BAB 10: Hari Pertama

Pagi ini adalah hari pertama ku mengajar di Akademi Bridestones, sejatinya bukan yang pertama kali karena Arthur sebelum ku bereinkarnasi menjadi dirinya sudah mengajar di sini sebelumnya. Walaupun sebelumnya aku kurang cukup tidur karena belajar di Perpustakaan Dunia, namun aku merasa tetap segar. Rasanya aku berjalan di lucid dream sewaktu aku mengakses Perpustakaan Dunia yang hanya bisa ku akses dalam alam bawah sadarku.

Aku membasuh wajahku dan sedikit membasahi rambutku, sebelum ku menatanya di depan cermin dan mulai menjadi orang paling narsis nomor satu di dunia ini. Ku berjalan menuju ke kelasku, saat ku geser pintu kelas yang sudah mulai reyot itu aku sudah menemukan enam muridku yang sudah bersiap untuk menyambut kedatangan ku. Tidak, sepertinya mereka lebih terlihat ingin membuat perhitungan padaku.

Yang pertama kali menyadari kedatangan ku adalah Jade dan Celestine yang langsung menyambut kedatanganku.

"Selamat pagi pak guru Arthur! Kami sudah tidak sabar belajar dari anda hari ini" ucap Jade dengan senyuman manis di wajahnya, sama seperti senyuman Celestine yang tidak ternoda.

Namun berbeda dengan Jade, Charlotte langsung datang ke arahku dan menatapku dengan tatapan sinis. Kerutan di wajahnya seakan bisa ku baca, ia menumpuk rasa kesal pada diriku yang entah aku tidak tahu mengapa dirinya bisa seperti itu.

"Kamar asrama apa-apaan itu?" ujar Charlotte sambil menunjuk ke arahku. "Aku bahkan tidak bisa tidur nyenyak tadi malam! Aku kira kami semua akan mendapatkan kamar asrama yang sama seperti murid lainnya di akademi ini, tetapi apa yang kami dapat? Kamar asrama yang sudah usang dan berdebu! Aku tidak menerima ini" Charlotte benar-benar kesal, aku bisa lihat dari ekspresinya yang semakin memperjelas apa yang ia rasakan itu.

Aku tertawa lega, aku mengira Charlotte kesal karena hal yang lebih besar namun aku terlalu khawatir rupanya. Aku duduk saja di tempat duduk milikku sambil masih tertawa yang semakin membuat Charlotte tambah kesal karena aku seperti tidak memperdulikan keluhannya. Jade dan Celestine buru-buru menahan tubuh Charlotte yang berjalan ke arahku, mereka berdua takut Charlotte akan melakukan hal yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya.

"Charlotte kita harus bersyukur meskipun kamar asramanya tidak seperti yang kita harapkan!" ujar Jade yang terus menahan tubuh Charlotte yang mencoba berontak darinya.

Memang benar itu termasuk kesalahan ku yang telah menghancurkan ekpektasi mereka semua. Sebelumnya mereka semua berekspektasi memiliki kamar asrama yang besar, mewah dan bagus karena status mereka sebagai murid di Akademi Bridestones yang terkenal paling top di seluruh kerajaan, namun kenyataan mengatakan yang sebaliknya. Anak-anak muridku harus tinggal di asrama yang sudah terbengkalai cukup lama, mereka harus di sana karena mereka dianggap sebagai murid khusus karena aku sebagai guru pendamping mereka.

Itu ditetapkan saat kemarin aku di sidang di kantor dewan guru Akademi Bridestones. Memang aku lepas dari tudingan menggunakan sihir terlarang seperti pencuci pikiran untuk mendapatkan murid, namun entah apa yang merasuki Pak guru Brandon untuk terus membuatku mendapatkan sengsara hari itu.

Karena tidak bisa mengeluarkan diriku dari akademi dan membuktikan kalau aku memang menggunakan sihir terlarang, akhirnya pak guru Brandon menggunakan cara lain untuk membuatku sengsara. Beliau menyarankan kepada Professor August, kepala sekolah Akademi Bridestones untuk mengasingkan murid-murid ku dengan murid yang lain karena dianggap bisa mencelakakan murid lainnya. Aku tidak ingin berdebat dengan orang yang kepalanya terisi dengan batu dan hal-hal tidak berguna, itu sama seperti berbicara dengan seonggok ranting patah di atas tanah yang tandus, sama sekali tidak memiliki arti dan makna.

Pada akhirnya aku harus menerima hukuman itu, tidak! Ini lebih dari sekedar hukuman di mataku, ini adalah kesempatan! Ya kesempatan.

"Maafkan aku sebelumnya yang sudah sedikit mengecewakan kalian, namun ini hanyalah masalah perspektif saja. Bagiku, ruangan asrama kalian itu tidaklah buruk" ucapku, saat ku lirik ke arah Charlotte dia semakin kesal dan kali ini benar-benar ingin melabrak diriku.

"Tidak buruk?" Kali ini Elyrde dan Masamune yang berjalan ke arahku.

"Pak guru! Apa maksud anda tidak buruk? Saya jujur saja, saya dan Johan sedikit terganggu saat tidur di kamar asrama laki-laki. Kursi yang tidak empuk dan berdebu, ranjang yang berkarat dan bau serta pengap!" Masamune memberikan keluhannya padaku, ia menatap ke arah Johan yang langsung diamini oleh dirinya.

"Lihat! Bahkan anak laki-laki saja mengeluh! Apalagi kami para perempuan, kami berempat di sana!" Charlotte semakin kesal, keluhan dari Masamune seperti bahan bakar untuk Charlotte agar semakin gusar.

"Tenang dulu!" ujarku dengan nada bicara sedikit tegas, mereka semua langsung terdiam seperti siap mendengarkan apa yang akan ku sampaikan. "Boleh bapak bicara sekarang?" ku tatap mata mereka semua satu per satu, dan mereka hanya diam dan mengangguk pelan.

"Ini semua hanyalah masalah perspektif, bagaimana kita menyikapi suatu masalah. Kalian semua akan dihadapkan dengan berbagai macam pilihan saat kalian menginjak dewasa nanti, dan ini akan jadi pelajaran pertama untuk kalian" aku memulai kelas hari ini tanpa ku sadari.

Semuanya mendengarkan ceramah ku tentang apa itu perspektif, contoh konkretnya adalah tentang masalah asrama mereka. Ku buka mata mereka untuk melihat sisi yang lain, bukan hanya sisi negatifnya. "Asrama yang kita miliki memanglah usang, tetapi bukankah itu artinya itu juga milik kita? Berarti kita dengan bebas mendekor ulang asrama terbengkalai itu kan?" pertanyaan retoris ku ajukan untuk menutup ceramah singkat pagi ini.

"Jadi kami bebas mendekor apa saja untuk kamar asrama kami?" mata Charlotte kali ini berbinar-binar, saat aku mengiyakan iya langsung meloncat kegirangan dan memeluk teman-temannya. "Akan ku kirim surat pada Lewis nanti agar dia membawakan ku uang!"

Yang laki-laki juga senang mendengar mereka bisa mendesain kamar mereka dengan bebas, bahkan Masamune dan Johan sudah mulai membahas apa saja yang akan mereka gunakan untuk hiasan kamar mereka.

Mereka semua tiba-tiba larut dalam pembahasan dekorasi kamar asrama, aku tersenyum melihat antusias mereka dan karena sudah masuk jam pelajaran maka aku harus menghentikan mereka. Ku bertepuk tangan beberapa kali untuk mendapatkan perhatian mereka sekali lagi.

"Yap bapak rasa cukup untuk pembahasan kamar asramanya, sekarang saatnya kita memulai pelajaran yang sesungguhnya namun sepertinya kita harus melakukan perkenalan terlebih dahulu walaupun bapak sudah tahu nama-nama kalian, namun teman-teman kalian masih belum terlalu mengenal kalian, jadi perkenalkan nama kalian di depan dan sebutkan apa saja yang kalian suka mengerti?"

Belum selesai aku menjelaskan, Charlotte langsung maju ke depan dengan begitu riang sekali sambil melambaikan tangannya penuh semangat. "Saya duluan pak Arthur! Ucapnya dengan imut lalu ia memperkenalkan dirinya. "Namaku Charlotte Pennyroyal, umurku 16 tahun, ya seperti yang kalian tahu aku berasal dari Keluarga Pennyroyal ayahku Leonardo Pennyroyal adalah seorang Marquis dan pemilik Pennyroyal Company! Hal yang kusukai adalah makanan manis dan baju yang manis. Salam kenal semuanya!"

Semuanya bertepuk tangan, Charlotte kembali ke tempat duduknya dengan senyuman lebar di wajahnya. Tentu saja semua orang di kota ini tahu tentang keluarga Pennyroyal yang memiliki banyak usaha, dari perdagangan wine sampai resort mewah. Aku tidak tahu pasti tentang gelar bangsawan, aku hanya tahu sedikit dan tidak terlalu mengerti sistem kasta seperti ini karena aku hidup di zaman yang tidak mengenal kasta. Namun satu hal yang aku tahu, Charlotte sama sekali tidak peduli dengan gelar bangsawan yang ia miliki karena ia ingin berteman dengan siapa saja.

Setelah Charlotte Pennyroyal, giliran Masamune yang memperkenalkan dirinya. Masamune berlaga seperti seorang samurai dari dunia ku yang dulu, bahkan cara bicaranya pun juga mirip sekali.

"Nama ku Akechi Masamune, Akechi nama marga ku. Aku berasal dari negeri yang jauh bernama Shukoku. Cita-cita ku ingin menjadi jenderal perang yang hebat dan mengalahkan semua musuh-musuhku!" singkat dan padat khas nya para laki-laki.

Johan juga demikian, dia memperkenalkan dirinya dengan singkat dan tanpa berkedip. Lalu pada saat giliran Celestine, dia memperkenalkan dirinya dengan cara menulis semua kalimat yang ingin ia ucapkan, sama sekali tidak tertekan dan bahkan ia ingin dirinya dikenal baik oleh semuanya.

Setelah Jade memperkenalkan dirinya dan dengan embel-embel siswi paling senior dan murid pertama ku, ia sangat menyukai gelar murid pertama itu dan bangga sekali, namun semuanya dipatahkan saat Elyrde memperkenalkan dirinya.

"Namaku Elyrde Woodfallen, usiaku sekarang 300 tahun, aku senang berburu. Itu saja" ucap Elyrde dingin dan bahkan tidak mengeluarkan ekspresi apapun, ia kembali duduk ke mejanya sambil terus menatapku. "Ada apa pak guru? Apa ada yang saya lewatkan?" Elyrde bertanya pada ku lagi.

Aku langsung tersadar dari lamunanku. "Tidak ada!" jawabku singkat. "Baiklah kalau begitu untuk pelajaran pertama, akan ku beri tahukan pada kalian rahasia tentang sihir yang mungkin belum kalian sadari selama ini"

Dengan begitu kelas hari ini pun dimulai, aku hanya bisa berharap dalam hati ku kalau cara mengajar modern yang kumiliki ini akan benar-benar bisa dimengerti dan dipahami oleh semua murid-murid ku.

Terpopuler

Comments

Fendi Kurnia Anggara

Fendi Kurnia Anggara

lanjut

2024-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Awal Mulanya
2 BAB 2: Arthur Westwood
3 BAB 3: Mendapatkan Murid
4 BAB 4: Hari Penerimaan
5 BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk
6 BAB 6: Apa Yang Terjadi?
7 BAB 7: Apa Yang Terjadi Part 2
8 BAB 8: Berakhirnya Hari
9 BAB 9: Rapat Dewan Guru
10 BAB 10: Hari Pertama
11 BAB 11: Worm Hole
12 BAB 12: Home Visit
13 BAB 13: Home Visit Part 2
14 BAB 14: Pengalaman Adalah Guru
15 BAB 15: Pengalaman Adalah Guru Part 2
16 BAB 16: Pengalaman Adalah Guru Part End
17 BAB 17: Eclipsed Dominion
18 BAB 18: Dari Hadiah Ke Masalah
19 BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut
20 BAB 20: Hari Pertarungan
21 BAB 21: Hari Pertarungan Part 2
22 BAB 22: Hari Pertarungan Part 3
23 BAB 23: Hari Pertarungan Part End
24 BAB 24: Drama Hari Ini
25 BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya
26 BAB 26: Memanggil Familiar
27 BAB 27: Sihir Pemanggilan Dan Kejutan
28 BAB 28: Kelas Bonding
29 BAB 29: Melangkah Lebih Jauh
30 BAB 30: Hari-hari Berikutnya
31 BAB 31: Berita Buruk
32 BAB 32: Kutukan Terangkat
33 BAB 33: Janji Di Sore Itu
34 BAB 34: Perubahan Sikapnya
35 BAB 35: Kedatangan Yang Mendadak
36 BAB 36: Festival Lunaria
37 BAB 37: Persiapan Festival Lunaria
38 BAB 38: Babak Penyisihan
39 BAB 39: Babak Penyisihan Part 2
40 BAB 40: Babak Penyisihan Part 3
41 BAB 41: Babak Penyisihan Part Akhir
42 BAB 42: Tentang Ambisi dan Persahabatan
43 BAB 43: Acara Minum Teh Bersama Cassandra Beaumont
44 BAB 44: Drama Di Kelas
45 BAB 45: Rencana Liburan
46 BAB 46: Perasaan Nostalgia
47 BAB 47: Berlatih Di Whispering Wood
48 BAB 48: Satu Minggu Di Aldemere Haven
49 BAB 49: Hari Terakhir
50 BAB 50: Tugas Berat
51 BAB 51: Kedatangan Lady Seraphina
52 BAB 52: Seraphina von Edelweiss
53 BAB 53: Bermain-main Dengan Bayangan
54 BAB 54: Kegelapan Yang Mengintai
55 BAB 55: Membantu Persiapan
56 BAB 56: Pembukaan Festival Lunaria
57 BAB 57: Kategori Ketepatan dan Muncul Sosok Ahli Angin
58 BAB 58: Janji Untuk Elyrde
59 BAB 59: Pertunjukan Sihir
60 BAB 60: Saling Mendukung
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1: Awal Mulanya
2
BAB 2: Arthur Westwood
3
BAB 3: Mendapatkan Murid
4
BAB 4: Hari Penerimaan
5
BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk
6
BAB 6: Apa Yang Terjadi?
7
BAB 7: Apa Yang Terjadi Part 2
8
BAB 8: Berakhirnya Hari
9
BAB 9: Rapat Dewan Guru
10
BAB 10: Hari Pertama
11
BAB 11: Worm Hole
12
BAB 12: Home Visit
13
BAB 13: Home Visit Part 2
14
BAB 14: Pengalaman Adalah Guru
15
BAB 15: Pengalaman Adalah Guru Part 2
16
BAB 16: Pengalaman Adalah Guru Part End
17
BAB 17: Eclipsed Dominion
18
BAB 18: Dari Hadiah Ke Masalah
19
BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut
20
BAB 20: Hari Pertarungan
21
BAB 21: Hari Pertarungan Part 2
22
BAB 22: Hari Pertarungan Part 3
23
BAB 23: Hari Pertarungan Part End
24
BAB 24: Drama Hari Ini
25
BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya
26
BAB 26: Memanggil Familiar
27
BAB 27: Sihir Pemanggilan Dan Kejutan
28
BAB 28: Kelas Bonding
29
BAB 29: Melangkah Lebih Jauh
30
BAB 30: Hari-hari Berikutnya
31
BAB 31: Berita Buruk
32
BAB 32: Kutukan Terangkat
33
BAB 33: Janji Di Sore Itu
34
BAB 34: Perubahan Sikapnya
35
BAB 35: Kedatangan Yang Mendadak
36
BAB 36: Festival Lunaria
37
BAB 37: Persiapan Festival Lunaria
38
BAB 38: Babak Penyisihan
39
BAB 39: Babak Penyisihan Part 2
40
BAB 40: Babak Penyisihan Part 3
41
BAB 41: Babak Penyisihan Part Akhir
42
BAB 42: Tentang Ambisi dan Persahabatan
43
BAB 43: Acara Minum Teh Bersama Cassandra Beaumont
44
BAB 44: Drama Di Kelas
45
BAB 45: Rencana Liburan
46
BAB 46: Perasaan Nostalgia
47
BAB 47: Berlatih Di Whispering Wood
48
BAB 48: Satu Minggu Di Aldemere Haven
49
BAB 49: Hari Terakhir
50
BAB 50: Tugas Berat
51
BAB 51: Kedatangan Lady Seraphina
52
BAB 52: Seraphina von Edelweiss
53
BAB 53: Bermain-main Dengan Bayangan
54
BAB 54: Kegelapan Yang Mengintai
55
BAB 55: Membantu Persiapan
56
BAB 56: Pembukaan Festival Lunaria
57
BAB 57: Kategori Ketepatan dan Muncul Sosok Ahli Angin
58
BAB 58: Janji Untuk Elyrde
59
BAB 59: Pertunjukan Sihir
60
BAB 60: Saling Mendukung
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!