"masuklah" ucapnya, setelah sampai dirumah panggung berdinding kayu
"siapa pak, anak muda ini" tegur seorang perempuan paruh baya setelah melihatku
"ini nak chuan, terapung dilaut dan ditemukan warga yang sedang mencari ikan"
"oo masuklah nak, bibi istri paman liu"
"terima kasih bibi" jawabku sambil senyum
"ambilkan bajuku untuk nak chuan"
"iya pak" sambil berlalu, telihat tak lama keluar kamar lagi sambil membawa sati stel pakaian.
"ganti dulu nak biar nyaman, gantilah dibelakang ada bilik kecil buat kami mandi, taruh saja bajumu disana biar besok bibi cucikan"
Setelah kembali dari ganti baju
"wah aku merepotkan paman dan bibi" ucapku sambil duduk dilantai kayu.
"tidak apa apa nak istirahatlah dulu dikamar paman dan bibi mau belanja dulu" ucap paman
"sekarang masih gelap, apakah jauh paman" tanyaku heran
"didesa sebelah dua kilometer dari sini, kalau sekarang bisa bareng dengan yang lain yang mau menjual ikan" jelasnya
"ini pakailah paman" ucapku sambil mengeluarkan kantong uangku
"tidak usahlah nak, itu bisa buat bekal mu"
"tidak apa paman" sambil mengulurkan sepuluh koin perak dan beberapa koin tembaga
"ini banyak sekali nak" kata nya bingung mau menerima koin yang aku berikan
"koin perak paman simpan saja, koin tembaga buat paman dan bibi belanja hari ini" ucapku meyakinkannya
Setelah menyimpan koin dikamar, mereka berangkat belanja. Samar samar terdengar langkah beberapa orang dibelakang rumah. Kelihatannya beberapa warga yang masih curiga pada ku.
"tidur saja" batinku tak menghiraukan mereka.
Malam berganti siang, sinar mentari mengintip dari sela sela atap rumah. Terdengar kesibukan bibi memasak dan diluar paman dan beberapa warga lagi ngobrol.
"sesepuh, mana anak muda itu" tanya seseorang yang terdengar langkahnya baru datang
"itu didalam masih tidur, biarkan dulu" ucap yang lain, dan obrolan mereka berlanjut, diiringi debur ombak.
Tak berapa lama aku keluar rumah mendekati mereka yang asyik ngobrol sambil duduk diatas pasir.
"wah sudah bangun nak" ucap paman liu
"terima kasih paman, badanku sudah bugar lagi"
"kisanak seorang pendekar yaa" tanya salah satu pemuda yang ada disitu
"namaku mu zan, dulu pernah belajar di perguruan macan putih sampai tahap menengah sepertimu"lanjutnya memperkenalkan diri
"namaku chuan salam kenal kisanak, maaf aku lupa pernah belajar dimana" jawabku, ternyata dia seorang pendekar tahap menengah tingkat lima. Dia terpaksa pulang kampung karena ayahnya dibunuh perampok.
Desa pesisir didiami oleh dua puluh keluarga yang kebanyakan orang tua, para pemuda kebanyakan mengadu nasib dikota. Hanya tujuh pemuda yang masih bertahan dan sekaligus jadi tumpuan keamanan desa. Didepan lautan luas terbentang, sisi kiri desa tebing kokoh sebagai benteng alam, sebelah kanan hutan pantai yang asri. Belakang perkampungan hutan yang tidak begitu lebat berbatas dengan area pertanian warga desa sebelah.
Suasana keakraban terjalin ditengah kesederhanaan mereka.
"makanan sudah siap" terdengar teriakan bibi
"ayo semua istriku masak banyak hari ini" ajak paman liu
Selesai makan mereka memulai aktifitasnya, mempersiapkan untuk melaut nanti sore, terlihat ada yang membenahi jaring, membersihkan perahu. Mu zan dan paman liu tetap ngobrol bersama ku.
Tak terasa lima hari sudah tinggal didesa ini. Desa mekar adalah desa terdekat dari sini. Ada beberapa desa yang lebih besar memerlukan waktu sehari jalan kaki, kalau naik kuda bisa enam jam. Didesa inj tidak ada yang memilki kuda, untuk desa mekar kepala desa dan seorang saudagar mempunyai beberapa kuda.
Hari yang cerah, saat yang baik untuk memulai perjalananku. Paman liu, mu zan dan beberapa pemuda berkumpul melepaskan kepergianku.
Setelah berpamitan terlihat seorang lari tergopoh gopoh
"zanzan! desa mekar dijarah perampok" teriak seseorang sambil berlari kearah kami
"berapa jumlah mereka" tanya mu zan
"lima puluhanan, pengawal kepala desa dan pengawal saudagar wang sepertinya tidak sanggup melawan mereka" jawabnya
"mana teman temanmu" tanya mu zan
"membantu warga melarikan diri, dan sebagian menunggu bantuan kalian"
"ayo kumpulkan yang lain dan berangkat" seru mu zan
"aku ikut" ucapku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Thomas Andreas
menunggu aksi pertama nih
2022-03-24
3
Mi 4a
00
2022-02-12
0
Mi 4a
01
2022-02-12
0