Kayra merasa sangat lelah.
Sudah satu minggu sejak ke jadian itu, ia jarang sekali keluar kamar.
Bi Rahma juga melarangnya.
Ia tak ada teman untuk sekedar bicara,
Ia ada, tapi seakan tiada.
Tak ada satupun orang yang ada di rumah itu saat ini yang mau menganggap keberadaannya.
Ia hanya bisa bicara dengan sang ibu.
meski ia tahu, sang ibu pun sangat enggan sebenarnya untuk menanggapinya apalagi berbincang dengannya.
Tapi memangnya apa yang b8sa dia perbuat.
Ia hanya bisa menerima tanpa bisa menolak ketika ia bahkan di larang keluar dari rumah ini oleh bu Novi. Tanpa di beri tahu alasannya.
Dan jika dia tetap nekat maka, bu Novi mengancam akan memperkarakan dirinya ke polisi.
Tentu saja, gadis seperti Kayra yang tak tahu apa apa merasa takut mendapat ancaman dari wanita baya majikan sang ibu itu.
Sungguh andai bisa, ingin rasanya ia kembali saja ke kampungnya.
Tapi saat ini ia merasa jenuh, dan kebetulan air minum di dalam kamarnya.
Ia bermaksud keluar kamar untuk mengambil minum.
Dengan langkah pelan da sedikit mengendap endap, Kayra melangkah menuju dapur.
Suasana rumah sedang sepi, entah kemana para penghuni rumah, Kayra tak tahu.
Yang ia tahu, sore begini.
Apalagi ini masih jam tiga sore, tentu semua majikannya masih berada du luar rumah dengan ke sibukannya.
Ia baru saja sampai di are dapur ketika ia melihat seseorang berdiri di depan kulkas.
Jantung Kayra seolah meloncat keluar.
Ia tak tahu siapa sosok itu, tapi yang jelas ia takut bertemu dengan siapapun dari salah satu pemilik rumah ini.
Khususnya bu Novi.
Kayra berniat memutar tubuhnya dan hendak mengurungkan niatnya untuk mengambil air minum.
Namun sebuah suara barinton menghentikan pergerakannya.
" mau mencari apa ?! " tanya sebuah suara itu.
Tubuh Kayra seketika terasa membeku.
ia terdiam membisu di tempatnya berdiri.
" apa kau sudah berubah biau sekarang....?! " tanya seseorang itu lagi yang lain adalah Fakry.
Pria itu memang sedang berdinas di sebuah rumah sakit pemerintah yang ada di sekitar rumahnya.
Sehingga sebenarnya, ia oun sering berada di rumah.
Hanya saja, karena memang Kayra yang hampir tak pernah keluar kamar.
Mereka tidak pernah bertemu sejak hari itu.
Dan sejak peristiwa itu, ini adlah pertemuan mereka yang pertama.
Kayra semakin menundukkan kepalanya.
Fakry sedikit menatap tajam ke arah gadis itu, keningnya pun sedikit berkerut.
Kayra tak kunjung mengatakan apapun dan Fakry pun seolah kehilangan ke sabarannya.
" temukan apa yang kau cari, karena pasti kau membutuhkannya bukan ?! Setelah itu baru kau kembali " kata Fakry kemudian sembari melangkah dan melewati Kayra begitu saja.
Sepeninggal Fakry, Kayra menarik nafas panjang dan menghembuskannya begitu saja.
Segera ia melangkah ke arah tempat penyimpanan air minum.
Ia baru saja menutup botol air minum yang baru selesai ia isi penuh.
" sedang apa ?! " lagi lagi sebuah suara barinton kembali mengejutkan Kayra.
Secepat kilat gadis itu memutar tubuhnya,
matanya bertemu tatap dengan mata seorang pria yang nampak begitu tajam bagai elang.
Sejenak ke duanya saling menatap.
Namun dengan segera Kayra menundukkan kepalanya dan memeluk erat botol air minum yang baru ia isi di dadanya.
Pria itu menelisik menatapnya.
Mata pria itu begitu tajam menatap Kayra.
Kayra tiba tiba merasa tak nyaman, ia perlahan beringsut dan berniat hendak segera pergi dari sana.
" apa kau juga bisu sekarang ?! " tanya pria itu lagi.
Kayra menggeleng dan semakin memeluk erat botol air minumnya.
Kepalanya menunduk semakin dalam ke bawah.
" sa...sa..saya hanya haus " jawabnya kemudian dengan tergagap.
" kalau begitu ambil yang abanyak, kenapa hanya segitu...sini, biar aku ambilkan " kata pria itu lagi semabari akan melangkah maju mendekat ke pada Kayra.
Tapi segera gadis itu mundur sambil menggeleng.
" ti..ti..tidak terima kasih i..i..ini sudah.... " kata kata Kayra tak berlanjut dan suaranya hanya bisa menguap ketika tiba tiba sebuah suata lantang membuatnya terkejut dan semakin ketakuatan.
" jadi ....sekarang kau berniat menggoda putra sulungku ?! " tiba tiba bu N9vi telah berdiri di ambang pintu dapur.
Kayra sangat terkejut bukan main.
Tubuh kecil gadis itu seketika gemetaran.
" ma...." panggil Rayyan kemudian, ia merasa tak tega melihat Kayra.
Kondisi gadis itu benar benar tertekan dan terdiskriminasi di matanya.
Mamanya benar benar keterlaluan memperlakukan Kayra sebagai seorang pesakitan.
Padahal jika mau di telisik. Ia berani bertaruh...
Fakrylah yang bersalah, dan gadis itu adalah korbannya.
Tapi mamanya justru memperlakukan dua orang itu dengan sebaliknya.
Apalagi ke pada Kayra.
Bu Novi menatap tajam dengan melotot kepada Rayyan.
Ya...pria yang ada bersama dengan Kayra saat ini adalah Rayyan.
Rayyan menghela nafas.
" kau masih betah berdiri di sini ?! " bentak bu Novi lagi ke pada Kayra.
Kayra tergagap.
" ti..ti...tidak nyonya, saya akan segera pergi " pamit Kayra kemudian,
Namun, baru beberapa langkah ia melangkah.
Bu Novi kembali terdengar bersuara.
" jangan pernah bermimpi untuk bisa menggoda salah satu dari putraku.
Ke dua putraku tidaklah buta.
Kau sama sekali tak pantas untuk mereka.... " kata bu Novi lagi begitu menyakitkan.
" mama....!! " Rayyan berteriak sedikit keras memanggil sang ibu.
Ia tak suka cara bicara dan sikap mamanya saat ini.
Sangat keterlaluan.
" kau berani membentak mama ?! " sentak bu Novi ke pada Rayyan.
Rayyan meletakkan botol air minum yang tadi hendak ia isi untuk Kayra dengan kasar di meja yang ada di dapur itu.
" mama benar benar sudah keterlaluan..." jawab Rayyan sembari melangkah meninggalkan tempat itu, melewati sang mama juga Kayra.
Bu Novi menggeram kesal. Ini adalah kali pertama putra sulungnya yang sangat pendiam itu berani memprotes dirinya.
Selama ini, Rayyan memang cenderung diam dan tertutup.
Ia bahkan terkesan acuh dengan apapun yang ada di sekitarnya.
Sepeninggal Rayyan, kembali atensi perhatian bu Novi tertuju kepada Kayra.
" puas kamu sudah berhasil membuat anakku melawanku... ?! " sentak bu Novi ke pada Kayra, setelah itu,
Wanita baya itu pun pergi dan berlalu dari sana.
Kayra hanya terdiam membisu.
" apa yang sudah kau lakukan di sini ?! " sebuah suara lirih namun tajam, masih bisa di dengar jelas oleh Kayra.
Gadis itu segera mendongak.
" ibu... " panggilnya pada wanita itu, yang tak lain adalah bi Rahma.
" apa yang kau lakukan di sini... kau tidak berniat menggoda mas Rayyan kan ?! " sentak bi Rahma kemudian.
Kayra menggeleng dengan cepat.
" tidak bu....itu tidak benar, aku hanya haus dan mengambil ini...." kata Kayra sambil menunjukkan botol air minumnya ke pada sang ibu.
Bi Rahma menarik nafas dalam dalam.
" kau bisa memintanya ke padaku....jangan keluar keluar kamar lagi " kata bi Rahma kemudian.
" iya bu..." jawab Kayra kemudian.
Selanjutnya gadis itu melangkah menuju kamarnya sambil menunduk.
Tak lama ia sampai dan segera masuk ke kamarnya.
Baru saja ia meletakkan botol air minum yang ia bawa di atas nakas yang ada di dalam kamarnya itu.
Pintu kamar Kayra kembali terbuka.
Bi Rahma masuk dengan membawa beberapa toples berisi makanan ringan.
Kayra ingar itu adalah makanan yang selalu di bawa oleh sang ibu untuknya jika wanita itu pulang ke kampung.
" jangan ambil apapun makanan yang ada di rumah ini selain makanan yang aku bawa untukmu " kata bi Rahma sambil metelakkan beberapa toples berisi makanan yang ia bawa itu di atas meja.
Kemudian ia berbalik menuju pintu.
Namun tiba tiba.
Grep....
Kayra tiba tiba memeluk wanita baya itu.
" ibu....."
" lepaskan aku, aku masih punya banyak pekerjaan "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
kasian bgt ni Kayra....mentang2 org g pny maen d berlakukan semena mena trs, dia d tahan d rmh tkut nya dia hamil anak Fakhry mk nya g d srh kluar dr rmh itu sm si Novi
2024-10-20
0
G** Bp
miris banget kehidupan yg dijalani kayra🥺🥺
2024-10-10
1
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
2024-09-15
0