BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk

Sudah hampir tengah hari, namun aku masih belum mendapatkan murid lagi selain Jade yang masih setia menemaniku. Aku membuatkan Jade teh lepas, karena sedari tadi ia berteriak untuk menarik calon murid Akademi Bridestones yang melewati kelasku.

Ku suruh dia beristirahat sejenak, sebelumnya Jade menolak dan bersikeras untuk tetap berdiri di depan pintu kelas dan mencoba menarik calon murid, namun aku memaksanya agar beristirahat karena kalau tidak sama aja aku seperti mengekploitasi dirinya.

Saat ku suruh untuk istirahat, Jade bergumam terus menerus tanpa henti sambil meminum teh lepas yang sudah ku siapkan sebelumnya. Wajahnya tambah lucu saat Jade bergumam seperti itu, jadi aku menikmatinya daripada terganggu dengan itu.

Ku coba sedikit menenangkan Jade. "Tenanglah Jade, nanti juga akan ada yang datang. Aku yakin itu"

Tetapi Jade tidak sependapat denganku, ya tentu saja karena sampai hampir tengah hari masih belum ada yang datang lagi setelah pemuda pengguna tombak yang ternyata malah ingin belajar dengan pak guru Arges. Itu kenyataannya, namun aku juga tidak terlalu memperdulikan itu, kalaupun aku memang hanya punya murid sisaan, biarlah itu terjadi dan aku akan mengubah mereka menjadi sebuah mahakarya yang belum pernah dibuat oleh siapapun sebelumnya.

"Pak guru Arthur selalu saja begini" Jade menghela nafas berat. "Terlalu santai! Bukankah ini kesempatan terakhir pak guru mengajar di sini? Jika pak guru hanya memiliki satu murid dan beberapa murid sisaan habislah sudah nyawa pak guru! Pak guru akan dipecat!" Lalu Jade kembali minum teh lepasnya setelah mengeluarkan semua keluhannya.

Aku senang ada orang yang peduli pada diriku, aku tidak bisa menahan diriku agar tidak tersenyum dan sedikit tertawa kecil yang malah disangka buruk oleh Jade. Dia mengira aku mengolok-olok rasa khawatirnya, sampai-sampai Jade ingin melempar ku dengan sebuah buku besar yang ia bawa dari perpustakaan sebelumnya.

Saat kami tengah asik bercanda seperti itu, seseorang memasuki kelas. Rambutnya yang berwarna merah dan bergaya spiky itu sangat familiar bagiku. Ia adalah sosok pemuda tombak yang sempat aku tawari untuk masuk ke kelasku. Johan Johannes! Dia telah kembali kesini sampai-sampai membuat aku dan Jade sedikit keheranan.

"Maaf mengecewakanmu sebelumnya, tetapi sepertinya aku tidak punya pilihan lain selain menuju ke kelas anda" ucap Johan, wajahnya sedikit sedih. Pupilnya yang berwarna merah terang mengarah ke bawah, menandakan kalau saat ini Johan merasa kacau.

Aku dan Jade saling bertatapan, Jade mengerti arti tatapan mataku. Langsung saja Jade berdiri dan menyuruh Johan untuk duduk dan bersantai. Jade yang memiliki usia lebih tua sangat mengerti apa yang ia harus lakukan saat-saat seperti ini, Jade membiarkan Johan untuk tenang terlebih dahulu.

Aku ditempat yang berbeda duduk sambil terus menatap ke arah Johan, membiarkan Johan menceritakan apa yang ia alami hari ini yang sampai membuatnya menjadi sedih seperti itu. Johan lalu mulai bercerita tentang apa yang terjadi, aku buat dia senyaman mungkin dan tidak menyela ceritanya sama sekali, hanya terus mendengarkannya saja sampai mana ia akan bercerita.

"Jadi saat aku pergi ke kelas pak guru Arges tadi, aku sangat bersemangat dan jantungku berdebar-debar cepat. Apalagi melihat banyaknya murid yang ingin belajar dengan beliau. Tetapi saat giliran ku tiba, aku mencoba sekeras mungkin memikat hati beliau dengan semua yang kumiliki, namun beliau sama sekali tidak tertarik melihat ku" Johan berhenti sejenak, mengambil nafasnya kembali sebelum melanjutkan cerita. "Malah, beliau bertanya padaku darimana asalku, saat ku beritahu beliau langsung menolak ku, 'aku hanya menginginkan elit dari yang paling elit' begitu katanya yang membuatku jadi sakit hati seperti ini" Johan tertunduk lagi namun wajahnya mulai kelihatan membaik, ia sudah puas meluapkan semua ceritanya.

Aku mengerti permasalahannya, aku menatap ke arah Jade dan dia tersenyum padaku. Sepertinya Jade benar-benar tahu apa yang ada didalam isi pikiran ku. Jade langsung mendekati Johan, tersenyum manis kepadanya seperti senyuman seorang kakak yang menyayangi adik laki-lakinya.

"Kau datang di tempat yang tepat Johan! Lupakan pak guru Arges, karena pak guru Arthur akan membuatmu menjadi pengguna tombak terhebat dan bahkan pak guru Arthur lebih baik dari pak guru Arges asal kau tahu" ucap Jade, wajahnya penuh dengan kepercayaan diri. Jade benar-benar terlihat seperti seorang sales yang sedang menawarkan barang perusahaannya.

Aku melihat ada keraguan dari balik wajah Johan namun itu wajar, mungkin selama ini Johan hanya tahu tentang pak guru Arges yang memang sudah memiliki nama yang beken dan terkenal di akademi ini. Namun aku akan buktikan pada Johan kalau dunia ini tidak seluas yang ia perkirakan.

"Aku akan bertanya padamu Johan apa kau serius atau hanya main-main belajar dariku?" ucapku, intonasi ku sudah sangat terdengar serius. Ku usahakan tatapan mataku juga menatap tajam ke arah Johan agar membuatnya berpikir sekali lagi.

Johan ragu, ia menatap ke bawah sekali lagi. Aku tahu ia ingin sekali belajar dengan pak guru Arges, namun apalah daya mimpinya tak sampai. Aku juga pernah mengalami hal tersebut, dan sama seperti Johan aku merasakan kekecewaan yang amat berat. Tetapi hidup tidak hanya sekedar kecewa, hidup adalah di mana kau belajar mengalahkan rasa kecewa mu itu dan menjadikannya bahan bakar untuk mengarungi hidup yang tidak berujung ini.

Saat ku katakan itu pada Johan, dia nampak tertegun, seperti dia bisa merasakan aku mengerti bagaimana rasa kecewanya saat ini. Aku lalu menyuruhnya untuk menampilkan beberapa gerakan yang ia kuasai, sedikit ragu pada awalnya namun pada akhirnya Johan pun mau untuk memperagakan permainan tombaknya.

"Lakukan yang terbaik! Pak guru Arthur akan membantumu, tenang saja!" Jade memberikan semangat kepada Johan.

Johan menarik nafas dengan cepat, lalu wajahnya berubah menjadi serius dan mulai memperagakan permainan tombaknya. Dengan menggunakan skill taksiran aku langsung tahu kalau Johan benar-benar pemuda yang memiliki potensi besar, aku benar-benar mendapatkan permata indah yang bahkan dibuang oleh seseorang layaknya sampah.

Bulir-bulir keringat jatuh dari wajah Johan, nafasnya tersengal-sengal setelah menampilkan gerakannya. Aku dan Jade bertepuk tangan, Johan benar-benar hebat. Aku lalu memberikan penilaian ku terhadap Johan.

"Itu sungguh hebat, aku ingin tahu siapa guru yang telah mengajari mu bermain tombak?"

Johan tersipu-malu sebelum memberitahuku. "Ayahku! Ayahku lah yang mengajariku bermain tombak, ayahku mantan tentara kerajaan"

Aku mulai mengerti bagaimana bakatnya dalam bermain tombak itu muncul. Aku tersenyum lalu menjelaskan beberapa poin yang ku amati tentang permainan tombaknya. Johan mendengarkan ku dengan seksama, ia bahkan sangat antusias saat ku jelaskan poin-poin pandanganku terhadap permainan tombaknya, ia seakan-akan menantikan hal seperti ini di dalam hidupnya.

"Pak guru Arthur sungguh hebat! Ya, aku juga merasakan kalau staminaku masih sangat kurang, aku selalu bertanya pada ayahku namun katanya aku sudah cukup bagus dan aku kurang puas dengan jawaban itu karena aku merasa kalau permainan tombak ku masih belum sebagus yang aku rasa, terima kasih sekarang aku benar-benar tahu di mana saja letak kekurangan ku" Johan mulai mendapatkan semangatnya kembali.

Aku berjalan mendekatinya, menepuk pundaknya beberapa kali sambil tersenyum. "Aku akan membantumu mengatasi hal itu, kau masih bisa berkembang lebih jauh dari yang kau pikirkan saat ini Johan" Lalu aku memberikannya sebuah buku jurus tombak yang sangat cocok untuk dirinya, buku itu adalah rangkuman dari buku yang kudapatkan dari perpustakaan dunia yang aku miliki.

"Apa ini pak guru?" Johan kebingungan, ia menatap buku yang kuberikan tadi.

"Coba buka saja!" ujar ku dengan tersenyum lebar.

Dengan cepat Johan membuka buku itu, matanya terperanjat saat melihat isi rangkuman buku itu. Johan menutup buku itu dengan cepat menatapku dengan tatapan tidak percaya, tatapannya seperti tatapan seorang penggemar yang bertemu idola mereka.

"Guru! Mulai sekarang aku adalah muridmu! Dan aku akan melakukan apa pun demi itu, terima aku sebagai muridmu pak guru Arthur!" ucap Johan dengan penuh keyakinan.

Jade bertepuk tangan dengan ria, ia mendekati Johan dan menepuk-nepuk pundaknya dengan santai. "Mulai sekarang kita adalah rekan seperguruan! Kita harus membantu guru untuk mencari murid lagi atau guru akan dipecat dari sini karena tidak memenuhi kualifikasi" Kata Jade dengan bersemangat.

Johan terkejut dan ikut bersemangat, ia mulai ketularan perangai Jade yang sangat antusias terhadap apapun.

"Izinkan aku membantumu mencari murid lagi guru!" Johan menundukkan kepalanya lalu keluar dari kelas bersama Jade.

Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan tetapi aku tahu satu hal, aku bisa mengandalkan mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Fendi Kurnia Anggara

Fendi Kurnia Anggara

wow

2024-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Awal Mulanya
2 BAB 2: Arthur Westwood
3 BAB 3: Mendapatkan Murid
4 BAB 4: Hari Penerimaan
5 BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk
6 BAB 6: Apa Yang Terjadi?
7 BAB 7: Apa Yang Terjadi Part 2
8 BAB 8: Berakhirnya Hari
9 BAB 9: Rapat Dewan Guru
10 BAB 10: Hari Pertama
11 BAB 11: Worm Hole
12 BAB 12: Home Visit
13 BAB 13: Home Visit Part 2
14 BAB 14: Pengalaman Adalah Guru
15 BAB 15: Pengalaman Adalah Guru Part 2
16 BAB 16: Pengalaman Adalah Guru Part End
17 BAB 17: Eclipsed Dominion
18 BAB 18: Dari Hadiah Ke Masalah
19 BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut
20 BAB 20: Hari Pertarungan
21 BAB 21: Hari Pertarungan Part 2
22 BAB 22: Hari Pertarungan Part 3
23 BAB 23: Hari Pertarungan Part End
24 BAB 24: Drama Hari Ini
25 BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya
26 BAB 26: Memanggil Familiar
27 BAB 27: Sihir Pemanggilan Dan Kejutan
28 BAB 28: Kelas Bonding
29 BAB 29: Melangkah Lebih Jauh
30 BAB 30: Hari-hari Berikutnya
31 BAB 31: Berita Buruk
32 BAB 32: Kutukan Terangkat
33 BAB 33: Janji Di Sore Itu
34 BAB 34: Perubahan Sikapnya
35 BAB 35: Kedatangan Yang Mendadak
36 BAB 36: Festival Lunaria
37 BAB 37: Persiapan Festival Lunaria
38 BAB 38: Babak Penyisihan
39 BAB 39: Babak Penyisihan Part 2
40 BAB 40: Babak Penyisihan Part 3
41 BAB 41: Babak Penyisihan Part Akhir
42 BAB 42: Tentang Ambisi dan Persahabatan
43 BAB 43: Acara Minum Teh Bersama Cassandra Beaumont
44 BAB 44: Drama Di Kelas
45 BAB 45: Rencana Liburan
46 BAB 46: Perasaan Nostalgia
47 BAB 47: Berlatih Di Whispering Wood
48 BAB 48: Satu Minggu Di Aldemere Haven
49 BAB 49: Hari Terakhir
50 BAB 50: Tugas Berat
51 BAB 51: Kedatangan Lady Seraphina
52 BAB 52: Seraphina von Edelweiss
53 BAB 53: Bermain-main Dengan Bayangan
54 BAB 54: Kegelapan Yang Mengintai
55 BAB 55: Membantu Persiapan
56 BAB 56: Pembukaan Festival Lunaria
57 BAB 57: Kategori Ketepatan dan Muncul Sosok Ahli Angin
58 BAB 58: Janji Untuk Elyrde
59 BAB 59: Pertunjukan Sihir
60 BAB 60: Saling Mendukung
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1: Awal Mulanya
2
BAB 2: Arthur Westwood
3
BAB 3: Mendapatkan Murid
4
BAB 4: Hari Penerimaan
5
BAB 5: Permata Diantara Tumpukan Ikan Busuk
6
BAB 6: Apa Yang Terjadi?
7
BAB 7: Apa Yang Terjadi Part 2
8
BAB 8: Berakhirnya Hari
9
BAB 9: Rapat Dewan Guru
10
BAB 10: Hari Pertama
11
BAB 11: Worm Hole
12
BAB 12: Home Visit
13
BAB 13: Home Visit Part 2
14
BAB 14: Pengalaman Adalah Guru
15
BAB 15: Pengalaman Adalah Guru Part 2
16
BAB 16: Pengalaman Adalah Guru Part End
17
BAB 17: Eclipsed Dominion
18
BAB 18: Dari Hadiah Ke Masalah
19
BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut
20
BAB 20: Hari Pertarungan
21
BAB 21: Hari Pertarungan Part 2
22
BAB 22: Hari Pertarungan Part 3
23
BAB 23: Hari Pertarungan Part End
24
BAB 24: Drama Hari Ini
25
BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya
26
BAB 26: Memanggil Familiar
27
BAB 27: Sihir Pemanggilan Dan Kejutan
28
BAB 28: Kelas Bonding
29
BAB 29: Melangkah Lebih Jauh
30
BAB 30: Hari-hari Berikutnya
31
BAB 31: Berita Buruk
32
BAB 32: Kutukan Terangkat
33
BAB 33: Janji Di Sore Itu
34
BAB 34: Perubahan Sikapnya
35
BAB 35: Kedatangan Yang Mendadak
36
BAB 36: Festival Lunaria
37
BAB 37: Persiapan Festival Lunaria
38
BAB 38: Babak Penyisihan
39
BAB 39: Babak Penyisihan Part 2
40
BAB 40: Babak Penyisihan Part 3
41
BAB 41: Babak Penyisihan Part Akhir
42
BAB 42: Tentang Ambisi dan Persahabatan
43
BAB 43: Acara Minum Teh Bersama Cassandra Beaumont
44
BAB 44: Drama Di Kelas
45
BAB 45: Rencana Liburan
46
BAB 46: Perasaan Nostalgia
47
BAB 47: Berlatih Di Whispering Wood
48
BAB 48: Satu Minggu Di Aldemere Haven
49
BAB 49: Hari Terakhir
50
BAB 50: Tugas Berat
51
BAB 51: Kedatangan Lady Seraphina
52
BAB 52: Seraphina von Edelweiss
53
BAB 53: Bermain-main Dengan Bayangan
54
BAB 54: Kegelapan Yang Mengintai
55
BAB 55: Membantu Persiapan
56
BAB 56: Pembukaan Festival Lunaria
57
BAB 57: Kategori Ketepatan dan Muncul Sosok Ahli Angin
58
BAB 58: Janji Untuk Elyrde
59
BAB 59: Pertunjukan Sihir
60
BAB 60: Saling Mendukung
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!