Benjamin mengulang lagi ingatannya tentang Mia saat dia ditinggalkan begitu saja tadi siang. Sungguh berani, perempuan itu meninggalkannya sendiri setelah Benjamin membelikannya cincin dan gaun pengantin. Tapi, gaun dengan potongan leher rendah itu sangat sesuai dengan belahan dada Mia yang terlihat jelas. Apa sebenarnya yang dimakan oleh Mia sehingga hanya dadanya yang membesar sedangkan bagian tubuh lainnya kurus.
Bunyi dering ponsel membangunkan Benjamin dari lamunannya.
"Aku ingin bertemu denganmu sekarang! Kenapa tiba-tiba keluargamu membatalkan pertunangan kita begitu saja pagi ini?" Benjamin yakin, Olivia akan bereaksi seperti sekarang setelah ibunya mengumumkan pembatalan pertunangan mereka.
"Aku akan menemuimu di rumah keluargamu" Mendengar perkataan Benjamin, Olivia tidak berteriak lagi dan menyetujui ajakan kekasihnya.
Pagi ini, keluarga Olivia dihubungi oleh ibu Benjamin. Mengatakan bahwa pertunangan antara Olivia dan kekasihnya selama lebih dari delapan tahun itu tiba-tiba diputuskan begitu saja.Tentu saja keluarga Olivia merasa kesal dan marah. Sumber penghasilan mereka direbut begitu saja tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.
Sebenarnya, Olivia telah memperkirakan ini terjadi sejak mereka pertama bertemu. Laura Clay tidak menyukainya dan Jonathan Clay tidak peduli dengan keberadaannya. Awalnya memang Olivia tidak pernah menyukai Benjamin sama sekali, tapi perhatian dan begitu banyak uang yang diberikan kekasihnya itu membuat perempuan dengan trauma itu merasa dilindungi. Benjamin adalah miliknya. Tidak ada yang boleh merebut Benjamin darinya, termasuk Laura Clay.
Sore itu Benjamin datang ke rumah Olivia dan keluarganya mulai menanyakan kebenaran tentang putusnya Olivia dan Benjamin.
"Kau tidak mungkin memutuskan Olivia, dia sudah melakukan banyak hal untukmu" kata ayah Olivia yang menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bersantai.
"Benar, putriku telah menyerahkan dirinya untukmu, bagaimana bisa??" Ibu Olivia yang hobi belanja dengan kartu yang diberikan Benjamin mulai berpura-pura menangis.
"Maaf. Ini semua sudah terjadi. Saya masih mencintai Olivia dan tidak akan pernah melepasnya. Tapi ... ibu menghendaki sebuah pernikahan untuk saya" Olivia yang mendengar itu sangat terkejut. Pria yang melindunginya, memberinya segalanya, memasok uang pada keluarganya akan menikah dan bukan dengan dirinya.
Olivia berlari ke kamaranya dan Benjamin terpaksa mengejarnya.
"Kau jahat, bagaimana bisa kau menikah dengan orang lain. Kau milikku Ben, milikku"
Benjamin melihat air mata Olivia mengalir dan memeluknya erat.
"Aku hanya melaksanakan pernikahan ini demi kita. Jabatanku akan dikembalikan, dan aku hanya menikah kurang dari satu tahun. Mia juga tidak menyukaiku, jadi ... "
Sebelum Benjamin selesai berbicara, Olivia mendorongnya.
"Mia?? Nama perempuan itu adalah Mia?"
Melihat kekasihnya mulai menangis, Benjamin berusaha menenangkannya.
"Aku mencintaimu Olivia. Pernikahan ini tidak akan berlangsung lebih dari satu tahun lalu kami bercerai. Dan selama menikah, aku akan tetap bersamamu"
Olivia melihat mata kekasihnya, dan merasa yakin pada perkataan Benjamin. Benjamin tidak akan meninggalkannya. Benjamin tidak akan pernah mencintai gadis lain selain dia. Benjamin akan tetap menjadi kekasihnya dan memberikan apapun yang diinginkannya. Sungguh sial perempuan yang akan menikah dengan Ben. Perempuan itu akan kesepian karena setiap malam, Benjamin akan tidur bersamanya.
Olivia memeluk dan mencium kekasihnya, berusaha menekankan bahwa laki-laki itu miliknya.
Sepuluh hari berlalu dan Laura merasa senang karena besok, anaknya akan menikah dengan Mia sesuai keinginannya. Tapi, Mia tidak pernah datang ke rumahnya dengan alasan sibuk bekerja. Benjamin juga jarang pulang ke rumah dengan alasan yang sama. Bagaimana mereka bisa menjalani pernikahan yang harmonis kalau seperti itu.
Tapi Laura tidak peduli. Yang terpenting adalah Benjamin menikah dengan Mia, anak sahabatnya yang cantik dan pekerja leras. Bukan perempuan dengan keluarga yang suka meminta segala sesuatunya pada Benjamin.
Lain dengan Laura, Kathy melihat gaun pernikahan yang tergantung begitu saja di belakang pintu kamar anaknya. Gaun yang cantik tapi tidak diberikan tempat istimewa di rumah itu. Itu berarti Mia sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini. Tapi, Mia bersikeras melaksanakan pernikahan yang tidak dipedulikannya hanya demi membahagiakannya. Kathy merasa sangat bersalah pada putrinya.
Besok paginya, Kathy membantu putrinya memakai gaun pernikahan indah itu. Air mata mulai menetes di pipinya ketika melihat betapa cantiknya putrinya yang berusia dua puluh tahun di dalam gaun itu.
"Ibu, jangan menangis" kata Mia berusaha menghiburnya.
"Seharusnya Mia membiarkan restoran ibu begitu saja. Seharusnya ibu menghalangi niatmu menikah hari ini. Seharusnya Mia dan ibu pergi saja dari sini dan memulai kehidupan baru. Seharusnya ... "
"Kak Benjamin memiliki tunangan yang dicintainya, dia tidak akan pernah menyentuhku. Aku memiliki pekerjaan yang harus kulakukan, kami bahkan tidak akan pernah bertemu. Jadi ... ini sama saja seperti menjalani kehidupan kami tapi menikah. Itu saja ... ibu jangan khawatir"
Kathy melihat anaknya yang merasa sangat santai di pernikahannya. Tidak ada rasa gugup ataupun senang sepertinya dulu saat menikah dengan suaminya.
"Apa kau yakin akan melakukan ini? Ibu benar-benar tidak berpikir kalau pernikahan ini perlu dilaksanakan."
"Ibu. Tenanglah. Mia hanya melakukan ini karena merasa khawatir dengan keadaan tante Laura. Wajahnya semakin gelap karena memikirkan anaknya dan serangan jantung keduanya cukup mengkhawatirkan" kata Mia membuat Kahty terkejut.
"Laura? Serangan jantung kedua? Kapan?"
"Saat ibu menolak idenya dengan keras"
Kathy tiba-tiba sangat merasa bersalah pada sahabatnya. Dia tidak mengira kalau Laura mengalami setangan jantung karena dirinya.
"Jadi, bisakah ibu memasangkan veil ini karena Mia tidak bisa" Mia terus saja memutar-mutar kain putih tipis itu dan tidak tahu yang diperbuatnya. Kathy tersenyum, berdiri dan memasangkan kain putih itu di rambut putrinya.
"Cantik sekali, putri ayah dan ibu sangat cantik" puji Kathy.
Setelah melihat jam, keduanya saling melihat lalu bergegas mengambil tas dan memesan taksi. Mereka sampai di kantor pemerintah tepat ketika keluarga Clay juga datang. Kathy memeriksa keadaan sahabaynya sedangkah Benjamin melihat calon pengantinnya dengan seksama. Gaun itu ternyata sangat sesuai dan membuat Mia tampak cantik, pikirnya.
Pernikahan berjalan sangat singkat dan padat. Tidak lebih dari sepuluh menit, keduanya dinyatakan sah sebagai suami istri dan begitu saja. Tidak ada rasa senang dan haru di hati Mia, begitu juga Benjamin. Hanya kedua ibu yang menitikkan air mata ketika Benjamin mencium kening Mia.
Kedua keluarga dengan satu pasangan suami istri itu keluar dari kantor pernikahan tanpa perayaan dan kemudian pulang begitu saja. Mereka makan bersama di rumah keluarga Clay untuk merayakan pernikahan itu dan Laura menunjukkan kamar yang akan dipakai keduanya di rumah itu.
"Tapi, kak Benjamin memilih kami akan tinggal di rumah Mia" kataku membuat Tante Laura terlihat kecewa.
"Tinggallah disini, kalian tidak bisa tinggal jauh dari kami seperti itu"
"Tapi, ibu juga sendirian. Mia akan sangat khawatir kalau meninggalkan ibu begitu saja" Laura tidak bisa mengatakan kekecewaannya terhadap keputusan menantu barunya. Dia terpaksa menerima dan tersenyum senang karena anaknya akhirnya melaksanakan pernikahan dengan perempuan yang dipilihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ray Aza
kl masalahnya uang tinggal ben aja dimiskinkan. finish.. gmn bs tetep tutup mata liat anaknya diporotin gede2an gitu..
tp kl ga gini ga ada cerita yeeee... hehehehee...
tp yg bodoh disini gq cm ben tp ortunya jg.. duit dihambur2in kok diem aja
2024-12-20
0
Sanima Erlan
rasa nggak rela aku thor si mia menikah sama ben
2021-11-22
2
Eka Warnelly
Keren gini ceritanya...
2021-08-19
0