BAB 11: Worm Hole

Saat ku mencoba menjelaskan tentang sihir di depan kelas, banyak dari mereka sudah mengetahuinya dan membuat mereka semua kurang tertarik dengan apa yang ingin ku sampaikan. Pada akhirnya, aku pun mengubah cara mengajar ku, menjadi sesuatu yang lebih fleksibel dan mudah untuk dipahami tentunya.

Sihir mungkin adalah hal yang lumrah di dunia ini, namun bagiku sihir adalah hal yang baru setelah hidup di dunia yang sama sekali tidak mengenal apa itu sihir. Sihir adalah hal yang sangat aneh sekaligus indah di pandangan ku saat ini.

Melihat semua yang mulai bosan mendengar dikte dariku, aku langsung menutup buku yang ku gunakan untuk mengajar lalu menatap ke arah mereka satu persatu.

"Sepertinya kalian sudah paham betul soal sihir ya?" ucapku, mataku terus mengawasi mereka semua.

Charlotte menyahut. "Tentu saja! Itu yang kami pelajari saat kami baru berumur 5 bahkan dari usia 4 tahun" ia menggerai rambutnya yang indah, seperti ingin menunjukkan padaku kalau soal sihir dirinya sudah tamat.

Dan sekarang aku tahu, kalau beberapa diantara mereka memiliki akses sumber daya yang berlimpah untuk mempelajari tentang sihir. Seperti halnya Charlotte yang mendapatkan keuntungan karena berasal dari keluarga Borjuis, namun hal itu tidak berlaku untuk Johan yang berasal dari keluarga kaum Proletar. Johan harus berjuang mati-matian demi menjadi kuat, ayahnya yang hanya seorang petani dan prajurit kelas rendah hanya mampu mengajarinya beberapa hal dasar saja.

Lalu aku bertanya pada Masamune, ia berasal dari negeri yang jauh sehingga aku ingin mengenal lebih jauh lagi. Dan ternyata tidak jauh berbeda dari mereka yang berasal dari kerajaan ini, semuanya memiliki elemen sihir dan mana untuk menopang kehidupan mereka.

Masamune pun maju ke depan kelas setelah ku suruh dia untuk mempraktekkan sihirnya. Masamune tidak menggunakan tongkat sihir seperti Charlotte dan yang lainnya, ia hanya menggunakan pedang panjang di pinggangnya yang bentuknya mirip sekali seperti Katana di dunia ku yang dulu, atau mungkin itu adalah Katana versi dunia ini.

Masamune membentuk kuda-kuda bersiap untuk menyerang, saat memfokuskan diri tiba-tiba Katana milik Masamune dialiri oleh aliran petir yang cukup kuat. Kilatannya berwarna biru terang, Masamune menebaskan pedangnya yang membuat suara gemuruh yang luar biasa nyaring terdengar di dalam kelas.

Aku tersenyum melihat itu, Masamune ku persilakan kembali duduk di tempat duduknya. Masamune berjalan ke tempat duduknya dengan iringan tepuk tangan dari seluruh penghuni kelas sebagai latar belakang musiknya.

"Aku juga bisa seperti itu pak Arthur!" Charlotte sepertinya tidak mau kalah dengan Masamune, ia ingin sekali membuktikan kalau dirinya adalah murid paling berbakat di kelas ini.

Namun aku cukupkan pembelajaran pertama dengan menanyai Elyrde. Elyrde seorang elf yang membuatku penasaran apakah mereka memiliki kesamaan dengan manusia dalam menerapkan sihir pada kehidupan mereka.

"Tidak ada yang berbeda pak guru, hanya saja kami lebih suka tidak menggunakan tongkat sihir dan banyak diantara kaum ku yang ahli menggunakan sihir elemen angin dan memanah" Elyrde menjelaskan dengan begitu tenang seperti air yang tenang.

Setelah itu aku menyuruh mereka untuk istirahat sejenak, di akademi ini pun ada sistem jeda istirahat selama 20 menit sama seperti sekolah-sekolah di dunia ku yang dulu. Selama itu aku berdiam di kelas untuk mengakses Perpustakaan Dunia. Ku coba cari tahu tentang potensi diriku sendiri dan rupanya aku memiliki potensi hebat untuk menguasai elemen kegelapan, sebuah elemen yang cukup langka.

Aku juga punya potensi untuk menguasai berbagai macam elemen, namun potensi paling tinggi dan bahkan hampir menyentuh angka sembilan puluh persen adalah elemen kegelapan. Langsung saja ku baca beberapa buku sihir kegelapan dan aku dengan cepat menguasai beberapa diantaranya.

Pertama yang ku coba adalah sihir teleportasi. Ku imajinasikan di dalam pikiran ku bentuk sebuah portal gelap yang lebih mirip seperti bentuk black hole. Aku berhasil melakukannya, portal terbentuk tepat di depan mataku namun aku tidak tahu itu menuju ke tempat apa, saat ku masuki rupanya aku kembali ke kamar pribadiku yang ada dibelakang gedung kelas milikku yang sudah reyot. Dan aku pun sadar kalau aku ingin menggunakan sihir teleportasi ini, bergantung dari seberapa aku mengenali tempat yang akan menjadi destinasi ku.

Cukup sudah pengamatanku, aku kembali memasuki portal untuk kembali ke kelas, tetapi rupanya Charlotte, Jade, dan Celestine ada di kelas dan melihat apa yang baru saja aku lakukan. Jade dan Charlotte langsung berteriak ketakutan dan terkejut melihat aku yang tiba-tiba muncul dari dalam portal, teriakkan mereka memekakkan telinga ku.

"Pak guru? Apa ini sihir pak guru?" Jade mendekat meski masih merasa sedikit takut saat ku tatap matanya.

"Jangan bilang ini sihir teleportasi?" seperti biasa Charlotte benar-benar ingin terlihat sebagai murid yang memiliki pengetahuan luas.

Aku tidak berkata apapun, hanya mengangguk pelan lalu menghilangkan sihir teleportasi yang aku beri nama worm hole.

"Ajarkan pada kami pak guru!" Charlotte dan Jade benar-benar senada, aku lihat Celestine bahkan ikut-ikutan terbawa suasana mereka berdua.

Aku mengibaskan lengan kiri ku untuk menghilangkan worm hole, mereka bertiga terus mengdempetkan tubuh mereka padaku karena aku terus diam dan tidak menggubris mereka, sampai Elyrde masuk ke kelas dan kebingungan dengan tingkah mereka bertiga. Ku tatap wajah Elyrde, berharap dia membantuku lepas dari situasi ini, namun sayangnya Elyrde seperti tidak peduli dan duduk di tempat duduknya sambil memakan nasi kepal dan acar.

Sampai jam istirahat berakhir, semua murid ku kembali semua ke kelas. Charlotte, Jade dan Celestine masih saja menempel di dekatku, mereka memaksa ku untuk mengajari mereka sihir teleportasi yang barusan ku gunakan, atau setidaknya menunjukkan sihir itu sekali lagi di depan mereka. Aku terus menolak mereka, bahkan harus menjelaskan kepada mereka kalau hal itu tidak mungkin ku ajari karena itu termasuk sihir tingkat atas dan sepertinya hanya elemen kegelapan saja yang bisa menggunakan sihir teleportasi.

Mereka terus memaksa, berbagai cara mereka lakukan seperti memijat bahuku bahkan saat aku tidak ingin, berbaik hati padaku bahkan sampai Charlotte mengubah sikapnya yang sedikit dingin menjadi gadis periang yang menyayangi ayahnya, ah untuk yang terakhir lupakan saja.

"Celestine, tolong jangan terpengaruh oleh mereka berdua ya" ucapku sambil tersenyum hangat pada Celestine yang berusaha mengambil hatiku juga.

Celestine yang seorang gadis pemalu itu langsung tersenyum canggung, melepaskan tangannya dari bahuku perlahan-lahan, tingkahnya begitu menggemaskan.

Sampai Johan dan Masamune juga masuk ke kelas dan melihat apa yang terjadi, mereka berdua sedikit tertawa melihat keadaan ku.

"Mengapa kalian membuntuti pak guru seperti itu? Kepala kalian terbentur tembok saat istirahat tadi?" ucap Masamune yang melihat tingkah para gadis yang aneh.

"Kau tidak melihatnya tadi! Pak guru bisa menggunakan sihir teleportasi!" Charlotte menjawab dengan singkat, namun jawabannya malah membuat Masamune dan Johan langsung ikut tertarik.

Kini kelima murid ku sangat menempel di dekatku, sampai aku bingung harus apa bahkan saat ku suruh untuk duduk pun mereka tidak mau kalau aku tidak mengeluarkan sihir teleportasi sekali lagi.

"Baiklah-baiklah bapak akan perlihatkan sekali lagi, tapi kalian janji harus merahasiakan ini dari siapapun mengerti?" ku tatap mata mereka satu persatu, mereka semua mengangguk saja.

Lalu sekali lagi ku gunakan worm hole demi murid-murid ku, saat lubang cacing itu kembali muncul di hadapan mereka. Para gadis-gadis langsung melompat kegirangan seperti baru saja melihat idola mereka, bahkan mereka bertiga langsung masuk ke dalam portal itu tanpa sempat aku peringatkan dulu. Mereka lalu kembali dari portal dengan ekspresi yang berubah drastis.

"Pak guru! Mengapa pak guru tidak bilang kalau portal ini menuju kamar mu!" Jade berucap sambil menutupi wajahnya yang merah.

"Dasar guru bejat! Sengaja ya membuat mata kami ternoda? Lihat apa yang guru lakukan pada Celestine!" Charlotte sangat marah walaupun wajahnya merah, Celestine menutupi wajahnya di dada Charlotte.

Aku hanya bisa menghela nafas. "Kalian yang asal masuk, bapak belum bilang apapun sebelumnya. Bapak cuma bisa melakukan teleportasi ke kamar bapak saja"

"Oh jadi ini soal imajinasi seperti yang sering pak guru katakan itu ya! Kalau begitu baca pikiran aku pak guru! Sepertinya itu boleh dicoba" Johan tiba-tiba menimbulkan sebuah teori yang sangat kusukai.

Teleportasi bisa bekerja kalau aku pernah pergi ke tempat yang ingin ku tuju, tetapi bagaimana kalau aku menggunakan sihir pembaca pikiran seperti yang dikatakan oleh Johan. Sihir elemen kegelapan milikku memiliki sihir yang mampu membaca pikiran lawan, aku langsung mencobanya. Ku suruh Johan untuk memegang tanganku, lalu aku mencoba membaca pikiran dari Johan tentang tempat tinggalnya.

Aku mulai dapat gambaran, sebuah tempat yang masih asri di pinggiran kota Exelcior yang merupakan ibukota dari Kerajaan ini, Kerajaan Fonterra. Setelah sudah selesai, ku persilakan Johan untuk mencobanya terlebih dahulu.

"Pak guru yakin ini aman kan?" Johan sedikit ragu sebelum masuk ke portal, ia memandangi ku sebelum benar-benar menginjakkan kaki ke dalam portal yang ku buat.

Tidak lama setelah itu, Johan muncul lagi namun hanya kepalanya saja, ia tersenyum ke arahku yang aku tahu makna dari senyumannya itu.

"Jangan bilang kalau itu benar-benar berhasil?" Charlotte langsung berjalan mendekat ke portal dan langsung masuk ke dalamnya. Tidak lama setelah itu ia kembali dan berteriak keras. "Benar-benar berhasil! Aku tidak percaya ini, pak guru! Sebenarnya anda ini jenius yang pura-pura bodoh ya selama ini?" tatapan Charlotte mengarah padaku namun ku berusaha mengalihkan pandangan dan bersikap tenang.

Tiba-tiba saja semuanya tidak sabar dan berebutan untuk masuk ke dalam portal, yang terakhir ku lihat adalah Elyrde dan kali ini wajahnya sedikit berubah. Dari yang sedikit dingin, sekarang mulai sedikit cerah dan hangat. Sebelum masuk ke dalam portal, Elyrde memandangi ku dan seperti ingin menyampaikan sesuatu yang cukup sulit ia utarakan.

"Ya ada apa Elyrde?" aku berusaha untuk memberikannya sedikit rasa tenang dan aman jika memberitahu ku.

Akhirnya setelah menghela nafas, Elyrde pun berkata. "Nanti bisa pak guru gunakan ini padaku juga? Aku ingin menemui ayah dan ibuku di hutan tempat ku tinggal, ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan pada mereka" ucapnya dengan malu-malu lalu dengan cepat ia masuk ke dalam portal.

Aku cuma bisa tersenyum, kali ini murid-murid ku sudah benar-benar salah kaprah. Mereka tidak menganggap ku sebagai seorang guru, malahan mereka menganggap ku seperti seorang kurir antar jemput. Tetapi ya sudahlah, yang penting murid-murid ku senang hari ini.

Episodes
1 BAB 1: Awal Mulanya
2 BAB 2: Arthur Westwood
3 BAB 3: Mendapatkan Murid
4 BAB 4: Hari Penerimaan
5 BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk
6 BAB 6: Apa Yang Terjadi?
7 BAB 7: Apa Yang Terjadi Part 2
8 BAB 8: Berakhirnya Hari
9 BAB 9: Rapat Dewan Guru
10 BAB 10: Hari Pertama
11 BAB 11: Worm Hole
12 BAB 12: Home Visit
13 BAB 13: Home Visit Part 2
14 BAB 14: Pengalaman Adalah Guru
15 BAB 15: Pengalaman Adalah Guru Part 2
16 BAB 16: Pengalaman Adalah Guru Part End
17 BAB 17: Eclipsed Dominion
18 BAB 18: Dari Hadiah Ke Masalah
19 BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut
20 BAB 20: Hari Pertarungan
21 BAB 21: Hari Pertarungan Part 2
22 BAB 22: Hari Pertarungan Part 3
23 BAB 23: Hari Pertarungan Part End
24 BAB 24: Drama Hari Ini
25 BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya
26 BAB 26: Memanggil Familiar
27 BAB 27: Sihir Pemanggilan Dan Kejutan
28 BAB 28: Kelas Bonding
29 BAB 29: Melangkah Lebih Jauh
30 BAB 30: Hari-hari Berikutnya
31 BAB 31: Berita Buruk
32 BAB 32: Kutukan Terangkat
33 BAB 33: Janji Di Sore Itu
34 BAB 34: Perubahan Sikapnya
35 BAB 35: Kedatangan Yang Mendadak
36 BAB 36: Festival Lunaria
37 BAB 37: Persiapan Festival Lunaria
38 BAB 38: Babak Penyisihan
39 BAB 39: Babak Penyisihan Part 2
40 BAB 40: Babak Penyisihan Part 3
41 BAB 41: Babak Penyisihan Part Akhir
42 BAB 42: Tentang Ambisi dan Persahabatan
43 BAB 43: Acara Minum Teh Bersama Cassandra Beaumont
44 BAB 44: Drama Di Kelas
45 BAB 45: Rencana Liburan
46 BAB 46: Perasaan Nostalgia
47 BAB 47: Berlatih Di Whispering Wood
48 BAB 48: Satu Minggu Di Aldemere Haven
49 BAB 49: Hari Terakhir
50 BAB 50: Tugas Berat
51 BAB 51: Kedatangan Lady Seraphina
52 BAB 52: Seraphina von Edelweiss
53 BAB 53: Bermain-main Dengan Bayangan
54 BAB 54: Kegelapan Yang Mengintai
55 BAB 55: Membantu Persiapan
56 BAB 56: Pembukaan Festival Lunaria
57 BAB 57: Kategori Ketepatan dan Muncul Sosok Ahli Angin
58 BAB 58: Janji Untuk Elyrde
59 BAB 59: Pertunjukan Sihir
60 BAB 60: Saling Mendukung
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1: Awal Mulanya
2
BAB 2: Arthur Westwood
3
BAB 3: Mendapatkan Murid
4
BAB 4: Hari Penerimaan
5
BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk
6
BAB 6: Apa Yang Terjadi?
7
BAB 7: Apa Yang Terjadi Part 2
8
BAB 8: Berakhirnya Hari
9
BAB 9: Rapat Dewan Guru
10
BAB 10: Hari Pertama
11
BAB 11: Worm Hole
12
BAB 12: Home Visit
13
BAB 13: Home Visit Part 2
14
BAB 14: Pengalaman Adalah Guru
15
BAB 15: Pengalaman Adalah Guru Part 2
16
BAB 16: Pengalaman Adalah Guru Part End
17
BAB 17: Eclipsed Dominion
18
BAB 18: Dari Hadiah Ke Masalah
19
BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut
20
BAB 20: Hari Pertarungan
21
BAB 21: Hari Pertarungan Part 2
22
BAB 22: Hari Pertarungan Part 3
23
BAB 23: Hari Pertarungan Part End
24
BAB 24: Drama Hari Ini
25
BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya
26
BAB 26: Memanggil Familiar
27
BAB 27: Sihir Pemanggilan Dan Kejutan
28
BAB 28: Kelas Bonding
29
BAB 29: Melangkah Lebih Jauh
30
BAB 30: Hari-hari Berikutnya
31
BAB 31: Berita Buruk
32
BAB 32: Kutukan Terangkat
33
BAB 33: Janji Di Sore Itu
34
BAB 34: Perubahan Sikapnya
35
BAB 35: Kedatangan Yang Mendadak
36
BAB 36: Festival Lunaria
37
BAB 37: Persiapan Festival Lunaria
38
BAB 38: Babak Penyisihan
39
BAB 39: Babak Penyisihan Part 2
40
BAB 40: Babak Penyisihan Part 3
41
BAB 41: Babak Penyisihan Part Akhir
42
BAB 42: Tentang Ambisi dan Persahabatan
43
BAB 43: Acara Minum Teh Bersama Cassandra Beaumont
44
BAB 44: Drama Di Kelas
45
BAB 45: Rencana Liburan
46
BAB 46: Perasaan Nostalgia
47
BAB 47: Berlatih Di Whispering Wood
48
BAB 48: Satu Minggu Di Aldemere Haven
49
BAB 49: Hari Terakhir
50
BAB 50: Tugas Berat
51
BAB 51: Kedatangan Lady Seraphina
52
BAB 52: Seraphina von Edelweiss
53
BAB 53: Bermain-main Dengan Bayangan
54
BAB 54: Kegelapan Yang Mengintai
55
BAB 55: Membantu Persiapan
56
BAB 56: Pembukaan Festival Lunaria
57
BAB 57: Kategori Ketepatan dan Muncul Sosok Ahli Angin
58
BAB 58: Janji Untuk Elyrde
59
BAB 59: Pertunjukan Sihir
60
BAB 60: Saling Mendukung
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!