bab 7 diabaikan ( revisi )

Kayra merasa sangat lelah.

Sudah satu minggu sejak ke jadian itu, ia jarang sekali keluar kamar.

Bi Rahma juga melarangnya.

Ia tak ada teman untuk sekedar bicara,

Ia ada, tapi seakan tiada.

Tak ada satupun orang yang ada di rumah itu saat ini yang mau menganggap keberadaannya.

Ia hanya bisa bicara dengan sang ibu.

meski ia tahu, sang ibu pun sangat enggan sebenarnya untuk menanggapinya apalagi berbincang dengannya.

Tapi memangnya apa yang b8sa dia perbuat.

Ia hanya bisa menerima tanpa bisa menolak ketika ia bahkan di larang keluar dari rumah ini oleh bu Novi. Tanpa di beri tahu alasannya.

Dan jika dia tetap nekat maka, bu Novi mengancam akan memperkarakan dirinya ke polisi.

Tentu saja, gadis seperti Kayra yang tak tahu apa apa merasa takut mendapat ancaman dari wanita baya majikan sang ibu itu.

Sungguh andai bisa, ingin rasanya ia kembali saja ke kampungnya.

Tapi saat ini ia merasa jenuh, dan kebetulan air minum di dalam kamarnya.

Ia bermaksud keluar kamar untuk mengambil minum.

Dengan langkah pelan da sedikit mengendap endap, Kayra melangkah menuju dapur.

Suasana rumah sedang sepi, entah kemana para penghuni rumah, Kayra tak tahu.

Yang ia tahu, sore begini.

Apalagi ini masih jam tiga sore, tentu semua majikannya masih berada du luar rumah dengan ke sibukannya.

Ia baru saja sampai di are dapur ketika ia melihat seseorang berdiri di depan kulkas.

Jantung Kayra seolah meloncat keluar.

Ia tak tahu siapa sosok itu, tapi yang jelas ia takut bertemu dengan siapapun dari salah satu pemilik rumah ini.

Khususnya bu Novi.

Kayra berniat memutar tubuhnya dan hendak mengurungkan niatnya untuk mengambil air minum.

Namun sebuah suara barinton menghentikan pergerakannya.

" mau mencari apa ?! " tanya sebuah suara itu.

Tubuh Kayra seketika terasa membeku.

ia terdiam membisu di tempatnya berdiri.

" apa kau sudah berubah biau sekarang....?! " tanya seseorang itu lagi yang lain adalah Fakry.

Pria itu memang sedang berdinas di sebuah rumah sakit pemerintah yang ada di sekitar rumahnya.

Sehingga sebenarnya, ia oun sering berada di rumah.

Hanya saja, karena memang Kayra yang hampir tak pernah keluar kamar.

Mereka tidak pernah bertemu sejak hari itu.

Dan sejak peristiwa itu, ini adlah pertemuan mereka yang pertama.

Kayra semakin menundukkan kepalanya.

Fakry sedikit menatap tajam ke arah gadis itu, keningnya pun sedikit berkerut.

Kayra tak kunjung mengatakan apapun dan Fakry pun seolah kehilangan ke sabarannya.

" temukan apa yang kau cari, karena pasti kau membutuhkannya bukan ?! Setelah itu baru kau kembali " kata Fakry kemudian sembari melangkah dan melewati Kayra begitu saja.

Sepeninggal Fakry, Kayra menarik nafas panjang dan menghembuskannya begitu saja.

Segera ia melangkah ke arah tempat penyimpanan air minum.

Ia baru saja menutup botol air minum yang baru selesai ia isi penuh.

" sedang apa ?! " lagi lagi sebuah suara barinton kembali mengejutkan Kayra.

Secepat kilat gadis itu memutar tubuhnya,

matanya bertemu tatap dengan mata seorang pria yang nampak begitu tajam bagai elang.

Sejenak ke duanya saling menatap.

Namun dengan segera Kayra menundukkan kepalanya dan memeluk erat botol air minum yang baru ia isi di dadanya.

Pria itu menelisik menatapnya.

Mata pria itu begitu tajam menatap Kayra.

Kayra tiba tiba merasa tak nyaman, ia perlahan beringsut dan berniat hendak segera pergi dari sana.

" apa kau juga bisu sekarang ?! " tanya pria itu lagi.

Kayra menggeleng dan semakin memeluk erat botol air minumnya.

Kepalanya menunduk semakin dalam ke bawah.

" sa...sa..saya hanya haus " jawabnya kemudian dengan tergagap.

" kalau begitu ambil yang abanyak, kenapa hanya segitu...sini, biar aku ambilkan " kata pria itu lagi semabari akan melangkah maju mendekat ke pada Kayra.

Tapi segera gadis itu mundur sambil menggeleng.

" ti..ti..tidak terima kasih i..i..ini sudah.... " kata kata Kayra tak berlanjut dan suaranya hanya bisa menguap ketika tiba tiba sebuah suata lantang membuatnya terkejut dan semakin ketakuatan.

" jadi ....sekarang kau berniat menggoda putra sulungku ?! " tiba tiba bu N9vi telah berdiri di ambang pintu dapur.

Kayra sangat terkejut bukan main.

Tubuh kecil gadis itu seketika gemetaran.

" ma...." panggil Rayyan kemudian, ia merasa tak tega melihat Kayra.

Kondisi gadis itu benar benar tertekan dan terdiskriminasi di matanya.

Mamanya benar benar keterlaluan memperlakukan Kayra sebagai seorang pesakitan.

Padahal jika mau di telisik. Ia berani bertaruh...

Fakrylah yang bersalah, dan gadis itu adalah korbannya.

Tapi mamanya justru memperlakukan dua orang itu dengan sebaliknya.

Apalagi ke pada Kayra.

Bu Novi menatap tajam dengan melotot kepada Rayyan.

Ya...pria yang ada bersama dengan Kayra saat ini adalah Rayyan.

Rayyan menghela nafas.

" kau masih betah berdiri di sini ?! " bentak bu Novi lagi ke pada Kayra.

Kayra tergagap.

" ti..ti...tidak nyonya, saya akan segera pergi " pamit Kayra kemudian,

Namun, baru beberapa langkah ia melangkah.

Bu Novi kembali terdengar bersuara.

" jangan pernah bermimpi untuk bisa menggoda salah satu dari putraku.

Ke dua putraku tidaklah buta.

Kau sama sekali tak pantas untuk mereka.... " kata bu Novi lagi begitu menyakitkan.

" mama....!! " Rayyan berteriak sedikit keras memanggil sang ibu.

Ia tak suka cara bicara dan sikap mamanya saat ini.

Sangat keterlaluan.

" kau berani membentak mama ?! " sentak bu Novi ke pada Rayyan.

Rayyan meletakkan botol air minum yang tadi hendak ia isi untuk Kayra dengan kasar di meja yang ada di dapur itu.

" mama benar benar sudah keterlaluan..." jawab Rayyan sembari melangkah meninggalkan tempat itu, melewati sang mama juga Kayra.

Bu Novi menggeram kesal. Ini adalah kali pertama putra sulungnya yang sangat pendiam itu berani memprotes dirinya.

Selama ini, Rayyan memang cenderung diam dan tertutup.

Ia bahkan terkesan acuh dengan apapun yang ada di sekitarnya.

Sepeninggal Rayyan, kembali atensi perhatian bu Novi tertuju kepada Kayra.

" puas kamu sudah berhasil membuat anakku melawanku... ?! " sentak bu Novi ke pada Kayra, setelah itu,

Wanita baya itu pun pergi dan berlalu dari sana.

Kayra hanya terdiam membisu.

" apa yang sudah kau lakukan di sini ?! " sebuah suara lirih namun tajam, masih bisa di dengar jelas oleh Kayra.

Gadis itu segera mendongak.

" ibu... " panggilnya pada wanita itu, yang tak lain adalah bi Rahma.

" apa yang kau lakukan di sini... kau tidak berniat menggoda mas Rayyan kan ?! " sentak bi Rahma kemudian.

Kayra menggeleng dengan cepat.

" tidak bu....itu tidak benar, aku hanya haus dan mengambil ini...." kata Kayra sambil menunjukkan botol air minumnya ke pada sang ibu.

Bi Rahma menarik nafas dalam dalam.

" kau bisa memintanya ke padaku....jangan keluar keluar kamar lagi " kata bi Rahma kemudian.

" iya bu..." jawab Kayra kemudian.

Selanjutnya gadis itu melangkah menuju kamarnya sambil menunduk.

Tak lama ia sampai dan segera masuk ke kamarnya.

Baru saja ia meletakkan botol air minum yang ia bawa di atas nakas yang ada di dalam kamarnya itu.

Pintu kamar Kayra kembali terbuka.

Bi Rahma masuk dengan membawa beberapa toples berisi makanan ringan.

Kayra ingar itu adalah makanan yang selalu di bawa oleh sang ibu untuknya jika wanita itu pulang ke kampung.

" jangan ambil apapun makanan yang ada di rumah ini selain makanan yang aku bawa untukmu " kata bi Rahma sambil metelakkan beberapa toples berisi makanan yang ia bawa itu di atas meja.

Kemudian ia berbalik menuju pintu.

Namun tiba tiba.

Grep....

Kayra tiba tiba memeluk wanita baya itu.

" ibu....."

" lepaskan aku, aku masih punya banyak pekerjaan "

Terpopuler

Comments

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

kasian bgt ni Kayra....mentang2 org g pny maen d berlakukan semena mena trs, dia d tahan d rmh tkut nya dia hamil anak Fakhry mk nya g d srh kluar dr rmh itu sm si Novi

2024-10-20

0

G** Bp

G** Bp

miris banget kehidupan yg dijalani kayra🥺🥺

2024-10-10

1

Yurniati

Yurniati

tetap semangat terus update nya thorr

2024-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 kondisi yang mengenaskan ( revisi )
2 bab 2 kehormatan yang terenggut ( revisi )
3 bab 3 fitnah yang keji ( revisi )
4 bab 4 penghakiman ( revisi )
5 bab 5 latar belakang Kayra ( revisi )
6 bab 6 di perlakukan dengan buruk ( revisi )
7 bab 7 diabaikan ( revisi )
8 bab 8 ocehan bu Novi ( revisi )
9 bab 9 sebuah perhatian ( revisi )
10 bab 10 Reaksi pak Rosyid ( revisi )
11 bab 11 hamil ( revisi )
12 bab 12 rapuhnya seorang Kayra ( revisi )
13 bab 13 Kayra yang rapuh ( revisi)
14 bab 14 mengatur perjodohan. ( revisi )
15 bab 15 sebuah ketidakberdayaan ( revisi )
16 bab 16 protes dan perkelahian ( revisi )
17 bab 17 kenekatan bu Novi ( revisi )
18 bab 18 bertanggung jawab ( revisi )
19 bab 19 klaim Rayyan atas Kayra ( revisi )
20 bab 20 keluar ( revisi )
21 bab 21 trenyuh seorang Rayyan
22 bab 22 perhatian Rayyan
23 bab 23 semakin ingin memiliki
24 bab 24 Fakry yang gelisah
25 bab 25 sedikit posesif
26 bab 26 semakin posesif
27 bab 27 sebuah paksaan
28 bab 28 sakitnya hati Kayra
29 bab 29 tercecar......
30 bab 30 kembali terhina
31 bab 31 terusir.
32 bab 32 kayra yang malang
33 bab 33 kehilangan
34 bab 34 di mutasi
35 bab 35 karma
36 bab 36 hancurnya hati bu Novi.
37 bab 37 masih menuai karma
38 bab 38 hidup baru
39 bab 39 kenangan masa lalu.
40 bab 40 jadi bahan rebutan
41 bab 41 bertemu
42 bab 42 panas
43 bab 43 salah paham
44 bab 44 pulang
45 bab 45 berdebat
46 bab 46 berita buruk
47 bab 47 trenyuh
48 bab 48 kejelasan
49 bab 49 pertemuan mereka
50 bab 50 kenekatan Rayyan
51 bab 51 perasaan Rayyan
52 bab 52 salah sangka atau....
53 bab 53 penolakan
54 bab 54 perjuangan Rayyan untuk Kayra
55 bab 55 masih berjuang
56 bab 56 resah dan gelisah
57 bab 57 langkah Rayyan pada akhirnya
58 bab 58 mengukuhkan rasa
59 bab 59 Rayyan yang kekeh
60 bab 60 Posesifnya Rayyan.....
61 bab 61 seserahan
62 bab 62 akan pergi
63 bab 63 kenapa terasa sangat berat
64 bab 64 sendiri
65 bab 65 Zhahir Dziaf Zakaria
66 bab 66 semua sudah terlambat
67 bab 67 putus asa
68 ban 68 gelisah 1
69 bab 69 gelisah 2
70 bab 70 pilihan Rayyan.
71 bab 71 luapan hati Kayra
72 bab 72 Rayyan yang jail
73 bab 73 aku hanya cinta sama kamu
74 bab 74 sah
75 bab 75 kehadiran keluarga Rayyan
76 bab 76 hancurnya Fakry
77 bab 77 perasaan bu Novi
78 bab 78 making love
79 bab 79 manja
80 bab 80 meniti bahagia
81 ban 81 terkejut
82 bab 82 penjelasan
83 bab 83 kehidupan baru Kayra
84 bab 84 perjuangan bu Novi
85 bab 85 Marion yang kekeh
86 bab 86 berbanding terbalik
87 bab 87 drama masih berlanjut
88 bab 88 tak ada yang salah
89 bab 89 perjalanan hidup
90 bab 90 terengah
91 bab 91 Kehidupan bahagia
92 bab 92 kesayangan
93 bab 93 gelisah
94 bab 94 cinta
95 bab 95 bucinnya Zhahira
96 bab 96 tak terduga
97 bab 97 senjata makan tuan
98 bab 98 tak tega
99 bab 99 sebuah tawaran
100 bab 100 ketulusan...
101 bab 101 di sudut hati
102 bab 102 kehilangan
103 bab 103 oleng
104 bab 104 ambruk
105 bab 105 Fakhry dan Zhahira
106 bab 106 permintaan
107 bab 107 tetap mengikuti
108 bab 108 inisiatif
109 bab 109 positif
110 bab 120 tak bergeming
111 bab 111 menolak
112 bab 112 pamit
113 bab 113 pasrah
114 bab 114 berdamai dengan keadaan
115 bab 115 sedikit mengalah
116 bab 116 kegamangan
117 bab 117 sakit
118 bab 118 sebuah lamaran.
119 bab 119 firasat buruk
120 bab 120 tentang Iwan.
121 bab 121 pergi
122 bab 122 bayi anggur
123 bab 123 keputusan Rexy.
124 bab 124 Hira dan Fakhry.
125 bab 125 bicara
126 bab 126 ketulusan Fakhry
127 bab 127 sah
128 bab 128 mulai menjalani
129 bab 129 meredakan rasa
130 bab 130 tak nyaman
131 bab 131 ketulusan Fakhry untuk Kayra
132 bab 132 gangguan
133 bab 133 ketegasan seorang suami
134 bab 134 takut
135 bab 135 membuat perhitungan.
136 bab 136 perhitungan.
137 bab 137 merajut Bahagia
138 bab 138 permintaan maaf
139 bab 139 permintaan Fakry
140 bab 140 saling menyerahkan diri.
141 bab 141 bahagia
142 bab 142 kebahagiaan yang nyata.
143 bab 143 positif hamil
144 bab 144 rumah baru
Episodes

Updated 144 Episodes

1
bab 1 kondisi yang mengenaskan ( revisi )
2
bab 2 kehormatan yang terenggut ( revisi )
3
bab 3 fitnah yang keji ( revisi )
4
bab 4 penghakiman ( revisi )
5
bab 5 latar belakang Kayra ( revisi )
6
bab 6 di perlakukan dengan buruk ( revisi )
7
bab 7 diabaikan ( revisi )
8
bab 8 ocehan bu Novi ( revisi )
9
bab 9 sebuah perhatian ( revisi )
10
bab 10 Reaksi pak Rosyid ( revisi )
11
bab 11 hamil ( revisi )
12
bab 12 rapuhnya seorang Kayra ( revisi )
13
bab 13 Kayra yang rapuh ( revisi)
14
bab 14 mengatur perjodohan. ( revisi )
15
bab 15 sebuah ketidakberdayaan ( revisi )
16
bab 16 protes dan perkelahian ( revisi )
17
bab 17 kenekatan bu Novi ( revisi )
18
bab 18 bertanggung jawab ( revisi )
19
bab 19 klaim Rayyan atas Kayra ( revisi )
20
bab 20 keluar ( revisi )
21
bab 21 trenyuh seorang Rayyan
22
bab 22 perhatian Rayyan
23
bab 23 semakin ingin memiliki
24
bab 24 Fakry yang gelisah
25
bab 25 sedikit posesif
26
bab 26 semakin posesif
27
bab 27 sebuah paksaan
28
bab 28 sakitnya hati Kayra
29
bab 29 tercecar......
30
bab 30 kembali terhina
31
bab 31 terusir.
32
bab 32 kayra yang malang
33
bab 33 kehilangan
34
bab 34 di mutasi
35
bab 35 karma
36
bab 36 hancurnya hati bu Novi.
37
bab 37 masih menuai karma
38
bab 38 hidup baru
39
bab 39 kenangan masa lalu.
40
bab 40 jadi bahan rebutan
41
bab 41 bertemu
42
bab 42 panas
43
bab 43 salah paham
44
bab 44 pulang
45
bab 45 berdebat
46
bab 46 berita buruk
47
bab 47 trenyuh
48
bab 48 kejelasan
49
bab 49 pertemuan mereka
50
bab 50 kenekatan Rayyan
51
bab 51 perasaan Rayyan
52
bab 52 salah sangka atau....
53
bab 53 penolakan
54
bab 54 perjuangan Rayyan untuk Kayra
55
bab 55 masih berjuang
56
bab 56 resah dan gelisah
57
bab 57 langkah Rayyan pada akhirnya
58
bab 58 mengukuhkan rasa
59
bab 59 Rayyan yang kekeh
60
bab 60 Posesifnya Rayyan.....
61
bab 61 seserahan
62
bab 62 akan pergi
63
bab 63 kenapa terasa sangat berat
64
bab 64 sendiri
65
bab 65 Zhahir Dziaf Zakaria
66
bab 66 semua sudah terlambat
67
bab 67 putus asa
68
ban 68 gelisah 1
69
bab 69 gelisah 2
70
bab 70 pilihan Rayyan.
71
bab 71 luapan hati Kayra
72
bab 72 Rayyan yang jail
73
bab 73 aku hanya cinta sama kamu
74
bab 74 sah
75
bab 75 kehadiran keluarga Rayyan
76
bab 76 hancurnya Fakry
77
bab 77 perasaan bu Novi
78
bab 78 making love
79
bab 79 manja
80
bab 80 meniti bahagia
81
ban 81 terkejut
82
bab 82 penjelasan
83
bab 83 kehidupan baru Kayra
84
bab 84 perjuangan bu Novi
85
bab 85 Marion yang kekeh
86
bab 86 berbanding terbalik
87
bab 87 drama masih berlanjut
88
bab 88 tak ada yang salah
89
bab 89 perjalanan hidup
90
bab 90 terengah
91
bab 91 Kehidupan bahagia
92
bab 92 kesayangan
93
bab 93 gelisah
94
bab 94 cinta
95
bab 95 bucinnya Zhahira
96
bab 96 tak terduga
97
bab 97 senjata makan tuan
98
bab 98 tak tega
99
bab 99 sebuah tawaran
100
bab 100 ketulusan...
101
bab 101 di sudut hati
102
bab 102 kehilangan
103
bab 103 oleng
104
bab 104 ambruk
105
bab 105 Fakhry dan Zhahira
106
bab 106 permintaan
107
bab 107 tetap mengikuti
108
bab 108 inisiatif
109
bab 109 positif
110
bab 120 tak bergeming
111
bab 111 menolak
112
bab 112 pamit
113
bab 113 pasrah
114
bab 114 berdamai dengan keadaan
115
bab 115 sedikit mengalah
116
bab 116 kegamangan
117
bab 117 sakit
118
bab 118 sebuah lamaran.
119
bab 119 firasat buruk
120
bab 120 tentang Iwan.
121
bab 121 pergi
122
bab 122 bayi anggur
123
bab 123 keputusan Rexy.
124
bab 124 Hira dan Fakhry.
125
bab 125 bicara
126
bab 126 ketulusan Fakhry
127
bab 127 sah
128
bab 128 mulai menjalani
129
bab 129 meredakan rasa
130
bab 130 tak nyaman
131
bab 131 ketulusan Fakhry untuk Kayra
132
bab 132 gangguan
133
bab 133 ketegasan seorang suami
134
bab 134 takut
135
bab 135 membuat perhitungan.
136
bab 136 perhitungan.
137
bab 137 merajut Bahagia
138
bab 138 permintaan maaf
139
bab 139 permintaan Fakry
140
bab 140 saling menyerahkan diri.
141
bab 141 bahagia
142
bab 142 kebahagiaan yang nyata.
143
bab 143 positif hamil
144
bab 144 rumah baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!