Mata bi Rahma melebar sempurna melihat Kayra yang tiba tiba ambruk ke lantai.
Gadis itu kehilangan kesabarannya.
Mata wanita baya itu semakin melebar ketika ia melihat Rayyan telah lebih dulu meraup tubuh ringkih Kayra.
" hentikan mas Rayyan....." kata bi Rahma sedikit keras.
Rayyan menatap bi Rahma penuh tanya.
" biar saya sendiri yang akan membawa Kayra.." kata bi Rahma mencoba menahan Rayyan yang telah bersiap mengangkat tubuh Kayra yabg tergeletak di lantai.
" sudahlah bi...biar aku yang gendong, bibi tidak akan kuat " jawab Rayyan dengan tetap mengangkat tubuh Kayra yang tergeletak di lantai.
" bawa ke sini Rayyan...." panggil pak Rosyid
" tidak pak, biarkan Kayra kembali ke kamarnya saja " kata bi Rahma menahan ketika Rayyan sudah akan membawa Kayra ke arah sofa yang di tunjuk oleh pak Rosyid.
" bi Rahma...." jawab Pak Rosyid.
" tidak pak saya mohon..." kata bi Rahma lagi,
Sungguh ia tak ingin lagi melihat drama bu Novi yang mencela Kayra.
Pak Rosyid akhirnya mengangguk.
Ia mencoba memahami perasaan wanita baya itu.
Rayyan akhirnya membopong tubuh ringkih Kayra menuju kamar gadis itu di belakang.
Di bawah tangga ia bertemu engan Fakry yang kebetulan hendak melangkah turun.
" ada apa ini kak...?! " tanya Fakry, dengan spontan ia segera meraih tubuh Kayra yang berada dalam bopongan sang kakak.
Sehingga kini, tubuh Kayra berpindah ke padanya.
Rayyan hanya bisa melongi melihat perilaku sang adik itu.
Begitupun dengan bu Novi yang saat ini tengah duduk di meja makan.
Wanita baya itu sampai tak berkedip demi melihat kelakuan putra bungsunya itu.
" mau di bawa kemana dia, dan kenapa dia pingsan begini ?! " tanya Fakry yang entah ia tujukan kepada siapa.
" bawa dia kekamarnya saja Fakry " jawab Pak Rosyid.
Dengan langkah tegap Fakry membawa Kayra ke kamarnya.
Langkah Fakry di ikuti oleh bi Rahma dan pak Rosyid.
Sementara Rayyan hanya terdiam di tempatnya berdiri.
Bu Novi yang duduk di meja makan pun tetap diam tak bergerak dari duduknya sedikitpun.
Hanya ekor matanya saja yang mengikuti pergerakan Fakry dan kini beralih kepada Rayyan yang terpaku di tempatnya berdiri.
" jangan diam saja begitu, panggil pak Reno kemari " kata kata bu Novi yang bernada perintah itu sangat mengejutkan Rayyan hingga membuat pria itu terjengkit.
" kenapa kau kaget begitu, apa yang sedang kau pikirkan ?! " tanya bu Novi
Rayyan menggeleng dengan cepat.
" tidak ada ma...." jawabnya kemudian, selanjutnya dengan cepat ia melangkah ke arah ruang tamu dan terdengar menghubungi seseorang.
Kayra masih terbaring tak sadarkan diri di dalam kamarnya, ketika dokter Reno yang merupakan dokter keluarga pak Rosyid memeriksa gadis itu.
Dokter Reno menatap dalam dalam wajah ayu yang nampak begitu pucat dan tieus yang saat ini tengah terbaring tak sadarkan diri di hadapannya itu.
Ia juga seolah melihat selaksa duka di dalam wajah itu.
Ada kesedihan yang menggelayuti wajah ayu gadis itu.
Dia masih terlihat kecil.
" bagaimana, apa yang terjadi ?! " tanya pak Rosyid kepada dokter Reno dengan wajah cemas.
" gadis ini hamil...usia kandungannya kira kira berusia 3 sampai 4 minggu, tapi untuk lebih jelasnya sebaiknya dia periksa ke dokter kandungan atau bidan saja " terang dokter Reno.
Dokter Reno adalah dokter umum. Ia juga bersahabat dekat dengan pak Rosyid karena mereka yang satu universitas dulu.
Karenanya dokter Reno tak.pernah menolak setiap kali ia mendapat panggilan dari keluarga pak Rosyid.
Bu Novi yang berdiri tak jaub dari tempat itu seketika terhuyung kebelakang be erapa langkah.
Beruntung ada Fakry yang berdiri di belakangnya.
Jadi tubuhnya yang terhuyung lebih dulu di tangkap oleh putra bungsunya itu.
" ma..." pqnggil Fakry pelan dengan wajah penuh kecemasan.
Hati pria iti memang tengah di gelayuti kecemasan saat ini.
bukannya menjawab.
Bu Novi justru menatap penuh kemarahan kepada Fakry.
Fakry tertunduk.
" sebaiknya mama istirahat dulu di kamar " tiba tiba Rayyan telah berdiri di sana dan meraih tubuh sang mama.
Bu Novi menurut, ia pergi meninggalkan kamar itu dengan di bimbing oleh Rqyyan.
Sampai di kamar, Rayyan langsung membawa sang mama ke atas tempat tidur.
" ma..." panggil Rayyan pelqn.
" jangan katakan apapun lagi saat ini Rayyan, jika kau masih ingin melihat mama bernafas " kata bu Novi sambil menutup kedua matanya dengan lengannya.
Kini ia memang dalam posisi terbaring.
Rayyan yang duduk di bawah kaki sang ibu, memijit pelan kaki wanita yang sudah melahirkannya ke dunia itu.
Sementara itu di kamar Kayra,
" apa dia sudah menikah..di mana suaminya ?! " tanya dokter Reno sembari melangkah keluar kamar beriringan dengan pak Rosyid.
" hanya akibat sebuah pergaulan bebas " jawab pak Rosyid pelan, namun mas8h bisa di dengar oleh bi Rahma.
Bi Rahma memejamkan mata sejenak mencoba menetralkan rasa tak terima di dalam hatinya.
Rasanya ia tak percaya pak Rosyid bisa bicara seperti itu tentang Kayra.
Bi Rahma kemudian menghela nafas berat.
Di tatapnya dengan dalam Kayra yang masih belum sadarkan diri.
Fakry berdiri di depan jendela kamarnya, tatapan matanya menatap jauh keluar jendela.
Matanya terpejam sejenak.
Penjelasan dokter Reno benar benar membuatnya terguncang.
Ia bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang.
Ia bukan seorang bajingan,
Meski hal itu ia lakukan di luar kesadarannya,
tapi ia juga tahu jika ia harus bertanggung jawab.
Sekeras apapun sang mama mengatakan jika ia terjebak oleh Kayra,
Namun jauh di dalam sudut hatinya terdalam. ia mengakui jika dirinyalah yang sebenarnya bersalah.
Ia yang memaksakan diri pada gadis itu.
Ia juga tahu jika dirinya adalah orang pertama untuk gadis itu.
Cklek....
Pintu kamar Fakry terbuka,
Rayyan masuk ke dalam dan melangkah mendekati adiknya itu.
Usia keduanya hanya terpaut 2 tahun beberapa bulan saja, sehingga keduanya sudah seperti orang kembar saja.
Apalagi bentuk tubuh dan potongan rambut kedanya hampir sama.
Jika tak jeli melihat keduanya dari jarak yang sedikit jauh, tak akan bisa membedakan keduanya.
" apa yang kau akan lakukan sekarang ?! " tanya Rayyan.
" bagaimana ke adaan mama ?! " Fakry melempar tanya tanpa menjawab pertanyaan sang kakak.
" mama sangat terguncang, tapi saat ini ia sedang tidur di kamar, papa masih bersama dokter Reno " jawab Rayyan.
Fakry kembali menghela nafas.
" dia anakmu Kry...seharusnya kau tahu apa yang harus kau lakukan saat ini " kata Rayyan lagi.
Fakry terdiam.
" apa kau tega melihat anakmu terlahir sebagai anak haram ?! " tanya Rayyan lagi
" lalu...bagaimana menututmu ?! " tanya Fakry kemudian seperti orang bodoh.
" kau harus menikahinya...." jawab Rayyan.
" tidak semudah itu kak..." jawab Fakry.
" lalu...?!
" kau tahu aku sangat mencintai Rhain, aku hampir kehilangan dia.
dan sekarang aku tidak mau lagi kehilangan dia " jawab Fakry membuat Rayyan menatapnya tajam.
" seharusnya kau sudah tak.lagi bisa memikirkan Rhain,
Ada seseorang yang lebih berhak menerima tanggung jawabmu.... Dan seharusnya kau pikirkan masa depannya.
Jangan menjadi pecundang.
Pikirkan ini baik baik sebelum kamu menyesalinya " kata Rayyan kemudian.
" aku akan memberi Rhain pengertian, aku yakin dia akan mengerti.
Toh dia juga pernah berada dalam posisi seperti ini dan aku bahkan setia menemaninya " jawab Fakry kemudian.
" kamu jangan egois Fakry, anakmu adalah taruhannya...." jawab Rayyan dengan penuh penekanan dan menahan kesal.
Ia sungguh kesal dengan cara berpikir dan sudut pandang Fakry.
Kemudian Rayyan memutar tubuhnya dan melangkah meninggalkan kamar itu.
Sementara Fakry hanya berdiri terpekur di tempatnya berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Umiie'ne Naza
ga suka dg karakter peran utama nya terlalu lemah
2024-10-18
0
Dhewi Nurlela
tinggal kabur aja Bu Rahma bawa kayra pergi yg jauh
2024-09-17
0
Sugiharti Rusli
kirain pak Rosyid seorang yang bijak, ternyata dia sama aja seperti istrinya😡
2024-09-06
2