
35
Bertemu Gadis Asing Kemarin
36
Menjadi Rumit
37
Sikap Asli Hagia
38
Mulai Terpecahkan
39
Pergi Bersama
40
Mendapat Musibah
41
Penyelamatan Anjar dan Alfi
42
Mulai Membaik
43
Kesalahpahaman?
44
Cerita Masa Lalu Hagia
45
Akhir dari Hagia
46
Mulai Merasa Tenang
47
Mencari Keberadaan Biru
48
Tiba di Markas Kelompok Laut Lepas
49
Cerita Kelam Masa Lalu
50
Biru Ditemukan
51
Penangkapan Forje
52
Forje, tidak punyak hak apapun disini!
53
Ungkapan hati Forje
54
Ancaman Forje
55
Tindakan Rezan
56
Permintaan Maaf Baile
57
Memutuskan Kembali
58
Kembalinya Biru dan Bertemu Kakek
59
Pergi Berdua
60
Mendaftar Kuliah
61
Identitas Baru
62
Kehidupan Kampus
63
Mulai Berteman Baik
64
Mengunjungi Rumah Anjar & Alin
65
Kelahiran Ailen
66
Menjenguk ke Rumah Sakit
67
Ajakan Alaska
68
Rumor Tentang Biru dan Alaska
69
Keputusan Rezan
70
Novel Rila Terbit
71
Pernikahan Rezan dan Biru (SELESAI)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!