Jantung Kayra kian berdegup kencang ketika ia melihat ujung sepatu Fakry kian melangkah maju kepadanya.
Apalagi ketika ia merasakan punggungnya telah menabrak dinding.
Ia tak lagi bisa bergerak mundur kebelakang.
" maaf mas Fakry...anda di sini ?! " sebuah suara menghentikan langkah Fakry yang melangkah ke arah Kayra dan hampir dekat.
Mendengar suara yang sangat ia kenali Kayra segera mengangkat wajahnya dan mendongak.
Melihat seseorang itu, betapa Kayra merasa seolah ia bisa bernafas dengan lega.
Gadis itu segera beringsut dan melangkah cepat ke arah sumber suara yang tak kain adalah bi Rahma, sang ibu.
Fakry mengikuti pergerakan langkah Kayra itu dengan tatapan matanya.
Ia semakin menyipitkan matanya melihat tubuh gadis itu.
Kayra semakin beringsut an kini ia berdiri di belakang sang ibu.
" maaf mas..kami permisi, bapak mencari Kayra " kata bi Rahma lagi.
Tatapan mata Fakry kini beralih kepada bi Rahma.
Ya..
Bi Rahma tidak bohong, ketika tadi ia menyuguhkan kopi kepada majikannya itu, pria baya itu menanyakan tentang Kayra.
Dan kemudian meminta bi Rahma membawa Kayra kepadanya.
Bi Rahma awalnya mencati Kayra langsung ke kamarnya, namun ia tak menemukannya.
Ia sudah geram dengan gal itu.
dan ia semakin geram kerika melihat Kayra ternyata berada di belakang.
Apalagi ada Fakry juga di sana.
" papa sudah pulang ?! " tanya Fakry.
" iya mas....hampir setenagh jam yang lalu " jelas bi Rahma.
" permisi..." pamit bi Rahma sembari meraih pergelangan tangan Kayra.
Tak ada yang tahu, jika saat ini wanita baya itu tengah meremas pergelangan tangan Kayra dengan sangat kuat.
Namun Kayra hanya bisa nenahan sakit itu dengan memejamkan matanya saja.
Tanpa meringis atau mengeluh.
" sudah ku bilang...jangan keluar kamar " desis bi Rahma pelan dengan menahan geram dan penuh penekanan.
Kayra hanya diam tak menjawab, ia merasa percuma saja ia memberikan penjelasan.
Ia pun hanya mengikuti langkah sang ibu yang membawanya dengan menggeret pergelangan tangannya.
Sementara Fakry, pria itu mengiringi kepergian dua orang wanita berbeda genrasi itu dengan tatapan kedua matanya.
Terutama Kayra.
Tubuh kutus dan ringkih gadis itu terasa berbeda di matanya.
Tapi entah apa itu, ia tak tahu.
Setelah beberapa menit melangkah, Kayra dan bi Rahma sampai di ruang kerja pak Rosyid.
Setelah mengetuk pintu bi Rahma masuk ke dalam ruangan itu dengan di ikuti oleh Kayra.
Di dalam ruangan itu telah ada sosok pak Rosyid yang duduk di sofa dan berdampingan dengan bu Novi.
Mata bu Novi tak lepas menatap Kayra sejak gadis itu masuk ke dalam ruangan itu kengikuti sang ibu.
Kayra menundukkan keplanya.
" bi Rahma membawa Kayra ya...?! " tanya pak Rosyid terdengar lembut sembari keplaya sedikit ia miringkan untuk sekedar bisa melihat Kayra yang saat ini bersembunyi di belakang sang ibu.
" iya pak.." jawab bi Rahma sambil mengangguk.
" kemarilah Kayra..." panggil pak Rosyid.
Bi Rahma sedikit menarik tangan Kayra agar gadis itu sedikit maju ke depan.
Kayra semakin menundukkan kepalanya ketika tanpa sengaja tadi matanya bertemu pandang dengan mata bu Novi yang menatapnya tajam.
Saat itu ia juga melihat seraut wajah tampan juga duduk di pojok ruangan.
Karenanya ia semakin menundukkan kepalanya.
Ia tak mau lagi di tuduh menggoda siapapun,karena ia memang tak ada niat sedikitpun untuk melakukan hal seperti itu.
ia juga bukan gadis bodoh, ia cukup mengerti bagaimana bu Novi memandang dan memperlakukan dirinya.
Meski ia hanya bisa diam di perlakukan seperti itu.
Ia sadar,
Nama ibunya menjadi taruhannya.
Pak Rosyid menatap dalam sosok gadis di hadapannya itu.
" berapa usia kamu Kayta ?! " tanya Pak Rosyid.
" delapan belas tahun seminggu yang lalu tuan.." jawab Kayra.
Mendengar jawaban Kayra, pak Rosyid menghela nafas.
Hatinya tiba tiba terasa nyeri.
Putranya sudah menjadi pedofil kah....?!
Gadis di hadapannya itu masuh berusia 18 tahun, sedangkan Fakry sudah berusia 35 tahun.
Pak Rosyid memijat pangkal hidungnya.
" apa kamu tidak ingin lanjut sekolah ?! " tanya pak Rosyid lagi.
" pa..." panggil bu Novi namun di hentikan oleh sang suami.
" diamlah ma.." sergah pak Rosyid dan membuat bu Novi jengkel.
" jadi Kayra....?! " lanjut pak Rosyid.
" ten..ten..tentu sa..saya ingin tuan " jawab Kayra tergagap.
" jika aku menyekolahkanmu apa kau akan mau ?! " lanjut pak Rosyid dan sontak membuat bu Novi menatap penuh tanya kepada sang suami.
Tatapan bu Novi juga menyiratkan ketidak terimaan.
Sementara Kayra yang di beri pertanyaan merasa kebingungan menjawab.
" kau punya cita cita kan ?! " tanya pak Rosyid lagi.
Kayra mengangguk.
" ingin jadi apa ?! " tanya Pak Rosyid lagi.
" kenapa papa tanya tanya seerti itu, tentu saja dia ingin menjadi orang kaya pa, mangkanya dia ini nekat ngambil cara instan dengan menggoda anak kita Fakry.
Ia pikir kita ini bodoh sehingga ia akan dengan mudah menipu kita.
Anak ini tidak sepolos kelihatannya pa.... " tiba tiba bu Novi berdiri dari duduknya dan berucap dengan kasar dan keras.
Wajah wanita baya itu sudah merah padam.
Kayra menundukkan kepalanya dalam dalam, tubuhnya gemetaran karena takut.
begitupun dengan bi Rahma.
Sungguh jauh di dasar hatinya yang paling dalam,
ia juga merasakan sakit mendengar tuduhan majikannya itu kepada Kayra.
Bagaimanapun ia tak menyukai gadis itu, ia tetap yang merawat gadis itu sejak gadis itu berusia lima tahun.
Bahkan sebelum itu pun ia juga sering berinteraksi dengan Kayra kecil karena mendiang sang suami yang juga sering membawa Kayra kecil kepadanya.
Diam diam di dalam hati, ia berjanji akan segera membawa Kayra pergi sejaih mungkin dari tempat ini.
" ma...cukup, kalau mama tidak suka dengan cara papa, mama keluar saja.
Biar papa yang selesaikan " hardik pak Rosyid.
dan bu Novi pun segera hengkang dari ruangan itu.
Setelah kepergian bu Novi, perhatian pak Rosyid kembali tertuju kepada Kayra.
" jadi Kayra...." kata kata pak Rosyid terpotong.
" maaf pak, Kayra akan melanjutkan sekolah memang.
Tapi tidak di sini " i Rahma yang memotong ucapan majikan laki lakinya itu.
Pak Rasyid ganti menatap bi Rahma.
Keningnya berkerut.
" dimana kalau begitu ?! " tanya pak Rosyid menyelidik.
" di kampung pak.."
" apa di kampungmu ada universitas bi Rahma....?! " tanya pak Rosyid lagi.
" di kampung memang tidak ada pak, tapi di kotanya ada pak.
Dan kebetulan jarak dari kampung kami dan kota hanya satu jam.
Jadi bapak tidak perlu repot repot "
" bi Rahma..kita sudah membicarakannya bukan ?! " sela pak.Rosyid.
Mereka memang sudah membicarakan tentang hal ini sebelumnya.
Tentang pihak keluarga pak Rosyid yang akan membiayai sekolah dan masa depan Kayra di masa yang akan datang.
Sebagai bentuk rasa pertanggung jawaban keluarga Rosyid akan perbuatan Fakry terhadap gadis itu.
Awalnya bi Rahma memang menyetujuinya setalah pak Rosyid terus memaksanya.
Namun, ketika tadi melihat reaksi bu Novi.
Bi Rahma memutuskan untuk menolak niat baik majikannya itu.
" maaf pak...saya tidak ingin kembali ada keributan yang di senabkan olek...Kayra, jadi izinkan saya membawanya pergi dari sini " kata bi Rahma kemudian.
Keputusannya sudah bulat,
Akan membawa Kayra pervi dari sini.
" ini masih dua bulan bi Rahma.....dan bukankah kita sudah sepakat untuk menunggu selama tiga bulan, jika memang tidak terjadi apa apa pada Kayra.
Baiklah kami akan menurut apa keinginan bi Rahma.
Tapi jika..... " kata pak Rosyid lagi penuh arti namun tak berlanjut.
" saya yakin yang bapak dan ibu khawatirkan tidak terjadi,
Kayra tidak....." kata kata bi Rahma terputus, ia di kejutkan dengan suara berdentum di sisinya.
Wanita baya itu segera menoleh.
Brugh.....
Tiba tiba Kayra jatuh ambruk ke lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
hml anak mu bodoh
2024-10-20
0
Sugiharti Rusli
tekanan batin si Kayra pasti sangat dalam yah, ni ceritanya bawang sekali
2024-09-06
2
indy
lanjut kakak...
2024-07-19
0