Beberapa menit kemudian mereka semua sudah sampai di pendopo rumah Pak Kades lagi. Tampak Ndaru dan Fatima berbincang bincang dengan orang tua Andien. Pak Hasto dan Bu Hasto pun berada di dekat mereka Pak Hasto tadi sudah mengenalkan pada orang tua Andien jika Ndaru adalah anaknya, saudara kembar Dewa yang sudah tiada dan Fatima adalah menantunya.
“Meskipun saat ini kami sangat sedih karena Andien hilang . Tapi kami turut bahagia atas menikahnya Putera Pak Hasto dengan Fatima teman Andien.” Ucap Papanya Andien dengan tulus. Mamanya Andien pun menganggukkan kepalanya yang sudah tidak lagi pusing. Karena suaminya sudah mengatakan rencana nya akan menjemput Andien di Nusa Tenggara Barat.
“Terima kasih semoga Andien selamat dan bisa kembali bersama kita.” Ucap Ndaru dengan santun.
“Saya akan ikut mencari Andien Tan, Om...” ucap Fatima yang tampak wajahnya bersedih karena sahabat baiknya sedang dalam bahaya..
Ndaru, Pak Hasto dan Bu Hasto tampak kaget mendengar ucapan Fatima..
“Fat, itu sangat bahaya buat kamu walau kamu sudah tidak gadis lagi. Bagaimana jika Pangeran Jin itu masih ingin memperistri kamu.” Ucap Ndaru yang benar benar tidak rela jika istrinya akan mendatangi kerajaan jin yang sangat bahaya buat Fatima.
“Benar itu Fat, lebih baik kamu jangan ikut ke sana.” Ucap Pak Hasto dan Bu Hasto secara bersamaan sambil menatap wajah Fatima.
“Tapi kasihan Andien Pa Ma. Saya kan pernah ke sana bisa juga untuk mengalihkan perhatian mereka pada Andien. Saya ingat waktu saya menyebut asma Allah saya langsung bisa keluar dari kerajaan jin itu. Meskipun itu juga perlu bantuan dari Mas Syahrul..” ucap Fatima dengan nada serius.
“Nanti kita tanya pada Syahrul saja.” Ucap Pak Hasto sambil menoleh noleh tetapi tidak melihat sosok Syahrul dan Pungki di dalam pendopo itu.
“Di mana Syahrul?” tanya Pak Hasto pada Ndaru.
“Katanya tadi mau ambil kunyit gitu.. “ jawab Ndaru yang ekspresi wajahnya kini tampak murung sebab niat Fatima yang akan ikut pergi mencari Andien.
Sesaat Mamanya Andien menoleh ke arah Fatima..
“Fat, apa benar nikah kamu itu untuk menghindari kejaran Jin itu?” tanya Mamanya Andien dengan suara lirih. Dan Fatima pun menganggukkan kepalanya..
Fatima menatap Mamanya Andien dengan sedih
“Kata Mas Syahrul begitu Tante, tetapi maaf kami semua tidak mengira jika Andien yang ganti dibawa pergi. “ ucap Fatima dengan nada dan ekspresi wajah yang masih sedih .
Mama dan Papanya Andien tampak kaget dan saling pandang..
“Bagaimana dengan Andien?” gumam mereka berdua karena anak gadisnya itu belum punya pacar dan mereka belum ingin Andien menikah muda.
“Apa tidak ada cara lain selain dengan cara menikah?” tanya Papanya Andien selanjutnya pada Fatima.
“Saya tidak tahu Om, coba nanti tanya saja pada Mas Syahrul.” Jawab Fatima.
Dan tidak lama kemudian tampak Syahrul, Ningrum dan Pungki datang. Di tangan Pungki tampak membawa satu kantong plastik yang berisi kunyit yang sudah dipilihkan oleh Syahrul. Kali ini Pungki tidak lagi menawar nawar saat Syahrul memilihkan kunyit yang ukurannya besar besar dan tua tua. Yang benar benar merupakan rimpang utama alias empu nya.
“Mas harus cari janur tidak buat ukuran?” tanya Pungki yang berjalan di samping Syahrul.
“Tidak usah Pung, kira kira saja satu meter. Kalau nanti kita lihat ada janur ya bisa kita minta. Kalau tidak ada tidak usah.” Jawab Syahrul yang juga terus melangkah.
“Ada kok, nanti aku suruh Pak kebun bawakan. Kalau tidak ada yang muda yang tua tidak apa apa kan.” Ucap Ningrum yang mendengar percakapan dua pemuda itu.
“Iya tidak apa apa tapi yang utuh tidak rusak tidak patah atau terpotong.” Jawab Syahrul.
Sesaat tiga anak muda itu duduk bergabung dengan rombongan keluarga Pak Hasto dan orang tua Andien..
“Mas Syahrul, maaf saya mau tanya.” Ucap Papa nya Andien saat Syahrul telah mendudukkan pantatnya.
“Iya Pak, silakan.” Ucap Syahrul dengan santun.
“Apa syarat untuk menghindari jin itu harus menikah?” tanya Papanya Andien kemudian.
“Saya tahu itu dari Kakek Jin Pak, waktu saya tanya bagaimana cara menyelamatkan Fatima waktu itu. Untuk orang lain saya tidak berani mengatakan iya atau tidak nya sebelum saya tanya pada Kakek Jin. Maaf kemarin saya hanya bertanya di mana Andien berada.” Jawab Syahrul sambil menatap kedua orang tua Andien..
“Mas, apa bisa minta tolong tanyakan pada Kakek Jin bagaimana caranya agar Andien selamat bisa kita jemput dan tidak lagi dikejar kejar oleh jin itu.” Ucap Mamanya Andien
“Bisa Bu, tapi maaf saya harus sembahyang dan perlu suatu alat, dan alat itu ada di hotel tidak saya bawa ke sini.” Jawab Syahrul dengan jujur sebab saat pagi tadi dia keluar dari kamar hotel tidak membawa tas ranselnya yang mana keris kecilnya sudah dia simpan di sana.
“Kalau begitu ayo kita sekarang ke hotel saja. Tidak enak juga di sini lama lama. Pak Kades dan Bu Kades kan juga banyak pekerjaan.” Ucap Papanya Andien, dan Pak Kades pun kini juga sedang menemui anak buahnya karena harus menanda tangani banyak dokumen. Sedang Bapak bapak polisi sudah pamit sejak selesai sembahyang.
“Mas, ini Fatima juga akan ikut mencari Andien apa itu tidak berbahaya Mas?” tanya Ndaru sambil menatap Syahrul.
“Iya nanti aku tanya Kakek.” Ucap Syahrul..
Mereka pun akhirnya pamit pada keluarga Pak Kades, Meski pun Ningrum mengatakan sudah menyiapkan kamar buat mereka..
Syahrul dan Pungki kini berpisah mobil. Pungki ikut mobil hotel bersama keluarga Pak Hasto. Sedang kan Syahrul ikut mobil keluarga Andien..
Pungki yang di tangan nya membawa satu kantong kunir dan sehelai janur panjang duduk diam di jok depan di samping Pak Sopir. Pungki belum berbicara pada Ndaru untuk pinjam uang karena sejak tadi belum ada kesempatan berdua dengan Ndaru. Karena selalu ada orang lain. Jika hanya Fatima dia tidak sungkan untuk mengatakan pinjam uang tetapi jika ada orang tua Ndaru dan calon mertua impian, Pungki benar benar tidak sampai hati untuk mengucapkan itu..
“Nanti aku chat saja si Ndaru, tidak enak mau omong di sini juga.” gumam Pungki dalam hati sambil memangku sekantong kunyit dan sehelai janur.
“Bro buat apa itu kunyit dan janur?” tanya Ndaru yang duduk di jok belakang kemudi di samping Papanya. Sedang Fatima dan Bu Hasto duduk di jok paling belakang..
“Ada dech...” jawab Pungki tanpa menoleh ke arah belakang....
“Kamu sudah pucat Pung, tidak perlu luluran kunyit.” ucap ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Tuxepos Jasmine
hahahahha dikira buat luluran kaga tuh kunyit???🤣🤣🤣🤣🤣
2024-07-15
0
Îen
ini mah andien wajib sm pungki.....effort nya pungki tuh ga main2...jd terhura sm pengorbanan pungki
2024-07-15
0
ᴊʀ ⍣⃝☠️
yuk gas up,
makin seru ini.
ini ada secangkir kopi dari bang HAMDAN☕. biar semangat up🙏🤭
2024-07-13
6