BAB 14: Pengalaman Adalah Guru

Beberapa hari setelah kunjungan rumah yang kulakukan, suasana kelas berubah total. Murid-muridku yang biasanya tampak lelah kini datang dengan semangat baru, dan aku bisa melihat api antusiasme di mata mereka. Aku merasa senang melihat perubahan ini, karena setiap dari mereka memiliki bakat yang luar biasa dalam bidangnya masing-masing.

Charlotte, misalnya, adalah seorang gadis dengan kemampuan sihir es yang menakjubkan. Setiap hari, dia semakin menguasai kontrolnya atas elemen dingin itu. Ketika dia menggerakkan tangannya, serpihan es muncul seolah-olah itu adalah bagian dari dirinya. Ada kalanya, di ujung jarinya, butiran es berkilauan seperti permata, mencerminkan kemampuannya yang luar biasa. "Kau membuatnya terlihat mudah," kataku padanya suatu hari, dan dia hanya tersenyum kecil, meski dia tahu betapa sulitnya mengendalikan kekuatan sebesar itu.

Di sisi lain, Johan adalah kebanggaanku dalam seni bela diri. Dengan tombaknya, dia menunjukkan ketekunan yang luar biasa. Setiap tusukan dan gerakan semakin mantap, cepat, dan penuh percaya diri. Saat berlatih di lapangan, matanya berkilat tajam, seolah-olah setiap gerakan adalah bagian dari dirinya. Melihatnya berlatih adalah seperti menonton seorang seniman mengukir karya agungnya. Tombaknya bukan sekadar senjata, melainkan perpanjangan dari jiwanya. "Luar biasa, Johan," kataku saat melihat teknik barunya. Dia mengangguk dengan penuh percaya diri, meski aku tahu betapa kerasnya usaha yang dia curahkan.

Tak hanya Charlotte dan Johan, semua muridku memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Masing-masing dari mereka memiliki bakat yang luar biasa, dan aku tak sabar melihat sampai sejauh mana mereka bisa berkembang. Sungguh, mereka semua adalah murid-murid yang pintar dan berbakat. Melihat perkembangan mereka adalah kebahagiaan tersendiri bagiku sebagai seorang guru. Mereka bukan hanya masa depan akademi ini, tapi juga bintang-bintang yang akan bersinar terang di dunia luar.

Melihat perkembangan mereka yang begitu pesat, aku mulai berpikir tentang langkah selanjutnya. Aku ingin mereka bukan hanya sekadar menguasai teknik dan sihir di dalam kelas, tapi juga bisa bertarung dengan penuh percaya diri di medan nyata. Memikirkan hal ini, akhirnya aku mendapatkan sebuah ide yang mungkin bisa membawa mereka ke level berikutnya: membawa mereka ke dungeon.

Dungeon, tempat di mana berbagai hewan iblis berkeliaran, adalah lingkungan yang sempurna untuk melatih kemampuan bertarung sesungguhnya. Di sana, mereka tidak hanya akan diuji pada seberapa kuat sihir atau serangan mereka, tetapi juga pada ketangkasan, keberanian, dan kemampuan mereka untuk berpikir cepat dalam situasi berbahaya. Ini bukan lagi sekadar latihan biasa—ini adalah pertarungan hidup dan mati yang akan mengasah mereka menjadi lebih kuat.

Rencana ini terdengar berisiko, namun aku yakin ini adalah langkah yang tepat. Charlotte akan belajar bagaimana menggunakan sihir esnya tidak hanya untuk menyerang, tetapi juga untuk melindungi dirinya dan teman-temannya. Johan, dengan tombaknya, akan menghadapi lawan yang tidak akan memberinya waktu untuk berpikir dua kali, mengharuskannya untuk bertindak cepat dan tepat.

Aku bisa membayangkan mereka beraksi di sana—Charlotte yang memanggil badai salju untuk menghalangi musuh, dan Johan yang melompat dengan tombaknya, menyerang dengan kecepatan yang tak terduga. Mereka akan belajar lebih dari sekadar teknik; mereka akan belajar arti sebenarnya dari pertarungan.

Ide ini membuatku bersemangat. Ini adalah ujian nyata untuk mereka, sebuah pengalaman yang tidak bisa mereka dapatkan di dalam kelas. Aku yakin bahwa perjalanan ini akan membawa mereka menjadi lebih hebat dari sebelumnya, bukan hanya sebagai muridku, tetapi sebagai pejuang yang sesungguhnya.

Di ruang kelas yang mulai terasa penuh energi, aku berdiri di depan murid-muridku. Mereka semua hadir: Charlotte, Johan, Masamune, Jade, Elyrde, dan Celestine. Masing-masing memiliki keunikan dan bakat yang luar biasa. Saat mereka memandangku dengan penuh perhatian, aku tahu ini waktu yang tepat untuk memberitahu rencanaku.

“Aku punya rencana baru untuk kalian semua,” kataku membuka percakapan. “Kalian sudah berkembang dengan pesat, dan aku sangat bangga. Namun, aku ingin kalian melangkah lebih jauh lagi.”

Masamune yang duduk di pojok, tangan kirinya memegang gagang katananya, menatapku serius. “Langkah apa yang akan kita ambil, pak Guru ?”

Aku menarik napas dan menjelaskan. “Aku akan membawa kalian ke sebuah dungeon. Tempat di mana hewan-hewan iblis berkeliaran. Di sana, kalian akan menghadapi pertarungan yang nyata.”

Jade mengangkat alisnya, mata merahnya bersinar dengan ketertarikan. “Dungeon? Berarti kita akan bertarung sungguhan? Kedengarannya seru.”

Charlotte mengangguk setuju. “Aku pikir ini kesempatan yang bagus untuk menguji seberapa kuat kita sebenarnya.”

Johan, yang duduk di sebelah Masamune, mengepalkan tangannya dengan bersemangat. “Aku sudah lama ingin mencoba bertarung sungguhan. Tombakku pasti bisa menghadapi mereka.”

Di sudut lain, Elyrde yang pendiam hanya mendengarkan dengan tenang, namun ada kilatan antusiasme di matanya. Celestine, yang duduk di sebelahnya, tampak berpikir sejenak. Dia menatapku dan mengangguk kecil, menunjukkan bahwa dia juga siap.

Melihat reaksi mereka, aku melanjutkan, “Di dungeon, kalian akan belajar lebih dari sekadar teknik. Ini adalah kesempatan untuk merasakan apa itu pertarungan sesungguhnya. Kalian harus siap menghadapi apa pun, bekerja sama, dan melindungi satu sama lain.”

Masamune menatap katananya sejenak lalu tersenyum tipis. “Aku sudah menantikan hal seperti ini. Aku akan memastikan pedangku tidak sia-sia.”

Jade menambahkan, “Dengan api ini, aku akan membakar siapa pun yang menghalangi.”

Elyrde mengangguk pelan, hanya berkata singkat, “Aku siap.”

Celestine menuliskan sesuatu di buku catatannya, lalu menunjukkannya pada kami semua: "Aku akan melakukan yang terbaik" Kemudian dia tersenyum kepada kami semua yang semakin membuat yang lain jadi tambah bersemangat.

Aku tersenyum puas melihat semangat mereka. “Ingat, ini bukan hanya tentang kekuatan, tapi keberanian, kerja sama, dan kemampuan untuk bertahan. Bersiaplah. Petualangan yang sebenarnya baru saja dimulai.”

Mereka semua mengangguk serentak. Aku tahu mereka siap untuk tantangan ini, dan aku tidak sabar melihat seberapa jauh mereka akan berkembang.

Setelah kami sepakat, seperti biasanya, aku menggunakan sihir teleportasi untuk membawa kami ke dungeon yang sudah kupersiapkan sebelumnya. Sebelum ini, aku telah mempelajari beberapa buku tentang tempat-tempat dungeon di Kerajaan Fonterra, menggali informasi tentang lokasi yang cocok untuk melatih murid-muridku. Begitu aku membaca deskripsi dan melihat gambarnya, bayangan tempat itu langsung terlintas jelas di kepalaku. Dengan satu gerakan sederhana, kami pun tiba di depan dungeon tersebut.

Begitu portal terbuka, murid-muridku tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Charlotte dengan langkah cepat menjadi yang pertama masuk, diikuti oleh Johan yang bersemangat dengan tombaknya. Masamune memegang gagang katananya erat-erat, siap menghadapi apapun yang ada di dalam sana. Jade melangkah dengan mantap, matanya bersinar seperti api yang menyala, penuh antisipasi akan tantangan yang akan dihadapinya.

Celestine tersenyum kecil, lalu melangkah masuk dengan percaya diri, sementara Elyrde yang pendiam hanya menatapku sebentar sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam portal dengan tenang. Mereka semua begitu antusias, bahkan sebelum aku sempat memberi mereka sedikit peringatan tentang bahaya yang menanti di dalam sana.

Aku hanya bisa tersenyum melihat semangat mereka. Rasanya senang melihat bagaimana mereka menghadapi tantangan dengan penuh keberanian. Dungeon ini bukan hanya tempat untuk bertarung, tetapi juga tempat di mana mereka bisa belajar lebih dalam tentang diri mereka sendiri. Aku tahu, pengalaman ini akan menjadi pelajaran berharga bagi mereka, dan aku bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan mereka.

Saat aku melangkah masuk menyusul mereka, aku yakin bahwa hari ini akan menjadi awal dari sesuatu yang luar biasa. Mereka bukan lagi murid-murid yang hanya belajar di kelas—mereka adalah calon pejuang sejati yang siap menghadapi apa pun yang ada di depan mereka.

Kami berdiri di depan portal yang menghubungkan dunia kami dengan dungeon yang telah kusiapkan. Udara terasa berbeda di sini, sedikit dingin dan penuh dengan aura misterius yang mengisyaratkan petualangan di depan mata. Murid-muridku berdiri berkelompok, memperhatikan portal yang berputar dengan penuh antusiasme.

“Jadi, inilah dungeon yang akan kita masuki?” tanya Jade, melipat tangan sambil memandangi pusaran energi di depan kami. “Kelihatannya menarik.”

Masamune menyandarkan katana di bahunya, tampak santai tapi tetap waspada. “Aku harap ada yang cukup menantang di sana. Latihan biasa mulai terasa membosankan.”

Charlotte tersenyum tipis. “Dengan cara ini, kita bisa tahu sejauh mana kita berkembang. Aku tidak sabar untuk mencoba sihir baruku.”

Johan mengangguk setuju, memutar tombaknya seolah-olah sudah siap untuk beraksi. “Aku juga. Rasanya sudah lama aku tidak merasakan adrenalin sesungguhnya.”

Elyrde, yang selalu pendiam, hanya memandang portal dengan mata tajamnya. Meski tidak banyak bicara, aku bisa melihat keinginan kuat dalam dirinya untuk menghadapi tantangan ini. Celestine, di sampingnya, tersenyum lebar sambil mengacungkan jempol ke arahku, lalu menunjuk portal dengan penuh semangat.

Aku tertawa kecil melihat mereka. “Santai dulu, kalian. Ingat, ini bukan hanya tentang bertarung, tapi juga tentang bagaimana kalian bekerja sama. Jadi jangan gegabah.”

Charlotte menoleh padaku sambil tertawa kecil. “Tenang saja, pak Guru . Kami sudah siap.”

Johan menambahkan, “Kami tidak akan mengecewakan.”

Aku mengangguk puas, lalu melambaikan tangan ke arah portal. “Baiklah, jika kalian sudah siap, ayo masuk. Dungeon ini akan menjadi tempat latihan kalian yang sesungguhnya. Jangan lupa bersenang-senang.”

Tanpa menunggu lama, mereka semua melangkah masuk ke portal, satu per satu dengan semangat tinggi. Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka, yakin bahwa mereka siap menghadapi apa pun yang menanti di dalam sana. Ini bukan sekadar latihan; ini adalah awal dari perjalanan mereka sebagai pejuang sejati.

“Baiklah, sebelum kita masuk, kita akan berpisah menjadi dua kelompok,” kataku sambil menatap mereka satu per satu. “Kelompok pertama: Johan, Jade, dan Elyrde. Kelompok kedua: Charlotte, Celestine, dan Masamune.”

Johan tampak bersemangat, ia mengetuk tombaknya ke tanah sambil menatap Jade dan Elyrde. “Sepertinya bakal seru. Aku yakin kita bisa bekerja sama dengan baik.”

Jade tersenyum penuh percaya diri. “Dengan sihir apiku dan seranganmu, kita bisa hadapi apa pun. Elyrde, kau bisa mendukung kita dari jarak aman, ya?”

Elyrde mengangguk tanpa berkata-kata, tapi dari tatapannya, aku tahu dia siap menghadapi apa pun yang ada di dalam dungeon.

Charlotte menoleh ke arah kelompoknya, tersenyum tipis. “Kelompok kita juga seimbang. Aku bisa menyerang dan bertahan dengan sihir esku.”

Masamune menepuk gagang katananya sambil menatap Celestine dan Charlotte. “Kita bisa bekerja sama. Dengan serangan cepatku dan dukungan kalian, kita pasti bisa menangani apa pun yang muncul.”

Celestine mengangguk dengan senyum tenang, lalu menunjukkan tulisan di buku catatannya: *“Aku akan membantu dengan yang terbaik.”*

Aku mengangguk puas, melihat semangat dan keyakinan di wajah mereka. “Ingat, kalian akan menghadapi berbagai rintangan. Kalian harus mengandalkan satu sama lain. Tidak ada yang bertarung sendirian. Tetap saling mendukung.”

Jade meninju udara dengan penuh semangat. “Kami tidak akan kalah. Kelompok pertama pasti bisa menaklukkan dungeon ini!”

Masamune hanya tersenyum kecil dan mengangguk. “Kita lihat siapa yang lebih cepat menyelesaikan tantangan.”

“Baiklah, kalau begitu, ayo kita mulai,” kataku sambil melangkah lebih dekat ke portal. “Ingat, yang terpenting adalah tetap aman dan bersenang-senang. Sekarang, masuk dan tunjukkan apa yang bisa kalian lakukan!”

Dengan antusiasme tinggi, kedua kelompok langsung memasuki portal menuju dungeon, siap untuk menghadapi petualangan yang menanti. Aku tahu, tantangan ini akan menjadi pengalaman berharga bagi mereka semua.

Episodes
1 BAB 1: Awal Mulanya
2 BAB 2: Arthur Westwood
3 BAB 3: Mendapatkan Murid
4 BAB 4: Hari Penerimaan
5 BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk
6 BAB 6: Apa Yang Terjadi?
7 BAB 7: Apa Yang Terjadi Part 2
8 BAB 8: Berakhirnya Hari
9 BAB 9: Rapat Dewan Guru
10 BAB 10: Hari Pertama
11 BAB 11: Worm Hole
12 BAB 12: Home Visit
13 BAB 13: Home Visit Part 2
14 BAB 14: Pengalaman Adalah Guru
15 BAB 15: Pengalaman Adalah Guru Part 2
16 BAB 16: Pengalaman Adalah Guru Part End
17 BAB 17: Eclipsed Dominion
18 BAB 18: Dari Hadiah Ke Masalah
19 BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut
20 BAB 20: Hari Pertarungan
21 BAB 21: Hari Pertarungan Part 2
22 BAB 22: Hari Pertarungan Part 3
23 BAB 23: Hari Pertarungan Part End
24 BAB 24: Drama Hari Ini
25 BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya
26 BAB 26: Memanggil Familiar
27 BAB 27: Sihir Pemanggilan Dan Kejutan
28 BAB 28: Kelas Bonding
29 BAB 29: Melangkah Lebih Jauh
30 BAB 30: Hari-hari Berikutnya
31 BAB 31: Berita Buruk
32 BAB 32: Kutukan Terangkat
33 BAB 33: Janji Di Sore Itu
34 BAB 34: Perubahan Sikapnya
35 BAB 35: Kedatangan Yang Mendadak
36 BAB 36: Festival Lunaria
37 BAB 37: Persiapan Festival Lunaria
38 BAB 38: Babak Penyisihan
39 BAB 39: Babak Penyisihan Part 2
40 BAB 40: Babak Penyisihan Part 3
41 BAB 41: Babak Penyisihan Part Akhir
42 BAB 42: Tentang Ambisi dan Persahabatan
43 BAB 43: Acara Minum Teh Bersama Cassandra Beaumont
44 BAB 44: Drama Di Kelas
45 BAB 45: Rencana Liburan
46 BAB 46: Perasaan Nostalgia
47 BAB 47: Berlatih Di Whispering Wood
48 BAB 48: Satu Minggu Di Aldemere Haven
49 BAB 49: Hari Terakhir
50 BAB 50: Tugas Berat
51 BAB 51: Kedatangan Lady Seraphina
52 BAB 52: Seraphina von Edelweiss
53 BAB 53: Bermain-main Dengan Bayangan
54 BAB 54: Kegelapan Yang Mengintai
55 BAB 55: Membantu Persiapan
56 BAB 56: Pembukaan Festival Lunaria
57 BAB 57: Kategori Ketepatan dan Muncul Sosok Ahli Angin
58 BAB 58: Janji Untuk Elyrde
59 BAB 59: Pertunjukan Sihir
60 BAB 60: Saling Mendukung
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1: Awal Mulanya
2
BAB 2: Arthur Westwood
3
BAB 3: Mendapatkan Murid
4
BAB 4: Hari Penerimaan
5
BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk
6
BAB 6: Apa Yang Terjadi?
7
BAB 7: Apa Yang Terjadi Part 2
8
BAB 8: Berakhirnya Hari
9
BAB 9: Rapat Dewan Guru
10
BAB 10: Hari Pertama
11
BAB 11: Worm Hole
12
BAB 12: Home Visit
13
BAB 13: Home Visit Part 2
14
BAB 14: Pengalaman Adalah Guru
15
BAB 15: Pengalaman Adalah Guru Part 2
16
BAB 16: Pengalaman Adalah Guru Part End
17
BAB 17: Eclipsed Dominion
18
BAB 18: Dari Hadiah Ke Masalah
19
BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut
20
BAB 20: Hari Pertarungan
21
BAB 21: Hari Pertarungan Part 2
22
BAB 22: Hari Pertarungan Part 3
23
BAB 23: Hari Pertarungan Part End
24
BAB 24: Drama Hari Ini
25
BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya
26
BAB 26: Memanggil Familiar
27
BAB 27: Sihir Pemanggilan Dan Kejutan
28
BAB 28: Kelas Bonding
29
BAB 29: Melangkah Lebih Jauh
30
BAB 30: Hari-hari Berikutnya
31
BAB 31: Berita Buruk
32
BAB 32: Kutukan Terangkat
33
BAB 33: Janji Di Sore Itu
34
BAB 34: Perubahan Sikapnya
35
BAB 35: Kedatangan Yang Mendadak
36
BAB 36: Festival Lunaria
37
BAB 37: Persiapan Festival Lunaria
38
BAB 38: Babak Penyisihan
39
BAB 39: Babak Penyisihan Part 2
40
BAB 40: Babak Penyisihan Part 3
41
BAB 41: Babak Penyisihan Part Akhir
42
BAB 42: Tentang Ambisi dan Persahabatan
43
BAB 43: Acara Minum Teh Bersama Cassandra Beaumont
44
BAB 44: Drama Di Kelas
45
BAB 45: Rencana Liburan
46
BAB 46: Perasaan Nostalgia
47
BAB 47: Berlatih Di Whispering Wood
48
BAB 48: Satu Minggu Di Aldemere Haven
49
BAB 49: Hari Terakhir
50
BAB 50: Tugas Berat
51
BAB 51: Kedatangan Lady Seraphina
52
BAB 52: Seraphina von Edelweiss
53
BAB 53: Bermain-main Dengan Bayangan
54
BAB 54: Kegelapan Yang Mengintai
55
BAB 55: Membantu Persiapan
56
BAB 56: Pembukaan Festival Lunaria
57
BAB 57: Kategori Ketepatan dan Muncul Sosok Ahli Angin
58
BAB 58: Janji Untuk Elyrde
59
BAB 59: Pertunjukan Sihir
60
BAB 60: Saling Mendukung
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!