Bab 17

"Selamat malam, maaf kami datang agak terlambat" kata Mia dikala menghadapi klien yang akan memakai jasa MyPhotograph. Mira memulai pertemuan dengan memberikan portofolio studio mereka dan urusan pekerjaan selesai dengan makam malam bersama.

"Kami tunggu kabar untuk prewedding-nya" kata klien sebelum pergi dengan mobilnya yang terlihat mahal.

"Baru kali ini kita mendapat klien yang sangat perfeksionis, apakah kita akan baik-baik saja nanti?" tanya Mari khawatir. Mia juga sebenarnya sangat gugup menerima pekerjaan ini. Klien mereka memiliki nama besar dan menerima pekerjaan ini seperti berada di jalan deengan dua ujung yang berbeda. Kalau berhasil, maka klien studio foto mereka akan bertambah dari kalangan atas. Dan seandainya kami gagal memenuhi keinginan mereka, maka kebangkrutan tinggal menunggu waktu.

"Tenang, kita pasti bisa melakukannya. Semua telah kita persiapkan dengan baik, maka hasilnya pasti akan memuaskan" jawab Mia agak ragu. Tapi, Mia tidak boleh ragu lagi besok. Mari akan mulai kehilangan konsentrasi kalau melihatnya terus menerus ragu dan gugup.

Setelah mengantar Mari pulang, Mia kembali ke rumah keluarga Clay. Beda dengan kemarin, hari ini suasananya cukup sepi dan tidak ada kejutan lagi di dalam rumah. Mia masuk dan tidak melihat Tante dan Paman yang biasanya duduk bersama di ruang keluarga, mungkin karena sekarang sudah larut. Dia segera menuju kamar dan seorang pelayan menghentikan Mia.

"Kenapa?" tanya Mia penasaran.

"Sebaiknya Anda pulang ke rumah ibu Anda untuk malam ini" kata pelayan itu semakin membuatnya merasa heran. Baru kali ini Mia tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam kamar yang sudah ditinggalinya selama dua tahun ini.

"Apa ada seseorang di dalamnya?"

"Tuan Benjamin pulang ke rumah karena Tuan dan Nyonya memintanya. Tapi, saya pikir Anda tidak akan mau tidur di kamar yang sama dengannya untuk saat ini. jadi, bukankah lebih baik Anda tidur di rumah ibu Anda, setidaknya untuk malam ini?" jawab pelayan itu.

Pelayan paling lama di rumah keluarga Clay yang mengetahui kalau Tuan mudanya melakukan sesuatu pada Mia dua tahun lalu itu, rupanya sangat menyayanginya.

"Baiklah. Aku akan mengirim pesan kepada tante Laura nanti. Terima kasih"

Mia tidak tahu apa yang direncanakan oleh Paman Jon dan Tante Laura kali ini. Yang penting adalah, dia tidak akan ada di kamar yang sama dengan laki-laki itu saat mereka akan bercerai. Lebih baik dia pergi dan tidur di rumah ibu.

Dan tentu saja ibu mendukung keputusannya untuk tidur di rumah. Sudah lama sekali Mia tidak pernah menginap di rumah dan malam ini dia akan tidur di dalam kamar ibunya. Mereka berbincang cukup lama, menceritakan kembali kenangan tentang ayah lalu tidur. Sebelumnya tidak Mia mengirim pesan kepada Tante Laura, bahwa dia tidak dapat pulang karena sangat merindukan ibunya.

Pagi harinya, Mia melakukan tugasnya lagi sebagai pelayan pertama ibunya. Mereka bercanda dan tersenyum mengingat bahwa ini adalah kegiatan yang sering dilakukan bersama dua tahun yang lalu.

"Akan sangat menyenangkan kalau Mia kembali lagi ke rumah. Cepat bercerai seperti kalian cepat menikah dan tinggallah lagi dengan ibu"

"Tapi, aku tidak mau makan daging panggang setiap hari" jawab Mia dengan nada manja

Ibunya memukul bahu Mia dengan keras lalu tertawa. Mereka tertawa bersama dan Mia melupakan semua keresahannya tentang pekerjaan yang diambilnya kemarin.

Tiba-tiba, terdengar bel pintu dan mereka terdiam menatap pintu depan agak lama. Siapa yang datang pagi-pagi begini. Ini belum pukul tujuh pagi.

"Pasti tukang daging yang mengantar daging pesanan ibu. dia sangat rajin, tapi aku belum memesan apapun kemarin" Ibu Mia pergi untuk melihat orang yang datang sepagi ini ke rumah kami. Dan sebuah kejutan tidak menyenangkan membuat ibunya berkacak pinggang dan kembali ke dapur.

"Mia lihat saja sana. Ibu benci melihat wajahnya"

Memangnya, siapa yang bisa membuat ibunya malas melihat? Dan ketika Mia melihat siapa yang datang, matanya juga malas melihatnya. 'Mau apa dia disini?' pikir Mia.

"Jangan merepotkan dan segera ikut aku pulang!" perintah laki-laki yang tampak marah.

'Merepotkan katanya? Memangnya, kapan aku pernah merepotkannya?' Mia terus saja bicara dalam hati karena menahan umpatan.

"Aku sudah mengirim pesan ke Tante Laura kemarin malam. Lebih baik kau pulang saja karena aku masih ingin menghabiskan waktu disini" jawab Mia lalu berbalik untuk kembali ke dapur.

Benjamin tidak sabar dan meraih tangan Mia.

"Ambil tas dan jaketmu, kita pulang. Atau aku akan menyeretmu di depan ibumu sendiri"

Apa?? Kenapa dia melakukan ini?

Untuk menghindari kejadian luar biasa yang akan terjadi, Mia memilih mengikuti keinginannya dan berpamitan pada ibunya.

"Memangnya siapa kau Hah?? Tuan Benjamin Clay? Kenapa kau melakukan ini pada anakku?" Ibunya mulai tersulut emosinya karena Benjamin sama sekali tidak menyapa dengan baik.

"Apa Tante Kathy tidak takut menganggur besok?" kata laki-laki yang masih berstatus suami Mia itu membuat dia dan ibunya sangat terkejut. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu di depan ibu Mia? Orang yang setuju membantunya saat ibunya sakit. Laki-laki ini berubah dari brengsek menjadi sangat brengsek.

Dan yang lebih membuat Mia kesal adalah laki-laki ini tidak memperbolehkannya naik mobil sendiri. Mereka berada di mobil yang sama dan pergi ke rumah keluarga Clay. Disana, tante Laura sudah menunggu. Rasa khawatir menjadi latar belakangnya menyuruh anaknya menjemputku. Padahal, Mia sangat tidak ingin bertemu dengan Benjamin.

Karena sudah waktunya untuk pergi ke kantor, Mia memilih tidak pergi ke kamar dan menunggu waktu bergulir di taman seperti yang biasanya dilakukan Tante Laura.

"Mia? Apa yang kaulakukan disini?" tanya Tante Laura saat melihatnya berdiri melihat taman di tempat yang agak dekat.

"Mia hanya ingin menunggu waktu bekerja disini"

Tante Laura terlihat terkejut dengan jawaban Mia.

"Kenapa Mia tidak ke kamar dan melihat Benjamin. Dia juga harus bekerja. Bukankah tugas seorang istri adalah membantu satu sama lain bersiap?" kata Tante Laura. Malas sekali berhadapan dengan laki-laki itu lagi, tapi Mia tidak punya pilihan. Dia menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar.

Benjamin tidak ada di dalam, mungkin mandi atau entahlah. Mia melihat kursi yang selalu digunakannya untuk tidur dan mendekatinya. Apakah Mia akan tidur di tempat ini lagi nanti malam? Padahal, dia sudah senang sekali memiliki kesempatan untuk pulang. Benar-benar pulang. Dan sekarang, apa yang akan terjadi lagi padanya. Semoga saja proses perceraian ini berjalan dengan cepat dan singkat. Mia tidak ingin terlibat dalam keluarga Tante Laura lagi, dan memulai kehidupannya sendiri.

Mia memutuskan untuk berganti pakaian dengan cepat lalu pergi dari kamar lagi.

"Mau kemana Mia?" tanya Tante Laura yang duduk bersama paman Jon.

"Mia harus pergi mengambil mobil, kamera Mia ada disana"

"Tidak perlu. Ada yang akan mengantar mobilmu kesini" Tiba-tiba saja terdengar suara Benjamin. Dia turun dengan pakaian lengkap dan segera duduk di hadapan kedua orang tuanya. Tante Laura tersenyum dan segera mengajak Mia untuk sarapan bersama. Ada apa dengan ketiga orang ini? Kenapa mereka berubah secara mendadak?

Terpopuler

Comments

Mega Santi

Mega Santi

semangat thor

2020-10-03

0

Meri Dee

Meri Dee

ku tunggu up nya thor 😍

2020-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!