“Ya sudah Papa akan cari penerbangan paling awal, pembicaraan dengan calon buyer biar dilanjutkan Doddy.” Suara Papa nya Andien selanjutnya dia ke Nusa Dua memang mengajak beberapa karyawan.
“Ya Pa, terus aku gimana? Ke lokasi hilangnya Andien sekarang apa menunggu Papa?” tanya Mama nya Andien yang memang benar benar bingung..
“Mama boleh pergi ke lokasi dulu. Di desa tempat tinggal temannya itu ya? Berarti aku cari bandara terdekat dengan lokasi itu saja.” Ucap Papanya Andien karena dia pun tahu jika Andien sedang mendatangi pernikahan temannya.
“Iya Pa.” Ucap Mamanya Andien.
“Mama jangan hanya berdua dengan sopir, ajak Rico ke sana, biar lebih aman dan bisa diajak diskusi kalau ada hal penting sementara aku kalau di dalam pesawat hand phone tidak aktif.” Suara Papa nya Andien yang tidak tega jika istrinya hanya pergi dengan sopir dan menyuruh mengajak Rico keponakan sang istri yang ikut tinggal dengan mereka yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri, umur Rico lebih tua tiga tahun dari Andien. Dia tinggal di situ karena Mamanya meninggal dan Papanya punya istri lagi.
Setelah Mamanya Andien mengiyakan dan saling memberi pesan agar berhati hati sambungan telepon pun berakhir.
Sementara itu di tempat lain, di kamar hotel tempat Syahrul dan Pungki menginap. Dua pemuda itu sedang berdoa dengan khusyuk.. Dan setelah berdoa Syahrul kini tampak menempelkan keris kecilnya di dahinya dan selanjutnya dia pun bersemedi untuk berkomunikasi dengan Kakek Jin. Sedangkan Pungki masih berdoa dengan khusyuk, kali ini dia benar benar sangat khawatir kehilangan Andien.
Beberapa menit kemudian, Syahrul telah mengakhiri semedi nya . Dia menoleh ke arah Pungki yang masih khusyuk berdoa. Syahrul bangkit berdiri dan mengambil hand phone miliknya.. Syahrul pun akan mengabari Ningrum tentang hasil komunikasi dengan Kakek Jin..
Telinga Pungki mendengar gerak gerik Syahrul , dia yang begitu ingin tahu kabar Andien pun segera mengakhiri doanya.. Sesaat kemudian..
“Mas, gimana apa kata Kakek Jin?” tanya Pungki yang sangat kepo.
“Benar Andein dibawa di kerajaan jin Pangeran Dewa Anum.” Jawab Syahrul yang tidak jadi menghubungi Ningrum sebab hand phone Ningrum masih sibuk.
“Hah? Terus kita harus ke sana lagi Mas?” tanya Pungki dengan nada dan ekspresi wajah takut, panik dan khawatir campur aduk.
“Iya Pung, harus cepat cepat sebelum Andien dipaksa menjadi istri Pangeran Dewa Anum. “ ucap Syahrul dengan nada serius.. Pungki yang mendengar menjadi pucat pasi wajah nya dan lemas tubuhnya.. Dia yang masih duduk di atas sajadah dekat tempat tidur langsung menyandarkan tubuh lemasnya di tepi tempat tidur.
“Kenapa harus Andien? Bagaimana cara menyelamatkan mas?” gumam Pungki dengan lemas...
“Di sana ngeri sekali penuh tipu daya, dan kita tidak bisa terhubung saat di kerajaan jin itu.” Ucap Pungki mengingat pengalamannya waktu itu yang kotoran saja bisa terlihat bagai emas di matanya. Dan dia tidak bisa melihat teman teman nya saat di sana.
“Apa aku bisa menyelamatkan Andien, melihat mas Syahrul, Fatima dan Pak Hasto yang sama sama ke sana saja aku waktu itu tidak bisa. Apalagi Andien yang disandera pasti dalam perlindungan ketat.” Ucap Pungki dengan nada sedih..
“Mas Syahrul mungkin salah dengar Mas..” gumam Pungki yang berusaha menolak kenyataan..
“Benar Pung. Kakek Jin tahu karena kerajaan jin di tempat Kakek juga diundang untuk menghadiri pesta pernikahan Pangeran Dewa Anum.” Ucap Syahrul dengan nada serius. Mata Pungki melebar mendengar kalimat Syahrul dia pun kini menegak kan duduknya yang tadi lemes menyandar.
“Undangan pernikahan? Kalau Jin undangannya pakai apa Mas?” tanya Pungki yang benar benar ingin tahu..
“Ya pakai jin yang diutus Sang Ratu lah. Mosok pakai kertas undangan, di undang lewat chat kan juga tidak punya hand phone Pung.” Ucap Syahrul sambil mencoba menghubungi Ningrum lagi tetapi belum juga bisa.
“Dan pernikahan diundur kata Kakek, karena Pangeran Dewa Anum mengamuk akibat Fatima sudah tidak gadis lagi. Katanya Kakek Jin begitu, jadi masih ada waktu karena di sana sedang memperbaiki pelaminan dan semua yang sudah dirusak oleh Pangeran Dewa Anum.” Ucap Syahrul masih dengan nada serius.
“Terus kalau kamu mau menyelamatkan Andein, kamu harus puasa dan laku batin Pung. Apa kamu sanggup?” tanya Syahrul sambil menatap tajam Pungki yang masih terlihat lemas dan pucat..
Pungki tampak berpikir pikir, dan sesaat kemudian Pungki menatap Syahrul ..
“Aku sanggup Mas. Nanti kalau kita ke kerajaan jin bisa terhubung tidak berpisah lagi kan jika aku puasa dan laku batin.” Ucap Pungki dengan nada serius dia sanggup demi ingin menyelamatkan Andien sang gebetan baru nya.
“Insyaallah Pung..” ucap Syahrul dengan nada serius.. Pungki tampak lega hatinya..
“Tetapi ada satu syarat yang mungkin agak berat.” Ucap Syahrul kemudian..
“Apa itu Mas?” tanya Pungki kepo..
“Kamu harus makan kunyit mentah sepanjang janur..” ucap Syahrul sambil menatap Pungki..
“Mas kalau kali ini aku kira ini hanya Mas Syahrul mau ngeprank aku aja.” Ucap Pungki dengan mimik muka tidak percaya pada ucapan Syahrul.
“Buat apa aku ngeprank kamu dalam situasi gawat begini.” Ucap Syahrul sambil mengusap usap layar hand phone miliknya untuk menghubungi Ningrum. Dan kali ini panggilan suara nya bisa terhubung dengan Ningrum..
“Janurnya milih yang pendek boleh ga Mas?” tanya Pungki mencoba bernegosiasi.
“Semakin panjang janur nya akan semakin baik Pung. Terus kunyitnya juga dipilih yang tua yang kata orang empu nya. Paling tidak yang sebesar jari tangan orang dewasa..” ucap Syahrul tanpa menatap Pungki sebab menunggu panggilan suara nya diterima oleh Ningrum.
“Jari kelingking boleh Mas.” Ucap Pungki yang masih berusaha untuk menawar lagi.
Kali ini Syahrul tidak menjawab sebab panggilan suaranya sudah diterima oleh Ningrum..
“Mas, orang tua Andien akan datang. Paling nanti tiga jam lagi sampai. Mas Syahrul nanti ke rumah ku ya ikut menemui orang tua Andien.” Suara Ningrum di balik hand phone milik Syahrul sebab Mamanya Andien sudah menghubungi Ningrum menyampaikan kabar akan datang.
“Iya Ning, nanti aku akan datang. Terus benar Andien di kerajaan jin Pangeran Dewa Anum, dia akan diperistri Pangeran Jin. “ ucap Syahrul dengan nada serius tetapi Se saat kemudian terdengar suara isakan tangis Ningrum di balik hand phone milik nya..
“Ning jangan sedih, aku dan Pungki akan menolong Andien.” Ucap Syahrul lagi.
Sesaat terdengar suara adzan subuh berkumandang...
“Ning sudah subuh, kita sembahyang dulu. Habis itu kamu istirhat sebentar agar nanti bisa menemui orang tua Andien dengan baik.” Ucap Syahrul selanjutnya dan Pungki tampak membulat matanya mendengar orang tua Andien akan datang..
“Calon mertua datang.” Gumam Pungki dalam hati...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
ᴊʀ ⍣⃝☠️
whoooooy....
calon mertua y🤣
2024-07-09
1
ᴊʀ ⍣⃝☠️
bisa merah ini mukanya pungki🤣
2024-07-09
0
ᴊʀ ⍣⃝☠️
kalau bener bener cinta jangankan yg hanya berpuasa, gunung tinggipun pasti di daki🤣
2024-07-09
0