Bab. 18.

Pungki mengusap usap tengkuknya dengan telapak tangan kirinya.. Dan bersamaan dengan itu telinganya mendengar.

TOK

TOK

TOK

Suara pintu yang diketuk ketuk dengan pelan.. Pungki menatap ke arah tempat tidur dan Syahrul tampak sudah tertidur karena tidak bereaksi apa pun saat ada suara ketukan pintu.

“Mas..” suara Pungki memanggil Syahrul dan Syahrul pun tetap dalam posisi dia tidak bergerak dan tidak menjawab panggilan dari Pungki.

TOK

TOK

TOK

Terdengar suara pintu diketuk ketuk lagi..

“Siapa dini hari mengetuk ngetuk pintu, dan mau apa?” gumam Pungki dan mengabaikan suara ketukan pintu itu. Pungki pun menghabiskan makan saur nya dan dia akan segera memakan lagi kunyit agar segera cepat tuntas kewajibannya.

Akan tetapi Pungki kaget saat teringat jika dia tadi belum mengunci pintu kamar..

“Haduh pintu belum aku kunci lagi..” gumam Pungki sambil menoleh ke arah pintu dan...

TOK

TOK

TOK

Jantung Pungki semakin berdebar debar di saat handel pintu kamar itu bergerak gerak...

Pungki pun cepat cepat bangkit berdiri dan berlari ke arah tempat tidur..

“Mas.. Mas... bangun..” suara Pungki membangunkan Syahrul, Syahrul pun membukakan kedua matanya..

“Ada apa?” tanya Syahrul dan masih berbaring..

“Di depan pintu mungkin ada sesuatu.. tadi pintu diketuk ketuk dan handel bergerak gerak, aku tadi lupa menguncinya lagi.. tolong Mas. Aku takut jika tiba tiba dia membuka pintu.” Ucap Pungki.

Syahrul spontan melihat ke arah pintu, dan handel pintu sudah tidak lagi bergerak gerak..

“Hmmm.” Gumam Syahrul lalu dia bangkit berdiri dan cepat cepat melangkah ke pintu untuk mengunci pintu lagi. Dan selanjutnya tudak ada lagi suara pintu diketuk ketuk atau handel pintu bergerak gerak.

“Mas jangan tidur dulu, tunggu aku makan kunyit sebentar.” Ucap Pungki lalu dia cepat cepat melangkah meraih gelas yang berisi teh manis selanjutnya melangkah menuju ke mini pantry di mana kunyit dia ditaruh di sana. Syahrul pun kini duduk di tepi tempat tidur untuk menunggu Pungki, dia menyadari tidak mudah untuk berani dalam waktu tiba tiba menghadapi godaan makluk makluk gaib.

“Pasti nanti saat kunyit yang dia makan semakin banyak akan semakin sering juga dia mendapat godaan dari makluk makluk gaib. Semoga saja Pungki kuat.” Gumam Syahrul di dalam hati.

Sementara itu Pungki cepat cepat mengunyah kunyitnya dan menelannya, teh manis pun dia tegak untuk mengurangi rasa getir kunyit yang begitu kuat. Setelah kira kira cukup kunyit yang harus dia makan, dia mengakhiri ritualnya dengan meminum air mineral.

Pungki melangkah menuju ke kamar mandi untuk gosok gigi, dia tidak ingin tampak kuning kuning giginya akibat kunyit. Rasa minder di depan calon mertua impian semakin besar dengan penampilan gigi yang kuning kuning.

Pungki menggosok giginya sambil melihat dirinya di pantulan cermin yang ada dinding kamar mandi itu..

“Hmmm benar kan kalau tidak digosok bisa kuning kuning gigiku.” Gumam Pungki di dalam hati saat melihat busa odol alias pasta gigi tidak putih tetapi tampak semu kuning kuning.

Namun tiba tiba mata Pungki terbelalak saat busa pasta gigi itu berubah menjadi warna merah orange bagai warna orang yang habis makan sirih pinang. Pungki pun ngeri sendiri melihat dari mulut nya keluar busa berwarna merah orange.

Pungki cepat cepat menunduk dan meludah membuang busa pasta gigi yang berwarna merah orange itu, dia pun cepat cepat berkumur dengan air kran..

Setelah berkumur berkali kali dan Pungki melihat air yang keluar sudah tampak jernih dia pun mematikan kran air. Pungki pun meringis untuk melihat lagi giginya di pantulan cermin.

“Hah!” teriak Pungki.

Pungki kembali kaget saat melihat giginya menjadi hitam hitam bagai orang makan sirih pinang. Pungki pun cepat cepat membalikkan tubuhnya dan berlari keluar dari kamar mandi.

“Mas...” teriak Pungki sambil berlari mendekati Syahrul yang masih duduk di tepi tempat tidur.

“Ada apa Pung?” tanya Syahrul yang melihat wajah Pungki tampak sangat panik.

“Lihat gigiku kok jadi hitam hitam, ngeri sekali Mas. Meskipun aku iklas menolong Andien tapi kalau gigiku menjadi hitam hitam mana ada gadis mau sama aku Mas.” Ucap Pungki dengan nada sedih. Syahrul pun menatap Pungki dan memperhatikan mulut Pungki terutama gigi gigi Pungki.

“Gigi kamu masih sama Pung, putih kok tidak hitam.” Ucap Syahrul sambil mengernyitkan keningnya.

“Benar Mas, coba lihat dengan seksama, tadi aku lihat di cermin busa pasta gigi menjadi merah dan aku berkumur terus tapi saat aku lihat gigiku di cermin malah jadi hitam mengerikan.” Ucap Pungki sambil membuka mulut nya.

“Benar. Mungkin kamu Cuma diganggu saja. Bersyukur hanya gigi kamu yang berubah menjadi hitam saat kamu bercermin.”

“Kamu harus siap siap jika saat bercermin yang ada di pantulan cermin bukan wajah kamu.” Ucap Syahrul sambil masih menatap wajah Pungki yang tampak masih panik.

“Kita sekarang sembahyang saja, tidak lama lagi juga waktu subuh tiba. Nanti kita tidur saat dalam perjalanan saja.” Ucap Syahrul lalu bangkit dari duduknya.

“Iya Mas.” Ucap Pungki dia pun setuju sebab dengan sembahyang hatinya menjadi tenang dan setuju tidur saat di dalam perjalanan nanti karena paling tidak dengan tidur godaan saat puasa di siang hari akan berkurang.

Waktu pun terus dan pagi hari pun tiba. Pungki dan Syahrul pun sudah mengemas barang barang miliknya. Kunyit milik Pungki tidak ketinggalan dia bungkus rapi dan siap untuk buka puasa nanti.

“Pung aku sarapan dulu ya.” Ucap Syahrul sambil menatap Pungki yang masih sibuk mengatur barang barang di dalam ransel nya.

“Iya Mas.” Ucap Pungki tanpa menoleh ke arah Syahrul. Akan tetapi di saat Syahrul sedang memutar handel pintu, Pungki menoleh ke arah Syahrul...

“Mas, nanti tolong amati koridor ya, horor tidak tempat itu.” Ucap Pungki dan Syahrul pun menganggukkan kepalanya. Setelah keluar dari pintu, Syahrul kembali menutup pintu dengan rapat.

Pungki kembali menunduk dan sibuk mengatur barang barang bawaannya, sesaat telinga Pungki mendengar suara...

“Kakaaakkkk..” suara anak kecil di balik pintu.

Pungki tidak menghiraukan dia mengira itu mungkin suara anak anak tamu hotel lainnya..

Akan tetapi terdengar suara anak kecil lagi...

“Kakaaakkk buka pintu dong!” suara anak kecil lagi di balik pintu kamar Pungki.

“Hmmm apa anak salah kamar. Tapi pintu juga tidak dikunci, apa tangannya tidak sampai meraih handel pintu.” Gumam Pungki di dalam hati lalu dia yang duduk di karpet pun segera berdiri dan melangkah menuju ke pintu...

Terpopuler

Comments

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

hhh.. semoga Pungki kuat menghadapi gangguan dari para demit 👻👻

tuh demit bocil manggil2 minta jajan meren /Slight/

2024-07-15

5

ᴊʀ ⍣⃝☠️​

ᴊʀ ⍣⃝☠️​

kak bukain dong🤭🙈

2024-07-19

1

Îen

Îen

haduhhh gw klo jd pungki ga bakal sanggup dah tiap saat slalu senam jantung ketakutan🙈🙈🙈🙈🙈

2024-07-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!