Bab. 13.

“Mas...” bisik lirih Pungki lagi sebab Syahrul malah menyendok lagi makanannya.. dan belum juga menjawab pertanyaan dari Pungki..

Pungki memalingkan wajah nya dari Syahrul yang sedang mengunyah makanan yang tampak Syahrul begitu menikmati itu. Masakan dari keluarga Bu Kades itu terasa sangat pas di lidahnya, mungkin juga karena dia sedang kasmaran dengan Ningrum.

Beberapa saat kemudian Syahrul sudah menelan makanannya dan Pungki pun kembali menoleh untuk menunggu jawaban..

“Nanti aku katakan Pung. Biar aku habiskan makanan ini. Tidak baik makan sambil bicara.” Ucap Syahrul lalu kembali menyendok makanannya.

“Siapa yang menyuruh makan sambil bicara, ya jelas nyemprot nyemprot.. Di telan dulu baru bicaralah kepada ku.” Ucap Pungki yang sudah tidak sabar..

“Pung, laku batin, puasa itu tidak hanya menahan rasa lapar dan haus tetapi juga harus bersabar bisa menahan emosi...” ucap Syahrul lalu memasukkan lagi makanan yang sudah disendok ke dalam mulut.

“Heran kalau omong memberi nasihat bisa tetapi untuk menjawab pertanyaan ku katanya masih makan.” Gumam Pungki. Dan Syahrul masih terus melanjutkan makannya. Pungki pun harus bersabar menunggu Syahrul selesai makan.

Setelah Syahrul selesai makan beberapa menit kemudian terdengar suara adzan berkumandang. Orang orang pun mulai keluar dari pendopo untuk menuju ke masjid.

“Ayo Pung, nanti sambil jalan aku katakan..” ucap Syahrul yang sudah berdiri lagi di dekat tempat duduk Pungki. Pungki bangkit berdiri dan dia melangkah di samping Syahrul..

Mereka berdua melangkah keluar dari pendopo dan terus berjalan di belakang orang orang yang keluar dari pintu halaman rumah Pak Kades menuju ke masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah Pak Kades. Jadi mereka semua hanya berjalan kaki saja. Pak Kades, Pak Hasto, Papanya Andien dan Rico juga berjalan kaki.

“Ayo Mas katakan sekarang.” Ucap Pungki di saat mereka berdua sudah berjalan di pinggir jalan.

“Pung kamu tahu kan kalau manusia itu adalah ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya di banding ciptaan Allah yang lainnya.” Ucap lirih Syahrul sambil menoleh ke arah Pungki.

“Iya.” Jawab Pungki singkat.

“Jadi kalau kamu nanti bisa melihat makluk makluk gaib itu ya jangan takut. Mereka paling hanya ingin berkenalan dengan kamu atau hanya iseng saja macam jin kera yang tiba tiba nempel di tubuh tukang bakso. Dia tidak mencekik kamu kan.” Ucap Syahrul sambil terus berjalan..

“Iya sih Mas, tapi waktu di kamar Ningrum itu jin kera besar macam mau mencekik aku loh..” ucap Pungki lagi mengikat kejadian waktu di kost tiga gadis manis.

“Iya itu karena di saat mereka dalam kondisi marah. Aku pun juga sempat dihempaskan tubuh ku. Tetapi kamu juga harus ingat Allah akan selalu melindungi kita jika kita selalu dekat dengan Dia. Maka kita harus selalu mendekatkan diri pada Nya.. seperti sekarang ini kita melakukan sembahyang berkomunikasi dengan Allah.. melakukan puasa dan laku batin untuk mendekatkan diri kita pada Allah.. agar zona kita selalu berada di dalam zona aman perlindungan Nya. Begitu.” Ucap Syahrul dan Pungki terus melangkah di sampingnya sambil telinga nya mendengarkan ceramah dari mulut Syahrul.

“Berarti benar ya Mas aku akan melihat makluk makluk gaib setelah aku selesai menjalankan syarat.” Ucap Pungki sambil menoleh ke arah Syahrul. Dan Syahrul pun menganggukkan kepalanya.

Sesaat kemudian...

“Kamu jangan takut Pung, dan setelah kamu menjalankan syarat itu tidak dalam artian kamu sudah selesai. Laku batin itu harus terus menerus.” Ucap Syahrul..

“Dan jangan kamu lakukan lalu batin ini karena semata mata demi Andien.. Tetapi harus kamu lakukan benar benar karena kamu ingin mendekatkan diri pada Allah. Dan kamu lakukan untuk membantu sesama umat, tidak pilih kasih.” Ucap Syahrul lagi sambil terus melangkah.

“Mas, tapi pegawai Pak Kades tadi bilang katanya bisa gila atau bahkan bisa mati.” Ucap Pungki sambil menoleh lagi ke arah Syahrul..

Syahrul menepuk pundak Pungki dengan pelan...

“Mantap kan hati kamu, jika semua itu demi Allah dan demi suatu kebaikan kita akan selamat dunia akhirat.. Insyaallah kita akan selalu dipenuhi oleh rahmat dan keberkahan Nya...” ucap Syahrul kemudian..

Sesaat mereka sudah memasuki halaman masjid, sudah banyak orang orang masuk ke dalam masjid. Halaman masjid yang luas dan ada pohon pohon rindang tumbuh di halaman itu semakin memberi rasa sejuk orang orang yang berada di lokasi masjid itu.. meskipun di saat itu matahari bersinar dengan terik, menguji orang yang sedang berpuasa.

Mereka semua sembahyang dengan khusyuk, berdoa untuk keamanan desa mereka, berdoa untuk keselamatan Andien yang sedang dalam kuasa Ratu jin.

Beberapa waktu kemudian mereka pun telah selesai sembahyang.. Papanya Andien yang berada di dekat Pak Hasto dan Pak Kades menoleh ke arah Pak Kades dan Pak Hasto.

“Pak, saya setuju mencari Andien di kerajaan jin itu. Rico sudah mendapat penjelasan dari Bapak polisi bahwa semua CCTV dalam kondisi baik dan tidak ada orang orang yang dicurigai melakukan penculikan pada Andien.” Ucap Papanya Andien dengan serius.

“Baiklah Pak, kami akan tetap terus memantau tempat tempat di sini, siapa tahu Andien dikembalikan oleh jin itu.” Ucap Pak Kades.

“Saya siap membantu Pak, semoga bisa cepat berhasil.” Ucap Pak Hasto sambil menepuk nepuk pundak Papanya Andien.

“Terima kasih. Saya akan segera mengatakan pada istri saya, tentang rencana ini.” Ucap Papanya Andien. Mereka semua pun keluar dari masjid dan kembali melangkah menuju ke rumah Pak Kades..

Dalam perjalanan ke rumah Pak Kades, kini Papanya Andien berjalan di samping Syahrul, mereka berdua sambil berjalan membicarakan rencana keberangkatan mereka ke Nusa Tenggara Barat. Pungki yang tidak diajak berbincang bincang melangkah di belakang mereka di samping Pak Hasto..

Sesaat ada sebuah mobil melewati mereka semua dan tIba tiba mobil itu memperlambat lajunya dan jendela kaca pun terbuka..

Tampak wajah Ndaru tersenyum sambil melambaikan tangan nya.. Hati Pungki pun merasa lega...

“Mau ikut mobil tidak?” teriak Ndaru yang duduk di belakang jok kemudi.

Pak Hasto yang berjalan di samping Pungki menoleh ke arah Pungki.

“Pung kamu kan puasa ikut mobil Ndaru tidak? Sana kalau mau ikut, Kalau aku mau jalan kaki saja... “ ucap Pak Hasto..

“Saya juga jalan kaki saja Pak.” Ucap Pungki sambil terus melangkah di samping Pak Hasto.

“Benar? Nanti kalau pas di jalan yang tidak ada pohon peneduh panas terik loh.. matahari siang ini benar benar sangat terik.” Ucap Pak Hasto dan tampak mobil masih berjalan pelan pelan..

“Benar Pak saya jalan kaki saja.. ini ujian buat yang sedang puasa Pak.” Ucap Pungki dengan mantap. Dan Pak Hasto pun melambaikan tangan pada Ndaru sebagai kode mereka tetap jalan kaki tidak menumpang mobil.

“Hmmm yang penting Ndaru sudah muncul nanti aku bisa omong langsung buat pinjam uang untuk pergi ke Nusa Tenggara Barat. Papanya Andien tampak cuek saja ke aku, mungkin yang diongkosi jalan Cuma Mas Syahrul.” Gumam Pungki di dalam hati.

Terpopuler

Comments

Lilik Farihah

Lilik Farihah

pungki ini orang e ngeyel..gk sabaran dan gampang lapar

2024-12-06

0

Nit_Nit

Nit_Nit

kok ipung thor?

2024-07-15

0

Tuxepos Jasmine

Tuxepos Jasmine

semangat up nya kak.....pungki jg semangat yahh buat selametin andien...smoga kalian berjodoh ky ndaru sm fatima

2024-07-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!