Kini fajar hari pun telah datang dan Pungki sudah berniat untuk puasa meskipun dini hari tadi hanya minum air mineral.
“Pung aku mau sarapan sebentar dan pamit pada Pak dan Bu Hasto setelah itu kita ke rumah Ningrum.” Ucap Syahrul yang sudah mandi dan berpenampilan rapi. Dia pun juga dalam mode jaga performa diri di depan orang tua Ningrum.
“Mas Syahrul tidak puasa?” tanya Pungki tampak sedikit kecewa karena sendirian puasa.
“Hari ini pas tidak Pung.” Ucap Syahrul lalu meraih hand phone di atas nakas dan memasukkan pada saku kemejanya.
“Aku tunggu di sini ya Mas, nanti kalau mau pamit Pak dan Bu Hasto kabari aku.” Ucap Pungki sambil menatap Syahrul. Pungki tidak ingin masuk ke ruang makan agar lambungnya tidak tergoda oleh aroma makanan atau pun aroma sedap kopi di pagi hari.
“iya Pung, semoga mereka sudah bangun.” Ucap Syahrul lalu dia melangkah keluar dari kamar untuk menuju ke ruang makan yang ada di hotel itu, yang sudah siap menyediakan sarapan pagi setelah subuh.
Saat sampai di ruang makan Syahrul mengambil kopi dan sarapan seperlunya. Baru saja Syahrul mendudukkan pantatnya di kursi makan, terlihat Pak Hasto dan Bu Hasto ( mereka berdua telah resmi rujuk sebelum pernikahan Fatima dan Ndaru) melangkah masuk ke ruang makan itu. Mereka berdua tampak sudah tampil rapi.
“Selamat pagi Pak, Bu..” sapa Syahrul saat kedua orang tua Ndaru itu sudah di dekatnya.
“Selamat pagi Rul, mana Pungki..” ucap Pak Hasto dan Bu Hasto secara bersamaan.
“Pungki puasa.” Jawab Syahrul dan orang tua Ndaru itu pun mengernyitkan keningnya.. terutama Pak Hasto karena dia selalu melihat Pungki banyak makan.
“Ooooh.. “ gumam Pak Hasto selanjutnya dan mereka berdua pun lalu duduk di kursi satu meja dengan Syahrul dan pelayan hotel pun datang mendekat untuk melayani mereka berdua.
“Pak Bu, nanti habis sarapan saya dan Pungki akan ke rumah Ningrum ada masalah penting..” ucap Syahrul setelah menelan makanannya.
“Ada masalah apa?” tanya Pak Hasto dan Bu Hasto sambil menatap Syahrul.
“Andien hilang dibawa Jin ke kerajaan jin.” Jawab Syahrul dengan nada serius.
“Hah?” ucap Pak Hasto tampak kaget dan bersamaan itu Bu Hasto pun juga kaget dan menyebut asma Allah.. “ Ya Allah lindungi Andien...”
“Nanti kami menyusul ke sana Rul, ini beberapa famili dan kenalan mau datang lagi ke sini. Meskipun tidak mengundang saat mereka tahu Ndaru kemarin menikah mereka ingin mengucapkan selamat dan ingin berkenalan dengan istrinya Ndaru. “ ucap Pak Hasto sambil menatap Syahrul.
“Baik Pak.” Jawab Syahrul dengan santun.
“Kamu bisa minta tolong sopir hotel untuk mengantar.. cepat kalian ke sana. Ningrum dan keluarga nya pasti sangat khawatir. Kalau ada perlu apa apa kalau aku bisa bantu aku akan membantu. Jangan sungkan sungkan untuk mengabari aku. Masalah ini muncul karena ada hubungannya juga dengan masalah keluarga ku.” Ucap Pak Hasto dengan serius lagi dan Bu Hasto pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Sebab dirinya dulu yang sangat keukeuh jika Dewa anaknya tersesat di kerajaan jin.
Syahrul pun lantas mengambil hand phone dari saku bajunya untuk menghubungi Pungki agar siap siap untuk pergi ke rumah Ningrum dan berpamitan dengan Pak Hasto dan Bu Hasto yang berada di ruang makan. Sebab beliau berdua menunggu famili dan kerabat yang datang dan pamit pulang di ruang itu.. Beberapa famili sudah datang kemarin dan juga turut menginap di hotel itu.
Beberapa menit kemudian Pungki masuk ke ruang makan itu. Wajah Pungki tampak pucat karena kurang tidur dan puasa.. Pak Hasto yang melihat Pungki tampak khawatir.. Aroma lezat makanan dan harum sedap kopi dan minumam hangat lainnya sangat menggoda niat Pungki untuk berpuasa..
“Tahan.. tahan... tahan.. demi Andien..” gumam Pungki sambil terus melangkah menuju ke meja Pak Hasto, Bu Hasto dan Syahrul.. Pungki benar benar menahan diri agar saliva nya tidak keluar dari lidahnya.
“Pung kalau sakit jangan puasa dulu...” ucap Pak Hasto saat Pungki menyalami untuk berpamitan..
“Iya Pung, kalau sakit malah repot nanti..” ucap Bu Hasto menimpali..
Pungki tersenyum akan tetapi dia bergumam di dalam hati.. “Tahan tahan... Jangan terbujuk godaan....” gumaman Pungki terhenti sampai di situ saja karena dia tidak mungkin berani mengatakan Pak Hasto dan Bu Hasto sebagai setan.
“Insyaallah saya sehat dan tidak sakit Pak Bu..” ucap Pungki sambil tersenyum manis. Syahrul yang telah berdiri pun menepuk nepuk pundak Pungki. Dan kedua pun setelah berpamitan keluar dari ruang makan untuk menuju ke mobil hotel yang sudah siap mengantar mereka berdua ke rumah Ningrum.
"Nanti pulang dari rumah Ningrum kita ke pasar beli kunir, Pung ." ucap Syahrul sambil terus melangkah di samping Pungki. Dan Pungki pun hanya diam saja hanya bisa nurut pada Syahrul demi menyelamatkan Andien.
Sementara itu di tempat lain... Andien yang masih memakai baju piama tidur itu membukakan kedua matanya.. kini dia terbaring di suatu kursi taman yang panjang. Kursi itu berwarna keemasan sangat indah dan elegan..
“Aku di mana?” gumam Andien di dalam hati.. kedua matanya pun menatap keadaaan sekitarnya.. telinga nya mendengar suara gemericik air.
“Taman bunga yang sangat indah...” gumam Andien saat melihat sekitarnya tampak bunga bunga warna warni sangat indah yang sedang bermekaran.. Aroma harum bunga segar pun tercium di hidungnya..
“Apa aku di surga? Apa aku sudah mati?” gumam Andien lalu dia mengingat ingat apa barusan yang telah terjadi pada dirinya..
“Iya mungkin aku sudah mati karena sakit jantung akibat kaget melihat hantu di rumah Mbak Ningrum..” gumam Andien lagi saat ingat terakhir kali dia kaget melihat sosok bayang bayang putih sangat besar melayang dan tidak jelas wajah dan bentuknya..
“Hiks... hiks... hiks... Mama .. Papa.... hu.... hu.... hu.... hu... aku sudah mati Ma... Pa... hu... hu...hu....” ucap Andien sambil menangis tersedu sedu, dia belum rela jika berpisah dengan Mama dan Papa.
“Maaf in Andien Ma.. Pa.. Andien belum bisa membalas kebaikan dan jasa Mama Papa, tapi Andien sudah mendahului mati.. Maaf in Andien membuat Mama dan Papa habis keturunannya hu...hu... hu... “ ucap Andien masih menangis tersedu sedu..
“Hu.... hu... hu... hu... di surga meskipun indah ternyata sepi hanya sendirian hu... hu... hu... “ ucap Andien lagi sambil menghapus air mata yang terus meleleh.. Se saat telinga Andien mendengar suara langkah yang mendekat. Andien pun berhenti menangisnya meskipun masih tersisa isakan tangis nya.
Andien menoleh dan melotot matanya saat melihat sosok yang datang mendekati dia..
“Siapa dia? Di mana aku sebenarnya?” gumam Andien dalam hati, dia pun benar benar sangat bingung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
ᴊʀ ⍣⃝☠️
gimana sih rasanya disurga?
2024-07-09
1
Nit_Nit
Semoga kuat kamu pung n dpt menyelamatkan andin
2024-07-09
3