Tersisa dua lima anggota perampok yang terikat, wajah ketakutan menggantikan wajah garang sebelumnya.
"bunuh mereka", "bakar semua", "habisi" teriakan teriakan warga penuh kemarahan dan dendam terus terdengar.
"drap, drap, drap" terdengar derap kuda. Dari kejauhan terlihat dua puluh kuda semakin mendekat, terlihat orang yang berseragam prajurit diatasnya.
Kegaduhan warga terhenti seketika
"salam tuan, saya xuan kepala desa mekar" kata pria sepuh sambil menunduk hormat.
"apa yang sedang terjadi paman" tanya komandan prajurit tersebut setelah turun dari kudanya
"perampok harimau hitam mendatangi desa kami tuan, untung pemuda desa dibantu pemuda desa pesisir mampu merobohkan mereka" jelas kepala desa sambil menunjuk mayat perampok dan anggota yang terikat.
Kegaduhan warga mulai terdengar lagi
"bunuh mereka tuan" teriakan dan berbagai umpatan terdengar
"tenang semua" terdengar tegas suara komandan disertai sedikit pengerahan tenaga dalam, yang membuat warga terdiam kembali.
"mana paman wang" lanjutnya seakan sudah akrab dengan desa mekar
"paman wang meninggal tuan" jawab kepala desa sambil menunjuk seseorang yang ditangisi dua orang wanita
"paman xuan ajak para pemuda ikut saya", "lima prajurit ikut saya yang lain bersama warga urus yang meninggal" tegas komandan
"siap komandan" teriak kompak para prajurit
Kesibukan mulai tercipta, paman guan mengajakku dan para pemuda mengikuti komandan tersebut.
"salam bibi dan adik ning, maaf saya terlambat datang" sapa komandan
"nak cun" teriak bibi wang sambil memeluknya, han cun dulu anak yatim yang dibesarkan oleh paman wang.
"kakak, ayah..." teriak ning tak sanggup meneruskan ucapan nya, tenggelam dalam tangisnya
"bibi dan adik ayo masuk rumah dulu, biar jenazah paman diurusi para prajurit" ucapnya sambil menggandeng keduanya masuk rumah.
Terlihat dalam rumah yang berantakan, setelah selesai membersihkan sedikit kami duduk bersama dilantai.
"paman xuan, inikah para pemuda yang mengalahkan para perampok"
"iya tuan"
"kalian para pemuda apakah ada yang mau jadi prajurit"
"mau tuan" jawab mereka serempak
"maaf tuan" jawabku setelah merasa diperhatikannya
"kenapa kamu tidak mau" ucapnya
"aku kebetulan didesa ini, tujuanku ke benua selatan tuan"
"itu jauh sekali, mungkin setahun kalau ditempuh jalan kaki"
"iya tuan maaf aku tetap akan kesana"
"nak siapa namamu dan dari mana asalmu" ucap paman xuan
"namaku chuan paman, anak sebatang kara tiada ayah dan ibu" ucapku
"apa kau pernah dengar liu can"
"beliau kakek buyutku, paman"
"oh dewa, terima kasih" teriaknya,
"tetua satu diwakili cucumu aku sampaikan hormatku" lanjutnya dengan menunduk hormat
"sudahlah dan apa yang terjadi dengan paman dan sekte"
"nakmas, setelah sekte dikuasai golongan hitam semua tetua dibunuh"
mulailah paman bercerita, hanya beberapa murid dan para wanita yang dibiarkan hidup, paman xuan tetap dibiarkan tetapi dentiannya dihancurkan. Dengan obat obatan dari ilmu kitab yang pernah dia pelajari membuatnya bertahan dan tetap kelihatan segar sampai sekarang.
pSekte racun iblis beberapa tahun lalu dihancurkan oleh prajurit salah satunya komandan cun ini.
"siapa yang menolongmu nakmas" lanjutnya
"maaf paman, aku sudah berjanji untuk tidak menceritakan beliau berdua"
"oh paman hargai janjimu, nanti mampir rumah dulu dan tetap panggil paman yaa jangan kakek" ucapnya
"iya" jawabku singkat sambil tersenyum
"saudara chuan, menurut para pemuda kamu seorang diri yang menghancurkan perampok itu" ucap komandan cun
"maaf tuan itu tidak benar tanpa bantuan para pemuda aku juga tidak bisa apa apa" jawabku
"perampok harimau hitam adalah sisa dari murid sekte racun iblis, beberapa tahun ini kami mengejar mereka" jelasnya
"apa yang masih hidup bisa diberi kesempatan tuan" tanyaku
"itu tergantung pada mereka sendiri dan untukmu ikutlah kekota sebab hadiah sudah menunggumu disana"
"maaf tuan aku tidak mengharapkan hadiah, seandainya boleh berikan buat membangun desa mekar dan desa pesisir" jawabku, membuat semua terdiam.
"ini lencana telik sandi selama dibenua timur kau akan bebas masuk kekota manapun" ucap komandan cun memecah kesunyian sambil menyerahkan lencananya
"tuan" ucapku melihat lencana perak berhias ukiran emas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Putra_Andalas
agak laen emg ni author...sifat AKU nya lebih mendominasi..tdk mau terima saran & anti kritik yg membangun.
2024-06-17
2
Ismet Chaniago
kersn Thioir
2022-05-20
2
Thomas Andreas
kecepatan ngobrolnya
2022-03-24
0